SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 1
MODEL PEMBELAJARAN
ADVANCE ORGANIZER
Initiators : David Ausubel https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
SKENARIO
Seorang pembelajar (pemandu) memulai tour ke museum seni dengan
sekelompok pebelajar sekolah menengah mengatakan, "Saya ingin memberikan
gambaran yang akan membantu Anda memahami lukisan dan patung akan kita lihat.
Gagasannya sederhana, bahwa kesenian adalah ekspresi pribadi, mencerminkan
banyak budaya dengan cara beragam ketika ia diciptakan. Hal ini akan lebih jelas jika
pertama kali melihat perbedaan-perbedaan antara seni timur dan seni barat. Namun,
perlu diingat bahwa dalam setiap kebudayaan sebagaimana sifat kebudayaan yang
selalu berubah maka seni pun mengalami perubahan. Perubahan tersebut sering
tercermin dalam teknik materi subjek, warna, dan gaya para seniman. Perubahan yang
terpenting sering kali direfleksikan dalam karya seni yang dilahirkan. “ Pemandu itu
kemudian menunjukkan contoh-contoh dari satu atau dua perubahan menurut
karakteristik-karakteristiknya. Pembelajar tersebut meminta pebelajar mengingat
kembali masa-masa SMP dan perbedaan-perbedaan dalam lukisan ketika mereka
sudah lebih dewasa. Pembelajar tersebut menganalogikan hal tersebut dengan
periode-periode pertumbuhan yang berbeda dengan kebudayaan yang berbeda pula.
Dalam tour berikutnya, saat mereka melihat lukisan dan patung, pembelajar tersebut
menunjukkan perbedaan-perbedahan yang dihasilkan karena perubahan zaman. “
Kalian lihat ini?” Dalam lukisan ini ada tubuh seseorang yang hampir secara
keseluruhan ditutupi oleh jubahnya, dan hampir tidak ada tanda-tanda bahwa dia
manusia. Pada zaman pertengahan, gereja mengajarkan bahwa tubuh tidak penting
dan jiwa adalah segalanya”. Kemudian pembelajar berkata,”Kalian lihat lukisan ini,
bagaimana kekekaran laki-laki menonjol dari balik bajunya dan bagaimana dia berdiri
dengan tegap di atas tanah. Ini merepresentasikan zaman Renaissance bahwa laki-
laki berada pada pusat alam semesta di mana tubuhnya, pemikiran dan kekuatannya
sangatlah penting”.
Pembelajar menggunakan advance organizer. Dalam hal ini sebuah konsep
yang dipakai oleh sejarawan seni. Organizer berisi gagasan-gagasan yang dapat
dihubungkan dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari objek seni yang dilihat.
Dalam skenario ini pembelajar menyediakan apa yang Ausubel sebut dengan
“intellectual scaffolding” pada pebelajar untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-
fakta yang mereka temui selama pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 2
A. ORIENTASI MODEL
David Ausubel adalah teoritikus pendidikan yang luar biasa. Pertama, dia
secara langsung merumuskan tujuan pembelajaran. Kedua, dia menganjurkan
peningkatan metode-metode pembelajaran presentasional (ceramah dan membaca)
pada saat para teoritikus pendidikan dan sosial lain tengah menentang keabsahan
metode ini dan penemuan-pememuan yang mengkritik kepasifan pembelajaran
ekspositori. Berbeda dengan para teoritikus yang menyarankan metode penemuan
(discovery), pendidikan terbuka, dan pembelajaran berbasis pengalaman. Ausubel
tanpa rasa enggan tetap berpihak pada strategi pengusaan materi akademik melalui
presentasi. Teori Ausubel tentang pembelajaran verbal berhubungan dengan tiga hal
(1) bagaimana pengetahuan (materi kurikulum) dikelola, (2) bagaimana pikiran bekerja
memproses informasi baru, (3) bagaimana pembelajar dapat mengaplikasikan
gagasan-gagasan ini pada kurikulum dan pembelajaran ketika mempresentasikan
materi baru pada pebelajar.
Perhatian utama Ausubel adalah untuk membantu pembelajar menyampaikan
sejumlah besar informasi yang bermakna dan seefisien mungkin. Peran utama
pebelajar adalah untuk menguasai gagasan dan informasi. Advance organizer terlebih
dahulu memberikan konsep dan prinsip kepada pebelajar secara langsung sedangkan
pendekatan induktif memimpin pebelajar untuk menemukan atau menemukan kembali
konsep.
Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif
pebelajar, pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola,
memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. Ausubel percaya
bahwa struktur kognitif merupakan faktor utama apakah materi baru akan bermanfaat
atau tidak dan bagaimana pengetahuan baru dapat diperoleh dan dipertahankan
dengan baik. Menurut Ausubel bermakna atau tidaknya materi lebih bergantung pada
persiapan pebelajar dan pengolahan materi sekedar menerapkan metode presentasi.
Jika pebelajar mengawali “persiapan” yang tepat dan materi dikelola dengan baik maka
akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Model advance organizer tidak
mengasumsikan pebelajar pasif hanya sebagai penerima, akan tetapi kewajiban
mereka adalah menghubungkan antara pengetahuan awal dengan struktur kognitif.
Tugas pembelajar adalah menciptakan suasana yang kondusif dan materi
pembelajaran yang mendukung. Namun hal tersebut tidak terjadi secara otomatis,
melainkan membutuhkan proses.
Mengolah Informasi : Struktur Disiplin dan Struktur Kognitif
Menurut Ausubel ada rangkaian antara cara materi pelajaran disusun dan
cara orang mengatur pengetahuan dalam pikiran (struktur kognitif). Dia
mengungkapkan pandangan bahwa setiap disiplin akademik memiliki struktur konsep-
konsep dan/atau proposisi yang diatur secara hirarki. Ausubel percaya bahwa konsep
struktural dari masing-masing disiplin ilmu dapat diidentifikasi dan diajarkan kepada
pebelajar, yang kemudian menjadi suatu sistem pengolahan informasi, yaitu menjadi
sebuah peta intelektual yang dapat digunakan pebelajar untuk menganalisis domain
tertentu dan untuk memecahkan masalah dalam domain-domain tertentu pula. Ausubel
menggambarkan pikiran sebagai suatu sistem pemrosesan informasi dan
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 3
penyimpanan informasi yang dapat dibandingkan dengan struktur konseptual dari
disiplin akademis. Ausubel berpendapat bahwa gagasan baru dapat bermanfaat
dipelajari dan dipertahankan hanya sejauh mereka dapat berhubungan dengan konsep
yang sudah tersedia.
B. IMPLIKASI PADA KURIKULUM
Gagasan Ausubel tentang mata pelajaran dan struktur kognitif memiliki
implikasi-implikasi penting dan langsung bagi pengelolaan kurikulum serta prosedur-
prosedur instruksional. Ada dua prinsip yang saling berhubungan, yaitu diferensiasi
progresif (progressive differentiation) dan rekonsiliasi integratif (integrative
reconsiliation). Diferensiasi progresif berarti gagasan-gagasan paling umum dari
suatu disiplin yang disajikan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan perincian dan
ketelitian. Rekonsiliasi integratif berarti gagasan-gagasan baru secara sadar
dihubungkan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan penjelasan lain
menyatakan bahwa rangkaian kurikulum harus dikelola sehingga materi yang ada
secara berurutan terhubung dengan materi-materi yang telah disajikan sebelumnya.
C. IMPLIKASI PADA PEMBELAJARAN
Advance organizer adalah model untuk memperkuat struktur kognitif dan
meningkatkan retensi informasi baru. Tujuannya adalah untuk menjelaskan,
mengintegrasikan, dan saling menghubungkan materi dalam tugas belajar dengan
materi yang dipelajari sebelumnya (dan juga untuk membantu pebelajar membedakan
materi baru dari materi yang dipelajari sebelumnya). Contoh, Anda ingin pebelajar
untuk memperoleh informasi tentang masalah energi saat ini. Anda menyediakan
bahan belajar yang berisi data tentang sumber daya mungkin, informasi umum tentang
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan teknologi, dan kebijakan alternatif tentang
krisis energi dan perencanaan masa depan. Materi pembelajaran adalah dalam bentuk
artikel surat kabar, kuliah, dan mungkin sebuah film. Tugas pebelajar adalah untuk
menginternalisasi informasi, yaitu, untuk mengingat ide-ide sentral dan mungkin fakta-
fakta kunci. Sebelum memperkenalkan pebelajar untuk bahan belajar, namun Anda
memberikan materi pengantar dalam bentuk organizer untuk membantu mereka
berhubungan dengan data baru.
Organizer adalah konten penting yang perlu diajarkan. Ini mungkin sebuah konsep
atau pernyataan hubungan. Ada dua jenis advance organizer-ekspositori dan
komparatif. Exspository organizer menjadi dasar pada tingkat abstraksi atau mungkin
beberap konsep yang lebih kecil. Organizer ini merepresentasikan intellectual
scaffolding tentang bagaimana pebelajar akan “menggantungkan” informasi baru yang
mereka temui. Comparative organizer dirancang untuk membedakan antara konsep
baru dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh
kesamaan antar keduanya.
D. MODEL PEMBELAJARAN
Syntax
Model advance organizer memiliki tiga tahapan. Tahap pertama adalah
presentasi advance organizer. Tahap kedua, presentasi tugas atau materi
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 4
pemebelajaran. Tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif. Pada tahap ini
menguji hubungan materi pembelajaran dengan gagasan yang ada untuk
menghasilkan pembelajaran aktif.
Tahap Pertama: Tahap Kedua:
Presentasi Advance Organizer Presentasi tugas atau materi
Pembelajaran
Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran
Menyajikan organizer-mengidentifikasi
karakteristik
 Karakteristik yang konklusif
 Memberi contoh-contoh
 Menyajikan konteks-mengulang
Mendorong kesadaran pengetahuan dan
pengalaman pebelajar
Menyajikan Materi
Mempertahankan perhatian
Memperjelas pengolahan menjadi
Memperjelas aturan materi pembelajaran yang
masuk akal
Tahap Ketiga:
Memperkuat Pengolahan Kognitif
Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif
Menggunakan pembelajaran resepsi aktif
Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran
Mengklarifikasi
1. Tahap Pertama
a. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran adalah salah satu cara untuk memperoleh
perhatian pebelajar dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan
pembelajaran.
b. Menyajikan organizer adalah sebuah gagasan yang harus dieksplorasi secara
terampil dan dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan.
c. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pebelajar artinya
meminta pebelajar mengingat kembali pengalaman personal dan mengakui
bahwa apa yang sedang dibahas mirip dengan situasi tersebut.
2. Tahap Kedua
Menyajikan materi dalam bentuk ceramah, diskusi, film, eksperimen, atau
membaca. Materi disajikan dengan jelas sehingga pebelajar memiliki indera
petunjuk (sense of direction) dan dapat melihat urutan materi tersebut. Untuk
mengemgangkan struktur hierarki dalam proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara:
a. Diferensiasi progresif yaitu proses menguraikan masalah pokok menjadi
bagian yang lebih rinci dan khusus. Jadi, pembelajar dalam mengajarkan
konsep-konsep harus dari yang paling inklusif kemudian konsep yang kurang
inklusif setelah itu pembelajar memberikan yang khusus seperti contoh-contoh.
b. Rekonsiliasi integratif yaitu pengetahuan baru yang harus dihubungkan
dengan isi materi sebelumnya. Penyesuaian ini berguna untuk mengatasi atau
