BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Universitas Mercu Buana, 2017
1. ETIKA BISNIS PT SINTRA SINARINDO ELEKTRIK
MAKALAH
MELANIA BASTIAN
55117110202
PROGRAM MAGISTER MANAGEMENT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2017
2. ii
ABSTRAK
Dalam suatu perusahan di bidang kelistrikan seperti PT Sintra Sinarindo Elektrik
etika bisnis dan moral harus dijaga baik demi kelangsungan perusahaan
dikarenakan menyangkut citra perusahanaan. Di dalam dunia bisnis apabila citra
perusahaan buruk maka akan berpengaruh terhadap penjualan produk maupun jasa
yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui etika
yang dilakukan dan cara penanganan pelanggaran etika yang dilakukan perusahaan
PT Sintra Sinarindo Elektrik. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Teori Etika, Teori Bisnis dan Teori Hubungan Antara Etika Dengan Bisnis.
Paradigma yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah post-positivisme
dengan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi kasus dengan melakukan observasi dan studi
kepustakaan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah dengan
triangulasi sumber dan triangulasi metode, dimana peneliti akan melakukan
pengecekan hasil penelitian dan membandingkan hasil observasi yang diperoleh
dari data yang ada. Beberapa aspek yang diteliti dan dibahas pada penelitian ini
mencakup: Peranan Etika Dalam Berbisnis, Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo
Elektrik dan Pelanggaran Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dan diolah oleh peneliti,
maka dapat diketahui PT Sintra Sinarindo Elektrik telah menggunakan etika dalam
melakukan bisnisnya walaupun belum secara maksimal. Pelanggaran-pelanggaran
seperti pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila PT Sintra Sinarindo Elektrik
tidak menggunakan etika bisnis.
Kata Kunci: Etika, Bisnis, Hubungan Etika dan Bisnis
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat ALLAH SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik.
Tugas ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
selaku dosen pengajar dan pembimbing mata kuliah Business Ethics and Good
Governance dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Jakarta, Oktober 2017
Penulis
4. iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Teori Etika.................................................................................................4
2.1.1 Jenis - Jenis Etika .............................................................................4
2.2. Teori Bisnis ............................................................................................5
2.2.1 Bentuk Bisnis ..................................................................................6
2.2.2 Klasifikasi Bisnis.............................................................................6
2.3 Hubungan Antara Etika Dengan Bisnis...................................................7
2.3.1 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis...........................................................8
BAB III METODE ..............................................................................................9
3.1 Obyek Penelitian .......................................................................................9
3.2 Paradigma..................................................................................................9
3.3 Tipe Penelitian...........................................................................................9
3.4 Metode Penelitian......................................................................................9
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................10
3.5.1 Data Primer.......................................................................................10
3.5.2 Data Sekunder ..................................................................................10
3.6 Teknik Analisis Data...............................................................................10
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................11
3.7.1 Triangulasi........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................12
4.1 Peranan Etika Dalam Berbisnis...............................................................12
4.2 Profil Perusahaan.....................................................................................12
4.3 Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik...............................................13
4.4 Pelanggaran Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik ..........................14
BAB V PENUTUP............................................................................................15
6. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini mengalami perkembangan yang cepat, tidak hanya
menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi memiliki kaitan
lebih luas. Perkembangan ini perlu diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-
norma yang dapat mengatur bisnis itu sendiri. Oleh sebab itu etika dan moral perlu
dijaga oleh suatu perusahaan. Bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Dalam
kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam
mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam
mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Perilaku etis dalam
kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu
sendiri.
Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
karena berkaitan dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen.
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau
tindakan yang baik dan yang buruk, dalam menjalankan kegiatan atau tindakan
terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal. Nilai-nilai dan moral pribadi
perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap
sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau moral
bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika
kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Dalam
suatu perusahan di bidang kelistrikan seperti PT Sintra Sinarindo Elektrik etika
bisnis dan moral harus dijaga baik demi kelangsungan perusahaan dikarenakan
menyangkut citra perusahanaan. Di dalam dunia bisnis apabila citra perusahaan
buruk maka akan berpengaruh terhadap penjualan produk maupun jasa yang
dihasilkan. Sehingga etika berbisnis harus dijaga dengan baik dengan begitu
perusahaan memiliki moral dan citra yang baik dalam konteks sosial internal
maupun eksternal.
Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Dengan menjaga etika dalam berbisnis kita bisa menjalankan kegiatan atau
tindakan yang positif terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal. Nilai-
nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu
perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang baik ataupun tidak baik bagi pihak
lain. Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan
berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan
perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Setiap perusahaan atau pelaku
bisnis pada saat ini, diberi kebebasan dalam perekonomian pasar bebas untuk dapat
melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi.
7. 2
Sehingga, pelaku bisnis dapat bersaing untuk dapat berkembang dalam mekanisme
pasar. Didalam kebebesan dalam perekonomian pasar tersebut, pelaku bisnis atau
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu mengharapkan
keuntungan yang maksimal dan produk yang mereka tawarkan diterima oleh
masyarakat. Untuk itu, kerap dari pelaku bisnis atau perusahaan menghalalkan
segala cara agar tidak kalah saing.
Dalam bisnis aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat mempengaruhi
terwujudnya persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat
menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis
ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya. Dengan munculnya berbagai
masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan banyaknya tuntutan untuk
menerapkan etika kegiatan bisnis, dengan diterapkannya etika dalam bisnis akan
meminimalisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan, dan secara tidak lansung dapat
membantu tatanan perkonomian. Bisnis merupakan suatu hal yang tidak dapat
terlepas dari masyarakat, dalam kata lain masyarakat merupakan bagian dalam
bisnis dan sebaliknya. Karena bisnis tidak dapat terlepas dari masyarakat maka
bisnis seharusnya patuh pada norma-norma yang ada di masyarakat. Tata hubungan
bisnis dengan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut telah menciptakan
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika bisnis antar sesama pelaku
bisnis ataupun etika bisnis terhadap masyarakat, baik dalam hubungan langsung
maupun tidak langsung.
Etika Bisnis (juga dikenal sebagai etika korporasi) menurut Wikipedia (2017)
adalah suatu bentuk etika terapan atau etika profesi yang mempelajari prinsip-
prinsip etis dan moral atau masalah-masalah etika yang muncul dalam lingkungan
bisnis. Ini berlaku untuk semua aspek perilaku bisnis dan relevan dengan perilaku
individu dan organisasi bisnis secara keseluruhan. Etika Terapan adalah bidang
etika yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan etis dalam berbagai bidang
seperti medis, teknik, hukum dan etika bisnis. Etika bisnis dapat menjadi suatu
disiplin ilmu baik normatif maupun deskriptif. Sebagai praktik perusahaan dan
spesialisasi karir, bidang ini terutama normatif. Cakupan dan kuantitas etika bisnis
mencerminkan derajat yang usahanya dianggap bertentangan dengan nilai-nilai
sosial non-ekonomi.
