Makalah ini membahas tentang analisis fase-fase perkembangan anak usia prasekolah. Terdapat empat fase perkembangan yang dijelaskan yaitu anak usia 0-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, dan 4-6 tahun. Setiap fase memiliki karakteristik khusus baik secara fisik, kognitif, maupun sosial emosional."
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
1. MAKALAH
ANALISIS FASE-FASE PERKEMBANGAN
ANAK USIA PRASEKOLAH
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran TK
Dosen Pengampu : Sulebi, S.Ag, M.Pd
Disusun Oleh :
ISTIQOMAH
822317661
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2013 / 2014
2. ANALISIS FASE-FASE PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang
individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis.
Periode anak-anak dimulai pada usia 2 tahun sampai usia remaja. Pada umumnya
periode ini terdiri atas dua bagian; masa kanak-kanak dini (2-6 tahun) yang dikenal sebagai
usia prasekolah, dan masa akhir kanak-kanak (6-13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun
pada anak laki-laki). Perkembangan anak pada usia ini merupakan bagian dari perkembangan
manusia secara keseluruhan. Masa ini juga merupakan masa yang paling penting dalam masa
perkembangan anak, baik secara fisik, mental maupun spiritual.Dan masa ini merupakan masa
lima tahun pertama yang disebut “The Golden Ages”, masa emas perkembangananak.
Pada masa ini anak sudah memiliki keterampilan dan kemampuan walaupun belum
sempurna. Anak usia dini adalah individu yang sedang menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi proses perkembangan
selanjutnya. Rasa ingin tahu dan antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri
yang menonjol pada anak usia TK. Pada usia ini anak memiliki sikap berpetualang (Adventure
Rousness) yang begitu kuat, banyak memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang
berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya, memiliki keinginan yang kuat, serta masih
tidak dapat berlama-lama duduk dan berdiam diri.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui
percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan
berbagai cara seperti bertanya, berdialog dan menyanyi. Sejak usia 2 tahun anak sangat
berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat
menambah pembendaharaan kata.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang terdapat pada latar belakang, dapat ditarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa hakikat dari perkembangan ?
2. Bagaimana fase-fase perkembangan anak usia prasekolah ?
3. Bagaimana karakteristik masing-masing perkembangan anak prasekolah ?
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Perkembangan
Pengertian hakikat perkembangan dapat dilihat dari beberapa konsepsi sebagai berikut :
Menurut Konsepsi Asosiasi
Menurut konsep ini, hakikatperkembangan adalah suatu proses asosiasi dimana hal-hal
yang utama adalah bagian-bagian yang merupakan keseluruhan dari hal yang sekunder
(selanjutnya). Bagian-bagian terlebih dahulu terbentuk dan eksis, kemudian dari bagianbagian inilah terbentuk keseluruhan.
Menurut Konsepsi Gestalt
Menurut konsepsi ini perkembangan adalah proses diferensiasi dimana hal yang utama
adalah keseluruhan dan bagian-bagian menempati tempat sekunder. Keseluruhan ada
terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya.
Neo Gestalt, ( Kurt Lewin ) memisalkan : pada masa bayi, ia mengalami proses diferensiasi
kemudian naik ketahap kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini proses diferensiasi
berjalan terus, kemudian naik ke strata masa anak, demikian berjalan terus.
Menurut Konsepsi Sosiologik
Menurut konsepsi ini, perkembangan anak adalah proses sosialisasi, dimana anak ketika
baru lahir merupakan individu yang asosial (belum mengenal norma). Kemudian sejalan
dengan waktu, anak memiliki kemampuan untuk beradaptasi, imitasi dan seleksi sehingga
kemudian memiliki tanggapan terhadap norma sosial.
B. Fase-fase Perkembangan Anak Prasekolah
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku
tertentu.Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau
periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perkembangan berdasarkan Analisis Biologis
Nama Tokoh
Tahap
Aristoteles
I
II
III
IV
0 – 7 tahun : masa bermain
Kretscmer
Elizabeth Hurlock
0 – 3 tahun : fullungs (pengisian) periode Fase Prenatal : sebelum lahir ( 9 bulan / 280
I, anak terlihat gemuk
hari )
7 – 14 tahun : masa anak, 3 – 7 tahun : streckung (rentangan)
Fase Infancy (Orok) : Lahir sampai usia 10 / 14
masa sekolah rendah
periode I, anak terlihat langsing
hari
7 – 13 tahun : fullungs periode II
Fase Babyhood (bayi) : 2 minggu – 2 tahun
14 – 21 tahun, masa
remaja/pubertas
13 -20 tahun : streckung periode II
Fase Childhood (kanak-kanak) : 2 tahun –
masa remaja
Fase Adolesence/Puberity : 11/13 tahun – 21
V
tahun (Pre Adolesence, Early Adolesence &
Late Adolesence )
4. b. Tahap Perkembangan berdasarkan Didaktis
1. Penggolongan didaktis menurut Comenius
a. Sekolah Ibu (Scola Materna) untuk umur 0 – 6 tahun
b. Sekolah Bahasa Ibu (Scola Vernaculan) umur 6 – 12 tahun
c. Sekolah Latin (Scola Latina) untuk umur 12 – 18 tahun
d. Akamedi (Academica) untuk umur 18 – 24 tahun
2. Penggolongan didaktis menurut Rousseau
a. Tahap I : 0 – 2 tahun, usia asuhan
b. Tahap II : 2- 12 tahun, pendidikan jasmani dan pancaindra
c. Tahap III : 12 – 15 tahun, pendidikan akal
d. Tahap IV : 15 – 20 tahun, pendidikan watak dan agama
c. Tahap Perkembangan berdasarkan Psikologis
Kroh
beranggapan
bahwa
dalam
perkembangannya
individu
mengalami
masa
keguncangan. Perkembangan individu melewati tiga periode :
1. Masa kanak – kanak : Lahir – Keguncangan pertama
2. Masa keserasian bersekolah : Keguncangan pertama – kedua
3. Masa kematangan : Keguncangan kedua – akhir remaja
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Anak usia 0-2 tahun
Secara umum pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang
pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah
memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor
(berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda,
penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun
kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang
sekelilingnya.
Segala bentuk stimulus (verbal maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak
untuk belajar tentang pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun
anak belum mampu memahami kata-kata. Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan
bahwa stimulasi verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa.Hal ini
disebabkan kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan
pemberian reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terusmenerus juga akan
memudahkan anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa
anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa
anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan
pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi
5. pertumbuhan
fisik
dan
psikis
yang
sangat
pesat.gerakan-gerakan
yang
mengkomunikasikan suasana emosinya, seperti marah, cemas, tidak setuju dan lain-lain.
Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari.Anak juga mulai
senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.
Solehuddin (1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam.
Anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar tentang
jumlah, membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan
cerita-cerita sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam aktivitas bermain
maupun komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata
juga mulai berkembang.Anak mulai senang dengan perckapan walaupun dalam bentuk dan
kalimat yang sederhana.Selain itu juga, sikap egosentrik anak sangat menonjol. Anak
belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang
lain.
Anak
cenderung
melakukan
sesuatu
menurut
kemauannya
sendiri
tanpa
memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Sebagai contoh, anak sering
merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.
Anak usia 3-4 tahun
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku
motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi.Untuk kemampuan
motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang
benda atau boneka.Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat.Tingkat frustasi anak
juga cenderung menurun.Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat
kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut
lebih banyak kemandirian. Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan
memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan
anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang
dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya.Pada
aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lainlain.
Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang
(adventuroussness) yang kuat. Anak banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya
tentang apa sempat ia lihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk
mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya sendiri.Pada perkembangan
motorik,
anak
masih
perlu
aktif
melakukan
berbagai
aktivitas.
Sejalan
6. denganperkembangan fisiknya, anak usia ini makin berminat terhadap teman sebayanya.
Anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain
terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas yang sama. Kemampuan lain yang
ditunjukkan anak adalah anak sudah mampu memahami pembicaraan dan pandangan
orang lain yang disebabkan semakin meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini
merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini
ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang
pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan
psikis yang sangat pesat.
C. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Usia prasekolah seringkali juga disebut fase fundamental yang akan menentukan
kehidupannya di masa datang. Untuk itu, perlu untuk memahami perkembangan anak usia
prasekolah. Berikut ini penjelasan tentang karakteristik masing-masing aspek perkembangan
anak usia prasekolah.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Pada usia
ini banyak juga perubahan fisiologis, seperti:
a. Pernapasan menjadi lebih lambat dan mendalam, dan
b. Denyut jantung lebih lambat dan menetap
Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya kemampuan atau
keterampilan motorik, baik yang kasar maupun yang lembut.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak berada pada periode pre-operasional yaitu
tahapan dimana anak belum mampumenguasai operasimental secara logis. Yang dimaksud
dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik.
Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional atau “symbolic function”, yaitu
kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain
dengan menggunakan simbol.
3. Perkembangan Emosional
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak yaitu sebagai berikut:
a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.
b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya.
c. Marah, yaitu perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri atau
objek tertentu yang diwujudkan dalam bentuk verbal atau nonverbal.
d. Cemburu yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut
kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya.
7. e. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena
terpenuhi keinginannya.
f. Kasih sayang yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan
terhadap orang lain, hewan atau benda.
g. Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut ditakutinya (takut abnormal).
h. Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau
objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
4. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat diklasifikasikan dua tahap yaitu :
a. Usia 2-2,6 tahun, bercirikan:
1)
Anak sudah bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna
2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih
kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
3)
Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana.
4)
Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran.
b. Usia 2,6-6 tahun, bercirikan:
1)
Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)
Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu –
sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa dan
bagaimana.
5. Perkembangan Sosial
Tanda-tanda perkembangan sosial pada anak, yaitu:
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam
lingkungan bermain.
b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group)
6. Perkembangan Bermain
Kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin
untuk memperoleh kesenangan. Terdapat beberapa macam permainan anak (Abu Ahmadi,
1977), yaitu sebagai berikut:
a. Permainan Fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat, naik dan turun tangga,
berlari-larian, bermain tali, dan bermain bola.
b. Permainan Fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda, main sekolah-sekolahan,
dagang-dagangan, perang-perangan, dan masak-masakan.
c. Permainan Reseptif dan Apresiatif, seperti mendengarkan cerita atau dongeng, melihat
gambar, atau melihat orang melukis.
8. d. Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat kue dari tanah liat, membuat
gunung pasir, membuat kapal-kapalan dari kertas.
e. Permainan Prestasi, seperti sepak bola, bola voli, tenis meja dan bola basket.
7. Perkembangan Kepribadian
Aspek-aspek perkembangan kepribadian anak itu meliputi hal-hal berikut:
a. Dependency & Self – Image
Perkembangan sikap “independensi” dan kepercayaan diri (self confididence) anak amat
terkait dengan perlakuan orangtuanya. Salah satu penelitian Braumrind (Ambron, 1981)
menemukan bahwa anak yang orangtuanya memberikan pengasuhan atau perawatan
yang penuh kehangatan, dan pemahaman serta memberikan arahan atau tuntunan, maka
anak akan memiliki rasa percaya diri (self confidence), bersikap ramah, mempunyai
tujuan yang jelas, dan mampu mengontrol diri.
b. Initiative vs Guilt
Perkembangan
dengan
danberkeinginan
untuk
initiative
belajar
(inisiatif),
dan
pada
bekerja
tahap
sama
ini
dengan
anak
sudah
orang
lain
siap
untuk
mencapaitujuannya. Yang berbahaya pada tahap ini adalah tidak tersalurkannya energi
yang mendorong anak untuk aktif, karena mengalami hambatan dan kegagalan, sehingga
anak mengalami guilt (rasa bersalah). Perasaan bersalah ini berdampak kurang baik bagi
perkembangan kepribadian anak, dia bisa menjadi nakal atau pendiam.
8. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok
sosialnya. Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain anak belajar memahami
tentang
kegiatan
atau
perilaku
mana
yang
baik/boleh/diterima/disetujui/buruk/tidak
boleh/ditolah/disetujui. Berdasarkan pemahamannya itu, maka pada masa ini anak harus
dilatih atau dibiasakan mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku.
9. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya.
b. Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormoph (dipersonifikasikan).
c. Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka
telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritual.
d. Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai
dengan taraf berpikirnyayang masih bersifat egosentrik (memandang segala sesuatu dari
sudut dirinya) (Abin Syamsuddin Makmun, 1996)
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika
anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri
dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya
(mencelakakan dirinya). Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif
dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa
kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses perubahan dari dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat
kedewasaan
atau
kematangan
yang
berlangsung
secara
sistematis,
progresif,
dan
berkesinambungan”.
B. Saran
Anak prasekolah biasanya lebih aktif dalam bereksplorasi, menyentuh benda, mengetes
rasa, mencium bau, mendengar, dan tes lainnya untuk lebih mengenal kemampuan diri mereka
sendiri.Mereka belajar dengan mengalami dan dengan melakukan.Anak-anak prasekolah
belajar dari permainan mereka. Mereka selalu sibuk mengembangkan keterampilan,
menggunakan bahasa, dan berjuang untuk mendapatkan kontrol batin.
Anak-anak prasekolah ingin membangun diri sebagai terpisah dari orang tua
mereka.Mereka lebih mandiri dibandingkan balita.Mereka dapat mengungkapkan kebutuhan
mereka karena mereka memiliki perintah besar bahasa.Selain itu, ketakutan sering berkembang
selama
tahun-tahun
prasekolah.Ketakutan
umum
termasuk
tempat-tempat
baru
dan
pengalaman dan pemisahan dari orang tua dan orang-orang penting lainnya. Saat seperti ini
adalah masa ujian bagi orang tua akan bagaimana mendidik dan mengarahkan anak.
Kadang anak mungkin menggunakan kata-kata yang dilarang atau bertindak sangat
konyol karena meniru teman atau lingkungannya.Anak-anak prasekolah masih mungkin
mengalami kesulitan bergaul dengan anak-anak lain juga berbagi.Karena imajinasi mereka
berkembang dan kehidupan fantasi yang kaya, mereka mungkin mengalami kesulitan
menceritakan fantasi dari kenyataan.Mereka juga mungkin berbicara tentang teman
khayalan.Anak-anak prasekolah perlu aturan yang jelas dan sederhana sehingga mereka
mengetahui batas-batas perilaku yang dapat diterima.
10. DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Masitoh, Heny Djoehaeni, Ocih Setiasih.2008.Strategi Pembelajaran TK.Jakarta:
Universitas Terbuka
Sumantri Mulyani, Syadih Nana. 2008. Perkembangan Peserta didik.Jakarta:
Universitas Terbuka
Yusuf, Syamsu LN& Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Yusuf, Syamsu LN.2006.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
http://dhani1192.blogspot.com/2013/04/makalah-fase-perkembangan-anak-usia.html
http://mendidikanakanak.blogspot.com/2013/01/empat-fase-pengembangan-anakusia-dini.html