SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SPO PEMASANGAN NGT
OLEH KELOMPOK 2:
• MEGA GAYO
• VICTORYA BAMBUNG
• AUXILIA DENDENG
• CITISEN OGA
• SELVIE LOBI
• RANNY SAMBUAGA
• VOLTA LUKAS
• MEISKE DAVID
• AGIBSON RARUM
PENGERTIAN
NGT adalah kependekan dari
Naso Gastric Tube. Alat ini
adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutrisi cair dengan
selang plastic yang dipasang
melalui hidung sampai lambung.
Dewasa
Ukurannya no 14-20
Anak-anak
Ukurannya no 8-16
Bayi
Ukurannya no 5-7
SELANG NGT DARI
BAHAN SILICON
SELANG NGT DARI
BAHAN KARET
SELANG NGT DARI
BAHAN PLASTIC
INDIKASI
Pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai
berikut:
 Pasien tidak sadar (koma)
 Pasien karena kesulitan menelan
 pasien yang keracunan
 pasien yang muntah darah
 Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
 Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis
esofagus, tumor mulut atau faring atau esofagus, dll
 Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
 Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
TUJUAN PEMASANGAN NGT
 Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada
dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)
 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien
yang mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan
cairan atau nutrisi)
 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien
tidak sadar
 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami
muntah darah atau pendarahan pada lambung
 Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung
 Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
 Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah
muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia)
KONTRAINDIKASI
PEMASANGAN NGT
 Pada pasien yang memiliki
tumor di rongga hidung atau
esophagus
 Pasien yang mengalami cidera
serebrospinal
 Pasien dengan trauma cervical
 Pasien dengan fraktur facialis
PENGKAJIAN
Pengkajian harus berfokus pada:
 Instruksi dokter tentang tipe
slang dan penggunaan slang
 Ukuran slang yang digunakan
sebelumnya, jika ada
 Riwayat masalah sinus atau
nasal
 Distensi abdomen, nyeri atau
mual
PERSIAPAN ALAT
Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;
 Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat
kondisi pasiennya
 Handscun bersih
 Handuk kecil
 Perlak
 Bengkok
 Jelli atau lubricant
 spuit 50 cc – 100 cc
 Stetoskop
 Tongue spatel
 Plaster
 Pen light
 Gunting
 Klem
 Baskom berisi air
SELANG NGT HANDSCOON HANDUK KECIL
PERLAK BENGKOK JELLY/LUBRICANT
SPUIT 50-100CC STETOSKOP TONGUE SPATEL PLESTER
PEN LIGHT GUNTING KLEM BASKOM
BERISI AIR
LANGKAH PEMASANGAN NGT
 Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas
termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga
ukuran selang NGT
 Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT
dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan
 Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara
etika perawat saat memasang NGT berada di sebelah kanan pasien
 Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
 Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan
bernapas secara normal dengan menutup salah satu
hidung. Kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien
sadar)
 Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper
ekstensi
 Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien
muntah
 Letakkan bengkok di dekat pasien
 Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan
metode:
 Metode tradisional
 Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian
bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus
 Metode Hanson:
 Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan
pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan
dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda
tradisional
 Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas
selang yang akan dimasukkan
 Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
 Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan
instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi
 Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai
epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala
pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar-benar masuk dengan pen light jika
ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
 Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk
lambung atau trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10
cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila
ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung.
Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi.
 Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang
teraspirasi
 Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah
fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang
supaya udara tidak masuk
 Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
 Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien
atau keluarga.
 Cuci tangan
 Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
 Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah
mencapai waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
DOKUMENTASI
Catat hal-hal berikut pada lembar
dokumentasi:
 Tanggal dan waktu insersi slang
 Warna dan jumlah drainase
 Ukuran dan tipe slang
 Toleransi klien terhadap
prosedur
KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
• Sondenya tersumbat
• Dislokasi dari sonde, misalnya karena
ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan
plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
• Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu
cepat.
• Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
• Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak
sempurna.
KOMPLIKASI..
3.Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya
kedudukan sonde
• Yang menyerupai jerat
• Yang menyerupai simpul
• Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau
jejunum. Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
• Diare
• Perut terasa penuh
• Enteral
• Perencanaan keperawatan dari komplikasi yang
terjadi di usus, pemberian nutrisi enteral harus
dilakukan secara bertahap
SPO pemasangan NGT

More Related Content

What's hot

Prosedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusProsedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusYanzhe River's
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalRobertus Arian Datusanantyo
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettIrwan Sutoyo
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasienFauzan Azima
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanUwes Chaeruman
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 

What's hot (20)

Prosedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusProsedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan Infus
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Prosedur pemasangan kateter slideshare
Prosedur pemasangan kateter slideshareProsedur pemasangan kateter slideshare
Prosedur pemasangan kateter slideshare
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ett
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasien
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Pemasangan infus
Pemasangan infusPemasangan infus
Pemasangan infus
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 

Similar to SPO pemasangan NGT

Similar to SPO pemasangan NGT (20)

Pemasangan ngt
Pemasangan ngtPemasangan ngt
Pemasangan ngt
 
Nasogastrik tube
Nasogastrik tubeNasogastrik tube
Nasogastrik tube
 
Pemasangan sonde (ngt) pada bayi
Pemasangan sonde (ngt) pada bayiPemasangan sonde (ngt) pada bayi
Pemasangan sonde (ngt) pada bayi
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
NARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docxNARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docx
 
Memasukkan Tiub Ryle dan NGT
Memasukkan Tiub Ryle dan NGTMemasukkan Tiub Ryle dan NGT
Memasukkan Tiub Ryle dan NGT
 
Post operasi wsd
Post operasi wsdPost operasi wsd
Post operasi wsd
 
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNAPost operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxwsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
 
6. HUKNA.pdf
6. HUKNA.pdf6. HUKNA.pdf
6. HUKNA.pdf
 
INTUBASI
INTUBASIINTUBASI
INTUBASI
 
Kasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour keKasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour ke
 
dokumen.tips_intubasi-endotracheal-ppt.ppt
dokumen.tips_intubasi-endotracheal-ppt.pptdokumen.tips_intubasi-endotracheal-ppt.ppt
dokumen.tips_intubasi-endotracheal-ppt.ppt
 
Pemasangan nasogastrik tube
Pemasangan nasogastrik tubePemasangan nasogastrik tube
Pemasangan nasogastrik tube
 
Nota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan CemasNota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan Cemas
 
Penatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan NafasPenatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan Nafas
 
PRESENTASI Resusitasi Neonatus
PRESENTASI Resusitasi NeonatusPRESENTASI Resusitasi Neonatus
PRESENTASI Resusitasi Neonatus
 
Memasang NGT.docx
Memasang NGT.docxMemasang NGT.docx
Memasang NGT.docx
 

More from Victorya Bambung

More from Victorya Bambung (12)

Askep kala iv
Askep kala ivAskep kala iv
Askep kala iv
 
Trauma tumpul
Trauma tumpulTrauma tumpul
Trauma tumpul
 
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partumAdaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
 
PSORIASIS
PSORIASISPSORIASIS
PSORIASIS
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
Stress
StressStress
Stress
 
Chicken pox
Chicken poxChicken pox
Chicken pox
 
12 saraf kranial
12 saraf kranial12 saraf kranial
12 saraf kranial
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIFPENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
 
Kekurangan Gizi
Kekurangan GiziKekurangan Gizi
Kekurangan Gizi
 
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosialManusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

SPO pemasangan NGT

  • 1. SPO PEMASANGAN NGT OLEH KELOMPOK 2: • MEGA GAYO • VICTORYA BAMBUNG • AUXILIA DENDENG • CITISEN OGA • SELVIE LOBI • RANNY SAMBUAGA • VOLTA LUKAS • MEISKE DAVID • AGIBSON RARUM
  • 2. PENGERTIAN NGT adalah kependekan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
  • 3. Dewasa Ukurannya no 14-20 Anak-anak Ukurannya no 8-16 Bayi Ukurannya no 5-7
  • 4. SELANG NGT DARI BAHAN SILICON SELANG NGT DARI BAHAN KARET SELANG NGT DARI BAHAN PLASTIC
  • 5. INDIKASI Pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:  Pasien tidak sadar (koma)  Pasien karena kesulitan menelan  pasien yang keracunan  pasien yang muntah darah  Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut  Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut atau faring atau esofagus, dll  Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus  Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
  • 6. TUJUAN PEMASANGAN NGT  Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)  Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)  Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar  Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung  Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung  Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia  Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)
  • 7. KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT  Pada pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esophagus  Pasien yang mengalami cidera serebrospinal  Pasien dengan trauma cervical  Pasien dengan fraktur facialis
  • 8. PENGKAJIAN Pengkajian harus berfokus pada:  Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang  Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada  Riwayat masalah sinus atau nasal  Distensi abdomen, nyeri atau mual
  • 9. PERSIAPAN ALAT Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;  Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya  Handscun bersih  Handuk kecil  Perlak  Bengkok  Jelli atau lubricant  spuit 50 cc – 100 cc  Stetoskop  Tongue spatel  Plaster  Pen light  Gunting  Klem  Baskom berisi air
  • 10. SELANG NGT HANDSCOON HANDUK KECIL PERLAK BENGKOK JELLY/LUBRICANT
  • 11. SPUIT 50-100CC STETOSKOP TONGUE SPATEL PLESTER PEN LIGHT GUNTING KLEM BASKOM BERISI AIR
  • 12. LANGKAH PEMASANGAN NGT  Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran selang NGT  Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan  Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang NGT berada di sebelah kanan pasien  Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan  Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung. Kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar)  Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi  Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah  Letakkan bengkok di dekat pasien
  • 13.  Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan metode:  Metode tradisional  Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus  Metode Hanson:  Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional  Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan  Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm  Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi  Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar-benar masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
  • 14.  Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi.  Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi  Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk  Evaluasi pasien setelah terpasang NGT  Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.  Cuci tangan  Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan  Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
  • 15. DOKUMENTASI Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:  Tanggal dan waktu insersi slang  Warna dan jumlah drainase  Ukuran dan tipe slang  Toleransi klien terhadap prosedur
  • 16. KOMPLIKASI 1. Komplikasi mekanis • Sondenya tersumbat • Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung. 2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi. • Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat. • Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih • Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
  • 17. KOMPLIKASI.. 3.Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde • Yang menyerupai jerat • Yang menyerupai simpul • Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum. Hal ini dapat langsung menyebabkan diare. 4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi • Diare • Perut terasa penuh • Enteral • Perencanaan keperawatan dari komplikasi yang terjadi di usus, pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap