1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
Nama : RUSLAN
NIM : 55116120052
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Program Studi Magister Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. Hubungan atau pengaruh antara Audit & Internal Control , Business Ethics dan
Good Corporate Governance
Pengendalian interen terdiri dari lima komponen, yaitu lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian interen yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan tercapainya
tujuan perusahaan dan penentuan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Kerangka
pengendalian interen tidak hanya mempertimbangkan penilaian atas pengendalian keras
(hard controls) seperti pemisahan tugas, pengawasan asset, sistem pencatatan dan
pemantauan kegiatan, tetapi juga mempertimbangkan pengendalian lunak (soft controls)
seperti integritas dan nilai etis, komitmen terhadap kompetensi, serta filosofi dan gaya
operasi manajemen. Fungsi pengendalian interen hendaknya lebih ditekankan pada
corrective control, karena fungsi ini memecahkan masalah yang ditemukan dalam
preventive control dan detective control. Peranan auditor sangat penting didalam
melakukan penilaian khususnya terhadap Sistem Pengendalian Interen perusahaan,
karena dengan adanya audit oleh audior independen maka dapat meningkatkan
kredibilitas perusahaan terhadap penanam modal, kreditur maupun masyarakat. Agar
penilaian kualitas kinerja perusahan sepanjang waktu berjalan dengan baik maka Sistem
Pengendalian Interen harus di monitoring karena tanpa adanya monitoring pengendalian
interen tidak dapat secara pasti menciptakan kesuksesan suatu perusahaan. Perlunya
pemberian penghargaan atas kinerja karyawan terhadap perusahaan sehinga ketakutan
untuk berbuat salah tinggi dan dia akan berusaha memberikan yang terbaik yang
dimilikinya kepada perusahan maka dengan ini sistem pengawasan akan menjadi kuat.
Perwujudan Good Corporate Governance membutuhkan peran akuntan perusahaan, baik
dari peran akuntan manajemen maupun peran auditor internal. Auditor internal bertugas
meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi disamping menilai seberapa jauh
kebijakan program kerja manajemen dijalankan memiliki peran yang penting dalam
perusahaan. Auditor sebagai salah satu profesi yang menunjang terwujudnya Good
Corporate Governance saat ini telah menjadi komponen utama dalam mewujudkan
pengelolaan perusahaan secara sehat. Bahkan untuk pengendalian korporasi yang lebih
luas, pertanggungjawaban bagi publik ditampilkan dengan kewajiban pembentukan
Auditor Internal dan Dewan Audit (Hasnati, 2004)
Perwujudan Good Corporate Governance dibantu dengan peran auditor internal yang
telah dikemukakan Iman Tunggal dan Amin W Tunggal (2002) yakni sebagai
Compliance Auditor dan Internal Business Consultant. Peran tersebut membuat
terwujudnya pengendalian internal dan tata kelola yang baik untuk memperlancar operasi
dan aktivitas organisasi sehingga dapat tercapai tujuan organisasi.
Keterkaitan antara profesionalisme auditor internal dengan GCG dapat dilihat dari peran
auditor internal itu sendiri yang tercermin dari definisi, tujuan, ruang lingkup, wewenang,
tugas, dan tanggung jawab auditor internal yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip
3. GCG. Terdapat empat aktivitas utama audit internal yaitu compliance, operational,
verification, dan evaluation (Hesti Yolanda, 2009)
Auditor internal memastikan tools yang digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan adalah sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Gambaran Singkat Sistem Pengendalian Internal / Intern (SPIN) Pada Bank BTN
Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal / Intern (SPIN) merupakan suatu mekanisme proses
pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going
basis) yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris,
Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank,
menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk
kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas
organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
Beberapa tujuan Sistem Pengendalian Internal / Intern (SPIN) Bank BTN adalah
untuk memastikan:
Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Tujuan
Kepatuhan), yaitu: untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Bank telah
dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
baik ketentuan yang dikeluarkan pemerintah otoritas pengawasan Bankmaupun
kebijakan, ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Bank.
4. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat
waktu (Tujuan Informasi), yaitu: untuk menyediakan laporan yang benar,
lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan
keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank (Tujuan Operasional), yaitu:
untuk meningkatkan efektivitas dan efisisiensi dalam menggunakan asset dan
sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.
Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi secara
menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko), yaitu: untuk mengidentifikasi kelemahan
dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan
dan prosedur yang ada di Bank secara berkesinambungan.
Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan
pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sedangkan, unsur-unsur lingkungan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa
lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, komitmen, perilaku,
kepedulian dan langkah-langkah dari Komisaris dan Direksi, dalam melaksanakan
kegiatan pengendalian operasional Bank. Sikap terhadap pentingnya pengendalian interen
ini terdiri atas unsur-unsur lingkungan pengendalian yang meliputi:
Struktur organisasi yang memadai.
Gaya kepemimpinan dan filosofi manajemen Bank.
Integritas dan nilai-nilai etika serta kompetensi seluruh pegawai.
Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Bank.
Atensi dan arahan manajemen Bank dan komite lainnya, seperti Komite
Manajemen Risiko.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank dan penerapan
manajemen risiko.
Secara garis besar tentang kegiatan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa
sistem pengendalian melibatkan seluruh pegawai dan pejabat Bank, termasuk Dewan
Komisaris dan Direksi. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian terlebih dahulu
direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi
kinerja atau mengakibatkan kerugian Bank. Kegiatan pengendalian mencakup pula
penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk
memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi, serta
merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau setiap kegiatan Bank
sehari-hari. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional sesuai
struktur organisasi Bank, yang sekurang-kurangnya meliputi:
Kaji ulang manajemen (Top Level Reviews)
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan laporan kinerja
operasional dari pejabat dan pegawai sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang
5. kemajuan (realisasi) dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti laporan
keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kaji
ulang tersebut, Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengendalian,
kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya (fraud).
Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Review)
Kaji ulang ini dilaksanakan oleh Internal Audit Division dengan frekuensi yang lebih
tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan maupun bulanan.
Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko (laporan profil risiko) yang
dihasilkanoleh satuan kerja manajemen risiko.
Menganalisis data operasional, baik data yang terkait dengan risiko maupun data
keuangan, yaitu melakukan verifikasi rincian dan kegiatan transaksi dibandingkan
output (laporan) yang dihasilkan oleh satuan kerja manajemen risiko dan
Melakukan kaji ulang atas realisasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran,
guna:
a. Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang signifikan.
b. Menetapkan persyaratan untuk tindakan dan perbaikan (corrective action).
Pengendalian Sistem Informasi dan Teknologi
Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi
dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan intern.
Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam dua kriteria,
yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum (general control) meliputi pengendalian terhadap operasional pusat
data, sistem pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan akses, serta
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang ada. Pengendalian umum ini
diterapkan terhadap mainframe, server, dan users workstation, serta jaringan internal–
eksternal.
Pengendalian aplikasi (application controls) diterapkan terhadap program yang
digunakan Bank dalam mengolah transaksi dan untuk memastikan bahwa semua transaksi
adalah benar, akurat dan telah diotorisasi secara benar.
Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat memastikan tersedianya proses audit yang
efektif dan untuk mengecek kebenaran proses audit dimaksud.
Pengendalian Aset Fisik (Physical Control)
6. Pengendalian asset fisik dilaksanakan untukmenjamin terselenggaranya
pengamananfisik terhadap asset Bank.
Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan akses terbatas terhadap
program komputer dan file data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva
Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya pengecekan nilai
aktiva secara berkala.
Dokumentasi (Documentation)
Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan
kebijakan,prosedur, sistem dan standar akuntansiserta proses audit secara
memadai.
Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan
kegiatanoperasional Bank secara aktual, dandiinformasikan kepada pejabat dan
pegawai.
Atas suatu permintaan, dokumen harussenantiasa tersedia untuk kepentingan
auditor interen, akuntan publik dan otoritaspengawasan Bank.
Akurasi dan ketersediaan dokumen harusdinilai oleh auditor interen ketika
melakukanaudit rutin maupun non rutin.
