Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Self control
1. BAHRUR ROSYIDI | SELF CONTROL 1
MODEL PEMBELAJARAN
SELF CONTROL
KONTROL DIRI MELALUI METODE OPERANT
Mengatur Lingkungan Belajar
Initiators : B. F .Skinner https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Setiap siswa memiliki cara belajar tersendiri. Seringkali lingkungan tempat belajar
justru tidak mendukung atau tidak sesuai dengan cara belajar siswa tersebut. Ada yang
mungkin siswa yang hanya bisa memfokuskan pikirannya dalam suasana yang sepi, belajar
dengan teman, dan sebagainya. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi pencapaian belajar
siswa.
Lingkungan sebagai tempat belajar secara langsung mempengaruhi proses belajar.
Berdasarkan prinsip behavioral bahwa suatu stimulus akan menghasilkan suatu respon.
Stimulus dari lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, pengaruhnya bisa
positif atau meningkatkan hasil belajar atau justru negatif atau menghambat proses belajar.
Selain stimulus dari lingkungan, bentuk penguatan juga mempengaruhi hasil belajar.
ORIENTASI MODEL
Seringkali siswa belajar dalam kondisi yang justru dapat menghambat proses
belajarnya. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak bisa fokus bila dalam suasana yang
bising, tetapi tetap belajar didepan televisi yang dinyalakan. Tentu saja dalam kondisi belajar
seperti itu, siswa tidak akan bisa belajar dengan maksimal. Model pembelajaran kontrol diri
didesain untuk membantu siswa dalam menciptakan suasanan belajar yang efektif, yaitu
dengan cara mengatur lingkungan belajarnya. Diharapkan dengan memanipulasi lingkungan
belajar, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Model ini didasarkan pada prinsip
operant conditioning, dimana suatu tingkah laku dipengaruhi oleh konsekuensi yang
mengikutinya. Suatu stimulus yang dapat menghambat efektifitas belajar, harus dihilangkan
sebaliknya, mengadakan suatu stimulus yang bisa meningkatkan efektifitas belajar. Yang
penting diperhatikan dalam model ini adalah stimulus kontrol dan penguatan positif.
Menurut Joyce bahwa salah satu faktor kritis yang menghambat perubahan dalam
bentuk kontrol diri adalah kondisi lingkungan yang awalnya memberikan stimulus
tingkahlaku penghancuran diri. misalkan bila seorang yang tidak bisa fokus belajar dalam
suasana yang bising, tetapi terus belajar sambil atau dekat dengan tv yang menyala, maka
tingkah laku belajarnya tidak akan efektif.
Kunci dalam stimulus kontrol adalah merubah lingkungan. perubahan lingkungan
bisa berbentuk fisik, misalnya mematikan televisi, belajar dalam ruangan sendiri, memilih
tempat yang sunyi, mematikan handphon, dan sebagainya. Mengurangi stimulus yang dapat
menimbulkan tingkah laku negatif merupakan cara dalam mengontrol lingkungan.
2. BAHRUR ROSYIDI | SELF CONTROL 2
MODEL PENGAJARAN
a. Sintaks
Pengajaran dengan model ini dibagi dalam empat tahap:
Tahap pertama, guru memperkenalkan program kontrol diri dan beberapa prinsip
kontrol diri.
Tujuan dalam tahap ini adalah membangun pengertian siswa bahwa kesulitan
dalam belajar merupakan pengaruh dari lingkungan dan bukan hal yang permanen
atau tidak bisa dirubah. Juga guru menjelaskan beberapa prinsip dasar dari kontrol
diri.
Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui siswa, prinsip-prinsip ini diringkas
oleh Rimm dan Masters (dalam Joice dan Weil) diantaranya adalah:
1. Kontrol diri bukanlah masalah tentang keinginan. Tetapi ini tentang hasil
manipulasi yang bijaksana dari kejadian yang mendahului atau pun setelahnya,
sesuai dengan prinsip pembelajaran.
2. Siswa harus mengambil keuntungan dari fakta bahwa tingkah laku dipengaruhi
oleh stimulus kontrol dengan menerapkan beberapa taktik di bawah ini:
- Perubahan fisik stimulus lingkungan
- Mempersempit stimulus yang mengakibatkan tingkah laku yang tak
diinginkan
- Memperkuat hubungan antara stimulus dengan tingkah laku yang diinginkan
3. Siswa harus menetapkan kejadian yang berpotensi mendapat penghargaan dan
mengelolah secepatnya setelah mendapat respon yang tepat
4. Siswa harus menentukan respon mana yang berhubungan (meningkatkan) dan
yang mana yang menghambat tingkah laku yang diinginkan.
