Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hubungan antara Board of Directors dan implementasi Corporate Social Responsibility di perusahaan-perusahaan Indonesia, di mana pelaksanaan CSR sangat bergantung pada komitmen moral pimpinan perusahaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai aspek dan pertimbangan yang mesti diperhatikan oleh perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
1. HUBUNGAN BOARD OF DIRECTORS
DENGAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN IMPLEMENTASINYA
DI INDONESIA
Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
2017
MELANIA BASTIAN
55117110202
2. HUBUNGAN BOARD OF DIRECTORS (BOD) DENGAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Board of Director merupakan badan yang mewakili kepentingan para pemegang saham, dan
bertanggung jawab kepada mereka untuk serangkaian tugas tertentu, termasuk mendefinisikan
strategi perusahaan dan filosofi perusahaan, pengawasan eksekutif manajemen, dan
pelaksanaan pengendalian internal. Sedangkan CSR merupakan sebuah tanggung jawab
perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam perusahaan tersebut seperti
karyawan, pemegang saham, konsumen, komunitas, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kebijakan CSR ini didasari atas keinginan perusahaan untuk melakukan pembangunan
perusahaan secara berkelanjutan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan ekonomi
perusahaan (profit, deviden, dll) tetapi juga bisa berdampak positif untuk kehidupan sosial dan
lingkungan sekitar dalam jangka pendek, menengah, dan panjang (Anonymus:2015).
Kedua hal ini berhubungan erat yang mana BOD sebagai pelaksana dari kegiatan CSR tersebut
dan bertujuan untuk menjaga brand image dari sebuah perusahaan (Alvi:2012). Terlaksananya
sebuah kegiatan CSR itu sendiri tentunya sangat bergantung pada pimpinan puncak korporasi,
artinya kebijakan CSR tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi (perusahaan).
Pimpinan disini tentunya berkaitan dengan Board of Director dimana BOD sebagai badan yang
mewakili kepentingan para pemegang saham. Jika pimpinan perusahaan yang memiliki
kesadaran moral yang tinggim besar kemungkinan perusahaan tersebut menerapkan kebijakan
CSR yang benar. Sebaliknya jika pimpinan yang hanya melihat kepentingan kepuasan pemegang
saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi,
boleh jadi kebijakan CSR hanya sekedar kosmetik (memperindah).
IMPLEMENTASI DI INDONESIA
Praktek atau Implementasi CSR di Indonesia sudah hampir sepenuhnya dapat seperti yang
diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat, dimana suatu perusahaan dapat membantu
mengatasi masalah social dan lingkungan sekitar perusahaan (Mettalya:2010). Hal ini dapat
terlihat dari banyaknya perusahaan besar khususnya yang sudah Tbk sudah melaksanakan
kegiatan CSR dengan baik. Seperti contoh, beasiswa Djarum Foundation, beasiswa pendidikan
BCA, Daihatsu mengadakan tournament badminton, beasiswa universitas dari Telkom dan lain
sebagainya.
Implementasi kebijakan CSR di Indonesia sendiri, masih bergantung pada pimpinan puncak
suatu perusahaan. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar
kemungkinan perusahaan tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya jika
orientasi pimpinannya hanya terfokus pada kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi,
profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi.
3. Pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu konsep bahwa organisasi
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang
diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, social, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan aktivitas yang harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, tetapi juga harus
menimbang dampak social dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
cara manajemen dampak (minimisasi dampak negative dan maksimisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Pemahaman konsep tanggung jawab social yang ideal sesungguhnya adalah bagaimana konsep
ini dilihat sebagai suatu kebijakan perusahaan yang menyeluruh dimana program – program
dan pelaksanaannya terintegrasi didalam setiap proses pengambilan keputusan didalam
perusahaan. Implikasi dari kebijakan ini adalah kebijakan tanggung jawab social akan terlaksana
dimana pun perusahaan beroperasi.
Secara etis yang mengikat perusahaan atau membatasi aktivitasnya:
1. Memiliki tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain.
2. Untuk mencegah kerugian.
3. Untuk berbuat kebaikan.
Sedangkan standar CSR yang lebih luas cakupannya berpandangan, perusahaan memiliki
tanggung jawab social untuk melakukan perbuatan baik dan membangun dunia yang lebih baik.
Perusahaan – perusahaan memiliki beberapa tipe tanggung jawab social yang berbeda – beda,
tentu saja yang pertama adalah tanggung jawab social untuk mematuhi hukum. Ada tiga bidang
dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial:
1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
2. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi.
3. Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.
Mengapa tanggung jawab social menjadi begitu penting dalam lingkup organisasi sehingga
membutuhkan CSR, berikut beberapa penyebabnya:
1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis
pembatas diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menghadirkan universalitas.
Dengan demikian menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat
berkembang dimana saja sebagai mata rantai globalisasi.
4. 2. Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan
gambaran mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu social dan
lingkungannya.
3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab
organisasi untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan
good corporate governance).
4. Masyarakat pada beberapa Negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi
standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan
masalah social.
5. Tanggung jawab social setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada
organisasi.
6. Tanggung jawab social dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi.
CSR bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah organisasi pada persoalan sosial dan
lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung terwujudnya pembangunan yang
berkesinambungan dengan menyeimbangkan aspek ekonomi dan pembangunan social yang
didukung dengan perlindungan lingkungan hidup. Dalam rangka merespon perubahan dan
menciptakan hubungan kepercayaan, maka upaya yang kini dilaksanakan oleh organisasi
(khususnya organisasi bisnis) adalah merancang dan mengembangkan serangkaian program
yang mengarah pada bentuk tanggung jawab sosial.
Berikut adalah pertimbangan tanggung jawab social, dalam melaksanakan program tanggung
jawab social ada beberapa pihak yang keberadaannya harus dipertimbangkan oleh perusahaan
yaitu:
1. Tanggung jawab social kepada pelanggan
Memastikan tanggung jawab bisnis dengan menetapkan kode etik, memonitor
keluhan pelanggan.
Memastikan tanggung jawab pemerintah dengan melakukan peraturan keamanan
produk, peraturan periklanan, peraturan persaingan industry.
2. Tanggung jawab social kepada pekerja
Memastikan tempat kerja yang aman bagi pekerja, memastikan tidak ada
diskriminasi, memiliki kesamaan kesempatan dalam berkarir, dan memastikan
tanggung jawab bisnis seperti undang – undang ketenaga kerjaan.
3. Tanggung jawab social kepada kreditor
Menginformasikan kepada kreditur mengenai kewajiban keuangan serta
permasalahan keuangan.
5. 4. Tanggung jawab kepada lingkungan
Pencegahan polusi udara maupun daratan seperti peninjauan kembali proses
produksi, petunjuk penyelenggaraan dari pemerintah, meninjau kembali proses
produksi dan pengemasan produk serta menyimpan dan mengirim barang sisa
beracun ke lokasi pembuangan.
5. Tanggung jawab social kepada masyarakat
Terlibat dalam peristiwa atau event masyarakat local dan memberikan sumbangan
kepada masyarakat tidak mampu.
Pada saat ini di Indonesia, praktek CSR sudah hampir menjadi perilaku yang umum, terlebih
dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap
perusahaan untuk menjalankan CSR semakin besar. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari consumer, untuk membeli produk berdasarkan criteria – criteria berbasis nilai –
nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang.
Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak, konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang
sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung .
Pelaksanaan CSR di Indonesia sangat bergantung pada pimpinan puncak korporasi, artinya
kebijakan CSR tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi (perusahaan). Jika
pimpinan perusahaan yang memiliki kesadaran moral yang tinggim besar kemungkinan
perusahaan tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya jika pimpinan yang
hanya melihat kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai
saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya sekedar
kosmetik (memperindah).
6. Daftar Pustaka
Alvi. 2012. “CSR Indonesia”. http://csrindonesiaku.blogspot.co.id/2013/10/apa-itu-csr.html,
diakses pada 30 September 2017 pukul 00.10 WIB
Anonymus. 2015. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)”.
https://marcomm.binus.ac.id/2015/11/03/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-
social-responsibility/, diakses pada 30 September 2017 pukul 00.20 WIB
Agustine, Mettalya. 2010. “Implementasi Corporate Social”.
http://mettalya.blogspot.co.id/2010/12/implementasi-corporate-social.html, diakses pada
30 September 2017 pukul 00.20 WIB