Peranan bisnis sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, karena melalui
kegiatan bisnis suatu perusahaan akan dapat memenuhi setiap kebutuhan (needs)
keinginan (wants) dari masyarakat konsumen yang beraneka ragam, sehingga
konsumen merasa terpuaskan (customer satisfactions). Setiap perusahaan yang
berkinerja baik dan mampu memberikan layanan yang memuaskan konsumen maka
dipastikan akan memperoleh ‘profit’ atau keuntungan dan usahanya akan terus
berkembang dengan pesat. Bisnis sangat penting dalam kehidupan, karena bisnis
dapat membuat pendapatan yang lebih tinggi dan meningkatkan taraf kehidupan
serta kesejahteraan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Mungkin sebagian
orang, bisnis merupakan kebutuhan sekunder, karena bisnis merupakan pekerjaan
sampingan yang menguntungkan. Salah satu contoh yaitu sebuah perusahaan
bekerja sama dengan perusahaan lain lalu mengadakan sebuah tender, jika salah
8. 3
satu perusahaan itu memenangkan tender tersebut maka dialah yang akan
mengerjakan pekerjaan yang ditawarkan.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah
tukar menukar, jual – beli, memproduksi – memasarkan, bekerja –
memperkerjakan, serta interaksi manusia lainnya, dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Bisnis dapat dilukiskan sebagai kegiatan ekonomis yang terstruktur
atau terorganisasi untuk menghasilkan keuntungan. Oleh sebab itu biasanya bisnis
lebih mengutamakan mengejar keuntungan. Hubungan antara etika dengan bisnis
merupakan perilaku yang di lakukan oleh suatu perusahaan secara baik yang sudah
memenuhi standar etis yang berlaku pada adat maupun hukun sekitar lingkungan
perusahaan.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Etika bisnis sangatlah diperlukan setiap perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya. Etika bisnis memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada pelaku
bisnis atau perusahaan yang diterapkan dalam kebijakan, instuisi dan perilaku
bisnis. Dalam penulisan ini bermaksud membahas tentang “ETIKA BISNIS PT
SINTRA SINARINDO ELEKTRIK”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang di kemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan etika bisnis pada perusahaan PT Sintra Sinarindo
Elektrik?
2. Bagaimana cara menangani pelanggaran etika yang dilakukan
perusahaan PT Sintra Sinarindo Elektrik?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui etika yang dilakukan oleh perusahaan PT Sintra
Sinarindo Elektrik
2. Untuk mengetahui cara penanganan pelanggaran etika yang dilakukan
perusahaan PT Sintra Sinarindo Elektrik
9. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab, St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari
etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang
meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
2.1.1 Jenis - Jenis Etika
Adapun jenis-jenis etika yang dikemukakan dalam Wikipedia (2017) yakni:
1. Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal
dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia.
Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari
filsafat. Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak
dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-
unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat.
Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:
a. Non-empiris yaitu Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris.
Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang
konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha
melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di
balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak
hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan,
tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
b. Praktis dimana cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu
“yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum.
Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang
“apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang
filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa
10. 5
etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai.
Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika
hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan,
hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu
untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita
mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
2. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama,
etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama
dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis
merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-
unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat
dimengerti setelah memahami etika secara umum.
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang
bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut
menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di
dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik
tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta
memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap
Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh
Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris. Etika teologis
Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu
tingkah laku manusia.[butuh rujukan] Akan tetapi, tujuan yang hendak
dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya dilakukan
manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.
Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan
apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam
hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki
perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.
2.2. Teori Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk"
dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai
dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
11. 6
Secara etimologi, dalam Wikipedia (2017) bisnis berarti keadaan di mana
seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya
— penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan
yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu,
misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh
aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Namun definisi
"bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
2.2.1 Bentuk Bisnis
Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada
beberapa bentuk yang dianggap umum:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang
oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung
jawab tidak terbatas atas harta perusahaan. perusahaan ini di kelola
secara perorangan serta memiliki tanggung jawab penuh terhadap
kelangsungan perusahaan dan modalnya berasal dari milik sendiri.
biasanya perusahaan perorangan memiliki kelebihan dan kekurangan.
b. Persekutuan
Persekutuan adalah bentuk bisnis di mana dua orang atau lebih bekerja
sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.
Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota
persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta
perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan
komanditer dan firma.
c. Perseroan
Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa
orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki
tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
d. Koperasi
Koperasi adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan
badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda.
Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi.
2.2.2 Klasifikasi Bisnis
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat
dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang
dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas
yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan:
12. 7
a. Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari
barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk
mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang
memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
b. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan
mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang
mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
c. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara
barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan
perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
lihat pula: Waralaba
d. Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi
barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
e. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi
dan pengelolaan modal.
f. Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari
pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
g. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik
dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
h. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara
menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan
bangunan.
i. Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara
mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
j. Bisnis online adalah bisnis yang dilakukan secara online lewat internet.
Dalam bisnis online, barang apa saja bisa diperjuabelikan layaknya pada
bisnis pada umumnya. Untuk bisa berbisnis secara online, banyak media
yang bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah website, facebook, twitter,
instagram, path, blog dan lainnya.
2.3 Hubungan Antara Etika Dengan Bisnis
Etika memberi manusia pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia. Ini
berarti tindakan manusia selalu punya tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pada
tataran ilmu pengetahuan, etika merupakan ilmu, yakni ilmu tentang adat istiadat
yang baik yang mempunyai arti adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir.
Sedangkan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
mulai daru pengadaan barang dan jasa, memproses sampai terdistribusikan ke
konsumen dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.
Perkembangan bisnis yang semakin pesat menyebabkan pebisnis lebih
berorientasi pada profit, akibatnya manusia sebagai pelaku bisnis tersebut tersisih
nilai nilai kemanusiaannya dengan melakukan segala cara yang terkadang
melanggar norma – norma maupun adat sehingga merugikan pihak lain. Maka
mereka sadar bahwa etika bisnis diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
13. 8
Sita C. Amba-Rao dalam artikelnya di Journal of Business Ethics (1993:555)
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu:
1. Utilitarian Approach
Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach
Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
3. Justice Approach
Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
2.3.1 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Adapun prinsip etika bisnis yang dikemukakan oleh Muslich (1998:31-33)
sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil
perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi
perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan
karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak,
baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini
dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3. Prinsip Tidak Berniat Jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan
itu.
4. Prinsip Keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan
sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip
kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
14. 9
BAB III METODE
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sarana yang dijadikan unit pengamatan, yang mana
dalam penelitian pada makalah ini yang menjadi sasaran pengamatan penulis adalah
PT Sintra Sinarindo Elektrik.
3.2 Paradigma
Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme, dimana paradigma
post-positivsme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki
kelemahan-kelemahan dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan
pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti. Salah satu indikator yang
membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses
verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.
Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah
diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara.
Alasan peneliti menggunakan paradigma post-positivisme dalam penelitian ini
karena peneliti menganggap paradigma ini merupakan yang paling sesuai dan dapat
mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam melakukan
penelitian, kondisi bersifat naturalistic atau alamiah (natural setting).
3.3 Tipe Penelitian
Adapun tipe penelitian ini bersifat deskriptif untuk memberikan penggambaran
tentang etika bisnis dan cara penanganan pelanggaran etika yang dilakukan
perusahaan PT Sintra Sinarindo Elektrik. Penelitian ini mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu keadaan (objek) yang di dalamnya terdapat upaya deskripsi,
pencatatan dan analisis.
3.4 Metode Penelitian
Penulisan penelitian Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik ini menggunakan
metode penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah bagian dari metode
kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu dengan mendalam dan
melibatkan pengumpulan berbagai macam informasi. Menurut Semiawan
(2008:49) studi kasus ini dapat membantu peneliti untuk mengadakan studi
mendalam tentang perorangan, kelompok, program, organisasi, budaya, agama,
daerah atau bahkan negara.
Peneliti menggunakan metode studi kasus pada penelitian ini karena ingin
mengetahui bagaimana perencanaan dan praktek marketing komunikasi PT Sintra
Sinarindo Elektrik. Studi kasus yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
studi kasus tunggal, karena desain studi kasus tunggal dapat memberikan
kemungkinan untuk melakukan eksplorasi mendalam (dan spesifik) tentang
kejadian tertentu dari sebuah fenomena, yaitu penelitian yang membahas
bagaimana etika bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik.
15. 10
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan:
3.5.1 Data Primer
Teknik yang dilakukan dalam memperoleh data primer atau data yang
diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti/perorangan yang
bersangkutan adalah:
A. Observasi
Observasi yang dilakukan observasi participant dan berupa
pencatatan dan perekaman serta pengamatan langsung yang mana
bertujuan untuk melihat secara langsung kenyataan di lapangan yang
terus berkembang seiring dengan bertambahnya kasus-kasus
mengenai masalah di sektor swasta yang terjadi di lapangan.
3.5.2 Data Sekunder
Teknik yang dilakukan dalam memperoleh data sekunder adalah melalui
studi kepustakaan, yaitu buku-buku, journal dan referensi dan bahan-bahan
dari internet yang berhubungan dengan masalah penelitian yang mana
sebagai bahan masukan untuk memperkuat penelitian yang peneliti buat.
3.6 Teknik Analisis Data
Peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data dari Miles
and Huberman (2005:91) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam penelitian
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Data jenuh artinya kapan dan dimana pun
pertanyaan pada informan, dan pada siapa pun pertanyaan sama diajukan, hasil
jawaban tetap konsisten sama. Aktivitas dalam analisis data menurut Miles and
Huberman tersebut adalah:
a. Data Reduction
Reduksi data (data reduction) adalah analisis data yang dilakukan
dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh di dalam lapangan
ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci.
b. Data Display
Penyajian data (data display) dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan
Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk
menjawab masalah penelitian. Dalam melakukan penyajian data tidak
semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses
analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan.
c. Conclusion Drawing/Verification
Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan
polanya kemudian ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
16. 11
adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-
pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali
jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu
penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan
kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data
Analisis data kualitatif yang dimaksud adalah mengenai Etika Bisnis PT Sintra
Sinarindo Elektrik.
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2010:330) “triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Denzin
(2010:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Peneliti memilih teknik
triangulasi sumber dan triangulasi metode dengan mempertimbangkan teknik yang
paling sesuai dengan jenis penelitian yang peneliti lakukan.
3.7.1 Triangulasi
Menurut Patton (2010:330) triangulasi dengan sumber “berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif”. Melalui teknik triangulasi sumber, peneliti akan membandingkan
hasil observasi dari data yang diperoleh dari masing-masing sumber penelitian
sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan.
Dalam triangulasi metode terdapat dua strategi menurut Patton
(2010:331), yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dengan triangulasi metode,
peneliti akan melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik
pengumpulan data yang berbeda yakni observasi partisipan, dan dokumentasi
sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.
17. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peranan Etika Dalam Berbisnis
Masyarakat juga cenderung menghukum atau menyalahkan pelaku bisnis yang
tidak bermoral serta menghargai atau memuji pelaku bisnis yang bermoral,
sehingga pemahaman ini menjadi bahwa pelaku bsinis yang bermoral akan
memperoleh keuntungan walaupun tidak jelas dalam bentuk dan jangka waktunya,
sedangkan pelaku bsinis yang tidak bermoral akan mengalami kerugian yang juga
tidak jelas bentuknya seperti apa dan jangka waktunya.
Peranan etika dalam kegiatan bisnis yang diungkapkan oleh Satyanugraha
(2003:4) antara lain adalah:
1. Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan masyarakat, karena itu
seharusnya juga menjadi pedoman bagi bisnis. Mana tindakan yang tepat,
benar dan boleh dilakukan dalam bisnis yang diharapkan menguntungkan
semua pihak yang terlibat.
2. Etika berperan sebagai penghubung pelaku bisnis. Jika produsen sebagai
penyedia produk yang akan dibeli oleh konsumen menyediakan fasilitas
pelayanan purna jual bagi setiap konsumen yang telah memakai produknya,
bukankah ini sebuah celah bagi keduanya untuk terus berhubungan.
Pelayanan purna jual tentu merupakan refleksi nilai atau etika bisnis yang
diterapkan perusahaan untuk menjaga loyalitas konsumennya.