5. Siswa harus berusaha untuk memutuskan rantai tingkah laku yang mengarah
pada respon yang tidak diinginkan secepat mungkin.
6. Langkah bijaksana tujuan behavioral dalam sebuah program kontrol diri
seharusnya selalu mudah dicapai. Yaitu, siswa harus membuat rencana untuk
mencapai keseluruhan tujuan dengan cara bertahap.
Tahap kedua, menetapkan dasar pijakan.
Guru dan siswa setuju dalam prosedur dan jadwal untuk mengumpulkan data
dasar mengenai tingkah laku yang menjadi sasaran. Penetapan dasar ini tujuannya
adalah untuk menyesuaikan pengontrolan stimulus, konsekuensi penguatan, dan
kemungkinan tingkah laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan.
Tahap ketiga, membuat program.
Terutama membuat keputusan dalam stimulus lingkungan dan penguatan.
Menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Siswa menyusun program
kontrol diri dan dibantu oleh guru.
Tahap Keempat, memonitor dan memodifikasi program.
Pada tahap ini siswa melaksanakan program yang telah dibuat, kemudian
dibantu oleh guru untuk mengevaluasi kemajuan program serta memodifikasi jadwal,
penguatan, atau stimulus kontrol bila diperlukan.
b. System sosial
Dalam model ini, guru menjadi fasilitator dalam membantu siswa untuk mengatur
aktifitas. Semua aspek dari program control diri dinegosiasikan dengan siswa.
c. Prinsip reaksi atau peran guru
Guru berperan penting untuk suksesnya program control diri.
Pertama, guru harus mendorong siswa, menjelaskan bahwa tingkah laku bukanlah
sesuatu yang sudah paten atau tidak dapat dirubah lagi, tetapi dipengaruhi oleh
lingkungan.
3. BAHRUR ROSYIDI | SELF CONTROL 3
Kedua, guru memastikan kemungkinan dalam perencanaan dan pelaksanaan
program control diri, melihat tujuan yang wajar dan tidak menuntut kesempurnaan.
Ketiga, guru menawarkan panduan intelektual kepada siswa dalam mengaplikasikan
prinsip-prinsip tingkah laku dan teknik-teknik.
APLIKASI
Penggunaan Model Kontrol Diri bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan belajar
siswa yang efektif. Dengan menggunakan model ini, siswa dilatih untuk mengatur
lingkungan belajarnya sehingga siswa tersebut dapat belajar dengan efektif. Salah satu
peran guru yang sangat penting adalah membantu siswa untuk menetapkan sebuah
program dengan tujuan yang kecil. Teknik lain dari control diri dalam meningkatkan waktu
belajar yaitu: (1) mengubah stimulus lingkungan, (2) memberkuat stimulus, (3) memberikan
penguatan. Dalam program kontrol diri, baiknya siswa memberikan penghargaan terhadap
diri sendiri setelah belajar dalam waktu tertentu.
TUJUAN PEMBELAJARAN DAN EFEK PENGIRING
Tujuan Pembelajaran dan pengiring digambarkan dibagan berikut ini.
4. BAHRUR ROSYIDI | SELF CONTROL 4
SIMPULAN
Setiap siswa berbeda dalam cara dan kebiasaan belajar. Kebiasaan-kebiasaan
belajar bisa saja meningkatkan atau justru menurunkan efektifitas belajar siswa tersebut.
Manipulasi lingkungan belajar merupakan cara yang jitu dalam meningkatkan efektifitas
belajar. Metode Control Diri merupakan metode belajar yang bisa membantu siswa
memanipulasi lingkungannya dalam upayah meningkatkan efektifitas belajarnya. Peran guru
sangatlah penting dalam memberi pemahaman, memberi dorongan, memastikan
kemungkinan program bisa dijalankan siswa, serta memberi masukan tentang prinsip
tingkah laku dan teknik-tekniknya.
Walaupun peran guru sangat penting dalam model ini, tetapi dalam pelaksanaanya
dan keberhasilan program yang disusun tentunya bergantung pada siswa tersebut.
Sehingga sangatlah penting untuk siswa memahami dan mengerti bahwa hasil belajar bisa
ditingkatkan dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang sudah tetap atau tak bisa dirubah.
Karena banyak orang menganggap bahwa bila kemampuannya rendah, itu adalah hal yang
sudah tidak bisa dirubah lagi. Hal ini yang justru sering menghambat siswa dalam usahanya
meningkatkan hasil belajarnya.
Selain merubah lingkungan belajar, bentuk reinforcement juga sangat berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar. Penghargaan terhadap diri sendiri merupakan salah satu
faktor yang bisa meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd
). USA: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar: