1. Konsep Tumbuh
Kembang Anak
Kelompok 1
• Anna Sophia Rahmi
• Badriah Khalidi
• Dania Fitri
• Dewi Melia Yulastri
• Elvina
• Fitri Handayani Tanjung
• Fitria Valentina
• Friska Amelia Putri
• Helfiati
• Indah Yulia Kasih
• Ineng Rahmanida
• Isneli Warni
• Melva Haswinda
• Neni Sulastri
2. Pengertian Tumbuh Kembang
Anak
• Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh)
• Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh)
• Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa
perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari ting
kat sel hingga perubahan organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan kognitif
anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun
abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-
lain.
3. Tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak
•Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa
embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat
dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia 9
minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi
organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan
jaringan otot.
•Masa postnatal Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa sekolah, dan masa remaja.
Masa
prenatal
• Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan
masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi
kehidupan yang baru di dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses
adaptasi semua sistem organ tubuh.
Masa
neonates
•Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara usia 1-
12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat
berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan sususan
saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai
menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan motorik.
Masa bayi
4. • Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung
stabil dan masih terjadi
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan,
khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan
kognitif.
Masa usia
prasekolah
• Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam k
emampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan
masa usia prasekolah.
Masa
sekolah
•Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada
perempuan dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat
untuk masuk ke dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan
dengan anak laki-laki dan perkembangan ini ditunjukkan pada
perkembangan pubertas
Masa
remaja
5. Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
1.Faktor internal
Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika
tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki
postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus.
Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pa
da masa prenatal, tahun pertama kehidupan,
dan pada masa remaja.
Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Akan
tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawa
an anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa
kelainan genetik yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak, contohnya seperti kerdil.
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai den
gan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
6. Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan anak
(Cont…)
• Faktor prenatal
• Gizi
• Mekanis
• Toksin/zat kimia
• Endokrin
• Radiasi
• Infeksi
• Kelainan imunologi
• Anoksia embrio
2. Faktor eksternal
3. Faktor persalinan
4. Faktor pasca persalinan
8. Deteksi Dini tumbuh kembang
anak
• Pengukuran Berat
Badab (BB)
• Pengkuran Tinggi
Badan (TB)
• Pengukuran Lingkar
Kepala Anak (PLKA)
9. Perkembangan motorik
halus
1. Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengan bila kita
memberian respon terhadap gerakan jari atau tangan.
2. Usia 1-4 bulan.
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melaukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari
sisi ke sisi, mencoba memegang dan memasukan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan
tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.
3. Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan telunjuk
untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu
menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta
memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain
4. Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.
5. Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam mencoba menyusun
atau membuat menara pada kubus
6. Masa Prasekolah
Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak, yaitu mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki,
menggambar dua atau tiga bagian, memiih garis yang lebih panjang dan menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus,
mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke dalam wadah,
makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari, serta membuat
coretan di atas kertas (Wong, 2000).
10. Perkembangan motorik kasar
• Masa Neonatus (0-28 hari).
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala.
• Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan
ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, control kepala sempurna,
mengangkat kepala sambil berbaring telentang, berguling dari telentang ke miring, posisi lenan dan tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk
merangkak.
• Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telengkup pada alas dan sudah mulai
mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan
kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikkan badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun ke
depan dan ke belakang, berguling dari telentang ke tengkurap, serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.
• Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berir dua detik,
dan berdiri sendiri.
• Masa Anak (1-2 tahun)
Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara
satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.
• Masa Prasekolah
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan kemapuan untuk berdiri dengan satu kaki, menjelajah, membuat posisi
merangkak, dan berjalan dengan bantuan.
11. Perkembangan bahasa
1. Masa Neonatus (0-28 hari)
– Perkembangan bahasa pada usia ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi
terhadap suara atau bel.
2. Usia 1-4 bulan
– Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf
hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ahh”, tertawa, berteriak, mengoceh spontan, serta bereaksi dengan
mengoceh.
3. Usia 4-8 bulan
– Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh kea rah suara atau sumber
buyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan kata yang tersiri atas dua suku
kata dan dapat membuat dua bunyi vocal yang bersamaan seperti “ba-ba”
4. Usia 8-12 bulan
– Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belum spesifik,
mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata.
5. Masa Anak (1-2 tahun)
– Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dicapainya kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak
mampu memiliki10 perbendaharaan kata; tinggginya kemampuan meniru, mengenal, dan responsive terhadap orang lain;
mampu menunjukan dua gambar; mampu mengombinasikan kata-kata; serta mulai mampu menunjukan lambaian
anggota badan.
6. Masa Prasekolah
– Perkembangan bahasa diawali dengan adanya kemampuan menyebutkan hingga empat gambar; menyebutkan satu
hingga dua warna; menyebutkan kegunaan benda; menghitung; mengartikan dua kata; mengerti empat kata depan;
mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata lainnya; menggunakan bunyi untuk mengidentifikasikan objek, orang, dan
aktivitas; menirukan berbagai bunyi kata; memahami arti larangan; serta merespon panggian orang dan anggota keluarga
dekat.
12. Perkembangan
perilaku/adapt
asi sosial
•Perkembangan adaptasi social/ perilaku masa ini dapat ditunjukan dengan adanya tanda-
tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang.
a. Masa Neonatus (0-28 hari).
•Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan mengamati
tangannya; tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum; mengenal
ibunya dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak; tersenyum pada wajah
manusia; waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga; membentuk siklus
tidur bangun; menangis bila terjadi sesuatu yang aneh; membendakan wajah-wajah yang
dikenal dan tidak dikenal; senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila
ada orang yang tak dikenal (asing).
b. Usia 1-4 bulan
•Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa
takut dan terganggu denga keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan,
mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
c. Usia 4-8 bulan
•Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan bertepu tangan,
menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang,
bermain bola atau yang lainnya dengan orang tua.
d. Usia 8-12 bulan
•Perkembangan adaptasi sosial pada masa ini dapat ditunjukkan denga adanya kemampuan
membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi, serta mencoba
mengenakan baju sendiri.
e. Masa Anak (1-2 tahun)
•Perkembangan adaptasi sosial pada masa ini dapat ditunjukkan denga adanya kemampuan
bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan
sederhana dengan gaya tubuh,
menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta mengenali anggota
keluarga (Wong, 2000)
f. Masa Prasekolah
13. PENUTUP
• A. Kesimpulan
– Proses tumbuh kembang merupakan
hasil intraksi faktor genetik dan faktor lingkungan.
Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi tapi juga mencakup
involusi atau penurunan dan perusakan kearah kematian.
Sedangkan pertumbuhan terbatas pada perubahan yang bersifat
evolusi atau perubahan yang menuju kearah yang
lebih maju. Pertumbuhan dan perkembngan sangatlah penting
terutama pada bayi, baliti, dan prasekolah. Pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak akan menghasilkan
generasi yang lebih unggul jika dibandingkan dengan anak yang
memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal.
• B. Saran
– Perlunya partisipasi semua pihak termasuk pemerintah, ins
tansi kesehatan, dan orang tua dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemerintah perluh menyediakan lembaga-
lembaga sosial bagi anak yang tidak memiliki orang tua, orang tua
asuh, dll. Instansi kesehatan harus lebih banyak melakukan
promosi tumbuh kembang anak termasuk gizi agar meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya tumbuh kembang anak.
Sedangkan orang tua, sebaiknya memiliki lebih banyak waktu
bermain dengan anak sehingga tidak perluh mengeluarkan uang
untuk menyewa jasa pengasuh dan membeli mainan.