3. Etika juga berperan sebagai syarat utama untuk konsistensi perusahaan.
Perusahaan yang beretika akan selalu berusaha untuk memuaskan pelanggan
atau konsumennya. Loyalitas konsumen akan dapat membantu perusahaan
agar tetap bias bertahan.
Jika terus dikaji akan banyak peranan lain yang dapat dipikul oleh nilai atau etika
ini. Etka memerlukan pemahamansemua pihak agar kegiatan masyarakat tetap
berlangsung dan menguntungkan semua yang terlibat, akan menjadi suatu jawaban
terjadinya kesenjangan dan kepincangan dunia bisnis. Tanpa etika yang diterapkan
oleh semua pihak yang terkait dalam kegiatan bisnis tersebut tentu kegiatan bisnis
tidak akan dapat bertahan. Bahwa etika merupakan keharusan untuk bisnis dalam
jangka panjang dan untuk kelangsungan bisnis.
4.2 Profil Perusahaan
Didirikan pada tahun 1996, PT Sintra Sinarindo Elektrik (anggota Shen Chang
Group, Taiwan) telah mengkonsolidasikan posisinya di Industri Transformer
Indonesia sebagai produsen Power dan Distribution Transformers, dan testing
equipment. Selama lebih dari 20 tahun PT Sintra Sinarindo Elektrik sudah menjadi
salah satu pemasok transformator terbaik untuk PT PLN (Persero), Perusahaan
Listrik Milik Negara Indonesia.
PT Sintra Sinarindo Elektrik selain melayani perancangan dan produksi
transformator, PT Sintra Sinarindo Elektrik juga menyediakan spare parts, bahan
baku dan oli transformator, serta melayani perawatan dan perbaikan semua jenis
transformator. Transformator yang dihasilkan berbagai jenis, dari Medium Voltage
18. 13
Oil Type Distribution Transformers, Medium Voltage Dry Cast Resin Distribution
Transformers, High Voltage Power Transformers, Rectifier Transformers, Medium
Voltage Instrument Transformers (Current and Potential Transformers).
PT Sintra Sinarindo Elektrik terletak di kawasan industri Cikarang, Bekasi,
tepatnya di Newton Techno Park Blok J7 – 03, Lippo Cikarang dan memiliki
Marketing Office yang berlokasi di APL Office Tower lantai 10 unit 5, Central
Park, Jl Letjen S. Parman kav. 28, Jakarta Barat.
4.3 Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik
PT Sintra Sinarindo Elektrik merupakan salah satu supplier transformator listrik
utama di Indonesia, tepatnya kepada PT PLN (Persero). Sudah lebih dari 20 tahun
perusahaan ini memberikan kontribusi bagi aliran listrik di negara kita, Indonesia.
Dalam operasional bisnisnya PT Sintra Sinarindo Elektrik menerapkan prinsip
etiika bisnis sebagai berikut:
1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, PT Sintra Sinarindo Elektrik
melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas, keterbukaan serta
menghormati hak asasi manusia, juga menjaga kepentingan para karyawan
dan menghormati kepentingan sah dari para relasinya.
2. Mematuhi Hukum
Seluruh karyawan PT Sintra Sinarindo Elektrik berkewajiban mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka
melaksanakan usahanya.
3. Karyawan
PT Sintra Sinarindo Elektrik bekerjasama dengan karyawan demi
mengembangkan dan memperkuat ketrampilan dan kemampuan setiap
individu. PT Sintra Sinarindo Elektrik menghargai martabat dan hak individu
untuk kebebasan berserikat dalam satu asosiasi serta, akan memelihara
terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi
dari perusahaan dan proses konsultasi.
4. Mitra Usaha
PT Sintra Sinarindo Elektrik memiliki komitmen tinggi dalam menjalin
hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan, dan
mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, PT Sintra Sinarindo Elektrik
mengharapkan para mitranya untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras
dengan prinsip bisnis kami.
5. Persaingan
PT Sintra Sinarindo Elektrik percaya akan persaingan ketat namun sehat dan
mendukung pengembangan perundang-undangan tentang prinsip persaingan
yang wajar. PT Sintra Sinarindo Elektrik beserta seluruh karyawannya akan
melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan mengikuti
semua peraturan yang berlaku.
6. Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha PT Sintra Sinarindo Elektrik berlandaskan pada sejumlah
sistem manajemen dengan persyaratan mutu yang ketat dan telah memperoleh
19. 14
sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari dua puluh tahun, yang diverifikasi
setiap tahun.
PT Sintra Sinarindo Elektrik memiliki visi untuk dapat menjadi produsen Power
dan Distribution Transformers dan testing equipment terkemuka, baik untuk pasar
domestik maupun internasional yang mana diikuti dengan misinya yaitu dapat
memproduksi high quality dan reliable transformers, menjadi tim yang solid
melalui pelayanan teknik dari tenaga ahli dan tentunya berorientasi kepada
pelanggan dengan berperan sebagai partner bisnis yang dapat diandalkan.
4.4 Pelanggaran Etika Bisnis PT Sintra Sinarindo Elektrik
Dampak pencemaran lingkungan yang timbul akibat limbah pabrik PT Sintra
Sinarindo Elektrik tanpa adanya etika bisnis dalam tanggung jawab sosial:
1. Dampak Pencemaran Tanah.
Apabila terdapat oli yang tercecer ketika proses produksi dan mengenai
tanah, maka dalam tanah tersebut akan terdapat senyawa beracun yang mana
cacing penggembur tanah mati. Dampak pencemaran tanah ini dapat
berakibat buruk terhadap lingkungan apabila PT Sintra Sinarindo Elektrik
tidak memperhatikan proses produksi dan limbah dari oli bekas dibuang
langsung tanpa melalui proses pengolahan lebih dahulu.
Adapun penyebab PT Sintra Sinarindo Elektrik melakukan pelanggaran ini
adalah:
a. Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang
berkaitan dengan perilaku dan hak tertentu.
b. Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan
memaksimumkan hal terbaik bagi orang sebanyak mungkin)
c. Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis
adalah mencari keuntungan semata, bukan kegiatan social)
d. Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social
Responsibility)
e. Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan oleh PT Sintra Sinarindo Elektrik untuk
mengatasi pelanggaran antara lain:
a. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah
lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di
balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan
arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan
pendapat.
b. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan
berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
c. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
d. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku
organisasi.
20. 15
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PT Sintra Sinarindo
Elektrik telah menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya walaupun belum
secara maksimal. Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan dapat
terjadi apabila PT Sintra Sinarindo Elektrik tidak menggunakan etika bisnis.
5.2 REKOMENDASI
Dari hasil penulisan diatas diharapkan PT Sintra Sinarindo Elektrik dapat
maksimal dalam menjalankan etika bisnisnya dengan menerapkan juga CSR di
perusahaannya. Serta, mempertahankan serta meningkatkan segala prestasi yang
telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif terhadap bisnisnya dan
juga untuk masyarakat.
21. 16
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Semiawan, Conny R. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Grasindo
Nugraha Satya. (2003). Etika Bisnis Prinsif dan Aplikasi. Jakarta. Universitas
Trisakti
Sugioyo. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta
Muslich, (1998). Etika Bisnis: Pendekatan Substantif dan Fungsional.
Yogyakarta. Penerbit Ekonisia.
JOURNAL
Rao, Sita C. Amba. (1993). “Multinational corporate social responsibility, ethics,
interactions and Third World governments: An agenda for the 1990s”. Journal
of Business Ethics, volume 12 no. 7
ONLINE
Anonymus. (2017). Etika Bisnis. Online. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 22.00
Anonymus. (2017). Etika. Online. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika diakses pada
tanggal 12 Oktober 2017 pukul 22.05
Anonymus. (2017). Bisnis. Online. https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis diakses
pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 22.09 WIB