Dokumen ini membahas tentang pendidikan sosial dan aliran-aliran dalam pendidikan. Pendidikan sosial membahas tentang manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan sosial dan pendidikan sosial, serta pendidikan sosial dalam keluarga dan sekolah. Sedangkan aliran-aliran dalam pendidikan membahas tentang nativisme, empirisme, konvergensi, dan naturalisme.
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
OPTIMASI PENDIDIKAN
1. RESUME
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SOSIAL DAN ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Oleh
Siti Nurhayatin :101010040
Semester :1 (satu)
Dosen : MAKSUDI,S.Pd.I
PROGRAM STUDY KEPENDIDIKAN ISLAM (KI)
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM (STAI)
PRINGSEWU LAMPUNG
2010
2. 1. PENDIDIKAN SOSIAL
1). Manusia adalah Mahluk Sosial
Manusia dalam masa anak-anak banyak memerlukan pemeliharaan orang lain.Disamping
itu kita, lihat pula bahwa orang-orang dewasa cenderung untuk memelihara dan
menolong kepada yang lebih mudah,Juga cenderung untuk berkumpul dan bekerja sama
dengan orang-orang dewasa yang lain.
Jadi dapat dikatakan:
- Manusia itu menurut pembawaannya adalah mahluk sosial.
- Manusia itu tak dapat tidak pasti hidup dalam golongan-golongan.
Manusia itu sejak kecilnya hidup dalam berbagai-bagai golongan.
Bahwa manusia itu sejak kecilnya telah termasuk pelbagai golongan .Ia harus ikut serta
dalam kehidupan golongan itu .Ia harus belajar hidup bekerja bersama-sama dengan
teman-teman segolongan.
Adapun ciri-ciri pada kehidupan golongan itu ialah:
1). Bahwa tiap-tiap golongan mempunyai cita-cita sendiri.Misalnya kecintaan di antara
sesama keluarga.
2). Adanya suatu ketertiban tertentu .Misalnya :Dalam keluarga orang yang tua akan
lebih dahulu berbicara daripada orang muda.
3). Adanya suatu golongan kekuasaan tertentu.Artinya bahwa anggota-anggota suatu
golongan merasakan ,bahwa golongan itu memberi pimpinan dalam usaha mencapai
tujuan golongan itu.Misalnya:Dalam perkumpulan olah raga kita harus merasa, bahwa
ada pimpinan yang tertentu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
2). Lingkungan Sosial dan Pendidikan Sosial.
Segala pengaruh luar ,yang datang dari orang lain,kita sebut pengaruh lingkungan sosial.
Jadi yang termasuk lingkungan sosial itu ialah.Setiap orang yang berhubungan dengan
anak itu.
1
3. Yang termasuk pula pengaruh lingkungan sosial itu ialah pendidikan.Jadi pendidikan
sosial itu ialah pengaruh yang disengaja ,yang datang dari pendidikan-pendidikan itu
sendiri dan gunanya:
- Agar anak itu menjadi anggota yang baik dalam golongannya
- Agar anak itu sadar berbuat sosial dalam masyarakat ,dalam rapat, di jalan atau
dimana saja ia berhubungan dengan orang lain.
Tentang perkembangan sosial pada anak-anak:
Perkembangan sosial pada anak itu kelihatan juga pada sikapnya yang berubah-ubah
terhadap gurunya ,selama masa bersekolah itu.
Rumah sebagai lingkungan sosial:
Lingkungan rumah amat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial.Dilihat dari
sudut pendidikan ,pegaruh-pengaruh itu tidak selamanya dapat dikatakan baik.Kita
sebagai pendidik harus mengubah pengaruh-pengaruh yang buruk.
3) Pendidikan Sosial dalam Keluarga
Asas pertamana pendidikan sosial ialah, memberi kesempatan sepenuhnya kepada anak-
anaka itu bergaul dalam rumah dengan anak-anak lain .Petunjuk apakah yang harus
diberikan kepada anak itu dalam bergaul dengan keluarga?
1).Orang-orang yang lebih tua dalam keluarga harus memberi pekerjaan yang
dilakukan bersama-sama kepada anak itu,bila anak-anak itu sendiri tak dapat
memikirkannya.
2). Orang-orang yang lebih tua dalam keluargaharus mengajarkan kepada anak-
anak,bahwa tidak segala keinginan yang timbul dalam hati dapat dipenuhi.
3). Anak-anak harus belajar menekan keinginan untuk melakukan agresi terhadap
orang lain.
Persaingan dalam keluarga.
Dalam keluarga kita harus belajar memainkan peranan yang baik dalam suatu
persaingan .Bagi anak-anak hal itu berarti bahwa mereka masing-masing harus dapat
memainkan peranan yang memuaskan ,yang ada manfaatnya .Keluarga adalah tempat
pertama untuk belajar mengenal persaingan secara damai.
2
4. Pertikaian dalam keluarga :
Pertikaian itu hanya dapat diselesaikan ,bila kedua belah fihak memahami pendirian
masing-masing .Jika kedua belah fihak telah saling mengerti,maka perpecahan dalam
keluarga akan ditiadakan ,karena mereka bersama-sama mencari jalan baru.
Bergaul dengan tamu:
Adat sopan santun mana yang harus di pergunakan terhadap anak-anak dan orang dewasa
yang bukan teman serumah itu.
a). Arti adat sopan santun adalah ,bagaimana kita harus berbuat menghadapi
orang lain. Misalnya: Jika seseorang membuka topinya dihadapan orang
lain,berarti ia menghormati orang itu.
b). Dalam praktek pergaulan dengan tamu ,ada beberapa hal yang harus diajarkan
di rumah mulai dari kecil ,yaitu:
- anak-anak harus diajar supaya tak usah malu-malu bila ada tamu datang
kerumah.
- Haruslah anak-anak itu membiasakan supaya sedapat-dapatnya jangan
mengganggu pada orang tua ,merengek-rengek minta kue kemudian lari keluar.
Jadi hasil pendidikan kearah adat sopan santun ialah,supaya kita tahu bergaul
dengan orang lain dengan tidak merasa malu-malu dan canggung,serta suka
menjauhi sikap yang kasar .
Identifikasi (penyamaan diri):
Kita menyamakan diri kita dengan salah seorang pemain dalam film.Kita mengalami
,seolah-olah kita sendiri yang melakukan .Kita merasa sedih bila pemain-pemain itu
mengalami kesedihan .Dan sebaliknya kita merasa senang bila pemain –pemain
mengalami kesenangan .Itulah yang disebut identifikasi.
4).Pendidikan Sosial di Sekolah.
Satu diantara kumpulan-kumpulan yang penting artinya bagi anak-anak adalah sekolah
.Sekolah itu bagi anak-anak yang baru saja bersekolah merupakan suatu kumpulan yang
sebagian terdiri dari anak-anak yang telah dikenalnya atau yang belum berapa
dikenalnya.
3
5. Kerjasama:
Dalam suatu kelas biasanya terjadi kerjasama yang dikerjakan olah murid-murid
.Kerjasama itu misalnya:
1. Dalam pelajaran berhitung
2. Dalam menyalin pelajaran di sekolah
3. Dalam melakukan pekerjaan tangan
4. kerjasama dalam menjaga kebersihan kelas,menyimpan alat-alat pelajaran,
memlihara kebun sekolah dan sebagainya
5. Kerjasama dalam masak-memasak makanan di sekolah
Di samping macam-macam kerjasama seperti tersebut di atas ,masih terdapat beberapa
bentuk kerjasama yang lain misalnya,kerjasama menghiasi kelas, menabung,mengunjungi
teman sekelas yang sedang sakit dan lain sebagainya.
Suasana dalam kelas:
Untuk mencapai suasana kelas yang baik dan tertib ,harus ada kerjasama antara guru dan
murid .Jadi harus ada suatu ketertiban yang harus ditaati bersama .Ketertiban itu dapat
dibedakan :
1. Ketertiban dalam permainan
2. Ketertiban dalam pelajaran lisan yang diberikan oleh guru
3. ketertiban dalam pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak sendiri
1. Ketertiban dalam permainan:
Ketertiban dalam permainan berdasar atas ketaatan kepada pereturan-pereturan .Dalam
permainan bersama di sekolah bukan saja pembagian peranan yang harus dituruti ,tetapi
juga cara memainkan peranan itu dengan baik .Jadi orang tidak boleh melanggar
peraturan-peraturan permainan.
2. Ketertiban dalam belajar lisan:
Ketertiban dalam belajar lisan serupa dengan ketertiban dalam rapat orang dewasa.
Jadi dalam rapat berjalan ,bila orang mentaati peraturan –peraturan berikut:
- Hanya seorang saja yang berbicara dan bukan beberapa orang sekaligus
4
6. - Yang lain harus tenang sehingga perkataan pembicaraan dapat didengar dengan
jelas
- Para hadirin memusatkan perhatiannya pada pembicara
- Pembicara harus berdiri pada suatu tempat ,sehingga ia dapat dilihat dan didengar
dengan jelas
- Pada akhir pembicaraan harus dapat diambil suatu kesimpulan.
