SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
RESUME
MEMBUMIKAN AL-QUR’AN
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat
Hlm. 27-104 edisi ke-2 cetakan I / Februari 2013 : Bandung
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Islam Kontemporer
Dosen Pengampu : Dr. Masturin, M.Ag
Disusun Oleh :
SULISTIYANI
412088
Prodi : ELK BKI
B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G I S L A M
J U R U S A N D A K W A H & K O M U N I K A S I
S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I K U D U S
2 0 1 3 / 2 0 1 4
RESUME : MEMBUMIKAN AL-QUR’AN - Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat ( Hlm. 27-104 edisi ke-2 cetakan I / Februari 2013 : Bandung )
Keotentikan Al-Quran
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya
adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu
dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang
menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia
dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak
membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut memperkenalkan dirinya
sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk
menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan.
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua
puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin
terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan.
Ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini
menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran" dan mengusulkan
kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul.
Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan
semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya.
Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka
melaksanakan tugas suci dan besar itu. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim
untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian
diteliti oleh Zaid dan timnya serta memberi petunjuk agar tidak menerima satu naskah kecuali yang
memenuhi dua syarat: Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain. Kedua, tulisan tersebut
benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang
dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah menjadi
"petunjuk untuk seluruh umat manusia." Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa
juga disebut sebagai syari'at. Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti ' jalan menuju sumber air."
Jasmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan air, demi kelangsungan hidupnya.
Ruhaninya pun membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at mengantarkan seseorang menuju air
kehidupan itu.
Namun demikian, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta
perhitungan tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah adanya keseimbangan yang sangat serasi antara
kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid,
mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, sebagai berikut.
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, contoh kata Al-hayah (hidup)
dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali
* Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya, contoh kata Al-Qur'an, al-wahyu dan
Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada
akibatnya, contoh kata Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya, contoh kata Al-israf
(pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali
* Keseimbangan khusus, contohnya kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali,
sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural
(ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah
hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat dua belas kali,
sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang
disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus
mengamalkan petunjuk-petunjuknya.
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia,
merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia
mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.
Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya
(QS, 17:9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan
meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan
Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan
kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan
kepada mereka agar mereka berpikir (QS 16:44).
Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu
pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah
perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.
Periode Turunnya Al-Quran
Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum
hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat
Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini,
akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, pembagian demikian untuk lebih menjelaskan
tujuan-tujuan pokok Al-Quran.
Periode Pertama
Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum dilantik menjadi
Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk
menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: "Wahai yang berselimut,
bangkit dan berilah peringatan" (QS 74:1-2).
Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi
Rasulullah saw., dalam membentuk kepribadiannya. Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai
sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah Al-Ikhlash.
Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum
mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu.
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan
masyarakat Arab ketika itu.
Periode Kedua
Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan
hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan
sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan,
yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para
akhirnya mereka semua –termasuk Rasulullah saw.-- berhijrah ke Madinah.
Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-
kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah mereka ke
jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dengan
cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).
Periode Ketiga
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena
penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang
kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun, dimana
timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-prinsip apakah yang
diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang
munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu diterangkan Al-Quran dengan
cara yang berbeda-beda?
Dengan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-Quran
menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya
dan hendak mengusir Rasul, sedangkan merekalah yang memulai peperangan. Apakah kamu takut
kepada mereka? Sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar
orang yang beriman. Perangilah! Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan kamu sekalian
serta menghina-rendahkan mereka; dan Allah akan menerangkan kamu semua serta memuaskan hati
segolongan orang-orang beriman (QS 9:13-14).
Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus
diikuti oleh setiap Muslim dalam kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta izin dan mengucapkan
salam kepada penghuninya. Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu sekalian mendapat
peringatan (QS 24:27).
Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan
disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan
suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia,
sengsara, aman dan takut).
Dakwah menurut Al-Quran
Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan
pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga mana kala
dakwah telah menyeluruh, orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Ketika itu
berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: Hari ini telah
Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai Islam
sebagai agamamu (QS 5:3).
Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang dalam menanamkan
idenya tidak dapat melepaskan diri dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek
dakwah. Tentu saja metode yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat
kecerdasan objek tersebut. Demikian pula dalam menanamkan idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai
pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih mengharapkan agar idenya berkembang pada
semua tempat sepanjang masa.
Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu filsafat pun yang memaparkan perincian-perinciannya dari A
sampai Z dalam bentuk abstrak tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam masyarakat tempat ia
muncul atau berkembang. Cara yang demikian ini tidak mungkin akan mewujud; kalau ada, maka ia
hanya sekadar merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat diterapkan dalam suatu masyarakat.
Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang bersifat universal untuk memulai penyebarannya di forum
internasional. Tapi, cara paling tepat adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam masyarakat tempat
timbulnya gerakan itu, dimana penyebar-penyebarnya mengetahui bahasa, tradisi dan adat-istiadat
masyarakat tadi. Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-ajarannya dalam suatu masyarakat
tertentu, maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat
kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme, Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada
alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa
diturunkannya saja.
Tujuan Pokok Al-Quran
Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan
pokok:
1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan
susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat."
Kebenaran Ilmiah Al-Quran
Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh
cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum,
semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. 1388 M), tidak sependapat dengan
Al-Ghazali. Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau --antara lain-- berpendapat bahwa para sahabat tentu
lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di antara
mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan.
Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam
mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan kepadanya satu
hal saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri, kemudian berpikirlah." (QS
34:36).
Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran
manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi kemajuannya.
Sistem Penalaran menurut Al-Quran
Para psikolog menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam
menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. Fase pertama, menilai baik buruknya suatu ide dengan
ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan pada pancaindera
yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut atas keteladanan yang
diberikan oleh seseorang; dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam diri pribadi seseorang. Ia menjadi
baik, bila tokoh A yang melakukan atau menyatakannya baik dan jelek bila dinyatakannya jelek. Fase
ketiga (fase kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada
unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal yang menguatkan atau
melemahkannya (materi dan pribadi).
Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa pertama dalam pembinaan masyarakat Islam, pandangan
atau penilaian segolongan orang Islam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide yang dibawa oleh Al-
Quran), adalah bahwa ide-ide tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pribadi Rasulullah
saw. Dalam perang Uhud misalnya, sekelompok kaum Muslim cepat-cepat meninggalkan medan
pertempuran ketika mendengar berita wafatnya Rasulullah saw., yang diisukan oleh kaum musyrik. Sikap
keliru ini lahir akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide baru sampai pada fase kedua, atau
dengan kata lain belum mencapai tingkat kedewasaannya.
Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru yang dibentuk dengan memandang atau menilai suatu ide
apa pun coraknya hanya terbatas sampai fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat: Muhammad
tiada lain kecuali seorang Rasul. Sebelum dia telah ada rasul-rasul. Apakah jika sekiranya dia mati
atau terbunuh kamu berpaling ke agamamu yang dahulu? Siapa-siapa yang berpaling menjadi kafir;
ia pasti tidak merugikan Tuhan sedikit pun, dan Allah akan memberikan ganjaran kepada orang-
orang yang bersyukur kepadaNya (QS 3:144).
Ayat ini merupakan dorongan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan dan penilaiannya
atas suatu ide ke tingkat yang lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase kedewasaan.
Mewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih penting daripada menemukan teori ilmiah, karena tanpa
wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para ahli yang menemukan teori itu akan mengalami nasib seperti
Galileo, yang menjadi korban hasil penemuannya.
Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk kebahagiaan
hidupnya di dunia dan di akhirat dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah mendorong
manusia seluruhnya untuk mempergunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuannya sebisa
mungkin. Kemudian juga menjadikan observasi atas alam semesta sebagai alat untuk percaya kepada
yang setiap penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka dapat mencarikan dalilnya dalam Al-
Quran untuk dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok
Al-Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri khas ilmu pengetahuan.
ANALISIS
Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan sekaligus sebagai sumber ajaran yang harus diimani dan
diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan. Al Qur’an juga merupakan sumber inspirasi bagi setiap
orang yang mampu menyelami makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Sebelum al Qur’an diturunkan, di bumi ini sudah terdapat beberapa kitab suci yang menjadi pedoman
hidup manusia, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Berbeda dengan ketiga kitab suci tersebut yang hanya
diperuntukan bagi umat tertentu, al Qur’an diperuntukan untuk seluruh umat manusia. Jadi tidaklah
mengherankan, selama lebih dari 14 Abad al Qur’an tetap terjaga otentisitasnya, karena perhatian kaum
muslim terhadap al Qur’an ini sungguh luar biasa.
Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan umat Islam untuk memelihara otentisitas al Qur’an, baik
dengan hafalan maupun dengan tulisan. Upaya tersebut telah berlangsung sejak Nabi Muhammad saw
masih hidup sampai sekarang, sehingga kemurnian al Qur’an tetap sama seperti awalnya.
Prof Dr HA Athaillah, M.Ag. melalui bukunya yang berjudul “Sejarah al Qur’an; Verifikasi tentang
Otentisitas al Qur’an” mengajak para pembacanya untuk melihat sisi otentisitas al Qur’an melalui
historisnya sekaligus menolak pandangan kaum orientalis dan sebagian umat Islam sendiri yang
meragukannya.
Menurut penilaian mereka (seperti Abraham Geiger, Richard Bell), al Qur’an itu bukanlah wahyu Allah,
melainkan hasil karya Muhammad saw yang sumbernya berasal dari berbagai pihak. Di antaranya ada
yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di samping itu, mereka menggugat keabsahan mushaf
‘Utsmani dan otentisitasnya. Sebagaimana yang dikatakan John Wonsbrough; Teks al Qur’an baru
menjadi baku setelah tahun 800 M., dan kitab yang diyakini oleh umat Islam selama ini hanyalah fiksi
belaka yang kemudian direkayasa oleh kaum Muslim sendiri (hlm. 1).
Pandangan-pandangan negatif yang dilontarkan oleh kaum orientalis tersebut dibantah oleh penulis buku
tersebut dengan metode analisis dari berbagai argumen dan data yang telah mereka kemukakan dengan
menggunakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, baik dalil-
dalil yang dikutip dari al Qur’an sendiri, fakta-fakta sejarah, maupun hasi penemuan-penemuan ilmiah di
abad modern ini yang relevan dengan informasi-informasi yang terkandung di dalam al Qur’an.
Senada dengan pernyataan penulis pada bagian pendahuluan buku tersebut; bahwa ada dua masalah
pokok yang akan dijawab dalam buku tersebut. Pertama, apakah betul al Qur’an itu firman Allah?. Kedua,
apakah al Qur’an masih otentik hingga saat ini?
Dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut dan sekaligus membuktikan kebenaran tentang otentisitas al
Qur’an, penulis tidak langsung merespons pernyataan-pernyataan kaum orientalis dan sebagian kaum
muslim tersebut secara sinis, tetapi ia menyuguhkan sejarah al Qur’an berdasarkan fakta dan data akurat
yang telah diseleksi kebenaran dan keabsahannya oleh para pakar di bidangnya (hlm. 9-10).
Otentisitas al Qur’an
Al Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satunya adalah bahwa ia
merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah (QS. 15:9). Mengutip pendapat seorang ulama
kontemporer, Muhammad Husain al Thabathaba’iy yang menyatakan bahwa sejarah al Qur’an demikian
jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai sekarang ia dibaca oleh kaum muslim, sehingga pada hakikatnya
al Qur’an tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab suci tersebut - lanjut
Thabathaba’iy – memperkenalkan dirinya sebagai firman-firman Allah dengan menantang siapapun untuk
membuat tandingannya.
Salah satu bukti, bahwa al Qur’an yang berada di tangan kita sekarang adalah al Qur’an yang turun
kepada Nabi Muhammad saw. tanpa perubahan dan tetap sebagaimana keadaannya dahulu. Sejalan
dengan pendapat Thabathaba’iy diatas, Rasyad Khalifah juga mengemukakan bahwa dalam al Qur’an
sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.
Sejarah mencatat bahwa sejak zaman Nabi Muhammad saw, al Qur’an telah dihafal oleh ratusan
sahabatnya. Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat al Qur’an, namun untuk
menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, tidaklah cukup hanya mengandalkan hafalan saja, tetapi
dalam bentuk tulisan juga. sejarah menginformasikan bahwa ayat-ayat al Qur’an sebelum dikumpulkan
dan ditulis dalam satu mushaf (mushaf ‘Utsmani) telah ditulis dalam berbagai benda seperti kulit, tulang,
pelepah kurma, dan kepingan batu.
Pada masa sekarang ini pun masih sama, meskipun al Qur’an telah tercetak dalam sebuah mushaf,
perhatian kaum Muslim untuk menjaga otentisitas al Qur’an tetap luar biasa, seumpama kita menyurvei
dari ujung Timur sampai Barat bumi ini, maka kita pasti akan tercengang, kita akan menemukan jutaan
para penghafal al Qur’an. Jadi sangatlah wajar, jika al Qur’an dari periode awal ketika Nabi masih hidup
sampai masa kita masih sama tanpa ada perubahan sedikit pun.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, M. Quraish. 2013. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan Media Utama.
Athaillah, H. A. 2010. Sejarah Al Qur’an : Verifikasi tentang Otentisitas Al Qur’an. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,12-id,25852-lang,id-c,buku-
t,Membuktikan+Otentisitas+al+Qur++8217+an-.phpx

More Related Content

What's hot

Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Chaerul Uman
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamYusuf Hasyim Addakhil
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidindayat7
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiAhmad Dahlan University
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqmawardi ardi
 
PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul kiatbelajar95
 
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi IslamDasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi IslamSuya Yahya
 
Pendidikan al quran
Pendidikan al quranPendidikan al quran
Pendidikan al qurantampulu
 
SKI - Perkembangan Islam di Amerika
SKI - Perkembangan Islam di AmerikaSKI - Perkembangan Islam di Amerika
SKI - Perkembangan Islam di Amerikabulan purnama
 
Macam-macam Qaulan
Macam-macam QaulanMacam-macam Qaulan
Macam-macam QaulanRatih Aini
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanAprilia putri
 
Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis LBB. Mr. Q
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Nisrokhah6
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIsaka Yoga
 
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHDAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHMoh Hari Rusli
 
Ruang Lingkup Sosiologi
Ruang Lingkup SosiologiRuang Lingkup Sosiologi
Ruang Lingkup SosiologiWestprog
 

What's hot (20)

Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islam
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul
 
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi IslamDasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
 
Pendidikan al quran
Pendidikan al quranPendidikan al quran
Pendidikan al quran
 
SKI - Perkembangan Islam di Amerika
SKI - Perkembangan Islam di AmerikaSKI - Perkembangan Islam di Amerika
SKI - Perkembangan Islam di Amerika
 
Macam-macam Qaulan
Macam-macam QaulanMacam-macam Qaulan
Macam-macam Qaulan
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
 
Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke Afrika
 
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.pptPancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
 
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHDAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
 
Ruang Lingkup Sosiologi
Ruang Lingkup SosiologiRuang Lingkup Sosiologi
Ruang Lingkup Sosiologi
 

Similar to RESUME AL-QUR'AN

Sejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranSejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranArifuddin Ali.
 
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdf
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdfsejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdf
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdfPaulJhon5
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)EmCy PoEtri SagiEta AL-ghoffari
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptx
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptxnuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptx
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptxMuhammadbahrulUla
 
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxMAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxNadila Utami
 
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptx
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptxCh.3 Sumber Hukum Islam.pptx
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptxAnggaPermadi16
 
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)AmmierAuratu
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama16juni98
 
Buku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdfBuku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdfKhongGuan8
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ibnu Ahmad
 

Similar to RESUME AL-QUR'AN (20)

Sejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranSejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quran
 
STUDY QUR'AN.pptx
STUDY QUR'AN.pptxSTUDY QUR'AN.pptx
STUDY QUR'AN.pptx
 
Materi al quran 1
Materi al quran 1Materi al quran 1
Materi al quran 1
 
akhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawufakhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawuf
 
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdf
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdfsejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdf
sejarahturunnyaalquran-141209082658-conversion-gate02(1).pdf
 
Makalah AIK I
Makalah AIK IMakalah AIK I
Makalah AIK I
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptx
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptxnuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptx
nuzulal-quran-pondok ramadhan paseban.pptx
 
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxMAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptx
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptxCh.3 Sumber Hukum Islam.pptx
Ch.3 Sumber Hukum Islam.pptx
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islam
 
Husein muhammad alquran
Husein muhammad alquranHusein muhammad alquran
Husein muhammad alquran
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Nuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an pptNuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an ppt
 
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)
Nuzulal quranppt-150226034608-conversion-gate01 (1)
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama
 
Buku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdfBuku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdf
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 

More from Suya Yahya

Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranPerbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranSuya Yahya
 
Laporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuLaporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuSuya Yahya
 
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSuya Yahya
 
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman YunaniSejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman YunaniSuya Yahya
 
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahAnalisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahSuya Yahya
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Resume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An NajmResume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An NajmSuya Yahya
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anSuya Yahya
 
TERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUSTERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUSSuya Yahya
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaSuya Yahya
 
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz DzariyatRangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz DzariyatSuya Yahya
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasSuya Yahya
 
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'Suya Yahya
 
FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANIFILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANISuya Yahya
 
Teori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosialTeori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosialSuya Yahya
 

More from Suya Yahya (17)

Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranPerbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
 
Laporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuLaporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan Individu
 
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
 
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman YunaniSejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
 
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahAnalisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Resume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An NajmResume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An Najm
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Alam Semesta
Alam SemestaAlam Semesta
Alam Semesta
 
MANAJEMEN
MANAJEMENMANAJEMEN
MANAJEMEN
 
TERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUSTERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUS
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
 
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz DzariyatRangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
 
FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANIFILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANI
 
Teori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosialTeori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosial
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

RESUME AL-QUR'AN

  • 1. RESUME MEMBUMIKAN AL-QUR’AN Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Hlm. 27-104 edisi ke-2 cetakan I / Februari 2013 : Bandung Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah : Islam Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. Masturin, M.Ag Disusun Oleh : SULISTIYANI 412088 Prodi : ELK BKI B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G I S L A M J U R U S A N D A K W A H & K O M U N I K A S I S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I K U D U S 2 0 1 3 / 2 0 1 4
  • 2. RESUME : MEMBUMIKAN AL-QUR’AN - Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat ( Hlm. 27-104 edisi ke-2 cetakan I / Februari 2013 : Bandung ) Keotentikan Al-Quran Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9). Pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari. Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran" dan mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya serta memberi petunjuk agar tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat: Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain. Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri. Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata. Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia." Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at. Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at mengantarkan seseorang menuju air kehidupan itu. Namun demikian, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang. Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, sebagai berikut. * Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, contoh kata Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali
  • 3. * Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya, contoh kata Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali * Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya, contoh kata Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali * Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya, contoh kata Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali * Keseimbangan khusus, contohnya kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun. Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS, 17:9). Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir (QS 16:44). Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang. Periode Turunnya Al-Quran Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran. Periode Pertama Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" (QS 74:1-2).
  • 4. Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw., dalam membentuk kepribadiannya. Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah Al-Ikhlash. Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Periode Kedua Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua –termasuk Rasulullah saw.-- berhijrah ke Madinah. Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban- kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125). Periode Ketiga Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun, dimana timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda-beda? Dengan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan merekalah yang memulai peperangan. Apakah kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar orang yang beriman. Perangilah! Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka; dan Allah akan menerangkan kamu semua serta memuaskan hati segolongan orang-orang beriman (QS 9:13-14). Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu sekalian mendapat peringatan (QS 24:27). Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dakwah menurut Al-Quran
  • 5. Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai Islam sebagai agamamu (QS 5:3). Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang dalam menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek dakwah. Tentu saja metode yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat kecerdasan objek tersebut. Demikian pula dalam menanamkan idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih mengharapkan agar idenya berkembang pada semua tempat sepanjang masa. Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu filsafat pun yang memaparkan perincian-perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam masyarakat tempat ia muncul atau berkembang. Cara yang demikian ini tidak mungkin akan mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat diterapkan dalam suatu masyarakat. Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang bersifat universal untuk memulai penyebarannya di forum internasional. Tapi, cara paling tepat adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam masyarakat tempat timbulnya gerakan itu, dimana penyebar-penyebarnya mengetahui bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi. Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu, maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme, Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa diturunkannya saja. Tujuan Pokok Al-Quran Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok: 1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. 2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif. 3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat." Kebenaran Ilmiah Al-Quran Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. 1388 M), tidak sependapat dengan Al-Ghazali. Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau --antara lain-- berpendapat bahwa para sahabat tentu lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di antara mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan kepadanya satu
  • 6. hal saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri, kemudian berpikirlah." (QS 34:36). Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi kemajuannya. Sistem Penalaran menurut Al-Quran Para psikolog menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. Fase pertama, menilai baik buruknya suatu ide dengan ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan pada pancaindera yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang; dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik, bila tokoh A yang melakukan atau menyatakannya baik dan jelek bila dinyatakannya jelek. Fase ketiga (fase kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal yang menguatkan atau melemahkannya (materi dan pribadi). Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa pertama dalam pembinaan masyarakat Islam, pandangan atau penilaian segolongan orang Islam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide yang dibawa oleh Al- Quran), adalah bahwa ide-ide tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pribadi Rasulullah saw. Dalam perang Uhud misalnya, sekelompok kaum Muslim cepat-cepat meninggalkan medan pertempuran ketika mendengar berita wafatnya Rasulullah saw., yang diisukan oleh kaum musyrik. Sikap keliru ini lahir akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide baru sampai pada fase kedua, atau dengan kata lain belum mencapai tingkat kedewasaannya. Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru yang dibentuk dengan memandang atau menilai suatu ide apa pun coraknya hanya terbatas sampai fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat: Muhammad tiada lain kecuali seorang Rasul. Sebelum dia telah ada rasul-rasul. Apakah jika sekiranya dia mati atau terbunuh kamu berpaling ke agamamu yang dahulu? Siapa-siapa yang berpaling menjadi kafir; ia pasti tidak merugikan Tuhan sedikit pun, dan Allah akan memberikan ganjaran kepada orang- orang yang bersyukur kepadaNya (QS 3:144). Ayat ini merupakan dorongan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan dan penilaiannya atas suatu ide ke tingkat yang lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase kedewasaan. Mewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih penting daripada menemukan teori ilmiah, karena tanpa wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para ahli yang menemukan teori itu akan mengalami nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil penemuannya. Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah mendorong manusia seluruhnya untuk mempergunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuannya sebisa mungkin. Kemudian juga menjadikan observasi atas alam semesta sebagai alat untuk percaya kepada yang setiap penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka dapat mencarikan dalilnya dalam Al- Quran untuk dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok Al-Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri khas ilmu pengetahuan. ANALISIS
  • 7. Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan sekaligus sebagai sumber ajaran yang harus diimani dan diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan. Al Qur’an juga merupakan sumber inspirasi bagi setiap orang yang mampu menyelami makna-makna yang terkandung di dalamnya. Sebelum al Qur’an diturunkan, di bumi ini sudah terdapat beberapa kitab suci yang menjadi pedoman hidup manusia, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Berbeda dengan ketiga kitab suci tersebut yang hanya diperuntukan bagi umat tertentu, al Qur’an diperuntukan untuk seluruh umat manusia. Jadi tidaklah mengherankan, selama lebih dari 14 Abad al Qur’an tetap terjaga otentisitasnya, karena perhatian kaum muslim terhadap al Qur’an ini sungguh luar biasa. Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan umat Islam untuk memelihara otentisitas al Qur’an, baik dengan hafalan maupun dengan tulisan. Upaya tersebut telah berlangsung sejak Nabi Muhammad saw masih hidup sampai sekarang, sehingga kemurnian al Qur’an tetap sama seperti awalnya. Prof Dr HA Athaillah, M.Ag. melalui bukunya yang berjudul “Sejarah al Qur’an; Verifikasi tentang Otentisitas al Qur’an” mengajak para pembacanya untuk melihat sisi otentisitas al Qur’an melalui historisnya sekaligus menolak pandangan kaum orientalis dan sebagian umat Islam sendiri yang meragukannya. Menurut penilaian mereka (seperti Abraham Geiger, Richard Bell), al Qur’an itu bukanlah wahyu Allah, melainkan hasil karya Muhammad saw yang sumbernya berasal dari berbagai pihak. Di antaranya ada yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di samping itu, mereka menggugat keabsahan mushaf ‘Utsmani dan otentisitasnya. Sebagaimana yang dikatakan John Wonsbrough; Teks al Qur’an baru menjadi baku setelah tahun 800 M., dan kitab yang diyakini oleh umat Islam selama ini hanyalah fiksi belaka yang kemudian direkayasa oleh kaum Muslim sendiri (hlm. 1). Pandangan-pandangan negatif yang dilontarkan oleh kaum orientalis tersebut dibantah oleh penulis buku tersebut dengan metode analisis dari berbagai argumen dan data yang telah mereka kemukakan dengan menggunakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, baik dalil- dalil yang dikutip dari al Qur’an sendiri, fakta-fakta sejarah, maupun hasi penemuan-penemuan ilmiah di abad modern ini yang relevan dengan informasi-informasi yang terkandung di dalam al Qur’an. Senada dengan pernyataan penulis pada bagian pendahuluan buku tersebut; bahwa ada dua masalah pokok yang akan dijawab dalam buku tersebut. Pertama, apakah betul al Qur’an itu firman Allah?. Kedua, apakah al Qur’an masih otentik hingga saat ini? Dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut dan sekaligus membuktikan kebenaran tentang otentisitas al Qur’an, penulis tidak langsung merespons pernyataan-pernyataan kaum orientalis dan sebagian kaum muslim tersebut secara sinis, tetapi ia menyuguhkan sejarah al Qur’an berdasarkan fakta dan data akurat yang telah diseleksi kebenaran dan keabsahannya oleh para pakar di bidangnya (hlm. 9-10). Otentisitas al Qur’an Al Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satunya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah (QS. 15:9). Mengutip pendapat seorang ulama kontemporer, Muhammad Husain al Thabathaba’iy yang menyatakan bahwa sejarah al Qur’an demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai sekarang ia dibaca oleh kaum muslim, sehingga pada hakikatnya al Qur’an tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab suci tersebut - lanjut Thabathaba’iy – memperkenalkan dirinya sebagai firman-firman Allah dengan menantang siapapun untuk membuat tandingannya. Salah satu bukti, bahwa al Qur’an yang berada di tangan kita sekarang adalah al Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad saw. tanpa perubahan dan tetap sebagaimana keadaannya dahulu. Sejalan
  • 8. dengan pendapat Thabathaba’iy diatas, Rasyad Khalifah juga mengemukakan bahwa dalam al Qur’an sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya. Sejarah mencatat bahwa sejak zaman Nabi Muhammad saw, al Qur’an telah dihafal oleh ratusan sahabatnya. Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat al Qur’an, namun untuk menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, tidaklah cukup hanya mengandalkan hafalan saja, tetapi dalam bentuk tulisan juga. sejarah menginformasikan bahwa ayat-ayat al Qur’an sebelum dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf (mushaf ‘Utsmani) telah ditulis dalam berbagai benda seperti kulit, tulang, pelepah kurma, dan kepingan batu. Pada masa sekarang ini pun masih sama, meskipun al Qur’an telah tercetak dalam sebuah mushaf, perhatian kaum Muslim untuk menjaga otentisitas al Qur’an tetap luar biasa, seumpama kita menyurvei dari ujung Timur sampai Barat bumi ini, maka kita pasti akan tercengang, kita akan menemukan jutaan para penghafal al Qur’an. Jadi sangatlah wajar, jika al Qur’an dari periode awal ketika Nabi masih hidup sampai masa kita masih sama tanpa ada perubahan sedikit pun. DAFTAR PUSTAKA Shihab, M. Quraish. 2013. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan Media Utama. Athaillah, H. A. 2010. Sejarah Al Qur’an : Verifikasi tentang Otentisitas Al Qur’an. Yogyakarta : Pustaka Pelajar http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,12-id,25852-lang,id-c,buku- t,Membuktikan+Otentisitas+al+Qur++8217+an-.phpx