Selain berbagai hal di atas, dapat disampaikanjuga aktivitas pemisahan fungsi yang
merupakan bagian dalam aktifitas pengendalian yang dimaksudkan agar setiap orang
dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan
kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang
organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional yaitu sebagai berikut:
Mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yangdikenal sebagai “Dual Control”.
Menetapkan prosedur (kewenangan),termasuk penetapan daftar petugas yang
dapat mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko tinggi.
Menghindari pemberian wewenang dan tanggung jawab yang dapat
menimbulkanberbagai benturan kepentingan (conflict of interest). Seluruh aspek
yang dapatmenimbulkan pertentangan kepentingan tersebut diidentifikasi,
diminimalisir, dandipantau secara hati-hati oleh pihak lainyang independen.
Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank melakukan langkah-
langkah,antara lain:
7. Menetapkan fungsi dan tugas tertentu pada Bank yang dipisahkan atau dialokasikan
kepada beberapa orang dalam rangka mengurangi risiko terjadi manipulasi data keuangan
atau penyalahgunaan aset Bank;
Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back office, tetapi juga
dalam rangka pengendalian terhadap:
Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran
Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank
Transaksi dalam pembukuan Bank
Pemberian informasi kepada nasabah Bank
Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan dan pemantauan debitur
setelah pencairan kredit
Kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang
signifikan
Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Bank BTN senantiasa melakukan
pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan
pengendalian interen. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan
berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala,
baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun Internal Audit Division. Bank juga
memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian interen secara terus
menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi interen dan ekstern serta harus
meningkatkan kapasitas SPIN tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. Secara
garis besar, langkah-langkah yang dilakukan Bank BTN dalam rangka memastikan
terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain:
Memastikan bahwa fungsi pemantauantelah ditetapkan secara jelas dan
terstrukturdengan baik dalam organisasi Bank
Menetapkan satuan kerja/pegawai yangditugaskan untuk memantau
efektivitaspengendalian interen
Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang didasarkan
pada risiko yang melekat pada Bank dan sifat/frekuensi perubahan yang terjadi
dalam kegiatan operasional
Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan laporan
rutinseperti jurnal pembukuan, management review dan laporan mengenai
persetujuanatas eksepsi/penyimpangan dari kebijakandan prosedur yang
ditetapkan (justifikasi atas irregularities) yang selanjutnya dilakukan kaji ulang
Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan
kerja/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan
Menetapkan informasi/feed back dalam format dan frekuensi yang tepat.
8. Pada periode 2013, Internal Audit Division (IAD) dalam melakukan pengujian dan
evaluasi guna meningkatkan/menyempurnakan efektifitas SPIN Bank yang memadai,
yang mencakup lima komponen utama pengendalian yang satu sama lain saling
berkaitan, yaitu Lingkungan Pengendalian (Control Environtment) termasuk di dalamnya
Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian (Management Oversight and
Control Culture), Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Recognition & Assesment),
Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control Activities and Segregation of
Duties) sistem informasi dan akuntansi serta komunikasi (Accountancy, Information and
Communication), kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan/kelemahan
(Monitoring Activities and Correction Deficiencies). Berdasarkan penelaahan dan
pembahasan dalam pertemuan pertemuan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris,
Komite-Komite, Internal Audit Division dan beberapa divisi terkait dapat dikatakan
bahwa Bank BTN telah memiliki sistem yang memadai dalam pengendalian internal.
9. DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A & Loebbecke, James K. Auditing, an Integrated Approach. Seventh
Edition. Upper Saddle River, New Yersey: Prentice-Hall, Inc, 1997.
Mulayadi dan Setyawan, J. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen . Jakarta:
Salemba Empat; 2001.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34219150/KAJIAN_PERANAN_SIS
TEM_PENGENDALIAN_INTERN_DALAM_MENUNJANG_KEBENARAN_INFOR
MASI_KEUANGAN.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires
=1494249159&Signature=0%2F9RXEJtZ4t%2F3o59S0VIjjR446g%3D&response-
content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DPeranan_Sistem_Pengendalian_Intern.pdf
http://www.btn.co.id/BTN/files/5b/5b71a42f-a511-4541-b432-3ec0c330f1ae.pdf