SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Distribusi PeluangVariabel Acak Kontinu
Variabel Acak Kontinu memiliki nilai
berupa bilangan real sehingga nilai-nilai
variabel acak kontinu 𝑋 dinyatakan dalam
bentuk interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 atau batas-batas lain. Nilai-
nilai fungsi variabel acak kontinu pada interval π‘Ž <
𝑋 < 𝑏 jika digambarkan berupa sederetan titik yang
bersambung membentuk suatu kurva seperti
gambar di samping.
Kurva yang diperoleh dengan cara
seperti di atas dinamakan fungsi peluang atau
fungsi kepadatan peluang variabel acak kontinu.
Peluang variabel acak kontinu pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 diwakili oleh daerah yang diarsir
padagambar. Misalkan 𝑓(π‘₯) merupakanfungsi peluangvariabel acak kontinu 𝑋. Fungsi 𝑓(π‘₯)
memiliki sifat-sifat berikut.
a. 0 ≀ 𝑓(π‘₯) ≀ 1 untuk setiap π‘₯
b. Luas daerah di bawah kurva 𝑓(π‘₯) sama dengan 1
c. Peluang variabel acak 𝑋 pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 sama dengan luas daerah di bawah
kurva 𝑓(π‘₯) yang dibatasi oleh garis π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏. Peluang variabel acak 𝑋 pada
interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 dinyatakan dengan 𝑃(π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏) = ∫ 𝑓(π‘₯)
𝑏
π‘Ž
𝑑π‘₯
Pada fungsi peluang kontinu, berlaku
o 𝑃( 𝑋 ≀ π‘Ž) = 𝑃(𝑋 < π‘Ž)
o 𝑃( 𝑋 β‰₯ 𝑏) = 𝑃(π‘₯ > 𝑏)
o 𝑃( π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏) = 𝑃( π‘Ž ≀ 𝑋 < 𝑏) = 𝑃( π‘Ž < 𝑋 ≀ 𝑏) = 𝑃(π‘Ž < 𝑋 < 𝑏)
Distribusi PeluangKumulatif Variabel Acak Kontinu
Misalkan 𝑋 adalah variabel acak kontinu dan 𝑓(π‘₯) yang terdefinisi pada interval π‘Ž ≀
𝑋 ≀ 𝑏 merupakan fungsi peluang variabel acak 𝑋, maka fungsi distribusi peluang kumulatif
dari variabel acak 𝑋 didefinisikan sebagai berikut.
Fungsi peluang distribusi kumulatif variabel acak 𝑋 pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 memiliki sifat-
sifat berikut.
a. Nilai 𝐹( π‘Ž) = 0 dan nilai 𝐹( 𝑏) = 0
b. Untuk π‘Ž ≀ π‘₯1 ≀ π‘₯2 ≀ 𝑏 diperoleh
𝐹( 𝑋) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫ 𝑓( π‘˜) π‘‘π‘˜
π‘₯
π‘Ž
1) Untuk nilai 𝐹(π‘₯1) ≀ 𝐹(π‘₯2)
2) Nilai 𝑃( π‘₯1 ≀ 𝑋 ≀ π‘₯2) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯2)βˆ’ 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯1) = 𝐹( π‘₯2)βˆ’ 𝐹( π‘₯1)
c. 0 ≀ 𝐹(π‘₯) ≀ 1 untuk setiap π‘₯
d.
𝑑𝐹(π‘₯)
𝑑π‘₯
= 𝑓(π‘₯)
Contoh. Variabel X dengan fungsi kepadatan peluang
𝑓( π‘₯) = {
π‘₯, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 < π‘₯ < 2
0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž
Tentukanlah
a. 𝑃(π‘₯ < 1)
b. 𝑃 (1 < π‘₯ <
3
2
)
c. 𝐹(π‘₯)
d. 𝑓 (
3
2
)
Jawab
a. 𝑃( π‘₯ < 1) = ∫ π‘₯
1
0
𝑑π‘₯ = [
1
2
π‘₯2
]
0
1
=
1
2
. 12
βˆ’
1
2
. 02
=
1
2
b. 𝑃 (1 < π‘₯ <
3
2
) = ∫ π‘₯
3
2
1
𝑑π‘₯ = [
1
2
π‘₯2
]
1
3
2
=
1
2
.
3
2
2
βˆ’
1
2
.12
=
9
8
βˆ’
1
2
=
5
8
c. 𝐹( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫ π‘₯
π‘₯
0
𝑑π‘₯ = [
1
2
π‘₯2
]
0
π‘₯
=
1
2
π‘₯2
βˆ’ 0 =
1
2
π‘₯2
𝐹( π‘₯) = {
0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ ≀ 0
1
2
π‘₯2
, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 < π‘₯ < 2
1 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ β‰₯ 2
d. 𝑓 (
3
2
) =
3
2
karena 𝑓(π‘₯) bukan peluang jadi nilainya bisa lebih dari 1
Contoh. Diketahui fungsi kepadatan peluang 𝑓( π‘₯) = {
1
8
π‘₯, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 ≀ π‘₯ ≀ 4
0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž
tentukan 𝐹(π‘₯)
Jawab.
𝐹( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫
1
4
π‘₯
0
π‘₯ 𝑑π‘₯ = [
1
8
π‘₯2
]
0
π‘₯
=
1
8
π‘₯2
βˆ’ 0 =
1
8
π‘₯2
𝐹( π‘₯) = {
0 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ < 0
1
8
π‘₯2
π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 ≀ π‘₯ ≀ 4
1 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ > 4
Contoh. Diketahui 𝑓( π‘₯) = {
π‘Žπ‘₯2
, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 1 < π‘₯ < 4
0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž
a. Tentukan nilai π‘Ž agar 𝑓(π‘₯) merupakan fungsi kepadatan peluang (fkp)
b. Untuk nilai π‘Ž yang didapat, tentukan 𝑃(2 < π‘₯ < 3)
Jawab.
a. Agar 𝑓(π‘₯) merupakan fungsi kepadatan pelaung maka ∫ 𝑓( π‘₯)
∞
βˆ’βˆž
𝑑π‘₯ = 1 β†’ ∫ π‘Žπ‘₯24
1
𝑑π‘₯ = 1
[
1
3
π‘Žπ‘₯3
]
1
4
= 1
1
3
π‘Ž. 43
βˆ’
1
3
π‘Ž. 13
= 1
64π‘Ž
3
βˆ’
1
3
π‘Ž = 1
63π‘Ž
3
= 1
π‘Ž =
1
21
Fungsi kepadatan peluang 𝑓( π‘₯) = {
1
21
π‘₯2
, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 1 < π‘₯ < 4
0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž
b. 𝑃(2 < π‘₯ < 3) = ∫
1
21
π‘₯23
2
𝑑π‘₯ = [
1
63
π‘₯3
]
2
3
=
1
63
. 33
βˆ’
1
63
. 23
=
27
63
βˆ’
8
63
=
19
63
Distribusi kemiringan
Sebuah kurva atau histogram yang tidak simetris melambangkan kemiringan
distribusi. Misalnya, distribusi untuk kurva yang tinggi di kiri dan memiliki ekor ke kanan
dikatakan miring positif (positively skewed). Demikian pula, distribusi untuk kurva yang
tinggi di sebelahkanan danmemiliki ekorke kiri adalah dikatakan miring negatif (negatively
skewed).
Dalam distribusi positif miring, ekor panjang berada di arah positif. Ini kadang-
kadang dikatakan miring ke kanan. Dalam distribusi miring negatif, ekor panjang berada di
arah negatif. Ini kadang-kadang dikatakan miring ke kiri.
Contoh. Klasifikasikan Distribusi Data
Tentukan apakah data {14, 15, 11, 13, 13, 14, 15, 14, 12, 13, 14, 15} kurvanya miring positif,
miring negatif, atau berdistribusi normal.
Jawab.
Buat tabel frekuensi untuk data. Kemudian gunakan tabel untuk membuat histogram.
Karena histogram tinggi di sebelah kanan dan memiliki ekor ke kiri, datanya miring negatif.
Fungsi Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal
Perhatikan kurva pada gambar di samping, kuva
berbentuklonceng(genta)dansimetris terhadap π‘₯ =
πœ‡. Kurva di atas sumbu 𝑋 dan mendekati sumbu 𝑋.
Variabel acak yang memiliki distribusi peluang
seperti gambar tersebut dinamakan variabel acak
normal. Fungsi peluang variabel acak normal
bergantung pada nilai rata-rata πœ‡ dan simpangan
baku 𝜎. Variabel acak 𝑋 yng memiliki peluang
berdistibusi normal dilambangkan dengan
𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎), dibaca 𝑋 berdistribusi normaldenganrata-rata πœ‡ dansimpangan baku 𝜎. Fungsi
peluang variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) didefinisikan sebagai berikut.
Dari kurva variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) diperoleh sifat-sifat distribusi normal sebagai berikut.
a. Kurva selalu di atas sumbu X dan simetris terhadap garis π‘₯ = πœ‡
b. Median = modus = nilai rata-rata πœ‡
c. Untuk π‘₯ β†’ ±∞kurvamendekati sumbu 𝑋 sehinggakurva memiliki asimtot sumbu X atau
y=0
d. Luas daerah di bawah kurva sama dengan 1
e. Peluag variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 sama dengan luas daerah di
bawah kurva 𝑓(π‘₯) yang dibatasi oleh garis π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏.
Peluang variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 dinyatakan dengan
𝑃( π‘Ž < 𝑋 < 𝑏) =
1
𝜎√2πœ‹
∫ 𝑒
βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
)
2𝑏
π‘Ž
𝑑π‘₯
Bentuk kurva ditentukan oleh nilai rata-rata πœ‡ dan simpangan baku 𝜎. Nilai rata-rata
menentukan letak simetri suatu kurva, sedangkan simpangan baku menunjukkan seberapa
jauh data tersebut tersebar.
a. Rata-rata sama, simpangan baku berbeda
b. Rata-rata berbeda, simpangan baku sama
c. Rata-rata berbeda, simpangan baku berbeda
𝑓( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) =
1
𝜎√2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
)
2
π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞
Perhatikan pula gambar berikut, gambar A dan B memiliki nilai rata-rata yang sama
dan simpangan baku berbeda, sedangkan gambar B dan C simpangan baku sama
tetapi nilai rata-rata berbeda.
Contoh. Perhatikan gambar berikut.
a. Manakah yang lebih besar rataan A atau B
b. Manakah yang lebih besar simpangan baku A atau B
jawab.
