Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Pendekatan dalam bimbingan perkembangan anak usia dini
1. MAKALAH
PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN PERKEMBANGAN AUD
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Anak Usia Dini
Disusun oleh:
Agustiara Siti A. K8113004
Endang Sulastri K8113026
Ika Aprilia K8113038
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2013/2014
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN .................................... 5
B. PRISIP-PRINSIP PENDEKATAN PERKEMBANGAN ................................. 7
C. UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN PERKEMBANGAN............................... 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
ii
3. BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Dewasa ini, bidang Pendidikan mendapatkan perhatian yang cukup besar, baik itu dari
pemerintah Kementrian Pendidikan Republik Indonesia sebagai tingkatan tertinggi dalam
struktur kependidikan di Indonesia maupun kelompok masyarakat terkecil yaitu keluarga sebagai
tingkatan terendah penanggungjawab pendidikan putra-putri Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi,
masyarakat dan berbagai pihak untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan harapan
bersama dari Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) hingga Perguruan Tinggi. Termasuk salah satu
diantaranya yaitu program Bimbingan dan konseling yang dimasukkan dalam kurikulum
pendidikan karna sebagai pelengkap atau penyempurna penyelenggaraan pendidikan.
Khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) bimbingan perkembangan Anak
Usia Dini(AUD) sangat diperlukan. Dalam pelaksanaannya ada pendekatan tertentu yang dapat
mendukung kegiatan bimbingan perkembangan AUD.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pendekatan dalam bimbingan perkembangan
AUD tersebut sehingga pendidikan dan tumbuh kembang AUD dapat berjalan optimal tanpa ada
gangguan yang menghambatnya. Gangguaan perkembangan pada tumbuh kembang anak akan
berpengaruh terhadap usia selanjutnya sehingga masalah-masalah pada AUD harus segera
ditangani dengan mengusahakan bimbingan yang tepat sebagai solusinya.
4. 4
B. Rumusan Masalah
1.Apakah pengertian dari pendekatan bimbingan perkembangan AUD?
2.Apakah prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan perkembangan AUD?
3Apa sajakah unsur-unsur lingkungan perkembangan AUD?
C. Tujuan
1.Menjelaskan pengertian dari pendekatan bimbingan perkembangan AUD?
2.Menjelaskan prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan perkembangan AUD?
3.Menjelaskan unsur-unsur lingkungan perkembangan AUD?
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN
Perlu diketahui bahwa pendekatan dalam bimbingan selain pendekatan perkembangan
terdapat tiga pendekatan lain yang banyak dipergunakan (nurihsan, 2003:27-28).
Pertama pendekatan krisis. Pendekatan disebut juga pendekatan kuratif, yaitu suatu
pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah.
Adapun tujuan pendekatan ini adalah membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang
dialami individu. Dalam pendekatan ini pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak
yang datang, selanjutnya pembimbing memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang
dihadapi dan dirasakan anak.
Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan pendekatan bimbingan yang
diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan pendekatan ini
adalah membantu memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang dialami individu. Dalam
pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan
selanjutnya berupaya memperbaiki.
Pendekatan remedial banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik. Aliran ini
menekankan perilaku individu saat ini. Perilaku saat ini di pengaruhi oleh suasana lingkungan
pada saat ini pula. Oleh sebab itu untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan
yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang di
arahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai
masalah tersebut menimpa. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan
keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini ditinjau dari sisi teori tidak
memiliki landasan teori yang khusus, akan tetapi pendekatan ini banyak memiliki teknik dan
sedikit konsep.
Adapun pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih
proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya. Guru atau pendamping yang
menggunakan ini beranjak dari pemahaman tentang ketrampilan dan pengalaman khusus yang
5
6. dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan ditempat belajar dan dalam kehidupan.
Pendekatan perkembangan ini dipandang sebagai pendekatan yang tepat digunakan dalam
tatanan pendidikan formal dan non formal karena pendekatam ini memberikan perhatian
terhadap perkembangan anak, kebutuhan dan minat serta membantu anak mempelajari
ketrampilan hidup (kartadinata, 1998).
Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti ,mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Ditinjau dari sisi orientasi, pendekatan
perkembangan menenkankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu
secara optimal. Pendekatan ini memandang bahwa individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan
tertentu, melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi dan kekuatan tersebut
dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu,
bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan perkembangan dapat
dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi,
proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.
Menurut myrick (Murro & Kottman, 1995) pendekatan perkembangan didasari oleh
pemahaman tentang ketrampilan, kebutuhan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak
untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pendidikan dan dalam kehidupan. Selain itu,
pendekatan perkembangan dipandang sebagai pendekatan yang tepat digunakan dalam tatanan
lembaga pendidikan karena dalam pendekatan ini diarahkan untuk memberikan perhatian kepada
tahap-tahap perkembangan anak, kebutuhan, minat, serta membantu mereka mempelajari
ketrampilan hidup.
Kartadinata, dkk. (1998) menjelaskan bahwa pendekatan perkembangan bertolak dari
pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara
anak dan lingkungannya. Pemikiran ini membawa dua implikasi pokok dalam bimbingan
disekolah atau lembaga pendidikan, yaitu (1) perkembangan adalah tujuan bimbingan, ini berarti
bahwa guru atau pendamping perlu memiliki kerangka berfikir dan ketrampilan yang memadai
untuk memahami perkembangan tampak bahwa di dalam pendekatan perkembangan akan
tercakup juga pendekatan-pendekatan lain. Guru atau pendamping yang melaksanakan
pendekatan perkembangan sangat mungkin juga melakukan intervensi krisis, melaksanakan
remedial, mengembangkan program pencegahan, dan menggunakan program bimbingan yang
komprehensif.
6
7. Dalam pendekatan perkembangan perolehan perilaku yang diharapkan terbentuk pada
anak didik perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan tersebut akan menjadi dasar
pengembangan program bimbingan esensi strategi untuk membantu anak didik mengembangkan
dan menguasai perilaku yang diharapkan tersebut terletak pada pengembangan lingkungan
belajar, yakni lingkungan yang memungkinkan anak didik memperoleh perilaku baru yang
efektif. Didalam lingkungan belajar inilah dikembangkan peluang, harapan, pemahaman dan
persepsi yang memungkinkan anak didik memperkuat dan memenuhi kebutuhan dan motif dasar
mereka atau mungkin mendorong mereka untuk mengubah atau menyesuaikan kebutuhan dan
motif dasar tersebut kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang di dalam lingkungan
belajar.
B. PRISIP-PRINSIP PENDEKATAN PERKEMBANGAN
Muro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam bimbingan
7
perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua anak
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayan bimbingan bagi semua anak. Anak-anak
perlu mengembangkan pemahaman diri yang baik dan utuh, mereka juga perlu memiliki
tanggung jawab dalam mengendalikan diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan
disekitarnya dan yang lebih penting adalah membantu mereka tepat dalam membuat keputusan
dan mengatasi permasalahan.
Pada kegiatan pendidikan anak usia dini akan tampak anak-anak yang memiliki minat
dan bakat yang cenderung menonjol pada satu bidang tertentu. Potensi tersebut tentunya harus
dikembangkan dan difasilitasi oleh Guru/pendamping sebab kalau tidak difasilitasi tetunya akan
merugikan kehidupan anak itu sendiri, baik sekarang ataupun di masa yang akan datang.
Sebaliknya, Guru/pendamping juga akan menemukan anak dengan berbagai permasalahan mulai
dari yang ringan sampai dengan yang berat dan kompleks. Guru pendamping dalam hal ini
seyogianya membantu anak untuk membuat keputusan yang tepat dan membantunya keluar dari
permasalahan.
8. 2. Bimbingan dan konseling perkembangan berfokus dalam mengembangkan
8
kegiatan belajar anak.
Konselor atau pendidik secara aktif membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
serta secara aktif memaham dunia mereka. Upaya ini dilakukan sebagai strategi untuk membantu
tercapainya proses pengembangan anak. Proses bimbingan tidak terlepas dari proses
pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan
suatu proses terpaduyang diarahkan dalam membantu proses belajar efektif bagi anak.
pada kegiatan pengembangan anak usia dini banyak kegiatan yang dapat dijadikan media
untuk menciptakan kegiatan belajar yang kondusif. Misalnya Guru/pendamping dapat mengajak
anak-anak untuk mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan.
3. Guru/pendamping merupakan fungsionaris bersama dalam program
bimbingan perkembangan.
Pada pendidikan anak usia dini, guru/pendamping selain bertugas sebagai pengajar juga
berperan sebagai pembimbing dalam membantu tumbuh kembang anak. Guru memiliki peran
strategis dalam membantu menyelesaikna masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim
yang sehat dalam menunjang proses belajar dan perkembangan yang terjadi.
Upaya memberikan bantuan bimbingan pada anak usia dini cukup fleksibel dan dapat
dilkukan beberapa variasi ataupun strategis pengembangan. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pendidikan anak usia dini kreativitas dan keluwesan guru/pendamping dalam membimbing anak
menjadi faktor kunci penentu keberhasilan kegiatan pengembangan.
4. Kurikulum yanag terencana dan terorganisasi merupakan komponen
penting dalam bimbingan perkembangan
Dalam pengembangan program bimbingan seyogianya direncanakan dengan baik dan
didukung dengan kurikulum yang terorganisasi.Dalam hal ini, kurikulum yang dikembangakan
mencakup seluruh aspek perkembangan anak. Adapun area kurikulum yang dikembangkan
bertujuan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan untuk menghadapi diri, motif
berprestasi, membuat keputusan yang tepat, merencanakan dan mencapai tujuan, keterampilan
memecahkan masalah, menjalin hubungan interpersonal yang efektif, keterampilan
berkomunikasi dan mengembangakan perilaku bertanggung jawab, khususnya pada diri sendiri.
9. 5. Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek perkembangan
penerimaan diri, pemahaman diri, dan penganyaan diri anak.
Dalam hal ini, bimbingan turut membantu anak dalam memahami diri secara utuh serta
membantu mereka memahami mereka menerima kelemahan dan kelebihan diri.
Dalam kegiatan pengembangan upaya ini dapat dilakukan guru/pendamping dengan cara
memberikan kesempatan kepada anak. Berikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan
ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara yang alami dan tidak dibawah tekanan atau paksaan.
Ternyata, kebiasaan guru/pendamping mendominasi kegiatan di kelas ataupun sikap otoriter
orang tua dirumah dapat menyebabkan anak tampak kaku, kurang percaya diri dan tidak mampu
mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara bercakap-cakap
9
pada suasana yang santai dan rileks.
6. Bimbingan dan konseling perkembangan membantu mendorong proses
tumbuh kembang anak awal
Upaya ini dilakukan untuk membantu anak supaya (a) mampu menempatkan nilai pada
diri anak sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada diri sendiri; (c) percaya akan
kemampuan diri sendiri dan membangun penghargaan akan dirinya; (d) mampu bekerja dan
berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) mampu memanfaatkan kelompok untuk mempermudah
dengan meningkatkan perkembangan anak; (f) mampu memadukan kelompok sehingga anak
memiliki tempat dalam kelompok; (g) membantu mengembangkan keterampilan secara
berurutan dan secara psikologis memungkinkan aank untuk sukses; (h) mengakui dan
memfokuskan pada kekuatan dan asset yang dimiliki anak; dan (i) memanfaatkan minat anak
sebagai energy dalam pengajaran.
7. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah daripada
akhir pengembangan yang definitif
Salah satu kekeliruan yang dilakukan guru/pendamping ialah dalam aspek metode
pembelajaran. Pada beberapa kasus, cara guru atau pendamping menyampaikan materi
cenderung mengikuti pola-pola seperti (a) menyampaikan materi pembelajaran yang masih kaku
terhadap tema-tema yang ditawarkan oleh bagian kurikulum sehingga tampak tidak ada
kreativitas dari guru itu sendiri; (b) terkadang terdapat materi yang dsampaikan terlalu abstrak.
Misalnya pada saat menjelaskan angka-angka hanya simbolnya saja tanpa dibarengi dengan
10. memberikan contoh konkret yang mengimbanginya (baik dengan buah-buahan, alat tulis yang
dibawa anak atau dengan menghitung angka anggota keluarga dirumah) sehingga anak megalami
kesulitan dalam mengolah informasi yang diberikan guru, dampaknya anak terkadang lebih
senang bercanda dengan teman-teman yang ada didekatnya daripada memperhatikan penjelasan
guru.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru/pendamping yang menggunakan pendekatan
perkembangan memandang anak adalah individu yang sedang dalam proseskan menjadi atau (be
coming) baik secara fisikologis dan juga psikologis, oleh karena itu aktifitas yang dirancang
seyogiyanya dirancang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak itu sendiri.
8. Bimbingan perkembangan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim,
seyogianya dilaksanakan oleh tenaga ahli (konselor) yang professional
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan kegiatan bimbingan dan konseling didukung
oleh seluruh komponen lembaga. Oleh karena itu, kerja sama dan dukungan berbagai pihak
sangat dibutuhkan untuk menyukseskan kegiatan dan perkembangan program bimbingan. Secara
implementatif keefektifan pelaksanaan program bimbingan tidak terlepas dari pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan konselor dalam melaksanakan program bimbingan.
9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan
10
khusus anak
Dalam pendekatan ini, konselor dengan guru bekerja sama asesmen terhadap kebutuhan
anak. Bimbingan yang dilaksanakan perlu dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki
dan diharapkan anak.
Kegiatan ini dapat dilakukan menggunakan berbagai cara misalnya menggunakan teknik
observasai baik partisipasi ataupun nonpartisipatif. Membuat catatan anekdot dapat juga
dilakukan untuk megidentifikasi kebutuhan awal anak.Berikut merupakan salah satu ilustrasi
kegiatan yang dapat direkam dengan meggunakan catatan anekdot.
Nama anak : MZ
Hari/Tanggal : Rabu, 19 April 2007
Waktu : jam 09.35
Tempat : kelas 1A
11. a. Peristiwa
Pada saat itu anak sedang melakukan kegiatan dengan didampingi oleh para
guru.Tanpa permisi MZ kebelakang kelas tepatnya kearea ibadah, dia lalu memakai
sarung “takwa” dan peci kemudian dia berkhotbah layaknya seorang penceramah.
11
b. komentar
tampaknya anak ini jenuh dengan kegiatan belajar kemudian sering melihat
penampilan penceramah, baik ditelevisi maupun dimasjid maka dengan spontan ia
bergegas berpakaian dan berekspresi seperti seorang dai. Lebih lanjut, tampak bahwa
anak berada pada fase senag untuk meniru maka seyogiyanya lingkungan memberikan
tampilan yang normatife, edukatif, dan sesuai dengan nilai-nilai agama.
10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-aspek psikologi
Pendekatan ini menekankan tentang pentingnya upaya guru dalam memperhatikan aspek-aspek
psikologis anak, seperti kemampuan intelektual, sikap, minat, dan kepribadian.Dalam hal
ini, bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak belajar tetapi juga
turut mengarahkan pada upaya membantu anak menggunakan berbagai kemampuan yang mereka
miliki.
Memodifikasi materi pengembangan melalui alternative kegiatan yang menyenangkan,
dapat membantu memperkokoh aspek psokologis anak. Contohnya menjelaskan definisi konsep-konsep
dengan meggunakan lagu-lagu yang familiar dengan anak atau meilustrasikan materi-materi
verbal dengan bentuk gambar baik yang diam ataupun bergerak dalam hal ini, guru pun
perlu menyediakan berbagai fasilitas yang menyakinkan anak untuk mengembangkan daya
imajinasi. Lwin seorang pakar perkembangan anak asal Singapore menegaskan bahwa ketika
guru/pendamping mengajarkan kepada anak untuk benar-benar memperhatikan apa yang dia
lihat disekitarnya dan untuk menciptakan secara konstruktif gambaran dalam pikirannya
menggunakan imajinasinya maka guru/pendamping pada akhirnya akan menemukan bahwa anak
akan semakin kreatif. Hal ini karena visualisasi kreatif dan imajinasi merupakan dua aspek utama
pemikiran kreatif.
12. 11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang berlandaskan
pada kajian psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori belajar
Artinya, bimbingan perkembangan memiliki akar filosofis dan teoritis yang jelas dan
kokoh sehingga dapat dipergunakan dalam membantu mengembangkan potensi anak secara utuh
dan menyeluruh. Selain itu prinsip ini turut memperjelas bahwa anak adalah individu yanga akan
selalu belajar.
guru/pendamping diusahakan lebih kreatif dan inovatif. Jangan biasa menakuti anak
dengan nilai buruk yang akan dicapai atau dalam bentuk ancaman lain yang tidak jelas maksud
dan tujuannya. Misalnya anak mengalami banyak ketakutan yang dibuat “ lingkungan “ untuk
melakukan suatu aktifitas karena terlalu banyaknya perintah “larangan” yang pada akhirnya
menjadikan anak tidak berani bahkan takut untuk melakukan. Misalnya anak yang akan menaiki
kursi yang dijadikan imitasi mobil maka sebelum menaiki “mobil” sudah mendapat teguran,
“awas jatuh jangan naik”. Anak yang asyik bermain sampai larut malam.Supaya mereka berhenti
bermain maka guru/pendamping menakuti dengan ungkapan “ih disitu ada setan” (kondisi ini
semakin komplek dengan maraknya tayangan TV yang menyajikan acara tontonan berbau mistik
dan takhayul).
12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan fleksibel
Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan sangat cocok diterapkan dalam
membantu memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak.Dalam hal ini,
guru/pendamping diharapkan lebih pro aktif dalam membantu mengembangakan potensi dan
memfasilitasi kebutuhan anak.
C. UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN PERKEMBANGAN
Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek lingkungan sebagai komponen yang
turut memberikan andil dalam menentukan keberhasilan kegiatan bimbingan. Unsur-unsur
lingkungan perkembangan ini menurut Kartadinata,dkk. (1998) mencakup unsusr-unsur sebagai
berikut.
1.Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari
perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam
kurikulum yang diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan
12
13. pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan
pengembangan konsep diri.
Artinya bahwa seorang guru/pendamping memberikan keleluasaan kepada anak untuk
menyampaikan ide ataupun pendapatnya. Singkat kata memberikan peluang kepada anak untuk
bereksplorasi berarti memberikan kesempatan kepada mereka untuk pandai mengembangkan
potensi diri.
13
2.Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan
kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi
jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan
kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3.Unsur penghargaaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat
pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses
bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi
anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
14. BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Pendekatan bimbingan perkembangan AUD merupakan pendekatan perkembangan yang
menenkankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal.
Pendekatan ini memandang bahwa individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu,
melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi dan kekuatan tersebut dikembangkan.
Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada
individu yang mengalami masalah.Upaya yang diberikan mengarah kepada pengembangan
seluruh aspek perkembangan yang mencakup akademik, intelektual, sosial, pribadi, dan karier.
Dalam pendekatan perkembangan perolehan perilaku yang diharapkan terbentuk pada
anak didik perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan tersebut akan menjadi dasar
pengembangan program bimbingan esensi strategi untuk membantu anak didik mengembangkan
dan menguasai perilaku yang diharapkan
Ada tiga pendekatan yaitu pendekatan krisis, pendekatan remedial, dan pendekatan
pereventif. Selain itu ada prinsip-prinsip pendekatan perkembangan dan unsur-unsur lingkungan
perkembangan yang harus diperhatikan pula dalam pendekatan perkembangan
15. DAFTAR PUSTAKA
Syaodih, E., & Agustin, M. (2010). Bimbingan Konseling untuk ANAK USIA DINI.
15
Jakarta: Universitas Terbuka.
http://rhirinliestyawati.blogspot.com/2013/07/bimbingan-konseling-anak-usia-dini.html
http://wanchalidaziah.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-bimbingan-dan konseling.html