Audit internal adalah aktivitas independen yang dirancang untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola organisasi. Pada tahun 1992, COSO memperluas konsep pengendalian internal dan mendapat akseptasi luas. Audit internal dan pengendalian internal diperlukan untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sehingga perusahaan memiliki citra baik di masyarakat.
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
AUDIT-INTERNAL
1. AUDIT & INTERNAL CONTROL
Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan kondisi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi dan tujuan organisasi.
Audit ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan
sistematis dan disiplin ilmu untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul “Internal Control-Integrated
Framework”. Laporan COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang
konsep Internal Control yang lebih luas dan terintegrasi serta sesuai dengan
perkembangan dunia usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Jika pada
konsep sebelumnya hanya menekankan pada proses penyusunan laporan keuangan
saja, maka konsep COSO memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan
melakukan pengendalian atas perilaku seluruh komponen organisasi. Konsep ini
mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak.
Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal
Control sama dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh
aktivitas Dewan Komisaris, Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang wajar atas (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku. Berbeda dengan definisi pertama yang hanya mengaitkan pengendalian
hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran, pada definisi berikutnya terkait
dengan “proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh komponen organisasi”.
Definisi ini mengandung makna yang lebih luas dari definisi sebelumnya.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai
suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi
sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak
(seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka
sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi
pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara
berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis
dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas
pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan
keuangan lainnya.
Konsep Bisnis Etik pada perusahaan sangat melekat pada hubungan perusahaan
dengan stakeholders dimana perusahaan yang baik harus senantiasa menjaga
hubungan yang baik dengan dengan masyarakat, pemerintah, pemegang saham,
2. pekerja dan pemasok sebagai stakeholders perusahaaan. Untuk mewujudkan
hubungan yang baik dengan stakeholders diperlukan beberapa hal yang harus
dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah menjaga kepercayaan stakeholders.
Sebagai upaya menjaga kepercayaan stakeholders perusahaan tidak bisa dipisahkan
dengan konsep GCG yang terdiri dari 5 prinsip dasar, yaitu Transparansi
(transparency), Akuntabilitas (accountability), Pertanggungjawaban (responbility),
Kemandirian (independency) dan Kewajaran (fairness). Kelima prinsip itu diharapkan
dapat menciptakan perusahaan yang baik, memastikan pengurangan tingkat korupsi
dan pelanggaran lainnya sehingga dapat membuat para stakeholders percaya
terhadap perusahaan tersebut.
Dalam Good Governance terdapat tiga aspek yaitu pengawasan, pengendalian dan
pemerikasaan.
Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki
independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil
kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Keberadaan
audit internal untuk menjalankan fungsi pemeriksaan dapat mendorong terciptanya
pelaksanaan good corporate governance.
Membangun pengendalian internal yang kuat merupakan kewajiban bagi setiap
organisasi atau perusahaan yang ingin menerapkan konsep GCG yang baik.
Pengendalian Internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi atau perusahaan, sehingga dapat dikatakan
pengendalian internial memiliki tujaan untuk mendeteksi penggelapan.
Dengan menerapkan Audit dan pengendalian internal maka perusahaan akan mampu
menerapkan konsep GCG yang baik sehingga membuat perusahaan mempunyai citra
yang baik di masyarakat dan kredibilitas yang baik juga sehingga dapat membuat para
stakeholders merasa senang berinvestasi di perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka :
- http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/05/konsep-internal-kontrol-
audit.html
- https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/05/06/business-ethics-gg-audit-
internal-control-serta-sistem-pengendalian-internal-spi/
- https://atyantahenggar.wordpress.com/2017/05/08/pengaruh-audit-dan-
internal-control-terhadap-business-ethics-dan-good-corporate-governance/
Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan kondisi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi dan tujuan organisasi.
Audit ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan
sistematis dan disiplin ilmu untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul “Internal Control-Integrated
3. Framework”. Laporan COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang
konsep Internal Control yang lebih luas dan terintegrasi serta sesuai dengan
perkembangan dunia usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Jika pada
konsep sebelumnya hanya menekankan pada proses penyusunan laporan keuangan
saja, maka konsep COSO memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan
melakukan pengendalian atas perilaku seluruh komponen organisasi. Konsep ini
mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak.
Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal
Control sama dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh
aktivitas Dewan Komisaris, Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang wajar atas (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku. Berbeda dengan definisi pertama yang hanya mengaitkan pengendalian
hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran, pada definisi berikutnya terkait
dengan “proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh komponen organisasi”.
Definisi ini mengandung makna yang lebih luas dari definisi sebelumnya.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai
suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi
sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak
(seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka
sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi
pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara
berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis
dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas
pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan
keuangan lainnya.
Tujuan Internal Control
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern adalah
sbb:
• Menjaga kekayaan organisasi.
• Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
• Mendorong efisiensi.
• Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem Internal Control
Sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi
yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa
4. keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls)
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi). Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Unsur-Unsur Internal Control
Struktur Pengendalian Intern terdiri atas lima (5) unsur atau elemen yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalain orang-orangnya. Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan
disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian
antara lain:
a. Integritas dan Nilai Etik
Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku
serta bagaimana mereka mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam
praktik.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas.
c. Dewan Direksi dan Komite Audit
Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen.
Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal
auditor maupun eksternak auditor.
d. Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gaya
operasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikap manajemen
terhadap pengendalian intern.
e. Struktur Organisasi
Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai
manajemen dan elemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana
pengendalian diimplementasikan.
f. Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberi pemahaman mengenai pengendalaian dan cara-cara yang
digunakan untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan
operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas
g. Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalm pengendalian intern.
Pengendalian intern yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur,
menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penetuan risiko tujuan laporan keuangan
5. adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan sebagai berikut:
Perubahan dalam lingkungan operasi
• Personel baru
• Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
• Teknologi baru
• Lini produk, produk, atau aktivitas baru
• Restrukturisasi korporasi
• Operasi luar negeri
• Standar akuntansi baru
Semua entitas memiliki risiko tergantung dari ukuran, struktur, sifat, atau jenis dari
perusahaan. risiko tersebut dapat berupa risiko eksternal dan internal dan semua
harus bisa dikendalikan. Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi
memungkinkan timbulnya risiko berbeda yang harus segera dapat diatasi oleh
manajemen.
Auditor berkepentingan untuk memahami mengenai pengetahuan tentang penilaian
risiko yang dilakukan oleh manajemen, seperti pengidentifikasian risiko terhadap
laporan keuangan, pengevaluasian kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen
atas tindakan yang akan dilakukan.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijkan dan prosedur yang
berkaitan dengan berikut ini:
• Review terhadap kinerja
• Pengolahan informasi
• Pengendalian fisik
• Pemisahan tugas
Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
• Pengendalian Pemrosesan Informasi
Hal ini berkaitan dengan proses otorisasi, kelengkapan dan keakuratan data
keuangan. Pengendalian pemrosesan informasi digolongkan menjadi dua (2),
yaitu:
a. Pengendalian umum
b. Pengendalian aplikasi
• Pengendalian yang ditujukan untuk pemrosesan tipe-tipe transaksi baik di
lingkungan komputer maupun manual dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Otorisasi yang tepat (setiap bukti transaksi diotorisasi secara tepat
sehingga tidak ada bukti yang melewati prosedur otorisasi)
b. Pencatatan dan dokumentasi (semua bukti transaksi telah dicatat dan
didokumentasikan dan bila akan diperiksa, dapat dilacak kembali)
c. Pemeriksaan independen
6. d. Pemisahan tugas
e. Pengendalian fisik
f. Telaah kinerja
• Pengembangan atas aktivitas pengendalian berkaitan dengan kebijakan
dan prosedur dapat dijabarkan dalam lima (5) aktivitas pengendalian
berikut:
a. Pemisahan tugas
b. Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas
c. Pendokumentasian dan pencatatan
d. Pengendalian fisik atas assets dan catatan
e. Pengecekan secara independen atas kinerja
Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
• Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan
• Bagaimana transaksi tersebut dimulai
• Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakupalam pengolahan dan pelaporan transaksi
• Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti
komputer dan electronic data interchange) yang digunkan untuk mengirim,
memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (ongoing activities),
evaluasi secara terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan berbagai
kombinasi dari keduanya.
Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas
pemantauan seperti apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila
dibutuhkan.
Mengidentifikasi Entity-Level Controls
Tujuan mendapatkan pemahaman awal dari setiap komponen pengendalian
internal,Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin
mengidentifikasi kontrol yang mampu mencegah atau mendeteksi salah saji dalam
laporan keuangan. Itu periode-end proses pelaporan keuangan dan pemantauan
manajemen terhadap hasil operasi merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut.
Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimulai dengan
pemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan karyawan
yang sesuai untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan pengendalian,
7. penilaian risiko, aktivitas pengendalian,pemantauan, dan informasi dan komunikasi).
Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi
kontrol yang mampu mencegah atau mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.
Itu periode-end proses pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap
hasil operasi merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut.
RCTI sebagai bagian dari MNC Media Group dalam menjalankan proses audit
dipimpin oleh Bapak Harangan Pokki Pangaribuan yang ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No.021/IP-GGOD/MCOM/XI/2015 dan telah dilaporkan kepada
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan
surat No. 100-OJK/MNC-CS/INT/XII/2015 tertanggal 4 Desember 2015.
Sesuai dengan Piagam Unit Audit Internal Perseroan, secara garis besar tugas dan
tanggung jawab Unit Audit Internal antara lain:
• Menyusun serta melaksanakan rencana audit internal tahunan
• Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal dan
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan
• Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran,
teknologi informasi, dan kegiatan lainnya
• Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan perundangan terkait.
• Memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif mengenai kegiatan yang
diperiksa pada seluruh tingkat manajemen.
• Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
• Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan
yang telah disarankan.
• Bekerja sama dengan Komite Audit/ mendukung pelaksanaan tugas Komite
Audit.
• Menyusun program untuk mengevaluasi mutu Audit Internal.
• Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Penugasan audit dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based
audit) dan berpegang teguh pada kode etik profesi, mengacu pada International
Standards for The Professional Practices of Internal Auditing yang dibuat oleh The
Institute of Internal Auditors, antara lain mencakup integritas, objektifitas, kerahasiaan,
dan kompetensi.
Di tahun 2015, Unit Audit Internal telah menjalankan penugasan audit sesuai dengan
rencana pemeriksaan tahun 2015, yang meliputi seluruh unit usaha. Total
penyelesaian penugasan sebanyak 40 penugasan audit yang mencakup aktivitas
pemeriksaan operasional (40%), pemeriksaan finansial (23%) dan project (37%).
Untuk mendukung koordinasi antara Perseroan sebagai induk perusahaan dengan
unit-unit usaha, di samping proses supervisi selama proses penugasan, Unit Audit
Internal secara berkala melakukan rapat bulanan untuk membahas proses audit di
semua unit usaha, rapat bulanan dengan Direksi, serta rapat kuartalan dengan Komite
Audit.
8. Laporan hasil pemeriksaan beserta rekomendasi perbaikannya telah disampaikan
kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam pertemuan kuartalan. Pengawasan atas
pelaksanaan rencana tindak lanjut dari pemilik proses terkait dengan temuan Unit
Audit Internal dilakukan setiap bulan untuk memastikan telah dilakukan tindak
perbaikan.
Pada perusahaan tempat saya bekerja, direksi melakukan evaluasi efektivitas
pengendalian internal melalui Unit Audit Internal dan Auditor Eksternal. Dalam upaya
meningkatkan pengendalian internal Perseroan, seiring dengan semakin
berkembangnya bisnis dan kegiatan operasional Grup, di akhir tahun 2015 Perseroan
memulai proyek Compliance & Control Self Assessment (CCSA). Pada saat proyek
diimplementasikan, diharapkan Unit Usaha dapat membantu Grup dalam
mengantisipasi risiko-risiko, terutama untuk risiko yang memiliki dampak material
pada Perseroan.
Pemahaman SPI (Sistem Pengendalian Intern)
Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur
organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di
dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Tujuan SPI
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern:
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Jenis SPI
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi
yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa
keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
9. Peran Penting SPI
1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan
kegiatan organisasi.
2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi nkelemahan dan keterbatasan
personel, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan.
3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit
yang akan diterapkan.
4. Membantu auditor dalam memastikan efektifitas
5. Audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit
Daftar Pustaka:
- http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/05/konsep-internal-kontrol-
audit.html
- https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/05/06/business-ethics-gg-audit-
internal-control-serta-sistem-pengendalian-internal-spi/
- https://atyantahenggar.wordpress.com/2017/05/08/pengaruh-audit-dan-
internal-control-terhadap-business-ethics-dan-good-corporate-governance/
- https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/05/06/business-ethics-gg-audit-
internal-control-serta-sistem-pengendalian-internal-spi/