a. Garis simetri A adalah 15 dan garis simetri B adalah 12. Jadi nilai rata-rata A
lebih besar daripada nilai rata-rata B
b. Kurva B lebih memanjang dari kurva A, maka simpangan baku B lebih besar dari
A
Aturan Empiris
Bentuk kurva yang tidak memiliki kriteria di atas dikatakan memiliki distribusi tidak
simetris (distribusi menceng ke kiri atau menceng ke kanan). Fungsi kepadatan peluang
kurva normal di atas cukup rumit, maka untuk menghitung nilai peluang digunakan aturan
empiris yaitu dengan pendekatan luas yang membagi kurva normal menjadi tiga persentase
yaitu 68%, 95% dan 99,7% sehingga dikenal juga dengan aturan 68-95-99,7. Luas daerah di
bawah kurva sama dengan 1, tetapi jika dihitung luas daerah yang diarsir pada gambar di
samping diperoleh:
ο‚· Sekitar 68% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 𝜎) sampai ( πœ‡ + 𝜎)
ο‚· Sekitar 95% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 2𝜎) sampai ( πœ‡ + 2𝜎)
ο‚· Sekitar 99,7% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 3𝜎) sampai ( πœ‡ + 3𝜎)
Jika dibagi menjadi 6 bagian diperoleh kurva berikut
Latihan. Pak Adam memberi ujian 30 siswa materi Aljabar 2 di akhir semester pertama.
Skor itu terdistribusi secara normal dengan skor rata-rata 78 dan simpangan baku 6.
a. Berapa persen dari kelas yang akan Anda harapkan memiliki skor antara 72 dan 84?
b. Berapa persen dari kelas yang akan Anda berharap mendapat nilai antara 90 dan 96?
c. Kira-kira berapa banyak siswa memperoleh skor antara 84 dan 90?
Jawab.
a. Selisih dengan simpangan baku
π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž:
(72βˆ’78)
6
= βˆ’
6
6
= 1 dan π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ :
(84βˆ’78)
6
=
6
6
= 1
Koefisin dari 𝜎 adalah -1 dan 1
Hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 𝜎) sampai ( πœ‡ + 𝜎)
Dari daerah luas daerah yang diarsir pada gambar sekitar 68%
Jadi skor antara 72 dan 84 adalah 68,4%
b. Selisih dengan simpangan baku
π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž:
(90βˆ’78)
6
=
12
6
= 2 dan π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ :
(96βˆ’78)
6
=
18
6
= 3
Koefisin dari 𝜎 adalah +2 dan +3
Hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ + 2𝜎) sampai ( πœ‡ + 3𝜎)
Dari daerah luas daerah yang diarsir pada gambar sekitar 2,15%
Jadi skor antara 72 dan 84 adalah 2,15%
c. Selisih dengan simpangan baku
π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž:
(84βˆ’78)
6
=
6
6
= 1 dan atas
(90βˆ’78)
6
=
12
6
= 2
Koefisien dari 𝜎 adalah +1 dan +2
Persentase skor adalah 13,6%
Banyak siswa = 13,6% Γ— 1.800 = 244,8 = 245 siswa
Distribusi Normal Baku
Jika nilai πœ‡ = 0 dan 𝜎 = 1, diperoleh distribusi
normal baku (standar). Variabel acak Z berdistribusi
normal baku dengan 𝑍~𝑁(0,1). Fungsi peluang
variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) didefinisikan sebagai
𝑓( 𝑧) = 𝑃( 𝑍 = 𝑧) =
1
√2πœ‹
𝑒
βˆ’
1
2
𝑧2
π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ ∞ < 𝑧 < ∞
Kurva variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) seperti gambar di atas.
Fungsi distributif kumulatif variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) didefinisikan sebagai
Dengan mentransformasikan variabel acak X, di mana absis pada garis simetrinya
adalah 𝑋 = πœ‡ dari distribusi normal ke variabel Z dengan absis pada garis simterinya adalah
𝑋 = 0, diperolehdistribusi normal baku (distribusi normalstandar). Grafik distibusi normal
baku dengan absis sumbu simetri 𝑍 = 0 (berkaitan dengan 𝑋 = πœ‡ pada grafik distibusi
𝐹( 𝑧) = 𝑃( 𝑍 ≀ 𝑧) = ∫ 𝑓( 𝑧) 𝑑𝑧
𝑧
βˆ’βˆž
=
1
√2πœ‹
∫ π‘’βˆ’
1
2
𝑧2
𝑧
βˆ’βˆž
𝑑𝑧
normal) serta berturut-turut 𝑍 = Β±1, 𝑍 = Β±2 dan 𝑍 = Β±3, yang berkaitan dengan 𝑋 = πœ‡ Β±
𝜎, 𝑋 = 𝑋 = πœ‡ Β± 2𝜎, dan 𝑋 = πœ‡ Β± 3𝜎, ditunjukkan pada gambar berikut.
Transformasi dari distribusi normal dengan variabel acak 𝑋̅ = πœ‡, simpangan baku 𝜎 ke
distribusi normal baku yang telah dibuatkan tabelnya dengan variabel 𝑍 dan rata-ratanya
telah ditransformasikan ke 0 dengan menggunakan persamaan:
Bentuk di atas biasa disebut skor Z. Penting mengetahui perbedaan antara x dan z. Variabel
acak x disebut skormentah danmewakili nilai dalam ditribusi normaltidak baku, sedangkan
z mewakili nilai dalam distribusi normal baku.
Contoh. Berat badan siswa mempunyai distribusi normal dengan rata-rata = 60 dan deviasi
standar = 10. Tentukan nilai variabel normal baku bagi siswa yang memiliki berat badan 50
dan 70 !
Jawab.
Diketahui πœ‡ = 60 dan 𝜎 = 10
Untuk berat badan 50 diperoleh 𝑍 =
50βˆ’60
10
=
βˆ’10
10
= βˆ’1
Untuk berat badan 70 diperoleh 𝑍 =
70βˆ’60
10
=
10
10
= +1
MenentukanPeluang Variabel Acak
Jika variabel acak X telah ditrasnformasikan ke dalam variabel Z maka peluang dapat
dihitung dengan menentukan bagian-bagian luas dari distribusi normal baku dengan
menggunakan tabel distribusi normal baku. Cara menentukan bagian-bagian luas dari
distribusi simpangan baku sebagai berikut.
𝑍 =
𝑋 βˆ’ πœ‡
𝜎
1. Hitung persamaan Z dengan menggunakan rumus transformasi sampai dua tempat
desimal
2. Gambarkan kurvanya
3. Letakkan nilai Z pada sumbu horizontal, tarik garis vertikal sampai memotong kurva
4. Luas yang tertera dalam tabel distribsui normal adalah luas daerah antara garis
vertikal pada langkah 3 dengan garis vertikal yang ditarik dari titik nol
5. Dalam tabel, cari tempat nilai Z pada kolom paling kiri hingga cocok sampai satu
desimal sedangkan desimal keduanya dicari pada baris paling atas
6. Dari Z kolom kiri tarik garis horizontal ke kanan dan dari Z di baris atas tarik garis
vertikal ke bawah, maka pertemuan garis horizontal dan garis vertikal menunjukkan
bilangan yang luasnya dicari
7. Bilangan yang didapat harus ditulis dalam bentuk 0,xxxx (pecahan dalam bentuk
empat desimal). Karena luas total kurva = 1 dan kurva simetris terhadap garis
vertikal yang melalui Z=0, maka luas bagian di sisi kiri Z=0 sama dengan luas bagian
di sisi kanan Z=0, yaitu 0,5
Pada distribusi Z berlaku
ο‚· 𝑃( 𝑍 ≀ 𝑧) = 𝑃( 𝑍 < 𝑧)
ο‚· 𝑃( 𝑍 β‰₯ 𝑧) = 𝑃( 𝑍 > 𝑧)
Ada tujuh bentuk berbeda dari pernyataan peluang (probabilitas) yang mungkin kita
perlukan untuk menyelesaikan model distribusi normal baku, semuanya bisa diselesaikan
dengan bekerja mengguanakan tabel distribusi normal baku
Bentuk 1: 𝑷( 𝒁 < 𝒂) = 𝑷( 𝒁 ≀ 𝒂) dengan a bilanganpositif
Contoh. Jika 𝑍~𝑁(0,1) maka tentukan 𝑃( 𝑍 ≀ 0,23)
Jawab.
𝑍~𝑁(0,1) dibaca 𝑍 berdistibusi normal dengan πœ‡ = 0 dan 𝜎 = 1
Yang ditanyakan adalah peluang 𝑍 kurang dari 0,23 atau 𝑃( 𝑍 ≀ 0,23). Tanda ≀ atau <
sama saja
Kita akan cari 0,2 pada kolom paling kiri dan angka 3
pada baris atas hingga diperoleh bilangan 0,0910. Ini
berarti 𝑃(0 < 𝑍 < 0,23) = 0,0910
Luas kurva di samping
𝑃( 𝑍 ≀ 0,23) = 0,5 + 𝑃(0 < 𝑍 < 0,23) = 0,5 + 0,0910 = 0,5910
Bentuk 2: 𝑷( 𝒁 > 𝒂) = 𝑷( 𝒁 β‰₯ 𝒂) dengan a bilanganpositif
Contoh. Jika 𝑍~𝑁(0,1) maka tentukan 𝑃( 𝑍 > 1,23)
Jawab.
Kita akan cari 1,2 pada kolom paling kiri dan
angka 3 pada baris atas hingga diperoleh
bilangan 0,3907. Ini berarti 𝑃(0 < 𝑍 <
1,23) = 0,3907
Luas kurva di samping
𝑃( 𝑍 > 1,23) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 1,23)
= 0,5 βˆ’ 0,3907 = 0,1093
Bentuk 3: 𝑷( 𝒁 < 𝒂) = 𝑷( 𝒁 ≀ 𝒂) dengan a bilangannegatif
Contoh. tentukanlah nilai peluang 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7)
Jawab.
Yang ditanya adalah 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7). Tetapi tabel hanya tersedia 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) untuk 𝑧 > 0.
Dari gambar terlihat 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7) = 𝑃(𝑍 > 0,7), Karena berlaku sifat simetri
Kita cari bilangan 0,7 pada kolom paling kiri dan angka 0 pada baris paling atas hingga
diperoleh bilangan 0,2580.
Ini berarti 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) = 0,2580
Lihat kurva di samping
𝑃( 𝑧 < βˆ’0,7) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) = 0,5 βˆ’ 0,2580 = 0,2420
Bentuk 4: 𝑷( 𝒁 β‰₯ 𝒂) = 𝑷( 𝒁 > 𝒂) dengan a bilangannegatif
Contoh. Tentukan 𝑃( 𝑍 β‰₯ βˆ’1,28)
Jawab.
𝑃(βˆ’1,28 ≀ 𝑍 ≀ 0) = 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 1,28)
Kita cari bilangan 1,2 pada kolom paling kiri dan
angka 8 pada baris paling atas hingga diperoleh
bilangan 0,3997
Lihat kurva di samping
𝑃( 𝑍 β‰₯ βˆ’1,28) = 𝑃(βˆ’1,28 < 𝑍 < 0) + 0,5
= 𝑃(0 < 𝑍 < 1,28) + 0,5
= 0,3977 + 0,5
= 0,8977
Bentuk 5: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilangannegatif, dan b bilangan positif
Contoh. Tentukan peluang 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27)
Jawab.
Dari gambar terlihat daerah yang diarsir dapat dibagi dua menjadi 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0) dan
𝑃(0 < 𝑍 < 1,27)
Pertama kita tentukan 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0), nilainya sama saja dengan 𝑃(0 < 𝑍 < 0,42). Kita
cari bilangan 0,4 pada kolom paling kiri dan angka 2 pada baris paling atas hingga
diperoleh bilangan 0,1628
Selanjutnya tentukan nilai 𝑃(0 < 𝑍 <
1,27) Kita cari bilangan 1,2 pada kolom paling
kiri dan angka 7 pada baris paling atas
hingga diperoleh bilangan 0,3980
Lihat kurva di samping
𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27) = 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0) + 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27)
𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27) = 𝑃(0 < 𝑍 < 0,42) + 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27)
= 0,1628 + 0,3980
= 0,5608
Bentuk 6: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilangannegatif, dan b bilangan negatif
Contoh. Tentukan peluang dari 𝑃(βˆ’1,2 < 𝑍 < βˆ’0,5)
zawab.
Pertama tentukan nilai 𝑃(βˆ’,12 < 𝑍 < 0) =
𝑃(0 < 𝑍 < 1,2) = 0,3849
Kemudian tentukan nilai 𝑃(βˆ’0,5 < 𝑍 < 0) =
𝑃(0 < 𝑍 < 0,5) = 0,1915
𝑃(βˆ’1,2 < 𝑍 < βˆ’0,5)
= 𝑃(βˆ’,12 < 𝑍 < 0) βˆ’ 𝑃(βˆ’0,5 < 𝑍 < 0)
= 0,3849 βˆ’ 0,1915 = 0,1934
Bentuk 7: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilanganpositif, dan b bilangan positif
Contoh. Tentukan 𝑃(0,81 < 𝑍 < 1,94)
Jawab.
Pertama tentukan nilai 𝑃(0 < 𝑍 < 1,94) = 0,4738
Kemudian nilai 𝑃(0 < 𝑍 < 0,81) = 0,2910
Sehingga nilai 𝑃(0,81 < 𝑍 < 1,94) = 𝑃(0 < 𝑍 <
1,94) βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,81)
= 0,4738 βˆ’ 0,2910
= 0,1828
PenerapanDistibusi Normal Baku
Contoh. Rata-rata berat sebuah kotak adalah 283 gram dan simpangan baku 1,6 gram.
Berapakah probabilitas sebuah kotak dibawah 284,5 gram ?
Jawab.
Diketahui πœ‡ = 283 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ; 𝜎 = 1,6 ; π‘₯ = 284,5
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ πœ‡
𝜎
=
284,5 βˆ’ 283
1,6
=
1,5
1,6
= 0,94
𝑃( 𝑋 < 284,5) = 𝑃( 𝑍 < 0,94)
= 0,5 + 𝑃(0 < 𝑍 < 0,94)
= 0,5 + 0,3264
= 0,8264 atau 82,64%
Contoh. Sebuah pabrik baterai memproduksi baterai dengan daya tahan 400 jam. Jika
simpangan baku 20 jam. Berapa peluang baterai tersebut hidup antara 400 hingga 434,4
jam!
Jawab
Diketahui πœ‡ = 400; 𝜎 = 20; π‘₯1 =
400; π‘₯2 = 434,4
𝑧1 =
π‘₯1 βˆ’ πœ‡
𝜎
=
400 βˆ’ 400
20
=
0
20
= 0
𝑧2 =
π‘₯2 βˆ’ πœ‡
𝜎
=
434,4 βˆ’ 400
20
=
34,4
20
= 1,72
𝑃(400 < 𝑋 < 434,4) = 𝑃(0 < 𝑍 < 1,72)
𝑃(0 < 𝑍 < 1,72) = 0,4573
Contoh. Sebuah permen dipotong dengan rata-rata 25 mm. Dengan simpangan baku 2 cm.
Berapa persenkah kemungkinan permen diproduksi dengan panjang dibawah 23 mm?
Jawab.
Diketahui πœ‡ = 25 π‘šπ‘š ; 𝜎 = 2 ; π‘₯ = 23
𝑧 =
π‘₯ βˆ’ πœ‡
𝜎
=
23 βˆ’ 25
2
=
βˆ’2
2
= βˆ’1
𝑃( 𝑍 < βˆ’1) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑧 < 1)
= 0,5 βˆ’ 0,3413
= 0,1587 atau 15,87%
Contoh. Sebuah alat elektronik diberikan jaminan tak akan rusak rata-rata 800 hari. Dengan
simpangan baku 40 hari. Berapa peluang alat elektronik tersebut tak akan rusak antara 778
hari sampai 834 hari
Jawab.
Diketahui πœ‡ = 800; 𝜎 = 40; π‘₯1 =
778; π‘₯2 = 834
𝑧1 =
π‘₯1βˆ’πœ‡
𝜎
=
778βˆ’800
40
=
βˆ’22
40
= βˆ’0,55
𝑧2 =
π‘₯2 βˆ’ πœ‡
𝜎
=
834 βˆ’ 800
40
=
34
40
= 0,85
𝑃(778 < 𝑋 < 834)
= 𝑃(βˆ’0,55 < 𝑍 < 0,85)
𝑃(βˆ’0,55 < 𝑍 < 0,85)
= 𝑃(0 < 𝑍 < 0,55)
+ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,85)
𝑃(0,5 < 𝑍 < 0,85) = 0,2088 + 0,3023 = 0,5111 atau 51,11%
Contoh. PT Work Electric, memproduksi Bohlam Lampu yang dapat hidup rata-rata 900
jam dengan simpangan baku 50 jam. PT Work Electric ingin mengetahui berapa persen
produksi pada kisaran antara 800-1.000 jam, sebagai bahan promosi bohlam lampu. Hitung
berapa probabilitasnya!
Jawab:
Diketahui πœ‡ = 900; 𝜎 = 50; π‘₯1 = 800; π‘₯2 = 1000
𝑧1 =
π‘₯1 βˆ’ πœ‡
𝜎
=
800 βˆ’ 900
50
=
βˆ’100
50
= βˆ’2,00
𝑧2 =
π‘₯2 βˆ’ πœ‡
𝜎
=
1000 βˆ’ 900
50
=
100
50
= 2,00
𝑃(800 < 𝑋 < 1000) = 𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 2,00)
𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 2,00)
= 𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 0)
+ 𝑃(0 < 𝑍 < 2,00)
𝑃(0,5 < 𝑍 < 0,85) = 2𝑃(0 < 𝑍 < 2,00) =
2(0,4772) = 0,9544 atau 95,44%
Jadi 95,44% produksi berada pada kisaran 800-1.000 jam. Jadi jika PT Work Electric
mengklaim bahwa lampu bohlamnya menyala 800-1.000 jam, mempunyai probabilitas
benar 95,44%, sedang sisanya 4,56% harus dipersiapkan untuk garansi.
PendekatanDistribusi Binomial dengan Distribusi Normal
Pendekatan distribusi normal terhadap distribusi binomial dengan menggunakan
rata-rata binomial πœ‡ = 𝑛𝑝 dan simpangan baku binomial 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž, asalkan πœ‡ dan 𝜎
keduanya lebih besar dari 5.
Contoh. Misalkan suatu distribusi variabel acak diskrit X dengan 𝑛 = 300 dan 𝑝 = 0,25.
Tentukan nilai 𝑃( 𝑋 > 90)
Jawab.
Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 300.0,25 = 75
Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √300.0,25(1 βˆ’ 0,25) = √300.0,25.0,75 = √56,25 = 7,5
πœ‡ dan 𝜎 keduanya lebih besar dari 5, sehingga syarat pendekatan normal terhadap distribusi
binomial dipenuhi.
Nilai Z ditentukan 𝑍 =
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
=
90βˆ’75
7,5
=
15
7,5
= 2
𝑃( 𝑋 > 90) = 𝑃( 𝑍 > 2) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 2) = 0,5 βˆ’ 0,4772 = 0,0228
Contoh. Jika dari hasil survey di suatu daerah, 15% penduduk mempunyai penyakit mag, Jika kita
mengambil sampel 100 orang, maka tentukan peluang
a. Banyaknya orang yang kena mag adalah maksimal 20 orang
b. Banyaknya orang yang kena mag lebih dari 18 orang
Jawab.
Diketahui banyaknya percobaan (sampel orang yang dipilih) adalah n=100
Peluang berhasil (peluang mempunyai sakit mag) adalah p=0,15
Peluang gagalnya q=1βˆ’p=0,85
Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 100.0,15 = 15
Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √100.0,15(1 βˆ’ 0,15) = √100.0,15.0,85 = √12,75 = 3,5
a. X = 20
Nilai 𝑍 =
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
=
20βˆ’15
3,5
=
5
3,5
= 1,43
𝑃( 𝑋 ≀ 20) = 𝑃( 𝑍 ≀ 1,43) = 0,5 + 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 1,43) = 0,5 + 0,4236 = 0,9236
Jadi dari 100 orang peluang yang kena mag maksimal 20 orang adalah 0,9236
b. X = 18
Nilai 𝑍 =
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
=
18βˆ’15
3,5
=
3
3,5
= 0,86
𝑃( 𝑋 > 18) = 𝑃( 𝑍 > 0,86) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,86) = 0,5 βˆ’ 0,3051 = 0,1949
Jadi dari 100 orang peluang yang kena mag lebih dari 18 orang adalah 0,1949
Contoh. Sebuah pabrik lampu neon dari hasil pendataan produksinya, diperoleh
sekitar 4% produksinya cacat. Jika dipilih 3000 lampu secara acak, maka tentukan peluang
mendapatkan maksimal 100 buah lampu yang rusak
Jawab
Diketahui banyaknya percobaan(banyak lampu dipilih) adalah n=3000
Peluang berhasil (peluang mendapatkan lampu rusak) adalah p=4%=0,04
Peluang gagalnya q=1βˆ’p= 1 – 0,04 = 0,96
Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 3000.0,04 = 120
Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √3000.0,04.0,96 = 115,2
Nilai 𝑍 =
π‘‹βˆ’πœ‡
𝜎
=
100βˆ’120
115,2
=
βˆ’20
115 ,2
= 0,17
𝑃( 𝑋 ≀ 100) = 𝑃( 𝑍 ≀ 0,17) = 0,5 + 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 0,17) = 0,5 + 0,0675 = 0,5675
Tabel Distribusi Normal Baku
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA

More Related Content

What's hot

Kemonotonan fungsi
Kemonotonan fungsiKemonotonan fungsi
Kemonotonan fungsirickyandreas
Β 
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometriMuhammad Arif
Β 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATRini Ayu Agustin
Β 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangArif Windiargo
Β 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratIr. Zakaria, M.M
Β 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
Β 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linearNur Rahmah Yunita
Β 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
Β 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaAisyah Turidho
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
Β 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasMaya Umami
Β 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuQorry Annisya
Β 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometriDian Fery Irawan
Β 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normalEllin Juniarti
Β 

What's hot (20)

Kemonotonan fungsi
Kemonotonan fungsiKemonotonan fungsi
Kemonotonan fungsi
Β 
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
Β 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Β 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
Β 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Β 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
Β 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Β 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Β 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Β 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linear
Β 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
Β 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint Statistika
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Β 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
Β 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
Β 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri
Β 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 

Similar to Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA

APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
Β 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
Β 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)Rani Nooraeni
Β 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiExz Azzizz
Β 
resume-vektor
resume-vektorresume-vektor
resume-vektor4905tgc
Β 
Materi integral kelas xii
Materi integral kelas xiiMateri integral kelas xii
Materi integral kelas xiinur alamsyah
Β 
APG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaRani Nooraeni
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
Β 
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalSisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiprofkhafifa
Β 
Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10ElisabethYesi
Β 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
Β 

Similar to Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA (20)

mtk p.pptx
mtk p.pptxmtk p.pptx
mtk p.pptx
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Β 
Catatan Regresi linier
Catatan Regresi linierCatatan Regresi linier
Catatan Regresi linier
Β 
1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang
Β 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
Β 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
Β 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasi
Β 
resume-vektor
resume-vektorresume-vektor
resume-vektor
Β 
Materi integral kelas xii
Materi integral kelas xiiMateri integral kelas xii
Materi integral kelas xii
Β 
APG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : Manova
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Β 
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalSisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Β 
Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10
Β 
1.3 Perkalian Titik
1.3 Perkalian Titik1.3 Perkalian Titik
1.3 Perkalian Titik
Β 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
Β 
GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
Β 

More from Muhammad Arif

4. spltv cara eliminasi substitusi
4. spltv cara eliminasi   substitusi4. spltv cara eliminasi   substitusi
4. spltv cara eliminasi substitusiMuhammad Arif
Β 
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlakMuhammad Arif
Β 
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakan
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakanLimit fungsi trigonometri dengan menyederhanakan
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakanMuhammad Arif
Β 
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusi
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusiLimit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusi
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusiMuhammad Arif
Β 
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbukaModul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbukaMuhammad Arif
Β 
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbukaModul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbukaMuhammad Arif
Β 
Soal dan pembahasan suku banyak
Soal dan pembahasan suku banyakSoal dan pembahasan suku banyak
Soal dan pembahasan suku banyakMuhammad Arif
Β 
Format uji_keterbacaan_up_panduan
Format uji_keterbacaan_up_panduanFormat uji_keterbacaan_up_panduan
Format uji_keterbacaan_up_panduanMuhammad Arif
Β 

More from Muhammad Arif (8)

4. spltv cara eliminasi substitusi
4. spltv cara eliminasi   substitusi4. spltv cara eliminasi   substitusi
4. spltv cara eliminasi substitusi
Β 
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
70 soal dan pembahasan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
Β 
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakan
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakanLimit fungsi trigonometri dengan menyederhanakan
Limit fungsi trigonometri dengan menyederhanakan
Β 
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusi
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusiLimit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusi
Limit Fungsi Trigonometri dengan cara substitusi
Β 
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbukaModul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 2 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Β 
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbukaModul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Modul 1 kb 1 pembelajaran matematika sd universitas terbuka
Β 
Soal dan pembahasan suku banyak
Soal dan pembahasan suku banyakSoal dan pembahasan suku banyak
Soal dan pembahasan suku banyak
Β 
Format uji_keterbacaan_up_panduan
Format uji_keterbacaan_up_panduanFormat uji_keterbacaan_up_panduan
Format uji_keterbacaan_up_panduan
Β 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
Β 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
Β 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
Β 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
Β 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Β 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Β 

Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA

  • 1. Distribusi PeluangVariabel Acak Kontinu Variabel Acak Kontinu memiliki nilai berupa bilangan real sehingga nilai-nilai variabel acak kontinu 𝑋 dinyatakan dalam bentuk interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 atau batas-batas lain. Nilai- nilai fungsi variabel acak kontinu pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 jika digambarkan berupa sederetan titik yang bersambung membentuk suatu kurva seperti gambar di samping. Kurva yang diperoleh dengan cara seperti di atas dinamakan fungsi peluang atau fungsi kepadatan peluang variabel acak kontinu. Peluang variabel acak kontinu pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 diwakili oleh daerah yang diarsir padagambar. Misalkan 𝑓(π‘₯) merupakanfungsi peluangvariabel acak kontinu 𝑋. Fungsi 𝑓(π‘₯) memiliki sifat-sifat berikut. a. 0 ≀ 𝑓(π‘₯) ≀ 1 untuk setiap π‘₯ b. Luas daerah di bawah kurva 𝑓(π‘₯) sama dengan 1 c. Peluang variabel acak 𝑋 pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 sama dengan luas daerah di bawah kurva 𝑓(π‘₯) yang dibatasi oleh garis π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏. Peluang variabel acak 𝑋 pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 dinyatakan dengan 𝑃(π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏) = ∫ 𝑓(π‘₯) 𝑏 π‘Ž 𝑑π‘₯ Pada fungsi peluang kontinu, berlaku o 𝑃( 𝑋 ≀ π‘Ž) = 𝑃(𝑋 < π‘Ž) o 𝑃( 𝑋 β‰₯ 𝑏) = 𝑃(π‘₯ > 𝑏) o 𝑃( π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏) = 𝑃( π‘Ž ≀ 𝑋 < 𝑏) = 𝑃( π‘Ž < 𝑋 ≀ 𝑏) = 𝑃(π‘Ž < 𝑋 < 𝑏) Distribusi PeluangKumulatif Variabel Acak Kontinu Misalkan 𝑋 adalah variabel acak kontinu dan 𝑓(π‘₯) yang terdefinisi pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 merupakan fungsi peluang variabel acak 𝑋, maka fungsi distribusi peluang kumulatif dari variabel acak 𝑋 didefinisikan sebagai berikut. Fungsi peluang distribusi kumulatif variabel acak 𝑋 pada interval π‘Ž ≀ 𝑋 ≀ 𝑏 memiliki sifat- sifat berikut. a. Nilai 𝐹( π‘Ž) = 0 dan nilai 𝐹( 𝑏) = 0 b. Untuk π‘Ž ≀ π‘₯1 ≀ π‘₯2 ≀ 𝑏 diperoleh 𝐹( 𝑋) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫ 𝑓( π‘˜) π‘‘π‘˜ π‘₯ π‘Ž
  • 2. 1) Untuk nilai 𝐹(π‘₯1) ≀ 𝐹(π‘₯2) 2) Nilai 𝑃( π‘₯1 ≀ 𝑋 ≀ π‘₯2) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯2)βˆ’ 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯1) = 𝐹( π‘₯2)βˆ’ 𝐹( π‘₯1) c. 0 ≀ 𝐹(π‘₯) ≀ 1 untuk setiap π‘₯ d. 𝑑𝐹(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯) Contoh. Variabel X dengan fungsi kepadatan peluang 𝑓( π‘₯) = { π‘₯, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 < π‘₯ < 2 0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž Tentukanlah a. 𝑃(π‘₯ < 1) b. 𝑃 (1 < π‘₯ < 3 2 ) c. 𝐹(π‘₯) d. 𝑓 ( 3 2 ) Jawab a. 𝑃( π‘₯ < 1) = ∫ π‘₯ 1 0 𝑑π‘₯ = [ 1 2 π‘₯2 ] 0 1 = 1 2 . 12 βˆ’ 1 2 . 02 = 1 2 b. 𝑃 (1 < π‘₯ < 3 2 ) = ∫ π‘₯ 3 2 1 𝑑π‘₯ = [ 1 2 π‘₯2 ] 1 3 2 = 1 2 . 3 2 2 βˆ’ 1 2 .12 = 9 8 βˆ’ 1 2 = 5 8 c. 𝐹( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫ π‘₯ π‘₯ 0 𝑑π‘₯ = [ 1 2 π‘₯2 ] 0 π‘₯ = 1 2 π‘₯2 βˆ’ 0 = 1 2 π‘₯2 𝐹( π‘₯) = { 0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ ≀ 0 1 2 π‘₯2 , π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 < π‘₯ < 2 1 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ β‰₯ 2 d. 𝑓 ( 3 2 ) = 3 2 karena 𝑓(π‘₯) bukan peluang jadi nilainya bisa lebih dari 1 Contoh. Diketahui fungsi kepadatan peluang 𝑓( π‘₯) = { 1 8 π‘₯, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 ≀ π‘₯ ≀ 4 0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž tentukan 𝐹(π‘₯) Jawab. 𝐹( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 ≀ π‘₯) = ∫ 1 4 π‘₯ 0 π‘₯ 𝑑π‘₯ = [ 1 8 π‘₯2 ] 0 π‘₯ = 1 8 π‘₯2 βˆ’ 0 = 1 8 π‘₯2
  • 3. 𝐹( π‘₯) = { 0 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ < 0 1 8 π‘₯2 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 0 ≀ π‘₯ ≀ 4 1 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ > 4 Contoh. Diketahui 𝑓( π‘₯) = { π‘Žπ‘₯2 , π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 1 < π‘₯ < 4 0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž a. Tentukan nilai π‘Ž agar 𝑓(π‘₯) merupakan fungsi kepadatan peluang (fkp) b. Untuk nilai π‘Ž yang didapat, tentukan 𝑃(2 < π‘₯ < 3) Jawab. a. Agar 𝑓(π‘₯) merupakan fungsi kepadatan pelaung maka ∫ 𝑓( π‘₯) ∞ βˆ’βˆž 𝑑π‘₯ = 1 β†’ ∫ π‘Žπ‘₯24 1 𝑑π‘₯ = 1 [ 1 3 π‘Žπ‘₯3 ] 1 4 = 1 1 3 π‘Ž. 43 βˆ’ 1 3 π‘Ž. 13 = 1 64π‘Ž 3 βˆ’ 1 3 π‘Ž = 1 63π‘Ž 3 = 1 π‘Ž = 1 21 Fungsi kepadatan peluang 𝑓( π‘₯) = { 1 21 π‘₯2 , π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 1 < π‘₯ < 4 0, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž b. 𝑃(2 < π‘₯ < 3) = ∫ 1 21 π‘₯23 2 𝑑π‘₯ = [ 1 63 π‘₯3 ] 2 3 = 1 63 . 33 βˆ’ 1 63 . 23 = 27 63 βˆ’ 8 63 = 19 63 Distribusi kemiringan Sebuah kurva atau histogram yang tidak simetris melambangkan kemiringan distribusi. Misalnya, distribusi untuk kurva yang tinggi di kiri dan memiliki ekor ke kanan dikatakan miring positif (positively skewed). Demikian pula, distribusi untuk kurva yang tinggi di sebelahkanan danmemiliki ekorke kiri adalah dikatakan miring negatif (negatively skewed).
  • 4. Dalam distribusi positif miring, ekor panjang berada di arah positif. Ini kadang- kadang dikatakan miring ke kanan. Dalam distribusi miring negatif, ekor panjang berada di arah negatif. Ini kadang-kadang dikatakan miring ke kiri. Contoh. Klasifikasikan Distribusi Data Tentukan apakah data {14, 15, 11, 13, 13, 14, 15, 14, 12, 13, 14, 15} kurvanya miring positif, miring negatif, atau berdistribusi normal. Jawab. Buat tabel frekuensi untuk data. Kemudian gunakan tabel untuk membuat histogram. Karena histogram tinggi di sebelah kanan dan memiliki ekor ke kiri, datanya miring negatif. Fungsi Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal Perhatikan kurva pada gambar di samping, kuva berbentuklonceng(genta)dansimetris terhadap π‘₯ = πœ‡. Kurva di atas sumbu 𝑋 dan mendekati sumbu 𝑋. Variabel acak yang memiliki distribusi peluang seperti gambar tersebut dinamakan variabel acak normal. Fungsi peluang variabel acak normal bergantung pada nilai rata-rata πœ‡ dan simpangan baku 𝜎. Variabel acak 𝑋 yng memiliki peluang berdistibusi normal dilambangkan dengan
  • 5. 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎), dibaca 𝑋 berdistribusi normaldenganrata-rata πœ‡ dansimpangan baku 𝜎. Fungsi peluang variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) didefinisikan sebagai berikut. Dari kurva variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) diperoleh sifat-sifat distribusi normal sebagai berikut. a. Kurva selalu di atas sumbu X dan simetris terhadap garis π‘₯ = πœ‡ b. Median = modus = nilai rata-rata πœ‡ c. Untuk π‘₯ β†’ ±∞kurvamendekati sumbu 𝑋 sehinggakurva memiliki asimtot sumbu X atau y=0 d. Luas daerah di bawah kurva sama dengan 1 e. Peluag variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 sama dengan luas daerah di bawah kurva 𝑓(π‘₯) yang dibatasi oleh garis π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏. Peluang variabel acak 𝑋~𝑁( πœ‡, 𝜎) pada interval π‘Ž < 𝑋 < 𝑏 dinyatakan dengan 𝑃( π‘Ž < 𝑋 < 𝑏) = 1 𝜎√2πœ‹ ∫ 𝑒 βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 ) 2𝑏 π‘Ž 𝑑π‘₯ Bentuk kurva ditentukan oleh nilai rata-rata πœ‡ dan simpangan baku 𝜎. Nilai rata-rata menentukan letak simetri suatu kurva, sedangkan simpangan baku menunjukkan seberapa jauh data tersebut tersebar. a. Rata-rata sama, simpangan baku berbeda b. Rata-rata berbeda, simpangan baku sama c. Rata-rata berbeda, simpangan baku berbeda 𝑓( π‘₯) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = 1 𝜎√2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 ) 2 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ ∞ < π‘₯ < ∞