mengurangi pertentangan kognitif.
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 5
3. Tahap Ketiga
Tujuannya adalah melabuhkan materi pembelajaran baru kedalam struktur kognitif
pebelajar yang sudah ada. Ausubel mengidentifikasi menjadi empat aktivitas:
a. Menggunakan prinsip rekonsiliasi integratif dengan cara:
1) Mengingatkan pebelajar pada gambaran secara menyeluruh
2) Meminta ringkasan tentang sifat penting materi yang baru
3) Mengulang definisi-definisi yang tepat
4) Meminta perbedaan diantara aspek materi
5) Pebelajar mendeskripsikan bagaimana materi dapat mendukung konsep
pada organizer.
b. Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan cara:
1) Meminta pebelajar mendeskripsikan hubungan materi baru dengan
organizer.
2) Pebelajar membuat contoh tambahan tentang konsep .
3) Pebelajar menjelaskan secara lisan esensi materi dengan bahasa sendiri.
4) Menguji materi dari sudut pandang lain.
5) Pebelajar mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
c. Pendekatan kritis dalam pengetahuan dapat dilakukan dengan menanyakan
kepada pebelajar tentang asumsi-asumsi atau kesimpulan yang mungkin dibuat
dalam materi. Pembelajar memberikan pertimbangan atau tantangan terhadap
asumsi tersebut dan menyatukan kontardiksi apabila terjadi silang pendapat.
d. Klarifikasi kemungkinan munculnya banyak pertanyaan yang memperlihatkan
kekurangjelasan. Pembelajar melakukan klarifikasi dengan cara memberikan
tambahan informasi baru, mengaplikasikan gagasan ke dalam situasi baru atau
contoh lain.
E. SISTEM SOSIAL
Dalam model ini pembelajar harus mempertahankan control pada stuktur
intelektual, hal ini untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan organizer dan
membantu pebelajar membedakan materi baru dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pada tahap tiga idealnya situasi pembelajaran lebih interaktif.
Keberhasilan materi akan bergantung pada kemampuan pebelajar mengintegrasikan
dengan materi sebelumnya melalui kemampuan kritis, presentasi pembelajar dan
pengolahan informasi.
F. PERAN PEMBELAJAR
1. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran.
2. Membedakan materi yang baru dengan yang lama.
3. Membuat materi relevan dengan pembelajar secara personal.
4. Membantu pebelajar berpikir kritis sehingga timbul pertanyaan dan merespon
penentuan makna.
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 6
G. SISTEM PENDUKUNG
Materi yang disusun dengan baik merupakan syarat utama. Efektivitas advance
organizer bergantung pada hubungan terpadu dan cocok antara pelaksana konseptual
dengan materi. Model ini memberikan petunjukdalam membangun (atau menyusun
kembali) materi pengajaran.
H. DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 7
PENERAPAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN IPA
Jenjang Pendidiksn : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : SAINS
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Materi : Energi Panas
Tahap 1 : Presentasi Advance Organizer
1. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran
a. Melalui tanya jawab pebelajar dapat menyebutkan dua sumber energi panas
dengan tepat
b. Melalui percobaan pebelajar dapat membedakan tiga cara rambat energi panas
dengan tepat
c. Melalui diskusi pebelajar dapat menyimpulkan tiga cara rambat energi panas
dengan tepat
2. Menyajikan organizer-mengidentifikasi karakteristik
a. Pembelajar menjelaskan bahwa ada dua sumber energi panas
b. Energi dapat merambat melalui medium
3. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pebelajar
a. Pembelajar membangun dengan pertanyaan:
“Apakah yang kalian rasakan ketika berada di tengah terik matahari?”
“Apakah yang kalian rasakan ketika mencelupkan sendok ke dalam air panas?”
“Apakah yang kalian rasakan ketika memegang panci tanpa gagang plastik
yang panas tidak menggunakan alas?”
Tahap 2 : Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran
Pada tahap 2 ini pebelajar melakukan eksperimen tentang sumber energi panas dan
cara rambatnya. Media yang digunakan adalah media yang sering ditemukan sehari-
hari.
Contoh : lilin, sendok, gelas berisi air panas, panci, kompor kecil, dan lain-lain.
Tahap 3 : Memperkuat Pengolahan Kognitif
1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif.
Pembelajar meminta pebelajar membuat ringkasan:
a. Sumber energi panas terbesar adalah matahari.
b. Energi panas dihasilkan oleh dua benda yang bergesekan.
c. Energi panas merambat melalui radiasi, konveksi, konduksi.
2. Menggunakan pembelajaran resepsi aktif
a. Matahari merupakan sumber energi panas.
b. Selain matahari, api juga merupakan sumber energi panas.
c. Kita telah mempelajari sumber energi panas dan juga cara rambatnya (dengan
bahasa pebelajar sendiri).
BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 8
d. Pebelajar mengaitkan dengan konsep lain dan dapat dikaitkan dengan
pertanyaan: “Apa yang terjadi ketika kalian menjemur pakaian di bawah terik
matahari?”
Pada pertanyaan di atas terdapat konsep matahari sebagai sumber energi
panas dan air menguap ketika terkena panas.
3. Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran.
Pembelajar memberikan pertanyaan: “Mengapa peralatan memasak banyak
terbuat dari alumunium disbanding besi?”
4. Mengklarifikasi
Pembelajar memberikan informasi baru jika ada yang kurang jelas (berdasarkan
pertanyaan pebelajar di kelas)
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd
). USA: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar:

More Related Content

What's hot

Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaranyus01
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeAminah Rahmat
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifAchyar Mounthead
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistikDiah Japri
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danIka Pratiwi
 
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismePsikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismeAnita Rahman
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...Atifah Ruzana Abd Wahab
 
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...Cho Shirley
 

What's hot (20)

Self control
Self controlSelf control
Self control
 
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISMEPARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
 
Makalah yulia
Makalah yuliaMakalah yulia
Makalah yulia
 
Model model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertfModel model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertf
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
 
Sosial inquiry
Sosial inquirySosial inquiry
Sosial inquiry
 
Capter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustajiCapter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustaji
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatif
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistik
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
 
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismePsikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
 
Penaksiran tgsn 3
Penaksiran tgsn 3Penaksiran tgsn 3
Penaksiran tgsn 3
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...
Kepentingan Teori Pembelajaran Konstruktivisme dan Implikasi terhadap Pengaja...
 
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
 

Viewers also liked (20)

Awareness
AwarenessAwareness
Awareness
 
Models of teaching
Models of teachingModels of teaching
Models of teaching
 
Model-model pembelajaran inovatif
Model-model pembelajaran inovatifModel-model pembelajaran inovatif
Model-model pembelajaran inovatif
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
 
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model PembelajaranPendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
 
Langkah 2 conducting instructional analysis
Langkah 2  conducting instructional analysisLangkah 2  conducting instructional analysis
Langkah 2 conducting instructional analysis
 
Camera
CameraCamera
Camera
 
Relaxation
RelaxationRelaxation
Relaxation
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Manajemen organisasi sma
Manajemen organisasi smaManajemen organisasi sma
Manajemen organisasi sma
 
Landasan garapan tep
Landasan garapan tepLandasan garapan tep
Landasan garapan tep
 
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Model Interaksi Sosial
Model Interaksi SosialModel Interaksi Sosial
Model Interaksi Sosial
 
Wordpress 2
Wordpress 2Wordpress 2
Wordpress 2
 
Tm31
Tm31Tm31
Tm31
 
Colecionando Arte e Cultura
Colecionando Arte e CulturaColecionando Arte e Cultura
Colecionando Arte e Cultura
 
Mapas mentales 3
Mapas mentales 3Mapas mentales 3
Mapas mentales 3
 

Similar to Advance organizer

Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktifPendekatan deduktif
Pendekatan deduktifSkyra Nsmn
 
About advance organizer
About advance organizerAbout advance organizer
About advance organizerZahra Zakira
 
Model advance organizer
Model advance organizerModel advance organizer
Model advance organizerReni Nazta
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
 
model advance organizer
model advance organizermodel advance organizer
model advance organizerReni Nazta
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniAwal Akbar Jamaluddin
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
 
Teori belajar bermakna
Teori belajar bermaknaTeori belajar bermakna
Teori belajar bermaknaYoThe Thea
 
JAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxJAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxNganjukSolid
 
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedPpt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedCha-cha Taulanys
 
teori belajar dan motivasi ok
 teori belajar dan motivasi ok teori belajar dan motivasi ok
teori belajar dan motivasi okKanu Rich
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaSeptian Muna Barakati
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiihartoni tastie
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
 
Erlawati Iia Pe
Erlawati Iia PeErlawati Iia Pe
Erlawati Iia Pe64258
 
Topic 6 konstruktivisme
Topic 6 konstruktivismeTopic 6 konstruktivisme
Topic 6 konstruktivismeAmbrose Hn
 

Similar to Advance organizer (20)

Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktifPendekatan deduktif
Pendekatan deduktif
 
Ausubel
AusubelAusubel
Ausubel
 
About advance organizer
About advance organizerAbout advance organizer
About advance organizer
 
Model advance organizer
Model advance organizerModel advance organizer
Model advance organizer
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
 
model advance organizer
model advance organizermodel advance organizer
model advance organizer
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
 
landasan filosofi
landasan filosofilandasan filosofi
landasan filosofi
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
 
Kontruktivis
KontruktivisKontruktivis
Kontruktivis
 
Teori belajar bermakna
Teori belajar bermaknaTeori belajar bermakna
Teori belajar bermakna
 
JAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxJAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docx
 
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedPpt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
 
teori belajar dan motivasi ok
 teori belajar dan motivasi ok teori belajar dan motivasi ok
teori belajar dan motivasi ok
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iii
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
 
Erlawati Iia Pe
Erlawati Iia PeErlawati Iia Pe
Erlawati Iia Pe
 
Topic 6 konstruktivisme
Topic 6 konstruktivismeTopic 6 konstruktivisme
Topic 6 konstruktivisme
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Dinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasiDinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasi
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

Advance organizer

  • 1. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 1 MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER Initiators : David Ausubel https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ SKENARIO Seorang pembelajar (pemandu) memulai tour ke museum seni dengan sekelompok pebelajar sekolah menengah mengatakan, "Saya ingin memberikan gambaran yang akan membantu Anda memahami lukisan dan patung akan kita lihat. Gagasannya sederhana, bahwa kesenian adalah ekspresi pribadi, mencerminkan banyak budaya dengan cara beragam ketika ia diciptakan. Hal ini akan lebih jelas jika pertama kali melihat perbedaan-perbedaan antara seni timur dan seni barat. Namun, perlu diingat bahwa dalam setiap kebudayaan sebagaimana sifat kebudayaan yang selalu berubah maka seni pun mengalami perubahan. Perubahan tersebut sering tercermin dalam teknik materi subjek, warna, dan gaya para seniman. Perubahan yang terpenting sering kali direfleksikan dalam karya seni yang dilahirkan. “ Pemandu itu kemudian menunjukkan contoh-contoh dari satu atau dua perubahan menurut karakteristik-karakteristiknya. Pembelajar tersebut meminta pebelajar mengingat kembali masa-masa SMP dan perbedaan-perbedaan dalam lukisan ketika mereka sudah lebih dewasa. Pembelajar tersebut menganalogikan hal tersebut dengan periode-periode pertumbuhan yang berbeda dengan kebudayaan yang berbeda pula. Dalam tour berikutnya, saat mereka melihat lukisan dan patung, pembelajar tersebut menunjukkan perbedaan-perbedahan yang dihasilkan karena perubahan zaman. “ Kalian lihat ini?” Dalam lukisan ini ada tubuh seseorang yang hampir secara keseluruhan ditutupi oleh jubahnya, dan hampir tidak ada tanda-tanda bahwa dia manusia. Pada zaman pertengahan, gereja mengajarkan bahwa tubuh tidak penting dan jiwa adalah segalanya”. Kemudian pembelajar berkata,”Kalian lihat lukisan ini, bagaimana kekekaran laki-laki menonjol dari balik bajunya dan bagaimana dia berdiri dengan tegap di atas tanah. Ini merepresentasikan zaman Renaissance bahwa laki- laki berada pada pusat alam semesta di mana tubuhnya, pemikiran dan kekuatannya sangatlah penting”. Pembelajar menggunakan advance organizer. Dalam hal ini sebuah konsep yang dipakai oleh sejarawan seni. Organizer berisi gagasan-gagasan yang dapat dihubungkan dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari objek seni yang dilihat. Dalam skenario ini pembelajar menyediakan apa yang Ausubel sebut dengan “intellectual scaffolding” pada pebelajar untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta- fakta yang mereka temui selama pembelajaran.
  • 2. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 2 A. ORIENTASI MODEL David Ausubel adalah teoritikus pendidikan yang luar biasa. Pertama, dia secara langsung merumuskan tujuan pembelajaran. Kedua, dia menganjurkan peningkatan metode-metode pembelajaran presentasional (ceramah dan membaca) pada saat para teoritikus pendidikan dan sosial lain tengah menentang keabsahan metode ini dan penemuan-pememuan yang mengkritik kepasifan pembelajaran ekspositori. Berbeda dengan para teoritikus yang menyarankan metode penemuan (discovery), pendidikan terbuka, dan pembelajaran berbasis pengalaman. Ausubel tanpa rasa enggan tetap berpihak pada strategi pengusaan materi akademik melalui presentasi. Teori Ausubel tentang pembelajaran verbal berhubungan dengan tiga hal (1) bagaimana pengetahuan (materi kurikulum) dikelola, (2) bagaimana pikiran bekerja memproses informasi baru, (3) bagaimana pembelajar dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan ini pada kurikulum dan pembelajaran ketika mempresentasikan materi baru pada pebelajar. Perhatian utama Ausubel adalah untuk membantu pembelajar menyampaikan sejumlah besar informasi yang bermakna dan seefisien mungkin. Peran utama pebelajar adalah untuk menguasai gagasan dan informasi. Advance organizer terlebih dahulu memberikan konsep dan prinsip kepada pebelajar secara langsung sedangkan pendekatan induktif memimpin pebelajar untuk menemukan atau menemukan kembali konsep. Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif pebelajar, pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. Ausubel percaya bahwa struktur kognitif merupakan faktor utama apakah materi baru akan bermanfaat atau tidak dan bagaimana pengetahuan baru dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik. Menurut Ausubel bermakna atau tidaknya materi lebih bergantung pada persiapan pebelajar dan pengolahan materi sekedar menerapkan metode presentasi. Jika pebelajar mengawali “persiapan” yang tepat dan materi dikelola dengan baik maka akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Model advance organizer tidak mengasumsikan pebelajar pasif hanya sebagai penerima, akan tetapi kewajiban mereka adalah menghubungkan antara pengetahuan awal dengan struktur kognitif. Tugas pembelajar adalah menciptakan suasana yang kondusif dan materi pembelajaran yang mendukung. Namun hal tersebut tidak terjadi secara otomatis, melainkan membutuhkan proses. Mengolah Informasi : Struktur Disiplin dan Struktur Kognitif Menurut Ausubel ada rangkaian antara cara materi pelajaran disusun dan cara orang mengatur pengetahuan dalam pikiran (struktur kognitif). Dia mengungkapkan pandangan bahwa setiap disiplin akademik memiliki struktur konsep- konsep dan/atau proposisi yang diatur secara hirarki. Ausubel percaya bahwa konsep struktural dari masing-masing disiplin ilmu dapat diidentifikasi dan diajarkan kepada pebelajar, yang kemudian menjadi suatu sistem pengolahan informasi, yaitu menjadi sebuah peta intelektual yang dapat digunakan pebelajar untuk menganalisis domain tertentu dan untuk memecahkan masalah dalam domain-domain tertentu pula. Ausubel menggambarkan pikiran sebagai suatu sistem pemrosesan informasi dan
  • 3. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 3 penyimpanan informasi yang dapat dibandingkan dengan struktur konseptual dari disiplin akademis. Ausubel berpendapat bahwa gagasan baru dapat bermanfaat dipelajari dan dipertahankan hanya sejauh mereka dapat berhubungan dengan konsep yang sudah tersedia. B. IMPLIKASI PADA KURIKULUM Gagasan Ausubel tentang mata pelajaran dan struktur kognitif memiliki implikasi-implikasi penting dan langsung bagi pengelolaan kurikulum serta prosedur- prosedur instruksional. Ada dua prinsip yang saling berhubungan, yaitu diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan rekonsiliasi integratif (integrative reconsiliation). Diferensiasi progresif berarti gagasan-gagasan paling umum dari suatu disiplin yang disajikan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan perincian dan ketelitian. Rekonsiliasi integratif berarti gagasan-gagasan baru secara sadar dihubungkan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan penjelasan lain menyatakan bahwa rangkaian kurikulum harus dikelola sehingga materi yang ada secara berurutan terhubung dengan materi-materi yang telah disajikan sebelumnya. C. IMPLIKASI PADA PEMBELAJARAN Advance organizer adalah model untuk memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan retensi informasi baru. Tujuannya adalah untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan saling menghubungkan materi dalam tugas belajar dengan materi yang dipelajari sebelumnya (dan juga untuk membantu pebelajar membedakan materi baru dari materi yang dipelajari sebelumnya). Contoh, Anda ingin pebelajar untuk memperoleh informasi tentang masalah energi saat ini. Anda menyediakan bahan belajar yang berisi data tentang sumber daya mungkin, informasi umum tentang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan teknologi, dan kebijakan alternatif tentang krisis energi dan perencanaan masa depan. Materi pembelajaran adalah dalam bentuk artikel surat kabar, kuliah, dan mungkin sebuah film. Tugas pebelajar adalah untuk menginternalisasi informasi, yaitu, untuk mengingat ide-ide sentral dan mungkin fakta- fakta kunci. Sebelum memperkenalkan pebelajar untuk bahan belajar, namun Anda memberikan materi pengantar dalam bentuk organizer untuk membantu mereka berhubungan dengan data baru. Organizer adalah konten penting yang perlu diajarkan. Ini mungkin sebuah konsep atau pernyataan hubungan. Ada dua jenis advance organizer-ekspositori dan komparatif. Exspository organizer menjadi dasar pada tingkat abstraksi atau mungkin beberap konsep yang lebih kecil. Organizer ini merepresentasikan intellectual scaffolding tentang bagaimana pebelajar akan “menggantungkan” informasi baru yang mereka temui. Comparative organizer dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya. D. MODEL PEMBELAJARAN Syntax Model advance organizer memiliki tiga tahapan. Tahap pertama adalah presentasi advance organizer. Tahap kedua, presentasi tugas atau materi
  • 4. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 4 pemebelajaran. Tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif. Pada tahap ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan gagasan yang ada untuk menghasilkan pembelajaran aktif. Tahap Pertama: Tahap Kedua: Presentasi Advance Organizer Presentasi tugas atau materi Pembelajaran Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran Menyajikan organizer-mengidentifikasi karakteristik  Karakteristik yang konklusif  Memberi contoh-contoh  Menyajikan konteks-mengulang Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pebelajar Menyajikan Materi Mempertahankan perhatian Memperjelas pengolahan menjadi Memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal Tahap Ketiga: Memperkuat Pengolahan Kognitif Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif Menggunakan pembelajaran resepsi aktif Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran Mengklarifikasi 1. Tahap Pertama a. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran adalah salah satu cara untuk memperoleh perhatian pebelajar dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan pembelajaran. b. Menyajikan organizer adalah sebuah gagasan yang harus dieksplorasi secara terampil dan dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan. c. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pebelajar artinya meminta pebelajar mengingat kembali pengalaman personal dan mengakui bahwa apa yang sedang dibahas mirip dengan situasi tersebut. 2. Tahap Kedua Menyajikan materi dalam bentuk ceramah, diskusi, film, eksperimen, atau membaca. Materi disajikan dengan jelas sehingga pebelajar memiliki indera petunjuk (sense of direction) dan dapat melihat urutan materi tersebut. Untuk mengemgangkan struktur hierarki dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara: a. Diferensiasi progresif yaitu proses menguraikan masalah pokok menjadi bagian yang lebih rinci dan khusus. Jadi, pembelajar dalam mengajarkan konsep-konsep harus dari yang paling inklusif kemudian konsep yang kurang inklusif setelah itu pembelajar memberikan yang khusus seperti contoh-contoh. b. Rekonsiliasi integratif yaitu pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi sebelumnya. Penyesuaian ini berguna untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif.
  • 5. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 5 3. Tahap Ketiga Tujuannya adalah melabuhkan materi pembelajaran baru kedalam struktur kognitif pebelajar yang sudah ada. Ausubel mengidentifikasi menjadi empat aktivitas: a. Menggunakan prinsip rekonsiliasi integratif dengan cara: 1) Mengingatkan pebelajar pada gambaran secara menyeluruh 2) Meminta ringkasan tentang sifat penting materi yang baru 3) Mengulang definisi-definisi yang tepat 4) Meminta perbedaan diantara aspek materi 5) Pebelajar mendeskripsikan bagaimana materi dapat mendukung konsep pada organizer. b. Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan cara: 1) Meminta pebelajar mendeskripsikan hubungan materi baru dengan organizer. 2) Pebelajar membuat contoh tambahan tentang konsep . 3) Pebelajar menjelaskan secara lisan esensi materi dengan bahasa sendiri. 4) Menguji materi dari sudut pandang lain. 5) Pebelajar mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. c. Pendekatan kritis dalam pengetahuan dapat dilakukan dengan menanyakan kepada pebelajar tentang asumsi-asumsi atau kesimpulan yang mungkin dibuat dalam materi. Pembelajar memberikan pertimbangan atau tantangan terhadap asumsi tersebut dan menyatukan kontardiksi apabila terjadi silang pendapat. d. Klarifikasi kemungkinan munculnya banyak pertanyaan yang memperlihatkan kekurangjelasan. Pembelajar melakukan klarifikasi dengan cara memberikan tambahan informasi baru, mengaplikasikan gagasan ke dalam situasi baru atau contoh lain. E. SISTEM SOSIAL Dalam model ini pembelajar harus mempertahankan control pada stuktur intelektual, hal ini untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan organizer dan membantu pebelajar membedakan materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tahap tiga idealnya situasi pembelajaran lebih interaktif. Keberhasilan materi akan bergantung pada kemampuan pebelajar mengintegrasikan dengan materi sebelumnya melalui kemampuan kritis, presentasi pembelajar dan pengolahan informasi. F. PERAN PEMBELAJAR 1. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran. 2. Membedakan materi yang baru dengan yang lama. 3. Membuat materi relevan dengan pembelajar secara personal. 4. Membantu pebelajar berpikir kritis sehingga timbul pertanyaan dan merespon penentuan makna.
  • 6. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 6 G. SISTEM PENDUKUNG Materi yang disusun dengan baik merupakan syarat utama. Efektivitas advance organizer bergantung pada hubungan terpadu dan cocok antara pelaksana konseptual dengan materi. Model ini memberikan petunjukdalam membangun (atau menyusun kembali) materi pengajaran. H. DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
  • 7. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 7 PENERAPAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN IPA Jenjang Pendidiksn : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : SAINS Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Materi : Energi Panas Tahap 1 : Presentasi Advance Organizer 1. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran a. Melalui tanya jawab pebelajar dapat menyebutkan dua sumber energi panas dengan tepat b. Melalui percobaan pebelajar dapat membedakan tiga cara rambat energi panas dengan tepat c. Melalui diskusi pebelajar dapat menyimpulkan tiga cara rambat energi panas dengan tepat 2. Menyajikan organizer-mengidentifikasi karakteristik a. Pembelajar menjelaskan bahwa ada dua sumber energi panas b. Energi dapat merambat melalui medium 3. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pebelajar a. Pembelajar membangun dengan pertanyaan: “Apakah yang kalian rasakan ketika berada di tengah terik matahari?” “Apakah yang kalian rasakan ketika mencelupkan sendok ke dalam air panas?” “Apakah yang kalian rasakan ketika memegang panci tanpa gagang plastik yang panas tidak menggunakan alas?” Tahap 2 : Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran Pada tahap 2 ini pebelajar melakukan eksperimen tentang sumber energi panas dan cara rambatnya. Media yang digunakan adalah media yang sering ditemukan sehari- hari. Contoh : lilin, sendok, gelas berisi air panas, panci, kompor kecil, dan lain-lain. Tahap 3 : Memperkuat Pengolahan Kognitif 1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif. Pembelajar meminta pebelajar membuat ringkasan: a. Sumber energi panas terbesar adalah matahari. b. Energi panas dihasilkan oleh dua benda yang bergesekan. c. Energi panas merambat melalui radiasi, konveksi, konduksi. 2. Menggunakan pembelajaran resepsi aktif a. Matahari merupakan sumber energi panas. b. Selain matahari, api juga merupakan sumber energi panas. c. Kita telah mempelajari sumber energi panas dan juga cara rambatnya (dengan bahasa pebelajar sendiri).
  • 8. BAHRUR ROSYIDI | ADVANCE ORGANIZER 8 d. Pebelajar mengaitkan dengan konsep lain dan dapat dikaitkan dengan pertanyaan: “Apa yang terjadi ketika kalian menjemur pakaian di bawah terik matahari?” Pada pertanyaan di atas terdapat konsep matahari sebagai sumber energi panas dan air menguap ketika terkena panas. 3. Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran. Pembelajar memberikan pertanyaan: “Mengapa peralatan memasak banyak terbuat dari alumunium disbanding besi?” 4. Mengklarifikasi Pembelajar memberikan informasi baru jika ada yang kurang jelas (berdasarkan pertanyaan pebelajar di kelas) DAFTAR PUSTAKA Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd ). USA: Prentice-Hall, Inc. Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar: