1. MAKALAH
PENGENDALIAN INTERNAL MENURUT PRINSIP COSO
PADA CV. WINNER ABADI MAKMUR
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM.
Disusun Oleh :
Lukman Hermanto – 55518110066
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. I. INTRODUCTION
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, implementasi pengendalian
internal merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini berlaku secara
general untuk seluruh organisasi, baik yang berskala kecil maupun besar,
perusahaan berorientasi laba maupun perusahaan nirlaba. Sejarah mencatat,
kebutuhan akan pengendalian internal dirasa sangat perlu ketika manusia
belajar dari peristiwa jatuhnya perusahaan-perusahaan besar yang
bersumber dari Fraud. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan pelajaran
berharga yang memberikan kesadaran bahwa pengendalian internal adalah
upaya preventif yang harus terus dievaluasi untuk mencegah defisiensi dalam
perusahaan yang dapat mengancam kelangsungannya dalam jangka
panjang. Kesadaran itulah yang kemudian melahirkan sebuah pedoman untuk
implementasi pengendalian internal yaitu Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX)
dimana didalamnya mengatur kewajiban adanya pengendalian internal dalam
sebuah perusahaan (SOX section 404).
Mengacu pengendalian internal yang diwajibkan dalam SOX, ada
sebuah standar berupa kerangka umum yang digunakan perusahaan untuk
menyusun sistem pengendalian internal yang sesuai dengan kebutuhannya,
kerangka kerja ini adalah COSO Framework yang diterbitkan tahun 1992 oleh
organisasi independen yang bernama Committee of Sponsoring Organization
of the Tradeway Commission (COSO). Sesuai dengan ketentuan dalam
Sarbanes - Oxley (SOX) Act section 404 yang menyatakan bahwa
manajemen bertanggung jawab untuk struktur pengendalian internal yang
memadai, dan penilaian oleh manajemen terhadap efektivitas struktur
pengendalian, serta melaporkan segala kekurangan dalam kontrol.
1.2. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini disusun dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pengendalian internal di CV. Winner Abadi
Makmur berdasarkan prinsip pengendalian COSO?
1.3. Manfaat Penelitian
3. Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini antara lain :
1.Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya referensi maupun
kajian dalam penelitian sejenis, terutama dalam memberikan bukti empiris
penerapan prinsip COSO mengenai tanggung jawab untuk membuat struktur
pengendalian internal yang memadai dan kewajiban menilai efektivitas
struktur pengendalian internal mampu membawa organisasi ke arah yang
lebih baik.
2.Manfaat praktis
Memberikan gambaran sejauh mana tingkat keberhasilan manajemen
perusahaan dalam usaha membangun pengendalian internal yang memadai.
4. II. LITERATURE REVIEW
2.1.Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar
tujuan perusahaan dapat tercapai, tanpa adanya pengendalian internal tujuan
perusahaan tidak akan tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar
suatu perusahaan semakin penting pula pengendalian internal dalam
perusahaan tersebut.
2.1.1.Pengertian Pengendalian Internal
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-
masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya
menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya organisasi sebagai upaya mencegah terjadinya
penyimpangan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam Mulyadi (2002:180) pengendalian internal didefinisikan sebagai
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Menurat Arens et al (2010;370), sistem pengendalian internal terdiri
atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen
kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering disebut pengendalian, dan
secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations Report (COSO)
(2013:3) mendefinisikan pengendalian internal adalah sebagai berikut :
“Internal control is a process, effected by an entitiy’s board of directions,
management, and other personnel, designed to provide reasonable
assurance regarding the achievement of objectives relating to operations,
reporting, and compliance”. Yang dapat diartikan bahwa pengendalian
internal adalah proses yang dipengaruhi oleh aturan direksi, manajemen, dan
personel lain yang disusun untuk memberi jaminan yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.
Dan menurut AICPA pada tahun 1949 dalam Sawyer (2005:57) definisi
5. pengendalian internal yaitu berisi rencana organisasi dan semua metode
terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan diperusahaan
untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efesiensi operasional, dan mendorong ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pengertian pengendalian internal tersebut
maka terdapat beberapa konsep dasar pengendalian internal sebagai berikut:
a. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk memcapai tujuan
tertentu. Pengendalian internal itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan.
Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat
pervasif dan menjadi bagian tak terpisahkan, bukan hanya sebagai
tambahan dari infrastruktur entitas.
b. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh
orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakupdewan komisaris,
manajemen, dan personel lain.
c. Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan
memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris
entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian
internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian
tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian internal tidak dapat
memberikan keyakinan mutlak.
d. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
berkaitan: pelaporaan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
2.1.2. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2002:180) tujuan pengendalian internal adalah untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian tiga golongan
tujuan:
a. Keandalan informasi keuangan,
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Dan menurut Arens et al (2008:370) tujuan pengendalian internal
adalah sebagai berikut:
a. Realibilty of financial reporting
b. Effeciency and effectivencees of operations
c. Compliance with applicable laws and regulations
Pengertian tujuan pengendalian internal adalah :
2.1.2.1. Keandalan pelaporan keuangan
6. Artinya pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai
bahwa pelaporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2.1.2.2 Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisiensi untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.1.2.3.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan-peraturan dan prosedur
untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengendalian
internal yang memadai diharapkan dapat ditaatinya peraturan dan hukum
yang berlaku.
2.2. COSO
Dalam COSO (2013:4) komponen-komponen pengendalian internal
adalah sebagai berikut:“ Internal control consists of five intergrated
components:
a. Control Environment
b. Risk Assessment
c. Control Activities
d. Information and Communication
e. Monitoring Activities”
Mulyadi (2002:183-195) menjelaskan tentang lima komponen
pengendalian internal sebagai berikut :
2.2.1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam
suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang
pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua
unsur pengendalian internal, yang membentuk disiplin dan stuktur. Sejumlah
faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara
lain:
i. Nilai integritas dan etika
ii. Komitmen terhadap kompetensi
iii. Dewan komisaris dan komite audit
iv. Filosofi dan gaya operasi manajemen
v. Struktur organisasi
vi. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
vii. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
7. 2.2.2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi,
analisis, dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan
penyusunanlaporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku
umum di Indonesia.
Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko adalah pembentukan
tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas. Manajemen
menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi,
entitas. Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk
mempertimbangkan dampak perubahan mungkin dalam lingkungan
eksternal dan dalam model bisnis sendiri yang mungkin membuat
pengendalian internal tidak efektif.
2.2.3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities )
Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh
manajemen telah dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberi
keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk
mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam
berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
2.2.4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua
personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana
aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di
dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem
pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas.
Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi, dan pelaporan keuangan, daftar
akun, dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan
komunikasi dalam pengendalian internal.
2.2.5. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian
internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel
yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain
maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk
menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang
8. diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut
telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaaan
9. III. METHODS
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
studi kasus tunggal yang menggunakan 5 komponen pengendalian COSO
sebagai alat analisa. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan sebagai
berikut :
1. Jenis penelitian kualitatif dipilih karena penelitian bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.
2. Pendekatan deskriptif dipilih terkait dengan tujuan penelitian untuk
menggambarkan fenomena pada obyek yang sedang diteliti, dalam hal ini
berupa pencapaian yang telah dilakukan oleh sebuah organisasi secaya
obyektif.
3. Studi kasus digunakan mengingat obyek yang diteliti hanya satu, yaitu
CV.Winner Abadi Makmur. Studi kasus juga mampu mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa spesifik yang terjadi dalam perusahaan sehingga fokus
pada satu permasalahan dalam hal ini penerapan pengendalian internal
yang memungkinkan peneliti untuk lebih memahami runtutan peristiwa
yang sedang terjadi.
4. Pendekatan COSO dipilih karena pendekatan ini menyediakan framework
standar yang telah teruji dan berlaku secara internasional.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer berupa hasil wawancara, yaitu
informasi langsung dari pihak yang langsung berkaitan dengan obyek yang
sedang diteliti.
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa prosedur
pengumpulan data, antara lain :
1. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan dengan rangka untuk memperoleh
gambaran umum mengenai CV. Winner Abadi Makmur. Aktivitas penelitian
yang dilakukan pada saat survey pendahuluan adalah observasi dan
mengumpulkan data dari internal maupun eksternal CV. Winner Abadi
Makmur.
10. 2. Wawancara terstruktur
Sugiono (2010) mengemukakan, wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan dalam satu tahap,
dikarenakan peneliti telah melakukan observasi dan telah memahami
gambaran umum perusahaan sehingga wawancara dilakukan guna menggali
lebih dalam informasi yang dibutuhkan tentang komponen pengendalian
COSO dalam bentuk check list. Adapun responden pada wawancara ini
adalah manajemen perusahaan sebagai pelaksana aktivitas pengendalian
internal sehari-hari yang terdiri dari manajer dan bagian akuntansi.
11. IV. RESULT & DISCUSSION
5.1. Lingkungan Pengendalian
Pada tahapan lingkungan pengendalian ditemukan bahwa struktur organisasi
perusahaan belum terstandar dengan baik sehingga ada beberapa pekerja
yang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan dan
bidangnya.
5.2. Penilaian resiko
Implementasinya penilaian resiko pada CV.Winner Abadi Makmur adalah
manajemen berusaha untuk melakukan projek seefisien dan efektiv mungkin
untuk mengurangi biaya kegagalan uji coba dan kehilangan waktu.
5.3. Aktivitas Pengendalian
Beberapa kebijakan yang diambil perusahaan dalam melakukan aktivitas
pengendalian antara lain :
a. Dalam bidang pengadministrasian, maka dilakukan pencatatan dan
penyimpanan dokumen dengan baik. Semua dokumen dilakukan
pengamanan, mulai dari keamanan komputer, lalu pengarsipan.
b. Dalam bidang accounting, maka biaya-biaya yang di keluarkan harus di
periksa kembali karena di khawatirkan terjadi fraud dalam pencatatan.
5.4. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perusahaan telah memiliki kebijakan sebagai pedoman teknologi informasi
dan komunikasi. Sebagai contoh penerapan teknologi informasi dan
komunikasi, maka perusahaan menggunakan aplikasi akuntansi untuk
memudahkan pencatatan sistemnya. Selain itu CV.Winner Abadi Makmur
juga menggunakan email untuk melakukan komunikasi.
5.5. Pemantauan
Pemantauan berjalan baik pada CV.Winner Abadi Makmur Contohnya
pemantauan dari wewenang atas ke bawahberproduksi sesuai dengan waktu
yang sudah ditetapkan.
12. V. CONCLUTION & RECOMMENDATION
5.1. Conclution
5.2.1. Lingkungan Pengendalian
Pada tahapan lingkungan pengendalian ditemukan bahwa struktur organisasi
perusahaan belum terstandar dengan baik sehingga ada beberapa pekerja
yang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan dan
bidangnya.
5.2.2. Penilaian resiko
Implementasinya penilaian resiko pada CV.Winner Abadi Makmur adalah
manajemen berusaha untuk melakukan projek seefisien dan efektiv mungkin
untuk mengurangi biaya kegagalan uji coba dan kehilangan waktu.
5.2.3. Aktivitas Pengendalian
Beberapa kebijakan yang diambil perusahaan dalam melakukan aktivitas
pengendalian antara lain :
a. Dalam bidang pengadministrasian, maka dilakukan pencatatan dan
penyimpanan dokumen dengan baik. Semua dokumen dilakukan
pengamanan, mulai dari keamanan komputer, lalu pengarsipan.
b. Dalam bidang accounting, maka biaya-biaya yang di keluarkan harus di
periksa kembali karena di khawatirkan terjadi fraud dalam pencatatan.
5.2.4. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perusahaan telah memiliki kebijakan sebagai pedoman teknologi informasi
dan komunikasi. Sebagai contoh penerapan teknologi informasi dan
komunikasi, maka perusahaan menggunakan aplikasi akuntansi untuk
memudahkan pencatatan sistemnya. Selain itu CV.Winner Abadi Makmur
juga menggunakan email untuk melakukan komunikasi.
5.2.5. Pemantauan
Pemantauan berjalan baik pada CV.Winner Abadi Makmur Contohnya
pemantauan dari wewenang atas ke bawahberproduksi sesuai dengan waktu
yang sudah ditetapkan.
13. 5.2. Recommendation
Diperjelas struktur organisasinya agar setiap karyawan mengetahui
jobdesknya masing-masing. Sehingga tidak ada lagi karyawan yang merasa
double job.
Sebaiknya proses transfer data menggunakan email ditinggalkan karena
memiliki kemungkinan kebocoran data, akan lebih baik jika setiap PC
dihubungkan secara offline dan memiliki 1 server data, dan setiap karyawan
bisa mengakses data tersebut secara terbatas sesuai dengan aktivasi
akunnya.
14. DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J. Elder and Mark S. Beasley., 2010, Auditing and
Assurance Service an Integrated Approach, 9th Edition. New Jersey
: Prantice Hall Inc.
McNally, J. Stephen CPA., 2013, The 2013 COSO Framework & SOX
Compliance, COSO.
Mulyadi, 2002, Auditing, 6th Edition, Cetakan Pertama, Jakarta : Salemba
Empat
2010, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan Kelima, Jakarta :
Salemba Empat.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.