  • 6. Perhatikan pula gambar berikut, gambar A dan B memiliki nilai rata-rata yang sama dan simpangan baku berbeda, sedangkan gambar B dan C simpangan baku sama tetapi nilai rata-rata berbeda. Contoh. Perhatikan gambar berikut. a. Manakah yang lebih besar rataan A atau B b. Manakah yang lebih besar simpangan baku A atau B jawab. a. Garis simetri A adalah 15 dan garis simetri B adalah 12. Jadi nilai rata-rata A lebih besar daripada nilai rata-rata B b. Kurva B lebih memanjang dari kurva A, maka simpangan baku B lebih besar dari A Aturan Empiris
  • 7. Bentuk kurva yang tidak memiliki kriteria di atas dikatakan memiliki distribusi tidak simetris (distribusi menceng ke kiri atau menceng ke kanan). Fungsi kepadatan peluang kurva normal di atas cukup rumit, maka untuk menghitung nilai peluang digunakan aturan empiris yaitu dengan pendekatan luas yang membagi kurva normal menjadi tiga persentase yaitu 68%, 95% dan 99,7% sehingga dikenal juga dengan aturan 68-95-99,7. Luas daerah di bawah kurva sama dengan 1, tetapi jika dihitung luas daerah yang diarsir pada gambar di samping diperoleh: ο‚· Sekitar 68% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 𝜎) sampai ( πœ‡ + 𝜎) ο‚· Sekitar 95% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 2𝜎) sampai ( πœ‡ + 2𝜎) ο‚· Sekitar 99,7% dari hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 3𝜎) sampai ( πœ‡ + 3𝜎) Jika dibagi menjadi 6 bagian diperoleh kurva berikut Latihan. Pak Adam memberi ujian 30 siswa materi Aljabar 2 di akhir semester pertama. Skor itu terdistribusi secara normal dengan skor rata-rata 78 dan simpangan baku 6. a. Berapa persen dari kelas yang akan Anda harapkan memiliki skor antara 72 dan 84? b. Berapa persen dari kelas yang akan Anda berharap mendapat nilai antara 90 dan 96? c. Kira-kira berapa banyak siswa memperoleh skor antara 84 dan 90? Jawab. a. Selisih dengan simpangan baku
  • 8. π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž: (72βˆ’78) 6 = βˆ’ 6 6 = 1 dan π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ : (84βˆ’78) 6 = 6 6 = 1 Koefisin dari 𝜎 adalah -1 dan 1 Hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ βˆ’ 𝜎) sampai ( πœ‡ + 𝜎) Dari daerah luas daerah yang diarsir pada gambar sekitar 68% Jadi skor antara 72 dan 84 adalah 68,4% b. Selisih dengan simpangan baku π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž: (90βˆ’78) 6 = 12 6 = 2 dan π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ : (96βˆ’78) 6 = 18 6 = 3 Koefisin dari 𝜎 adalah +2 dan +3 Hasil pengamatan terjadi dalam jangkauan ( πœ‡ + 2𝜎) sampai ( πœ‡ + 3𝜎) Dari daerah luas daerah yang diarsir pada gambar sekitar 2,15% Jadi skor antara 72 dan 84 adalah 2,15% c. Selisih dengan simpangan baku π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž: (84βˆ’78) 6 = 6 6 = 1 dan atas (90βˆ’78) 6 = 12 6 = 2 Koefisien dari 𝜎 adalah +1 dan +2 Persentase skor adalah 13,6% Banyak siswa = 13,6% Γ— 1.800 = 244,8 = 245 siswa Distribusi Normal Baku Jika nilai πœ‡ = 0 dan 𝜎 = 1, diperoleh distribusi normal baku (standar). Variabel acak Z berdistribusi normal baku dengan 𝑍~𝑁(0,1). Fungsi peluang variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) didefinisikan sebagai 𝑓( 𝑧) = 𝑃( 𝑍 = 𝑧) = 1 √2πœ‹ 𝑒 βˆ’ 1 2 𝑧2 π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ ∞ < 𝑧 < ∞ Kurva variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) seperti gambar di atas. Fungsi distributif kumulatif variabel acak 𝑍~𝑁(0,1) didefinisikan sebagai Dengan mentransformasikan variabel acak X, di mana absis pada garis simetrinya adalah 𝑋 = πœ‡ dari distribusi normal ke variabel Z dengan absis pada garis simterinya adalah 𝑋 = 0, diperolehdistribusi normal baku (distribusi normalstandar). Grafik distibusi normal baku dengan absis sumbu simetri 𝑍 = 0 (berkaitan dengan 𝑋 = πœ‡ pada grafik distibusi 𝐹( 𝑧) = 𝑃( 𝑍 ≀ 𝑧) = ∫ 𝑓( 𝑧) 𝑑𝑧 𝑧 βˆ’βˆž = 1 √2πœ‹ ∫ π‘’βˆ’ 1 2 𝑧2 𝑧 βˆ’βˆž 𝑑𝑧
  • 9. normal) serta berturut-turut 𝑍 = Β±1, 𝑍 = Β±2 dan 𝑍 = Β±3, yang berkaitan dengan 𝑋 = πœ‡ Β± 𝜎, 𝑋 = 𝑋 = πœ‡ Β± 2𝜎, dan 𝑋 = πœ‡ Β± 3𝜎, ditunjukkan pada gambar berikut. Transformasi dari distribusi normal dengan variabel acak 𝑋̅ = πœ‡, simpangan baku 𝜎 ke distribusi normal baku yang telah dibuatkan tabelnya dengan variabel 𝑍 dan rata-ratanya telah ditransformasikan ke 0 dengan menggunakan persamaan: Bentuk di atas biasa disebut skor Z. Penting mengetahui perbedaan antara x dan z. Variabel acak x disebut skormentah danmewakili nilai dalam ditribusi normaltidak baku, sedangkan z mewakili nilai dalam distribusi normal baku. Contoh. Berat badan siswa mempunyai distribusi normal dengan rata-rata = 60 dan deviasi standar = 10. Tentukan nilai variabel normal baku bagi siswa yang memiliki berat badan 50 dan 70 ! Jawab. Diketahui πœ‡ = 60 dan 𝜎 = 10 Untuk berat badan 50 diperoleh 𝑍 = 50βˆ’60 10 = βˆ’10 10 = βˆ’1 Untuk berat badan 70 diperoleh 𝑍 = 70βˆ’60 10 = 10 10 = +1 MenentukanPeluang Variabel Acak Jika variabel acak X telah ditrasnformasikan ke dalam variabel Z maka peluang dapat dihitung dengan menentukan bagian-bagian luas dari distribusi normal baku dengan menggunakan tabel distribusi normal baku. Cara menentukan bagian-bagian luas dari distribusi simpangan baku sebagai berikut. 𝑍 = 𝑋 βˆ’ πœ‡ 𝜎
  • 10. 1. Hitung persamaan Z dengan menggunakan rumus transformasi sampai dua tempat desimal 2. Gambarkan kurvanya 3. Letakkan nilai Z pada sumbu horizontal, tarik garis vertikal sampai memotong kurva 4. Luas yang tertera dalam tabel distribsui normal adalah luas daerah antara garis vertikal pada langkah 3 dengan garis vertikal yang ditarik dari titik nol 5. Dalam tabel, cari tempat nilai Z pada kolom paling kiri hingga cocok sampai satu desimal sedangkan desimal keduanya dicari pada baris paling atas 6. Dari Z kolom kiri tarik garis horizontal ke kanan dan dari Z di baris atas tarik garis vertikal ke bawah, maka pertemuan garis horizontal dan garis vertikal menunjukkan bilangan yang luasnya dicari 7. Bilangan yang didapat harus ditulis dalam bentuk 0,xxxx (pecahan dalam bentuk empat desimal). Karena luas total kurva = 1 dan kurva simetris terhadap garis vertikal yang melalui Z=0, maka luas bagian di sisi kiri Z=0 sama dengan luas bagian di sisi kanan Z=0, yaitu 0,5 Pada distribusi Z berlaku ο‚· 𝑃( 𝑍 ≀ 𝑧) = 𝑃( 𝑍 < 𝑧) ο‚· 𝑃( 𝑍 β‰₯ 𝑧) = 𝑃( 𝑍 > 𝑧) Ada tujuh bentuk berbeda dari pernyataan peluang (probabilitas) yang mungkin kita perlukan untuk menyelesaikan model distribusi normal baku, semuanya bisa diselesaikan dengan bekerja mengguanakan tabel distribusi normal baku Bentuk 1: 𝑷( 𝒁 < 𝒂) = 𝑷( 𝒁 ≀ 𝒂) dengan a bilanganpositif Contoh. Jika 𝑍~𝑁(0,1) maka tentukan 𝑃( 𝑍 ≀ 0,23) Jawab. 𝑍~𝑁(0,1) dibaca 𝑍 berdistibusi normal dengan πœ‡ = 0 dan 𝜎 = 1 Yang ditanyakan adalah peluang 𝑍 kurang dari 0,23 atau 𝑃( 𝑍 ≀ 0,23). Tanda ≀ atau < sama saja
  • 11. Kita akan cari 0,2 pada kolom paling kiri dan angka 3 pada baris atas hingga diperoleh bilangan 0,0910. Ini berarti 𝑃(0 < 𝑍 < 0,23) = 0,0910 Luas kurva di samping 𝑃( 𝑍 ≀ 0,23) = 0,5 + 𝑃(0 < 𝑍 < 0,23) = 0,5 + 0,0910 = 0,5910 Bentuk 2: 𝑷( 𝒁 > 𝒂) = 𝑷( 𝒁 β‰₯ 𝒂) dengan a bilanganpositif Contoh. Jika 𝑍~𝑁(0,1) maka tentukan 𝑃( 𝑍 > 1,23) Jawab. Kita akan cari 1,2 pada kolom paling kiri dan angka 3 pada baris atas hingga diperoleh bilangan 0,3907. Ini berarti 𝑃(0 < 𝑍 < 1,23) = 0,3907 Luas kurva di samping 𝑃( 𝑍 > 1,23) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 1,23) = 0,5 βˆ’ 0,3907 = 0,1093 Bentuk 3: 𝑷( 𝒁 < 𝒂) = 𝑷( 𝒁 ≀ 𝒂) dengan a bilangannegatif Contoh. tentukanlah nilai peluang 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7) Jawab. Yang ditanya adalah 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7). Tetapi tabel hanya tersedia 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) untuk 𝑧 > 0. Dari gambar terlihat 𝑃( 𝑍 < βˆ’0,7) = 𝑃(𝑍 > 0,7), Karena berlaku sifat simetri Kita cari bilangan 0,7 pada kolom paling kiri dan angka 0 pada baris paling atas hingga diperoleh bilangan 0,2580.
  • 12. Ini berarti 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) = 0,2580 Lihat kurva di samping 𝑃( 𝑧 < βˆ’0,7) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,7) = 0,5 βˆ’ 0,2580 = 0,2420 Bentuk 4: 𝑷( 𝒁 β‰₯ 𝒂) = 𝑷( 𝒁 > 𝒂) dengan a bilangannegatif Contoh. Tentukan 𝑃( 𝑍 β‰₯ βˆ’1,28) Jawab. 𝑃(βˆ’1,28 ≀ 𝑍 ≀ 0) = 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 1,28) Kita cari bilangan 1,2 pada kolom paling kiri dan angka 8 pada baris paling atas hingga diperoleh bilangan 0,3997 Lihat kurva di samping 𝑃( 𝑍 β‰₯ βˆ’1,28) = 𝑃(βˆ’1,28 < 𝑍 < 0) + 0,5 = 𝑃(0 < 𝑍 < 1,28) + 0,5 = 0,3977 + 0,5 = 0,8977 Bentuk 5: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilangannegatif, dan b bilangan positif Contoh. Tentukan peluang 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27) Jawab. Dari gambar terlihat daerah yang diarsir dapat dibagi dua menjadi 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0) dan 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27) Pertama kita tentukan 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0), nilainya sama saja dengan 𝑃(0 < 𝑍 < 0,42). Kita cari bilangan 0,4 pada kolom paling kiri dan angka 2 pada baris paling atas hingga diperoleh bilangan 0,1628 Selanjutnya tentukan nilai 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27) Kita cari bilangan 1,2 pada kolom paling kiri dan angka 7 pada baris paling atas hingga diperoleh bilangan 0,3980 Lihat kurva di samping 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27) = 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 0) + 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27) 𝑃(βˆ’0,42 < 𝑍 < 1,27) = 𝑃(0 < 𝑍 < 0,42) + 𝑃(0 < 𝑍 < 1,27) = 0,1628 + 0,3980
  • 13. = 0,5608 Bentuk 6: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilangannegatif, dan b bilangan negatif Contoh. Tentukan peluang dari 𝑃(βˆ’1,2 < 𝑍 < βˆ’0,5) zawab. Pertama tentukan nilai 𝑃(βˆ’,12 < 𝑍 < 0) = 𝑃(0 < 𝑍 < 1,2) = 0,3849 Kemudian tentukan nilai 𝑃(βˆ’0,5 < 𝑍 < 0) = 𝑃(0 < 𝑍 < 0,5) = 0,1915 𝑃(βˆ’1,2 < 𝑍 < βˆ’0,5) = 𝑃(βˆ’,12 < 𝑍 < 0) βˆ’ 𝑃(βˆ’0,5 < 𝑍 < 0) = 0,3849 βˆ’ 0,1915 = 0,1934 Bentuk 7: 𝑷( 𝒂 ≀ 𝒁 ≀ 𝒃) = 𝑷( 𝒂 < 𝒁 < 𝒃)dengan a bilanganpositif, dan b bilangan positif Contoh. Tentukan 𝑃(0,81 < 𝑍 < 1,94) Jawab. Pertama tentukan nilai 𝑃(0 < 𝑍 < 1,94) = 0,4738 Kemudian nilai 𝑃(0 < 𝑍 < 0,81) = 0,2910 Sehingga nilai 𝑃(0,81 < 𝑍 < 1,94) = 𝑃(0 < 𝑍 < 1,94) βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,81) = 0,4738 βˆ’ 0,2910 = 0,1828 PenerapanDistibusi Normal Baku Contoh. Rata-rata berat sebuah kotak adalah 283 gram dan simpangan baku 1,6 gram. Berapakah probabilitas sebuah kotak dibawah 284,5 gram ? Jawab.
  • 14. Diketahui πœ‡ = 283 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ; 𝜎 = 1,6 ; π‘₯ = 284,5 𝑧 = π‘₯ βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 284,5 βˆ’ 283 1,6 = 1,5 1,6 = 0,94 𝑃( 𝑋 < 284,5) = 𝑃( 𝑍 < 0,94) = 0,5 + 𝑃(0 < 𝑍 < 0,94) = 0,5 + 0,3264 = 0,8264 atau 82,64% Contoh. Sebuah pabrik baterai memproduksi baterai dengan daya tahan 400 jam. Jika simpangan baku 20 jam. Berapa peluang baterai tersebut hidup antara 400 hingga 434,4 jam! Jawab Diketahui πœ‡ = 400; 𝜎 = 20; π‘₯1 = 400; π‘₯2 = 434,4 𝑧1 = π‘₯1 βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 400 βˆ’ 400 20 = 0 20 = 0 𝑧2 = π‘₯2 βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 434,4 βˆ’ 400 20 = 34,4 20 = 1,72 𝑃(400 < 𝑋 < 434,4) = 𝑃(0 < 𝑍 < 1,72) 𝑃(0 < 𝑍 < 1,72) = 0,4573 Contoh. Sebuah permen dipotong dengan rata-rata 25 mm. Dengan simpangan baku 2 cm. Berapa persenkah kemungkinan permen diproduksi dengan panjang dibawah 23 mm? Jawab.
  • 15. Diketahui πœ‡ = 25 π‘šπ‘š ; 𝜎 = 2 ; π‘₯ = 23 𝑧 = π‘₯ βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 23 βˆ’ 25 2 = βˆ’2 2 = βˆ’1 𝑃( 𝑍 < βˆ’1) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑧 < 1) = 0,5 βˆ’ 0,3413 = 0,1587 atau 15,87% Contoh. Sebuah alat elektronik diberikan jaminan tak akan rusak rata-rata 800 hari. Dengan simpangan baku 40 hari. Berapa peluang alat elektronik tersebut tak akan rusak antara 778 hari sampai 834 hari Jawab. Diketahui πœ‡ = 800; 𝜎 = 40; π‘₯1 = 778; π‘₯2 = 834 𝑧1 = π‘₯1βˆ’πœ‡ 𝜎 = 778βˆ’800 40 = βˆ’22 40 = βˆ’0,55 𝑧2 = π‘₯2 βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 834 βˆ’ 800 40 = 34 40 = 0,85 𝑃(778 < 𝑋 < 834) = 𝑃(βˆ’0,55 < 𝑍 < 0,85) 𝑃(βˆ’0,55 < 𝑍 < 0,85) = 𝑃(0 < 𝑍 < 0,55) + 𝑃(0 < 𝑍 < 0,85) 𝑃(0,5 < 𝑍 < 0,85) = 0,2088 + 0,3023 = 0,5111 atau 51,11% Contoh. PT Work Electric, memproduksi Bohlam Lampu yang dapat hidup rata-rata 900 jam dengan simpangan baku 50 jam. PT Work Electric ingin mengetahui berapa persen produksi pada kisaran antara 800-1.000 jam, sebagai bahan promosi bohlam lampu. Hitung berapa probabilitasnya! Jawab: Diketahui πœ‡ = 900; 𝜎 = 50; π‘₯1 = 800; π‘₯2 = 1000 𝑧1 = π‘₯1 βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 800 βˆ’ 900 50 = βˆ’100 50 = βˆ’2,00
  • 16. 𝑧2 = π‘₯2 βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 1000 βˆ’ 900 50 = 100 50 = 2,00 𝑃(800 < 𝑋 < 1000) = 𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 2,00) 𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 2,00) = 𝑃(βˆ’2,00 < 𝑍 < 0) + 𝑃(0 < 𝑍 < 2,00) 𝑃(0,5 < 𝑍 < 0,85) = 2𝑃(0 < 𝑍 < 2,00) = 2(0,4772) = 0,9544 atau 95,44% Jadi 95,44% produksi berada pada kisaran 800-1.000 jam. Jadi jika PT Work Electric mengklaim bahwa lampu bohlamnya menyala 800-1.000 jam, mempunyai probabilitas benar 95,44%, sedang sisanya 4,56% harus dipersiapkan untuk garansi. PendekatanDistribusi Binomial dengan Distribusi Normal Pendekatan distribusi normal terhadap distribusi binomial dengan menggunakan rata-rata binomial πœ‡ = 𝑛𝑝 dan simpangan baku binomial 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž, asalkan πœ‡ dan 𝜎 keduanya lebih besar dari 5. Contoh. Misalkan suatu distribusi variabel acak diskrit X dengan 𝑛 = 300 dan 𝑝 = 0,25. Tentukan nilai 𝑃( 𝑋 > 90) Jawab. Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 300.0,25 = 75 Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √300.0,25(1 βˆ’ 0,25) = √300.0,25.0,75 = √56,25 = 7,5 πœ‡ dan 𝜎 keduanya lebih besar dari 5, sehingga syarat pendekatan normal terhadap distribusi binomial dipenuhi. Nilai Z ditentukan 𝑍 = π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 = 90βˆ’75 7,5 = 15 7,5 = 2 𝑃( 𝑋 > 90) = 𝑃( 𝑍 > 2) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 2) = 0,5 βˆ’ 0,4772 = 0,0228 Contoh. Jika dari hasil survey di suatu daerah, 15% penduduk mempunyai penyakit mag, Jika kita mengambil sampel 100 orang, maka tentukan peluang a. Banyaknya orang yang kena mag adalah maksimal 20 orang b. Banyaknya orang yang kena mag lebih dari 18 orang Jawab.
  • 17. Diketahui banyaknya percobaan (sampel orang yang dipilih) adalah n=100 Peluang berhasil (peluang mempunyai sakit mag) adalah p=0,15 Peluang gagalnya q=1βˆ’p=0,85 Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 100.0,15 = 15 Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √100.0,15(1 βˆ’ 0,15) = √100.0,15.0,85 = √12,75 = 3,5 a. X = 20 Nilai 𝑍 = π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 = 20βˆ’15 3,5 = 5 3,5 = 1,43 𝑃( 𝑋 ≀ 20) = 𝑃( 𝑍 ≀ 1,43) = 0,5 + 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 1,43) = 0,5 + 0,4236 = 0,9236 Jadi dari 100 orang peluang yang kena mag maksimal 20 orang adalah 0,9236 b. X = 18 Nilai 𝑍 = π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 = 18βˆ’15 3,5 = 3 3,5 = 0,86 𝑃( 𝑋 > 18) = 𝑃( 𝑍 > 0,86) = 0,5 βˆ’ 𝑃(0 < 𝑍 < 0,86) = 0,5 βˆ’ 0,3051 = 0,1949 Jadi dari 100 orang peluang yang kena mag lebih dari 18 orang adalah 0,1949 Contoh. Sebuah pabrik lampu neon dari hasil pendataan produksinya, diperoleh sekitar 4% produksinya cacat. Jika dipilih 3000 lampu secara acak, maka tentukan peluang mendapatkan maksimal 100 buah lampu yang rusak Jawab Diketahui banyaknya percobaan(banyak lampu dipilih) adalah n=3000 Peluang berhasil (peluang mendapatkan lampu rusak) adalah p=4%=0,04 Peluang gagalnya q=1βˆ’p= 1 – 0,04 = 0,96 Rata-rata πœ‡ = 𝑛𝑝 = 3000.0,04 = 120 Simpangan baku 𝜎 = √ π‘›π‘π‘ž = √3000.0,04.0,96 = 115,2 Nilai 𝑍 = π‘‹βˆ’πœ‡ 𝜎 = 100βˆ’120 115,2 = βˆ’20 115 ,2 = 0,17 𝑃( 𝑋 ≀ 100) = 𝑃( 𝑍 ≀ 0,17) = 0,5 + 𝑃(0 ≀ 𝑍 ≀ 0,17) = 0,5 + 0,0675 = 0,5675