3. Ketertiban dalam pekerjaan murid sendiri:
Jika kita hendak mendidik anak-anak kearah ketertiban yang baik dalam pekerjaan
sendiri ,maka kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
- Dalam pekerjaan tulisan harus kita jaga ,supaya anak-anak tahu benar apa yang
harus dikerjakan
- Dalam pelajaran menggambar hendaklah diberikan kebebasan bergerak yang agak
luas
- Dalam pekerjaan tangan tertentu saja kebebasan itu lebih luas
Solideritet (perasaan bersatu):
Solideritet secara sadar seperti ini penting sekali bagi kelas.Atas dasar ini kita juga dapat
mendidik anak-anak kearah rasa tanggungjawab bersama.Akhirnya anak-anak itu harus
dapat merasa bahwa mereka semua bertanggungjawab atas segala-galanya.
Hal-hal yang dapat merusak suasana kelas:
Suasana dalam kelas dapat dirusakkan oleh sikap anak atau sikap guru yang salah.
5
7. 2. Aliran-Aliran Dalam Pendidikan
1. Aliran Nativisme:
Menurut Zahara Idris(1992:6) nativisme berasal dari bahasa latin nativus berarti terlahir.
Seseorang berkembang berdasarkan pada apa yang dibawanya sejak lahir.
Adapun inti ajarannya adalah bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari
faktor pembawaanyang berupa bakat.
Aliran ini dikenal juga dengan aliran pesimistik karena pandangannya yang menyatakan,
bahwa orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu
dididik untuk menjadi baik, Begitu pula sebaliknya.
Namun demikian aliran ini berpendapat bahwa pendidikan sama sekali tidak
berpengaruh terhadap perkembangan seseorang, sehingga bila pendidikan yang diberikan
tidak sesuai dengan pembawaan seseorang maka tidak akan ada gunanya.
2. Aliran Empirisme:
Aliran ini dimotori oleh seorang filosof berkebangsaan inggris yang raionalis bernama
John Locke (1632-1704).
Aliran ini bertolak dari Lockean tradition yang lebih mengutamakan perkembangan
manusia dari sisi empirikyang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan
pembawaan sebagai sisi internal manusia (Umar Tirtarahardja,2000:194).
Secara etimologis empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Pokok
pikiran yang dikemukakan oleh aliran ini menyatakan bahwa pengalaman adalah sumber
pengetahuan, sedangkan pembawaan yang berupa bakat tidak diakuinya.
Menurut aliran empirisme bahwa pada saat manusia dilahirkan sesungguhnya dalam
keadaan kosong bagaikan “tabula rasa” yaitu sebuah meja berlapis lilin yang tidak dapat
ditulis apapun di atasnya.
Sehingga pendidikan memiliki peran yang sangat penting bahkan dapat menentukan
keberadaan anak.
Pendidikan dikatakan “Maha Kuasa” artinya Pendidikan memiliki kekuasaan dalam
menentukan nasib anak.
6
8. John Locke menganjurkan agar pendidikan disekolah dilaksanakan berdasarkan atas
kemampuan rasio dan bukan perasaan.
Aliran ini meyakini bahwa dengan memberikan pengalaman melalui didikan tertentu
kepada anak, maka akan terwujudlah apa yang diinginkan.
Sementara itu pembawaan yang berupa kemampuan dasar yang dibawa seseorang sejak
lahir diabaikan sama sekali.
Penganut aliran ini masih berkeyakinan bahwa manusia dipandang sebagai makhluk
yang dapat dimanipulasi karena keberadaannya yang pasif.
3. Aliran Konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1938).
Aliran ini semakin dikenal setelah kedua aliran sebelumnya yakni empirisme dan
nativisme tidak lagi banyak memiliki pengikut. Inti ajaran konvergensi adalah bahwa
bakat, pembawaan dan lingkungan atau pengalamanlah yang menentukan pembentukan
pribadi seseorang.
Sehubungan dengan hal itu teori. Konvergensi yang dikemukakan William Stern
berpendapat bahwa:
Pendidikan memiliki kemungkinan untuk dilaksanakan, dalam arti dijadikan penolong
kepada anak untuk mengembangkan potensi.
Yang membatasi hasil pendidikan anak adalah pembawaan dan lingkungannya.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern, aliran konvergensi dipandang
lebih realistis, sehingga banyak diikuti oleh para pakar pendidikan.
4. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme (Umar
Tirtarahardja, 2000:197).
7
9. Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau, yang mengamati pendidikan. Ditulis
dalam bukunya yang berjudul “Emile” menyatakan bahwa anak yang dilahirkan pada
dasarnya dalam keadaan baik.
Anak menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat).
Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi
kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya.
Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam.
Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak
hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik tersebut tidak dirusak
oleh pendidik.
8
10. Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau, yang mengamati pendidikan. Ditulis
dalam bukunya yang berjudul “Emile” menyatakan bahwa anak yang dilahirkan pada
dasarnya dalam keadaan baik.
Anak menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat).
Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi
kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya.
Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam.
Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak
hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik tersebut tidak dirusak
oleh pendidik.
8