SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
1
Disusun Oleh:
DADANG DJOKO KARYANTO
P3A116008
PROGRAM DOKTORAL KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN
PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU
BELAJAR DI KELAS
PAPER MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU:
1.Prof. Dr. H. Eka Warna, M.Psi
2.Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd Kons.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa segala berkah dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok
makalah dengan judul “Perspektif Perkembangan dan Pertumbuhan
Individu Serta Perilaku Belajar di Kelas”. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah ikut
berperan dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun Makalah ini mengenai Perspektif Perkembangan dan
Pertumbuhan Individu Serta Perilaku Belajar di Kelas disusun untuk
memenuhi tugas dari Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik
dalam segi penulisan maupun pendapat dan hasil dari pada makalah ini.
Untuk itu penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini, mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan khusus bagi penulis sendiri untuk meningkatkan hasil
pendidikan serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Jambi, September 2016
Pemakalah
i
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
D. Manfaat ...................................................................................... 3
E. Batasan Penulisan ............................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4
A. Psikologi Perkembangan.......................................................... 4
B. Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................ 8
C. Hakikat, Teori dan Hukum Perkembangan .......................... 9
D. Tingkah Laku Manusia Berbeda dengan Makhluk Lain...... 17
E. Beberapa Teori Perilaku........................................................... 19
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 20
A. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan ....................... 20
B. Fase-fase Perkembangan ...................................................... 23
C. Tugas-tugas Perkembangan .................................................. 27
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 30
A. Kesimpulan................................................................................. 30
B. Saran .......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
ii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia makan, tumbuh, mengalami proses kematangan,
berkembangbiak mengalami kehidupan vegetatif. la memiliki
penglihatan, pendengaran dan lain alat penginderaan, yang
memungkinkannya mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya,
yang dapat menerima atau menolaknya; ia dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya, inilah tanda-tanda kehidupan sensitif, sama
dengan kehidupan yang dialami.
Manusia tidak mengalami tiga jenis kehidupan, tetapi hanya
satu kehidupan Kemanusiaan. la tidak mempunyai tiga jiwa atau
psyche, pusat kehidupan. Dalam kehidupan kemanusiaan itu mungkin
kita dapat membedakan tiga lapis, lapis-lapis vegetatif yang terendah,
sedangkan lapis rohaniah yang tertinggi. Lapis terendah mendukung
lapis sensitif; tidak mungkin ada kehidupan rohaniah, bila tidak ada
lapis vegetatif; tidak ada kehidupan sensitif, bila manusia tidak dapat
mengadakan penginderaan dengan mata, telinga dsb, rnaka ia tidak
akan dapat memikir dst. Manusia adalah suatu makhluk berjiwa-raga,
makhluk psychoso-matis.
Satu hal yang telah pasti ialah: tidak lama sesudah dilahirkan
anak manusia sudah ada pada taraf psikis, ia mengalami suatu
kehidupan biologis-psikis untuk terus meningkat ke taraf rohaniah yang
dicapai sepenuhnya pada masa pubertas, Sejak saat itu kehidupannya
berlangsung dalam bentuk kehidupan kemanusiaan lengkap: biologis,
5
psikis dan rohaniah. Walaupun orang dewasa mengalami kehidupan
sebagai makhluk biologis-psikis-rohaniah, namun hukum-hukum
kehidupan taraf tertinggi tidak menghapus hukum-hukum kehidupan
taraf yang lebih rendah.
Hukum-hukum mengenai misalnya peredaran darah tetap ada
di samping hukum mengenai penginderaan dan yang terakhir ini tetap
berfungsi di samping hukum-hukum mengenai berpikir dsb. Nampak
perkembangan yang sejajar antara diferensiasi kehidupan dengan
pertumbuhan jasmaniah.
Dalam banyak hal manusia adalah suatu dwi-tunggal, suatu
kesatuan raga dan jiwa (Jasad dan Roh), suatu makhluk
somatopsychis. Manusia juga merupakan kesatuan pribadi yang
mengenai dan berkehendak: karena manusia dapat berpikir, ia
mempunyai kemauan bebas, karena pengenalan dipengaruhi
kehendak dan sebaliknya. Selanjutnya manusia adalah makhluk
individual dan sosial. Ke—dwi—tunggalan seperti tersebut di atas tidak
ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Manusia bertanggung jawab atas kehidupan dan tingkah
lakunya selama ia hidup, tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak. Semua
perbuatan manusia dapat dinamakan baik atau buruk menurut ukuran
kesusilaan. Dalam tiap perbuatannya manusia diperlengkapi dengan
pikiran dan kemauan bebas serta dorongan, tetapi hidupnya tidak
diatur oleh naluri dan dorongan itu, manusia harus dan dapat
menguasainya dengan intelek dan kemauannya, ia memiliki kata hati,
Intelek, kemauan, kata-hati, hakekat kesusilaan dan keagamaan serta
tujuan hidup manusia (di dunia dan akhirat) memberi arah pada hidup
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perkembangan dan pertumbuhan individu?
2. Hal-hal atau faktor apa saja yang memungkinkan dan
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu?
6
3. Bagaimanakah sifat-sifat dan kehidupan anak selama masa
perkembangan dan pertumbuhan itu?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa perkembangan dan pertumbuhan individu.
2. Untuk mengetahui hal-hal atau faktor apa saja yang memungkinkan
dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dan kehidupan anak selama masa
perkembangan dan pertumbuhan.
D. Manfaat
1. Membantu kita untuk mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembangan normal setiap individu.
2. Untuk membantu memperluas wawasan penulis dalam memahami
perkembangan dan pertumbuhan individu.
E. Batasan Penulisan
Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa
dipahami dan dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang
atau disiplin. Karena kajian tersebut sangatlah luas maka dari itu
makalah ini membatasi masalah dengan membahas hanya dua kajian
pendidikan sebagai ilmu yaitu perspektif perkembangan dan
pertumbuhan individu serta perilaku belajar di kelas
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Psikologi Perkembangan
1. Pengertian
Untuk membantu dalam memahami pengertian Psikologi
Perkembangan ada baiknya terlebih dahulu dikemukakan pengertian
"psikologi" dan arti "perkembangan" secara terpisah.
a. Psikologi
Berbagai definisi tentang psikologi yang dikemukakan para ahli
sesuai dengan alirannya masing-masing, tapi semuanya mengarah
kepada aspek tingkah laku/gejala kejiwaan saja bukan zatnya, hal ini
disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan manusia tentang
zat jiwa itu. Di antara definisi psikologi itu adalah:
1) Menurut Woodwcrth dan Marquis (1961: 3); "Psycholology is the
scientific study of the activities of the individual in relation to his
environment".
2) Menurut Kamus Istilah Kunci Psikologi (Bruno, 1989: 236:237); ada
tiga pengertian psikologi secara sederhana yakni Pertama,
Psikologi adalah suatu studi tentang jiwa (psyhe), Kedua, Psikologi
adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental, seperti
pikiran, perhatian, persepsi, inteligensi, kemauan, dan ingatan.
Definisi ini dipelopori oleh Wilhelm Wundt. Ketiga, Psikologi adalah
ilmu pengetahuan tentang perilaku organisme, seperti perilaku
kucing terhadap tikus, perilaku manusia terhadap sesamanya, dan
sebagainya. Definisi yang terakhir ini dipelopori oleh John Watson.
3) Menurut Feldman (1996), psikologi didefinisikan "the scientific study
of behavior and mental processes”.
b. Perkembangan
Istilah "perkembangan" secara konsepsional memang dapat
dibedakan dengan "pertumbuhan", tapi antara keduanya menjadi satu
kesatuan dalam proses perubahan individu sepanjang kehidupannya.
8
Berbagai definisi dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Menurut Seifert & Hoffnung (1994:2): "Long-term changes in a
person's growthfeelings, patterns of thinking, social relationship,
and motor skills".
2) Menurut Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai (1)
perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke
dalam bagian-bagian fungsional, dan (4) kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
3) Kemudian H. M. Arifin (1982:45) menjelaskan :
Istilah perkembangan menunjukkan perubahan-perubahan bagian
tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan berlangsung. Sedangkan
pertumbuhan adalah suatu penambahan dalam ukuran bentuk,
berat, acau ukuran dimensif daripada tubuh serta bagian-
bagiannya. Pertumbuhan itu hasilnya dapat diukur sedang
perkernbangan hanya bisa diamati gejala-gejalanya. Tetapi
keduanya berhubungan karena pertumbuhan adalah syarat mutlak
berhasilnya perkembangan".
c. Psikologi Perkembangan
Dilihat dari segi pembagian psikologi, maka Psikologi
Perkembangan termasuk Psikologi khusus.
Beberapa definisi Psikologi Perkembangan dapat dikemukakaii
sebagai berikut :
1) Davidoff (1991: 7), mendefinisikan psikologi perkembangan adalah
cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan
struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang
biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui
pembuahan hingga menjelang mati.
2) Seifert dan Hofnung (1994), psikologi perkembangan adalah "the
scientific study of how thoughts, feeling, personality, social
9
relationships, and body and motor skill evolve as an individual
grows older”.
3) Hurlock (1980:2) mendefinisikan sebagai berikut: "Developmental
psychology is the branch of psychology that studies intra-individual
changes and interindividual changes within these intra-individual
changes".
Oleh karenanya istilah perubahan dapat menyangkut segi fisik
(pertumbuhan) rnaupun segi psikis dan tingkah laku manusia, yang
terjadi terus menerus melalui suatu proses dan tahapan
perkembangan. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri,
perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya,
yang dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
2. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Berdasarkan pengertian Psikologi Perkembangan tersebut,
sudah dapat dipastikan bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu ini
sangat luas, yakni sepanjang kehidupan manusia.
Menurut Moh. Kasiram (1983: 51): "ruang lingkup materi
Psikologi Perkembangan meliputi rnasa dalam kandungan, anak bayi,
anak kecil, anak sekolah, masa fueral, masa pra remaja, dan masa
remaja serta masa dewasa". Selain itu, Hurlock (1980:2) mengatakan:
"some psychologists study developmental change covering the lifespan
from conception to death”.
Dari dua batasan tersebut dapat dijelaskan bahwa ruang lingkup
pembahasan Psikologi Perkembangan dimulai dari masa dalam
kandungan, rnasa bayi, masa anak kecil, masa anak sekolah, masa
remaja dan masa dewasa.
Karena luasnya ruang lingkup ini, kadang-kadang para ahli dapat
mengkhususkan pembahasannya hanya pada tahap tertentu saja,
sehingga penamaannya pun dipisah-pisah menjadi psikologi anak,
psikologi remaja/ pemuda dan psikologi orang dewasa.
10
3. Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan
Manfaat mempeiajari Psikologi Perkembangan memang sangat
besar, terutama bagi para orang tua dan guru sehingga dapat
memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-
pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Pengctahuan mengenai
psikologi perkembangan akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap
ciiri sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan
dengan baik. Hurlock (1980: 5-6) menyebutkan beberapa manfaat
mempelajari psikologi perkembangan, yaitu:
a. Membantu mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan
yang diharapkan itu muncul, sebab jikd terlalu banyak yang
diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan
mengernbangkan perasaan tidak mampu bila ia tidak mencapai
standar yang ditetapkan orang tua atau guru.
b. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari anak,
memungkinkan uniuk menyusun pedoman dalam bentuk skala
tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala
perkembangan sosial atau emosional. Karena pola perkembangan
untuk semua anak normal hampir sama, maka ada kemungkinan
untuk mengevaluasi setiap anak menurut norma usia anak tersebut.
Jika perkembangan itu khas, berarti anak itu menyesuaikan diri
secara normal terhadap harapan masyarakat.
c. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para orang
tua atau guru memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak.
Bayi yang siap untuk beiajar berjalan misalnya, dapat diberikan
kesempatan untuk melakukannya dan dorongan untuk tetap
berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya
kesempatan dan dorongan, akan menghambat perkembangan
yang normal.
d. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan
para orang tua dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak
11
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada rubuh, perhatian
dan perilakunya.
Dalam keseharian untuk pendidikan rumah tangga, pengetahuan
tentang Psikologi Perkembangan juga di-perlukan agar dapat
membantu dalam menghadapi dan membimbing pola tingkah laku
anak yang kadang-kadang tidak berjalan lurus-lurus saja, tetapi ada
juga mengalami gejolak seperri nakal, meraja-raja, berdusta, malas
dan lain-lain. Di sini orang tua yang bijaksana tidak akan bingung dan
tidak dengan mudah menghukum anaknya, dan sebaliknya tidak juga
memanjakan anak secara berlebihan.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan secara kuantitatif
yang berkenaan dengan panjang, luas, maupun berat. Istilah
pertumbuhan ini biasanya digunakan untuk perubahan-perubahan
yang berkaitan dengan jasmani. Misalnya pertumbuhan gigi, per-
tumbuhan bulu-bulu dan sebagainya.
Perkembangan adalah proses pertambahan yang bersifat
kualitatif yaitu adanya suatu perubahan dari suatu keadaan yang
kualitasnya masih lebih rendah menjadi suatu keadaan yang
kualitasnya lebih tinggi. Istilah perkembangan ini biasanya ditujukan
kepada kehidupan kejiwaan. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dari sikap negatif berubah menjadi netral untuk selanjutnya menjadi
positif.
Antara pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
sangkutpaut yang erat sekali. Biasanya, aspek kejiwaan baru bisa
berkembang dengan baik apabila jasmaninya tumbuh dengan baik.
Misalnya pengetahuan seseorang baru bisa berkembang dengan baik
apabila sel-sel otaknya sudah tumbuh dengan baik. Begitu pula aspek
sensomotoris baru bisa berkembang dengan baik apabila syaraf-syaraf
indra dan otot-otot motoris sudah tumbuh dengan baik.
12
Dalam pada itu perlu pula diingat bahwa pertumbuhan jasmani
tersebut hanyalah suatu potensi bagi perkembangan kejiwaan. Sebab,
perkembangan kejiwaan itu selain ditentukan oleh faktor jasmani juga
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi.
C. Hakikat, Teori dan Hukum Perkembangan
2. Hakikat Perkembangan
Meskipun semua ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang
kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-
beda pendapat tentan bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam
bentuknya yang hakiki. Dalam hal ini pendapat mereka dapat
dikelompokkan kepada tiga golongan, yaitu :
a. Konsepsi Asosiasi dan Neo-asosiasi
Menurut konsepsi ini, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu
tiada lain daripada suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi ini,
hal yang prime (pertama, penting) adalah bagian-bagian, sedangkan
keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Bagian-bagian ada dan
terbentuk lebih dahulu, dan dari bagian bagian itulah terbentuknya
keseluruhan. Bagian-bagian itu terikat satu sama lainnya.
Sebagai contoh: pengertian tentang lonceng. Terbentuknya
pengertian lonceng pada anak, mungkin dapat diterangkan sebagai
berikut: pertama anak mendengar bunyi lonceng (ia mendapatkan
kesan pendengaran kemudian anak melihat lonceng tersebut (ia
mendapatkan kesan penglihatan), dan selanjutnya anak mungkin saja
meraba lonceng tadi (mendapat kesan rabaan). Asosiasi dari kesan-
kesan inilah terbentuknya perkembangan pengertian pada anak.
John Locke salah seorang tokoh konsepsi ini dengan teorinya
yang terkenal "tabularasa", dimana pada permulaan sekali jiwa pada
anak itu adalah bersih laksana selembar kertas putih, kemudian sedikit
demi sedikit terisi oleh pengalaman-pengalaman sehari-hari.
13
Pengalaman-pengalaman itu membentuk tingkah laku anak.
Menurutnya pengalaman itu ada dua macam yaitu:
- Pengalaman luar; yang diperoleh melalui panca indra
- Pengalaman dalam; yaitu pengalaman mengenai keadaan dan
kegiatan batin yang kemudian menimbulkan refleks.
Kemudian muncul pula beberapa orang tokoh yang pendapatnya
bersifat mendukung konsepsi asosiasi tersebut, karena itu disebutlah
dengan Neo-asosiasi. Tokoh-tokoh tersebut adalah Thorndike dengan
Koneksionismenya, J. B. Watson dengan Behaviorismenya, dan
Pavlov dengan Conditioning Refleksnya.
Thorndike berpendapat bahwa perkembangan itu pada
hakikatnya adalah kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang karena
terus menerus dilakukan, akhirnya membentuk tingkah laku tertentu
yang bersifat kompleks tetapi khas baginya.
J. B. Watson dan Paviov berpendapat bahwa perkembangan itu
adalah kumpulan dari sejumlah refleks, yang karena sudah terlatih
sedemikian rupa sehingga membentuk tingkah laku seseorang yang
bersifat konstan. Dengan kata lain bahwa perkembangan itu adalah
proses terbentuknya refleks wajar (yang dibawa sejak lahir) menjadi
refleks bersyarat (yang terbentuk karena latihan dan pengalaman).
b. Konsepsi Gestalt dan Neo-Gestalt
Konsepsi ini kebalikan dari konsepsi Asosiasi di atas. Menurut
mereka, perkembangan itu ialah proses differensiasi. Dalam proses
differensiasi itu, yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-
bagian menduduki tempat yang sekunder. Keseluruhan ada terlebih
dahulu, baru kemudian menyusul bagian-bagian.
Konsepsi ini mendasarkan pendapatnya pada proses terjadinya
pengamatan. Dapat diberikan contoh sebagai berikut:
Pada saat kita melihat sebuah mobil, maka ketika itu kita
mendapat kesan secara keseluruhan dari mobil tersebut apakah colt,
bus atau truck, dan sebagainya baru kemudian setelah dekat akan
14
terlihat atau memperhatikan tentang keadaan bagian-bagian dari mobil
itu (entah bannya, mesinnya,- kacanya atau pintunya dan sebagainya).
Salah seorang tokoh pendiri konsepsi ini adalah Wertheimer,
yang berkesimpulan bahwa pengamatan mengandung hal melebihi
jumlah unsur-unsur, dan ini merupakan gejala gestalt. Demikian juga
dalam bidang lainnya, seperti dalam belajar, berfikir, dan Iain-lain.
Salah satu bentuk variasi dari konsepsi ini ialah Neo-Gestalt
yang dikemukakan oleh Kurt Lewin denganI teorinya "stratifikasi". la
menggambarkan struktur pribadi manusia sebagai terdiri dari lapisan-
lapisan (strata), makin dewasa seseorang makin bertambah lapisan itu.
Pada anak kecil kehidupan psikologisnya mula-mula hanya terdiri dari
satu lapisan saja. Tidak' ada hal yang disembunyikannya, apa yang
dinyatakan keluar, itulah isi kehidupan batinnya. Jika sekiranya anak
kecil berdusta, dustanya hanyalah dusta khayal. Makin tebal lapisan itu
makin mampu) orang menyembunyikan sesuatu, seperti hal-hal yang
rahasia atau pribadi sifatnya.
Konsepsi ini banyak diterima orang, bukan saja dalam lapangan.
Psikologi Perkembangan, tapi juga dalam lapangan psikologi lainnya.
c. Konsepsi Sosiologisme
Menurut konsepsi ini, perkembangan kejiwaan seorang anak
tidak lain daripada proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula a-
sosial (belum mengenal norma-norma sosial), yang dalam
perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah sosial. Melalui
proses imitasi, adaptasi dan seleksi, anak-anak meniru segala tingkah
laku yang ada pada orang dewasa di sekitarnya. Dengan meniru "aku"
nya orang dewasa, pada diri anak akan timbul kesadaran "aku"nya
sendiri. Jadi "aku" si anak adalah pemancaran kembali "aku" yang lain
yang menjadi obyek peniruannya. Tokoh utama konsepsi ini adalah
James Mark Baldwin.
Termasuk juga dalam konsepsi ini pendapat yang dikemukakan
oleh Sigmund Freud, bahwa mula-mula sekali anak kecil belum
memiliki moral, lalu memiliki moral yang bersifat heteronom dan baru
15
setelah dewasa ia mempunyai moral yang otonom. Proses
perkembangan dari moral yang heteronom yaitu moral yang pedoman-
pedomannya terdapat di luar, pada orang tua/dewasa - menjadi moral
yang otonom - yaitu moral yang pedoman-pedomannya terdapat dalam
diri si anak sendiri. Proses ini disebut dengan proses "internalisasi".
3. Teori dan Hukum Perkembangan
Di atas telah diuraikan mengenai hakikat perkembangan, yang
pada prinsipnya terdapat tiga pendapat, ada yang mengatakan
sebagai proses asosiasi, atau disebut sebagai proses differensiasi,
dan ada juga yang mengatakan sebagai proses sosialisasi. Sekarang
bagaimana proses-proses tersebut berlangsung, apakah berjalan
dengan mulus saja, ataukah kadang-kadan; terdapat krisis pada
waktu-waktu tertentu, apakah ada percepatan-percepatan atau
pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam tinjauannya
sehingga melahirkan berbagai teori atau hukum-hukum
perkembangan yang merupakan kaidah dalam berlangsungnya
proses perkembangan setiap individu. Pengertian teori yang paling
umum, teori merupakan lawan dari fakta, Menurut Santrock (1998),
teori adalah "a coherent set of ideas that helps explain data and make
predication. A theory contain hypotheses, assumptions that can be
tested to determine their accuracy". Jadi, sebenarnya teori adalah
hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang
belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk
menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian teori itu ternyata
benar, maka ia menjadi fakta. Setidak-tidaknya ada dua peranan
penting dari teori perkembangan (Miller, 1993: I 56), yaitu:
a. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau
gejala-gejala perkembangan.
b. Memberikan pedornan dalam melakukan penelitian dan
menghasilkan informasi baru.
16
Teori dan hukum perkembangan itu antara lain adalah :
a. Hukum Bertahan dan Berkembang Sendiri
Dalam diri anak terdapat dua dorongan yang kuat I yaitu:
1) Dorongan bertahan, yang bertujuan untuk memelihara/
mempertahankan diri agar tetap survival.
2) Dorongan untuk berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari
dan mencari; mencari kepandaian, pengalaman atau pengetahuan
baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain.
Kedua dorongan tersebut selalu bekerja sama dalam menggerakkan
anak menjalani perkembangannya.
b. Hukum Tempo Perkembangan
Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah
tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang perkembangan
serba cepat (cepat dapaf merangkak, cepat belajar berjaian, cepat
berbicara, dan Iain-lain), sementara ada pula anak yang nampak selalu
lambat dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut.
Berlangsungnya tempo perkembangan ini memang dapat
djpercepat melalui pendidikan dan latihan yang dipaksakan, tetapi hal
itu pada akhirnya dapat berakibat lidak baik, sebab selain dapat
merusak kesehatan jasmani anak, juga dapat menimbulkan efek
psikoligis yang lain.
Cepat atau lambatnya perkembangan anak di samping potensi
yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula
mempengaruhinya.
c. Hukum Irama Perkembangan
Di samping perkembangan itu mempunyai temponya masing-
masing, ia juga mempunyai irama Icrtentu. Berlangsungnya
perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjaian lurus,
tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat, dan penuh kegoyangan.
Kadang-kadang kita saksikan seseorang anak dapat k-rjalan dengan
17
cepat, kemudian tertegun/terhenti, kcmudian berlangsung lagi dengan
cepat.
Ada anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam beberapa
minggu, kemudian waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan
lagi jika dibandingkan dengan teman-temannya.
Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu
dengan anak lainnya, tetapi juga berbeda atau terjadi antara fungsi
yang satu dengan fungsi-fungsi lain pada diri seorang anak. Ada yang
fungsi jasmaninya berkembang dengan cepat, tetapi pada aspek
fungsi kejiwaan nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita lihat
pada seorang anak yang mulai belajar berjalan, akan kelihatan pada
perkembangan berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah
dikuasainya maka perkembangan bicaranya kelihatan maju lagi
dengan cepat.
Di sini jelas terdapat keadaan seperti kejar-kejaran, bagaikan
gelombang, pada satu fungsi ada yang menaik dan pada fungsi yang
lain ada yang terhenti atau turun,
d. Hukum Masa Peka
Yang dimaksud dengan "masa peka" ialah suatu masa dimana
sesuatu fungsi berada pada perkembangan yang baik atau pesat, jika
dibanding dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami
sekali saja datangnya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan
diberi kesempatan untuk berkembang pada masa ini dengan sebaik-
baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu
tidaklah mudah, kecuali apabila kita raiin memperhatikan perubahan
tingkah laku anak setiap haii Sebagai contoh: masa peka unruk
berjalan umumnya pada tahun kedua, masa peka untuk menggambar
pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis
mulai pada tahun ke-12 atau 13, dan sebagainya.
Montessori pernah mengembangkan sistem pendidikannya
kearah penemuan masa peka pada anak didik. Di dalam sekolah
Montessori disediakan berbagai macam permainan anak, dan anak
18
diberinya kebebasan memilih sendiri permainan-permainan yaug
disukainya. Apabila minat anak nampak terarah pada permainan
tertentu, lalu dicari dan ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka
terhadap sesuatu fungsi.
e. Teori Rekapitulasi
Teori rekapitulasi ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat
pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang
primitif.
Perkembangan ummat manusia sejak dahulu terulang secara
singkat dalam beberapa tahun saja dimasa perkembangan anak.
Dengan demikian, teori ini menyimpulkan bahwa perkembangan psikis
anak tidak lain daripada ulangan secara singkat perkembangan ummat
manusia. Teori ini diperkuat dengan menunjuk beberapa contoh
seperti:
1) Pada bangsa-bangsa yang masih sederhana kebudayaannya
(primitif) terdapat pikiran-pikiran yang animistis, seperti: takut akan
hantu, takut akan kekuatan-kekuatan gaib, benda-benda dianggap
mempunyai roh, dan sebagainya, keadaan seperti ini juga terdapat
pada diri anak-anak.
2) Anak-anak mempunyai kesamaan dengan bangsa-bangsa primitif
dalam hal kegemaran, seperti lagu-lagu yang gaduh/ ribut, warna-
warna yang (ayam atau menyolok, gemar berburu, dan Iain-lain.
Atas dasar itulah para ahli penganut teori ini membuat
periodisasi perkembangan anak sesuai dengan jalan perkembangan
ummat manusia, sebagai berikut:
1) Masa berburu dan merampok (sampai ± usia 8 tahun)
Dalam masa ini anak gemar sekali main perang-perangan,
kejar-kejaran, menangkap dan berburu binatang, saling mengintai,
membuat rumah-rumahan, dan sebagainya.
2) Masa gembala (sampai ± usia 10 tahun)
Masa ini anak senang memelihara binatang, seperti burung,
ayam, kelinci, dan Iain-lain.
19
3) Masa bercocok tanam (sampai ± usia 12 tahun)
Dalam masa ini anak-anak gemar memelihara tanaman,
memelihara bunga, mengumpulkan biji-bijian, membuat kebun
kecil, dan Iain-lain.
4) Masa berdagang (sampai ± usia 14 tahun)
Sekarang perhatian dan aktivitas anak tertuju kepada hal-hal
yang menyerupai perdagangan, seperti jual beli, tukar-menukar
prangko, gambar gambar, dan Iain-lain.
Teori rekapitulasi ini semula dipergunakan dalam lapangan
biologi oleh seorang tokoh bangsa Jerman yang bernama Hackel
dengan hukum bio-genitisnya yang berbunyi: ontogenese adalah
rekapitulasi dar phylogenese, kemudian diikuti oleh Stanley Hall
dengan sebutan "otovisme" (rekapitulasi).
f. Teori Masa Menentang
Sebagaimana dikatakan terdahulu bahwa jalannya
perkembangan anak itu tidaklah selalu berjalan lurus, tenang dan
teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi letupan atau
kegoncangan yang membawa perubahan radikal dalam diri anak.
Yang demikian itu misalnya dijumpai pada usia kira-kira 3.0 - 5.0
tahun, dan kedua terjadi kira-kira usia 14-17 tahun.
Pada masa tersebut anak-anak sering memperlihatkan
kenakalan-kenakalan, sehingga diberi nama "anak degil", dan
sebagainya. Para ahli memberikan penafsiran terhadap masa ini
sebagai masa menentang, karena anak sering bertingkah laku yang
tidak pantas menurut orang tua , seperti mencuri, menipu, berbohong,
membuat keributan, bertengkar, menganggap sepi terhadap panggilan,
tidak patuh pada perintah dan sebagainya.
Hal ini terjadi adalah wajar, karena anak pada saat ini serba ingin
tahu, ingin supaya diperhatikan, belurn mampu memperbaiki
kesalahan sendiri. dan merekapun belurn juga mempunyai pengertian
yang betul terhadap perintah dan tugas-tugas yang harus dipatuhinya.
20
g. Teori Penjelajahan dan Penemuan
M.J. Langeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai
suatu proses penjelajahan dan penemuan.
Anak manusia lahir dan memasuki dunia ini sebagai warga baru,
yang masih belum mengenal apapun juga. Maka dengan keadaan
yang baru ini yang berbeda dengan keadaan sebelumnya, dia perlu
berkembang dengan mengenal dan mempelajari sesuatu yang telah
ada di sekitarnya pada waktu kehadirannya itu. Oleh karena itu dia
menjelajahi dunia ini, dan dalam penjelajahannya itu ia menemukan
bermacam-macam nilai kemanusiaan. Dengan menemukan berbagai
hal dan nilai-niiai itu berarti diapun mengalami perkembangan.
h. Hukum Taqdir
Setiap orang muslim tentu mempercayai di atas segalanya ini
ada yang mengaturnya, yaitu Allah Swt. la yang meniupkan kehidupan
kepada manusia, dan la pulalah yang memberikan kekuatan kepada
setiap manusia untuk bisa berkembang sebagaimana adanya. Ada
anak yang diberi atas kemampuan yang tinggi, dan ada pula yang
diberi sedikit. Ada yang diberi usia panjang dan ada pula yang pendek
sehingga batas-batas perkembangannya tidak sampai pada masa
dewasa, dan sebagainya.
Dalam hal ini, tidaklah mengherankan apabila ada dua orang
anak yang terlahir dari orang tua yang sama dengan lingkungan hidup
yang sama, tetapi berbeda perkembangan/pola tingkah laku atau
kualitasnya. Disinilah kadang-kadang psikolog Barat lepas dari
penyelidikannya. Padahal kodrat atau ketentuan Allah berlaku atas
semua yang terjadi.
D. Tingkah Laku Manusia Berbeda dengan Makhluk Lain
Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara
sporadis (timbul dan hilang di saat-saat tertentu) tetapi selalu ada
kelangsungan (kontinuitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan
berikutnya. Misalnya, seorang anak yang masuk sekolah hari ini, akan
21
bersekolah lagi besok dan bersekolah terus bertahun-tahun akhirnya
mempunyai kepandaian tertentu dan mendapat pekerjaan, mempunyai
penghasilan, berkeluarga, berketurunan, dan seterusnya. Pendek kata,
tingkah laku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat.
Perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi perbuatan yang
kemudian sedangkan perbuatan yang kemudian merupakan kelanjutan
dari perbuatan sebelumnya. Dengan demikian adalah keliru kalau
seseorang memandang masa kanak-kanak atau masa remaja
misalnya, sebagai suatu tingkat perkernbangan yang berdiri sendiri,
yang terlepas dari tingkat perkembangan Iain dalam kehidupan
seseorang.
Tiap-tiap tingkah laku manusia mengarah pada suatu tugas
tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar
atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada tingkah laku lain yang
tampaknya tidak ada tujuannya.
Seorang anak misalnya, yang sedang bermain menyusun
benteng dari pasir di pantai laut, tiba-tiba merusak benteng itu dan
mendirikan sebuah lagi di tempat lain. Tampaknya anak itu melakukan
sesuatu tanpa tujuan, tetapi pada hakikatnya ia sedang mempelajari
sifat-sifat pasir, bagaimana kalau dihancurkan dan sebagainya.
Bahkan pada orang yang sedang bermalas-malasan beristirahat atau
berekreasi juga terdapat orientasi pada tugas, karena beristirahat
merupakan sebagian dari tugas yang harus dipenuhi agar ia bisa
mengumpulkan energi kembali untuk dapat bekerja lagi dan
seterusnya.
Usaha dan perjuangan memang terdapat juga pada makhluk lain
selain manusia, misalnya pada kucing yang mengendap-endap
mengintai seekor tikus yang akan menjadi mangsanya. Tetapi usaha
dan perjuangan pada tingkah laku manusia adalah berbeda, karena
yang diperjuangkan adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri, yang
dipilihnya sendiri. la tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak
22
semula memang tidak ingin diperjuangkannya. Misalnya seorang akan
pergi ke suatu tempat dengan bus.
Calon penumpang bus demikian banyaknya, sehingga tiap orang
harus berusaha/bersusah payah kalau mau naik bus. Dalam hal ini
meskipun banyak bus tersedia, orang yang bersangkutan hanya akan
berusaha naik bus ke jurusan yang dikehendaki saja, sedangkan bus-
bus ke jurusan lainnya akan dibiarkannya saja.
Dengan perkataan lain, manusia mempunyai aspirasi yang
diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya berjuang untuk
memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh alam. Harga diri, misalnya
adalah suatu aspirasi yang dapat diperjuangkan oleh manusia yang
tidak terdapat pada makhluk hidup lainnya.
E. Beberapa Teori Perilaku
Dikemukakan oleh McDougal sebagai pelopor dari psikologi
sosial mengemukakan beberapa teori yang mempengaruhi perilaku:
1. Instring;
2. Teori dorongan;
3. Teori insentif;
4. Teori atribusi;
5. Teori kognitif;
23
BAB III
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Golongan Nativisme
Pengikut Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu
itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Mereka mengemukakan bahwa setiap manusia vang dilahirkan
dibekali (membawa) bakat-bakat, baik yang berasal dari orang tuanya,
nenek moyang atau jenisnya. Apabila pembawaannya itu baik maka
akan baik pula anak itu kelak, demikian juga sebaliknya.
Menurut anggapan aliran ini, segala pengaruh lingkungan atau
pendidikan tidaklah akan berarti apa-apa, karena segala bakat atau
pembawaan itu akan berkembang dengan sendirinya tanpa dapat
dirubah.
Asumsi yang mendasari aliran ini menurut Hurlock (1980: 29)
adalah pada did anak dan orang tua terdapat kesamaan, baik fisik
maupun psikis. Setiap manusia memiliki gen. Gen adalah butiran kecil
yang terdapat di dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari
orang tua atau nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan
sifat-sifat yang diwariskan. Sel-sel seks pria dan wanita adalah sama,
dalam arti bahwa keduanya mengandung kromosom. Setiap sel seks
yang matang memjmnyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom
mengandung gen, yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom
megandung sekitar 3000 gen. Gen-gen diturunkan dari orang tua
kepada keturunannya.
Manshur Ali Rajab (1961:111-112) menyebutkan bahwa ada lima
macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu:
Pertama, pewarisan yang bersifat jasmaniah, seperti wama kulit,
beni.uK tubuh yang jangkung atau cebol, sifat rambut, dan sebagainya;
Kedua, pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan
kebodohan; Ketiga, pewarisan yang bersifat tingkah laku, seperti
24
tingkah laku terpuji atau tercela, lemahlembut atau keras kepala, taat
atau durhaka; Keempat, pewarisan yang bersifat alamiah, yaitu
pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa pengaruh
dari faktor eksternal; dan Kelima, pewarisan yang bersifat sosiologis,
yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Tokoh terkemuka aliran ini adalah Schopenhauer (1788-1860),
Plato, Descartes dan beberapa ahli Kriminologi yang mendukungnya
yaitu Lambroso, E. Ferri dan R. Garofalo.
2. Golongan Empirisme
Pendapat Empirisme merupakan kebalikan dari pendapat
Navitisme di atas. Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah
bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan
apa pun. la bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa
saja yang dikehendaki. Perwujudan tingkah laku ditentukan oleh luar
diri yang disebut dengan lingkungan, dengan kiat-kiat rekayasa yang
bersifat impersonal dan direktif. Bayi lahir memiliki kecenderungan
yang sama dengantayi yang lain. Mereka segera menyusu apabila
bibirnya bersentuhan dengan puting susu. Mereka juga menangis
apabila roerasa lapar, haus dan sakit. Jadi semua bayi yang lahir itu
selalu dalam keadaan kosong dan perbedaan tingkah laku yang
tampak kemudian disebabkan oleh pengaruh lingkungan dalam proses
kehidupannya.
Lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku terdiri atas lima
aspek, yaitu geografis, historis, sosiologis, kultural dan psikologis.
(Muhammad Mahmud, 1984: 117-120). Lingkungan geografis disebut
juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak
wilayah seperti di dataran, pegunungan, dan pesisir pantai; kondisi
iklim seperti panas di gurun Sahara, tropis, sedang, dan salju; sumber
penghasilan seperti wilayah industri, pertanian, pertambangan, dan
perminyakan. Lingkungan hisioris yaitu lingkungan yang ditentukan
oleh ciri suatu masa atau era dengan segala perkembangan
peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran, masa
25
pcncerahan dan kebangkitan, masa modern, era industri dan
sebagainya. Lingkungan sosiologis yaitu lingkungan yang ditentukan
oleh hubungan antar iridividu dalam suatu komunitas sosial. Hubungan
ini selalu dikaitkan dengan tradisi, nilai-nilai, peraturan dan undang-
undang. Lingkungan kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh
kultur suatu masyarakat. Kultur ini meliputi cara berpikir, bertindak,
berperasaan, dan sebagainya. Lingkungan psikologis adalah
lingkungan yang ditentukan oieh kondisi kejiwaan, seperti kondisi rasa
tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdekaan, keamanan,
kesejahtaraan dan sebagainya.
Tokoh aliran Empirisme ini adalah John Locke dn diperkuat oleh
Sigaud dan Mac Aulife dengan hasil penyelidikannya tentang tipe-tipe
manusia hasil bentukan lingkungan, yaitu :
a. Tipe Muskuler (orang yang hidup didaerah-daerah yang sukar,
mempunyai otot dan anggota badan yang kuat).
b. Tipe Respiratoris (orang yang hidup didaerah pertanian, yang
mempunyai dada bidang dan rongga yang besar). ,
c. Tipe Digestif (orang yang kaya atau tuan-tuan tanah, yang
mempunyai perut gendut, mata kecil, leher pendek, rahang besar).
d. Tipe Cerebral (orang yang hidup di kota-kota besar yang banyak
memerlukan kerja dengan otak dan penuh dengan problem-
problem kehidupan, akan mempunyai dahi menonjol ke depan,
rambut jarang bahkan bisa botak, telinga lebar, mata bersinar, kaki
dan tangan kecil).
3. Golongan Konvergensi
Golongan ini muncul karena melihat kedua pendapat (Nativisme
dan Empirisme) di atas yang saling bertentangan dan keduanya
berada pada garis yang ekstrim, dan banyak mempunyai kelemahan-
kelernahan jika dihadapkan dengan realitas yang ada terlebih lagi
pada abad modern. Kelemahan itu dapat dilihat pada contort berikut:
26
a. Untuk pendapat Nativisme: betapa banyak anak yang lahir dari
seorang ahli musik, tetapi dia tidak menjadi ahli musik seperti
ayahnya.
b. Untuk pendapat Empirisme: mengapa maslh terdapat anak yang
gagal dalam belajar di sekolah, padahal segala fasilitas telah
disediakan, petunjuk dan bimbingan juga selalu diberikan oleh guru
maupun orangtuanya.
B. Fase-fase Perkembangan
Perkembangan manusia merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang tidak terputus-putus. Proses yang
berkesinambungan itu secara teoritik dapat dibagi-bagi dalam
beberapa fase. Mengenai pembagian fase-fase tersebut ada beberapa
pendapat. Perbedaah pendapat-pendapat tersebut didasarkan atas
sudut pandangan yang mendasari pembagian fase-fase tersebut. Di
bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat.
1. Menurut Aristoteles
Aristoteles adalah seorang ahli filsafat bangsa Yunani yang
hidup pada tahun Aristoteles membagi fase-fase perkembangan
manusia berdasarkan pertumbuhan jasmaniah. Berdasarkan
pertumbuhan jasmaniah, Aristoteles membagi perkembangan manusia
atas tiga fase, yang masing-masing phase lamanya 7 lahun. Adapun
fase-fase tersebut adalah:
a. Masa anak kecil, atau masa bermain, umur 0,0 - 7,0. Fase ini
dimulai sejak anak lahir sampai dengan terjadinya pergantian gigi.
b. Masa anak belajar atau masa anak sekolah rendah, umur 7,0 -14,0.
Fase ini dimulai sejak terjadinya pergantian gaji sampai dengan
mulai matangnya alat-alat kelamin.
c. Masa remaja, atau pubertas, atau masa peralihan dari anak
menjadi dewasa, umur 14,0 - 21,0. Fase ini dimulai sejak
matangnya alat-alat kelamin, sampai dengan berhentinya
pertumbuhan pisik. (Sumadi Suryobroto, 1987:102)
27
2. Menurut Piaget
Piaget adalah seorang dokter bangsa Francis. Piaget membagi-
bagi perkembangan manusia berdasarkan perkembangan kognitifnya.
Adapun fase-fase perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Stadium senso-motoris, umur 0,0 - 2,0. Pada stadium ini per-
kembangan kognitif anak nampak pada bentuk-bentuk aktifitas
motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Aktifitas motorik tersebut
antara lain adalah: gerak reflek, gerak mata mengikuti objek yang
bergerak, meraih sesuatu dan sebagainya.
b. Stadium pra-operasional, umur 2,0 - 7,0. Pra berarti belum.
Operasional dalam hal ini berarti suatu aktifitas yang dilaku-kan
secara sistimatis berdasarkan aturan tertentu. Jadi pada stadium ini
anak sudah bisa melakukan sejumlah aktifitas, tetapi aktifitas
tersebut belum sistimatis berdasarkan aturan tertentu. Misalnya
apabila kita menyuruh anak menjejerkan beberapa buah silinder
yang panj angny a berbeda. Anak akan menjejerkan saja silinder-
silinder tersebut tanpa mengurut-kan dari yang tertinggi ke
terendah.
c. Stadium operasional konkrit, umur 7,0 -11,0. Pada stadium ini anak
sudah bisa melakukan aktifitas yang operasional, tetapi masih
terbatas pada hal-hal yang konkrit saja. Dia belum mampu
melaksanakan aktifitas operasional yang abstrak. Misalnya anak
sudah bisa menyusun silinder dengan urutan yang teratur. Tetapi
anak belum bisa meramalkan kemana akan menggelindingnya
sebuah bola apabila bola itu dilemparkan ke sebuah tembok.
d. Stadium operasional formal, umur 11,0 ke atas. Pada masa ini
anak'sudah mampu berfikir secara abstrak sehingga dapat
memecahkan masalah yang tidak terikat kepada hal-hal yang
bersifat kongkrit. Contoh: Pencoba memberikan lima gelas berisi
cairan tertentu dengan warna yang berbeda-beda kepada anak.
Kemudian ditunjukkan pula cairan pada gelas yang keenam. Warna
cairan pada gelas keenam tersebut diper-oleh dari percampuran
28
dua cairan dari kelima gelas yang ditunjukkan sebelumnya. Anak
disuruh menemukan, dua cairan mana yang dicampurkan agar
diperoleh warna seperti warna cairan pada gelas keenam. Anak
yang berfikir operasional konkrit akan mencobakemungkinan-
kemungkinan tersebut secara trial and error. Tetapi anak yang
berpikir operasional formal akan menganalisis secara logis hingga
ditemukan kom-binasi yang tepat. (Monks dkk, 1985 :148 -190).
3. Menurut Sigmun Freud
Sigmun Freud adalah seorang dokter berkebangsaan Aus-Iria.
Berdasarkan pengalamannyamenyembuhkan parapasien, ia kemudian
tertarik untuk mempelajari bidang psikologi. Pembagian fase-fase
perkembangan menurut Freud, didasarkan atas perkembangan rasa
kenikmatan (libido seksualitas dalam arti luas) yang dominan yang
dialami oleh manusia. adapun fase-fase tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Fase oral (mulut), umur 0,0 -1,0. Pada fase ini daerah ke-nikmatan
yang dominan adalah pada daerah mulut. Misalnya kenikmatan
pada waktu menyusu atau kenikmatan pada waktu disuapi
makanan.
b. Fase anal (dubur) umur 1,0 - 3,0. Pada fase ini kenikmatan yang
dominan adalah daerah dubur. Anak merasakan kenikmatan pada
waktu melepaskan kotoran.
c. Fase phalik, umur 3,0 - 5,0. Phalik artinya organ kelamin lu-ar.
Pada masa ini anak merasakan kenikmatan apabila organ
kelaminnya tersentuh. Pada phase ini pula anak mulai menaruh
perhatian terhadap organ kelamin yang dimilikinya. la juga mulai
menyadari bahwa kelamin laki-laki berbeda dengan kelamin
perempuan. Maka ada semacam dorongan untuk melihat organ
kelamin lawan jenisnya. Karena sentuhan pada alat kelamin
memberikan rasa kenikmatan, maka anak-anak pada masa ini
29
seringkali secara sadar atau tidak sadar meme-gang-megang alat
kelaminnya.
d. Fase Latent (terpendam), umur 5,0 -12,0. Pada fase ini tidak ada
kenikmatan yang menonjol yang dirasakan anak. Ke-biasaan untuk
memegang-megang alat kelamin biasanya sudah hilang dengan
sendirinya, Fase ini dan tigaFase sebelumnya juga sering disebut
fase pregenital.
e. Fase genital, umur 12,0 ke atas. Genital berarti organ-organ
reproduksi atau organ-organ seksual yang tidak hanya ter-batas
pada phalik. Pada fase ini kenikmatan yang paling dominan yang
dirasakan oleh manusia adalah pada saat ter-salurnya dorongan
seksual. Pada fase ini organ-organ seksual sudah mulai matang
dan menuntut untuk memperoleh ke-putusan. Jadi secara biologis
mulai umur 12 tahun manusia sudah siap untuk mengadakan
reproduksi melalui hubungan seksual dengan lawan jenisnya.
Tetapi karenaadanyaberbagai hambatan sosial psikologis dorongan
seksual tersebut belum bisa dipenuhi secara wajar. Oleh karena itu
pemuasan dorongan seksual ini sering dilakukan secara tidak
wajar, misalnya melalui onani. Dengan tercapainya fase genital ini
tidaklah berarti bahwa ciri-ciri pada fase sebelumnya menjadi
hilang.
4. Menurut Robert J. Havighurst
Robert J. Havighurst membagi fase-fase perkembangan manusia
sebagai berikut:
a. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal, umur 0,0 - 6,0.
b. Masa kanak-kanak pertengahan, umur 6,0 -12,0.
c. Masa remaja, umur 12,0 -18,0.
d. Masa dewasa awal, umur 18,0 - 30,0
e. Masa setengah baya, umur 30,0 - 50,0
f. Masa tua, umur 50,0 ke atas.
30
C. Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
dilakukan, dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu dalam
tahap-tahap perkembangannya, agar supaya individu tersebut menjadi
berbahagia. Apabilal seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas-
tugas perkembangan dalam batas periode perkembangan dengan
baik, orang tersebut akan merasa kuranng bahagia dan mendapat
kesulitan dalam menghadap tugas-tugas (pola tingkah laku) periode
berikutnya.
Havighurst menjelaskan arti tugas-tugas perkembangan ini
sebagai berikut:
A developmental task is a task which arises at or about a certain
period in the life of the individual, successful achievement of whic
leads to his happiness and to success with later tasks, while
failum leads to uahappiness in the individual, disapproval by the
society, and difficulty with later tasks. (Hurlock, 1980: 9).
Oleh karena itu tugas-tugas perkembangan harus dapat
diselesaikan oleh anak di bawah perlindungan, pengawasan dan
bimbingan dari orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Untuk dapat
mengawasi dan membimbing anak dalam menyelesaikan tugas
dimaksud, rnaka orang tua atau orang dewasa lainnya sepatutnyalah
mengetahui tugas-tugas apa atau pola tingkah laku bagaimana yang
harus diselesaikan oleh anak dalam setiap periodenya.
Sebenarnya tugas-tugas perkembangan setiap periode itu bisa
berbeda bagi masing-masing kelompok masyarakat, yang disebabkan
oleh perbedaan faktor tuntutan kebudayaan, kematangan fisik/keadaan
badan, dan kepribadian seseorang.
Anak Sekolah Dasar
Keterampilan fisik yang diperlukannya:
- Mengembangkan hidup sehat terhadap diri sendiri.
- Mengembangkan kemandirian untuk mengurus diri sendiri.
- Belajar bergaul dengan teman sebaya.
31
Perkembangan kognitif:
- Berada pada stadium operasional kongrit.
Perkembangan sosial:
- Anak-anak berubah dengan cepat dari egosentris menjadi sosio
sentris
Perkembangan moral :
- Berada pada fase pemahaman heteronom
Perkembangan emosi : takut, iri hati dan marah.
Anak Masa Remaja
- Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya.
- Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman
sebaya.
- Memiliki kemampuan mengontrol diri.
Perkembangan fisik : dalam jangka 3 atau 4 tahun fisik anak tumbuh
secara pesat.
Perkembangan intelektual : berpikir hipotesis, berpikir kombinatoris.
Perkembangan sosial : melepaskan diri dari pengaruh orang tua.
Perkembangan emosi : marah, takut dan iri hati.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
1. Faktor fisiologi
2. Faktor psikologis
3. Faktor kematangan fisik dan psikis
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor-faktor stimulus dalam belajar :
1. Panjangnya bahan ajar;
2. Kesulitannya bahan ajar;
3. Berartinya bahan pelajaran;
4. Berat ringannya tugas;
5. Suasa lingkungan eksternal;
32
Faktor-faktor metode belajar:
1. Kegiatan berlatih atau praktek.
2. Resitasi selama belajar.
3. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar.
4. Bimbingan dalam belajar.
5. Kondisi-kondisi insentif.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu deretan perubahan yang
tersusun dan berarti yang berlangsung pada individu dalam jangka
waktu tertentu lebih merujuk pada kemajuan mental atau
perkembangan aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya
dapat berlangsung secara wajar, dapat terjadi dengan lancar dan
terkadang sebaliknya.
B. Saran
Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa dapat menambah
pengetahuan mengenai perspektif perkembangan dan pertumbuhan
individu dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
34
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Mubin, dan Ani Cahyadi, 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT.
Ciputat Press Group.
Samsunuwiyati Mar’at dan Lieke Indieningsih Kartono, 2006, Perilaku
Manusia (Pengantar Singkat Tentang Psikologi), Bandung : PT.
Refika Aditama.
Samuel Soeitoe, 1982. Psikologi Pendidikan (Mengutamakan Segi-segi
Perkembangan). Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Wayan Nur Kancana, 2001. Perkembangan Jasmani dan Kejiwaan.
Surabaya : Usaha Nasional.
35
PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS
MATA KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :
1. PROF. DR. H. EKA WARNA, M.Psi
2. PROF. DR. Hj. EMOSDA, M.Pd Kons
DISUSUN OLEH :
DADANG DJOKO KARYANTO
P3A116008
PROGRAM DOKTOR KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

More Related Content

What's hot

Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanAmalia Agustina
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanJeanny Jannah
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Istna Zakia Iriana
 
Objek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanObjek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanSam Bimbo
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialismeErna Mariana
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganIrwan Fauzi
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Istna Zakia Iriana
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanDewi Atin Surya
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Dhiekha Nak Minang
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 

What's hot (20)

Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Objek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanObjek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikan
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembangan
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 PertanyaanRuntuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 

Similar to PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS".

(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan audDiana Fakhriyani
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docxsitti3514
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanIIKCASIKIN
 
Makalah tentang dasar
Makalah tentang dasarMakalah tentang dasar
Makalah tentang dasarbkupstegal
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxMukhammadLuqmanHakim4
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan KepribadianPerkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadianpjj_kemenkes
 

Similar to PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS". (20)

(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Makalah tentang dasar
Makalah tentang dasarMakalah tentang dasar
Makalah tentang dasar
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Ilmu Jiwa Anak
Ilmu Jiwa AnakIlmu Jiwa Anak
Ilmu Jiwa Anak
 
Bab 1 psikobang
Bab 1 psikobangBab 1 psikobang
Bab 1 psikobang
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didik
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan KepribadianPerkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadian
 

More from Dadang DjokoKaryanto

KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...Dadang DjokoKaryanto
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANIDadang DjokoKaryanto
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang DjokoKaryanto
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTODadang DjokoKaryanto
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANDadang DjokoKaryanto
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALDadang DjokoKaryanto
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Dadang DjokoKaryanto
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Dadang DjokoKaryanto
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Dadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 

More from Dadang DjokoKaryanto (20)

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS".

  • 1. 1 Disusun Oleh: DADANG DJOKO KARYANTO P3A116008 PROGRAM DOKTORAL KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2016 PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS PAPER MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU: 1.Prof. Dr. H. Eka Warna, M.Psi 2.Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd Kons.
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa segala berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok makalah dengan judul “Perspektif Perkembangan dan Pertumbuhan Individu Serta Perilaku Belajar di Kelas”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun Makalah ini mengenai Perspektif Perkembangan dan Pertumbuhan Individu Serta Perilaku Belajar di Kelas disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun pendapat dan hasil dari pada makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khusus bagi penulis sendiri untuk meningkatkan hasil pendidikan serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Jambi, September 2016 Pemakalah i
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3 D. Manfaat ...................................................................................... 3 E. Batasan Penulisan ............................................................. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4 A. Psikologi Perkembangan.......................................................... 4 B. Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................ 8 C. Hakikat, Teori dan Hukum Perkembangan .......................... 9 D. Tingkah Laku Manusia Berbeda dengan Makhluk Lain...... 17 E. Beberapa Teori Perilaku........................................................... 19 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 20 A. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan ....................... 20 B. Fase-fase Perkembangan ...................................................... 23 C. Tugas-tugas Perkembangan .................................................. 27 BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 30 A. Kesimpulan................................................................................. 30 B. Saran .......................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ii
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia makan, tumbuh, mengalami proses kematangan, berkembangbiak mengalami kehidupan vegetatif. la memiliki penglihatan, pendengaran dan lain alat penginderaan, yang memungkinkannya mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya, yang dapat menerima atau menolaknya; ia dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, inilah tanda-tanda kehidupan sensitif, sama dengan kehidupan yang dialami. Manusia tidak mengalami tiga jenis kehidupan, tetapi hanya satu kehidupan Kemanusiaan. la tidak mempunyai tiga jiwa atau psyche, pusat kehidupan. Dalam kehidupan kemanusiaan itu mungkin kita dapat membedakan tiga lapis, lapis-lapis vegetatif yang terendah, sedangkan lapis rohaniah yang tertinggi. Lapis terendah mendukung lapis sensitif; tidak mungkin ada kehidupan rohaniah, bila tidak ada lapis vegetatif; tidak ada kehidupan sensitif, bila manusia tidak dapat mengadakan penginderaan dengan mata, telinga dsb, rnaka ia tidak akan dapat memikir dst. Manusia adalah suatu makhluk berjiwa-raga, makhluk psychoso-matis. Satu hal yang telah pasti ialah: tidak lama sesudah dilahirkan anak manusia sudah ada pada taraf psikis, ia mengalami suatu kehidupan biologis-psikis untuk terus meningkat ke taraf rohaniah yang dicapai sepenuhnya pada masa pubertas, Sejak saat itu kehidupannya berlangsung dalam bentuk kehidupan kemanusiaan lengkap: biologis,
  • 5. 5 psikis dan rohaniah. Walaupun orang dewasa mengalami kehidupan sebagai makhluk biologis-psikis-rohaniah, namun hukum-hukum kehidupan taraf tertinggi tidak menghapus hukum-hukum kehidupan taraf yang lebih rendah. Hukum-hukum mengenai misalnya peredaran darah tetap ada di samping hukum mengenai penginderaan dan yang terakhir ini tetap berfungsi di samping hukum-hukum mengenai berpikir dsb. Nampak perkembangan yang sejajar antara diferensiasi kehidupan dengan pertumbuhan jasmaniah. Dalam banyak hal manusia adalah suatu dwi-tunggal, suatu kesatuan raga dan jiwa (Jasad dan Roh), suatu makhluk somatopsychis. Manusia juga merupakan kesatuan pribadi yang mengenai dan berkehendak: karena manusia dapat berpikir, ia mempunyai kemauan bebas, karena pengenalan dipengaruhi kehendak dan sebaliknya. Selanjutnya manusia adalah makhluk individual dan sosial. Ke—dwi—tunggalan seperti tersebut di atas tidak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Manusia bertanggung jawab atas kehidupan dan tingkah lakunya selama ia hidup, tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak. Semua perbuatan manusia dapat dinamakan baik atau buruk menurut ukuran kesusilaan. Dalam tiap perbuatannya manusia diperlengkapi dengan pikiran dan kemauan bebas serta dorongan, tetapi hidupnya tidak diatur oleh naluri dan dorongan itu, manusia harus dan dapat menguasainya dengan intelek dan kemauannya, ia memiliki kata hati, Intelek, kemauan, kata-hati, hakekat kesusilaan dan keagamaan serta tujuan hidup manusia (di dunia dan akhirat) memberi arah pada hidup manusia. B. Rumusan Masalah 1. Apakah perkembangan dan pertumbuhan individu? 2. Hal-hal atau faktor apa saja yang memungkinkan dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu?
  • 6. 6 3. Bagaimanakah sifat-sifat dan kehidupan anak selama masa perkembangan dan pertumbuhan itu? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa perkembangan dan pertumbuhan individu. 2. Untuk mengetahui hal-hal atau faktor apa saja yang memungkinkan dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu. 3. Untuk mengetahui sifat-sifat dan kehidupan anak selama masa perkembangan dan pertumbuhan. D. Manfaat 1. Membantu kita untuk mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan normal setiap individu. 2. Untuk membantu memperluas wawasan penulis dalam memahami perkembangan dan pertumbuhan individu. E. Batasan Penulisan Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa dipahami dan dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang atau disiplin. Karena kajian tersebut sangatlah luas maka dari itu makalah ini membatasi masalah dengan membahas hanya dua kajian pendidikan sebagai ilmu yaitu perspektif perkembangan dan pertumbuhan individu serta perilaku belajar di kelas
  • 7. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Psikologi Perkembangan 1. Pengertian Untuk membantu dalam memahami pengertian Psikologi Perkembangan ada baiknya terlebih dahulu dikemukakan pengertian "psikologi" dan arti "perkembangan" secara terpisah. a. Psikologi Berbagai definisi tentang psikologi yang dikemukakan para ahli sesuai dengan alirannya masing-masing, tapi semuanya mengarah kepada aspek tingkah laku/gejala kejiwaan saja bukan zatnya, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan manusia tentang zat jiwa itu. Di antara definisi psikologi itu adalah: 1) Menurut Woodwcrth dan Marquis (1961: 3); "Psycholology is the scientific study of the activities of the individual in relation to his environment". 2) Menurut Kamus Istilah Kunci Psikologi (Bruno, 1989: 236:237); ada tiga pengertian psikologi secara sederhana yakni Pertama, Psikologi adalah suatu studi tentang jiwa (psyhe), Kedua, Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental, seperti pikiran, perhatian, persepsi, inteligensi, kemauan, dan ingatan. Definisi ini dipelopori oleh Wilhelm Wundt. Ketiga, Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku organisme, seperti perilaku kucing terhadap tikus, perilaku manusia terhadap sesamanya, dan sebagainya. Definisi yang terakhir ini dipelopori oleh John Watson. 3) Menurut Feldman (1996), psikologi didefinisikan "the scientific study of behavior and mental processes”. b. Perkembangan Istilah "perkembangan" secara konsepsional memang dapat dibedakan dengan "pertumbuhan", tapi antara keduanya menjadi satu kesatuan dalam proses perubahan individu sepanjang kehidupannya.
  • 8. 8 Berbagai definisi dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Menurut Seifert & Hoffnung (1994:2): "Long-term changes in a person's growthfeelings, patterns of thinking, social relationship, and motor skills". 2) Menurut Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. 3) Kemudian H. M. Arifin (1982:45) menjelaskan : Istilah perkembangan menunjukkan perubahan-perubahan bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan berlangsung. Sedangkan pertumbuhan adalah suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat, acau ukuran dimensif daripada tubuh serta bagian- bagiannya. Pertumbuhan itu hasilnya dapat diukur sedang perkernbangan hanya bisa diamati gejala-gejalanya. Tetapi keduanya berhubungan karena pertumbuhan adalah syarat mutlak berhasilnya perkembangan". c. Psikologi Perkembangan Dilihat dari segi pembagian psikologi, maka Psikologi Perkembangan termasuk Psikologi khusus. Beberapa definisi Psikologi Perkembangan dapat dikemukakaii sebagai berikut : 1) Davidoff (1991: 7), mendefinisikan psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. 2) Seifert dan Hofnung (1994), psikologi perkembangan adalah "the scientific study of how thoughts, feeling, personality, social
  • 9. 9 relationships, and body and motor skill evolve as an individual grows older”. 3) Hurlock (1980:2) mendefinisikan sebagai berikut: "Developmental psychology is the branch of psychology that studies intra-individual changes and interindividual changes within these intra-individual changes". Oleh karenanya istilah perubahan dapat menyangkut segi fisik (pertumbuhan) rnaupun segi psikis dan tingkah laku manusia, yang terjadi terus menerus melalui suatu proses dan tahapan perkembangan. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya, yang dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati. 2. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan Berdasarkan pengertian Psikologi Perkembangan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu ini sangat luas, yakni sepanjang kehidupan manusia. Menurut Moh. Kasiram (1983: 51): "ruang lingkup materi Psikologi Perkembangan meliputi rnasa dalam kandungan, anak bayi, anak kecil, anak sekolah, masa fueral, masa pra remaja, dan masa remaja serta masa dewasa". Selain itu, Hurlock (1980:2) mengatakan: "some psychologists study developmental change covering the lifespan from conception to death”. Dari dua batasan tersebut dapat dijelaskan bahwa ruang lingkup pembahasan Psikologi Perkembangan dimulai dari masa dalam kandungan, rnasa bayi, masa anak kecil, masa anak sekolah, masa remaja dan masa dewasa. Karena luasnya ruang lingkup ini, kadang-kadang para ahli dapat mengkhususkan pembahasannya hanya pada tahap tertentu saja, sehingga penamaannya pun dipisah-pisah menjadi psikologi anak, psikologi remaja/ pemuda dan psikologi orang dewasa.
  • 10. 10 3. Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan Manfaat mempeiajari Psikologi Perkembangan memang sangat besar, terutama bagi para orang tua dan guru sehingga dapat memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola- pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Pengctahuan mengenai psikologi perkembangan akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap ciiri sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik. Hurlock (1980: 5-6) menyebutkan beberapa manfaat mempelajari psikologi perkembangan, yaitu: a. Membantu mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang diharapkan itu muncul, sebab jikd terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengernbangkan perasaan tidak mampu bila ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orang tua atau guru. b. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari anak, memungkinkan uniuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional. Karena pola perkembangan untuk semua anak normal hampir sama, maka ada kemungkinan untuk mengevaluasi setiap anak menurut norma usia anak tersebut. Jika perkembangan itu khas, berarti anak itu menyesuaikan diri secara normal terhadap harapan masyarakat. c. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para orang tua atau guru memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak. Bayi yang siap untuk beiajar berjalan misalnya, dapat diberikan kesempatan untuk melakukannya dan dorongan untuk tetap berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya kesempatan dan dorongan, akan menghambat perkembangan yang normal. d. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para orang tua dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak
  • 11. 11 menghadapi perubahan yang akan terjadi pada rubuh, perhatian dan perilakunya. Dalam keseharian untuk pendidikan rumah tangga, pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan juga di-perlukan agar dapat membantu dalam menghadapi dan membimbing pola tingkah laku anak yang kadang-kadang tidak berjalan lurus-lurus saja, tetapi ada juga mengalami gejolak seperri nakal, meraja-raja, berdusta, malas dan lain-lain. Di sini orang tua yang bijaksana tidak akan bingung dan tidak dengan mudah menghukum anaknya, dan sebaliknya tidak juga memanjakan anak secara berlebihan. B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah proses pertambahan secara kuantitatif yang berkenaan dengan panjang, luas, maupun berat. Istilah pertumbuhan ini biasanya digunakan untuk perubahan-perubahan yang berkaitan dengan jasmani. Misalnya pertumbuhan gigi, per- tumbuhan bulu-bulu dan sebagainya. Perkembangan adalah proses pertambahan yang bersifat kualitatif yaitu adanya suatu perubahan dari suatu keadaan yang kualitasnya masih lebih rendah menjadi suatu keadaan yang kualitasnya lebih tinggi. Istilah perkembangan ini biasanya ditujukan kepada kehidupan kejiwaan. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari sikap negatif berubah menjadi netral untuk selanjutnya menjadi positif. Antara pertumbuhan dan perkembangan mempunyai sangkutpaut yang erat sekali. Biasanya, aspek kejiwaan baru bisa berkembang dengan baik apabila jasmaninya tumbuh dengan baik. Misalnya pengetahuan seseorang baru bisa berkembang dengan baik apabila sel-sel otaknya sudah tumbuh dengan baik. Begitu pula aspek sensomotoris baru bisa berkembang dengan baik apabila syaraf-syaraf indra dan otot-otot motoris sudah tumbuh dengan baik.
  • 12. 12 Dalam pada itu perlu pula diingat bahwa pertumbuhan jasmani tersebut hanyalah suatu potensi bagi perkembangan kejiwaan. Sebab, perkembangan kejiwaan itu selain ditentukan oleh faktor jasmani juga masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. C. Hakikat, Teori dan Hukum Perkembangan 2. Hakikat Perkembangan Meskipun semua ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda- beda pendapat tentan bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. Dalam hal ini pendapat mereka dapat dikelompokkan kepada tiga golongan, yaitu : a. Konsepsi Asosiasi dan Neo-asosiasi Menurut konsepsi ini, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu tiada lain daripada suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi ini, hal yang prime (pertama, penting) adalah bagian-bagian, sedangkan keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Bagian-bagian ada dan terbentuk lebih dahulu, dan dari bagian bagian itulah terbentuknya keseluruhan. Bagian-bagian itu terikat satu sama lainnya. Sebagai contoh: pengertian tentang lonceng. Terbentuknya pengertian lonceng pada anak, mungkin dapat diterangkan sebagai berikut: pertama anak mendengar bunyi lonceng (ia mendapatkan kesan pendengaran kemudian anak melihat lonceng tersebut (ia mendapatkan kesan penglihatan), dan selanjutnya anak mungkin saja meraba lonceng tadi (mendapat kesan rabaan). Asosiasi dari kesan- kesan inilah terbentuknya perkembangan pengertian pada anak. John Locke salah seorang tokoh konsepsi ini dengan teorinya yang terkenal "tabularasa", dimana pada permulaan sekali jiwa pada anak itu adalah bersih laksana selembar kertas putih, kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman-pengalaman sehari-hari.
  • 13. 13 Pengalaman-pengalaman itu membentuk tingkah laku anak. Menurutnya pengalaman itu ada dua macam yaitu: - Pengalaman luar; yang diperoleh melalui panca indra - Pengalaman dalam; yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin yang kemudian menimbulkan refleks. Kemudian muncul pula beberapa orang tokoh yang pendapatnya bersifat mendukung konsepsi asosiasi tersebut, karena itu disebutlah dengan Neo-asosiasi. Tokoh-tokoh tersebut adalah Thorndike dengan Koneksionismenya, J. B. Watson dengan Behaviorismenya, dan Pavlov dengan Conditioning Refleksnya. Thorndike berpendapat bahwa perkembangan itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang karena terus menerus dilakukan, akhirnya membentuk tingkah laku tertentu yang bersifat kompleks tetapi khas baginya. J. B. Watson dan Paviov berpendapat bahwa perkembangan itu adalah kumpulan dari sejumlah refleks, yang karena sudah terlatih sedemikian rupa sehingga membentuk tingkah laku seseorang yang bersifat konstan. Dengan kata lain bahwa perkembangan itu adalah proses terbentuknya refleks wajar (yang dibawa sejak lahir) menjadi refleks bersyarat (yang terbentuk karena latihan dan pengalaman). b. Konsepsi Gestalt dan Neo-Gestalt Konsepsi ini kebalikan dari konsepsi Asosiasi di atas. Menurut mereka, perkembangan itu ialah proses differensiasi. Dalam proses differensiasi itu, yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian- bagian menduduki tempat yang sekunder. Keseluruhan ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagian-bagian. Konsepsi ini mendasarkan pendapatnya pada proses terjadinya pengamatan. Dapat diberikan contoh sebagai berikut: Pada saat kita melihat sebuah mobil, maka ketika itu kita mendapat kesan secara keseluruhan dari mobil tersebut apakah colt, bus atau truck, dan sebagainya baru kemudian setelah dekat akan
  • 14. 14 terlihat atau memperhatikan tentang keadaan bagian-bagian dari mobil itu (entah bannya, mesinnya,- kacanya atau pintunya dan sebagainya). Salah seorang tokoh pendiri konsepsi ini adalah Wertheimer, yang berkesimpulan bahwa pengamatan mengandung hal melebihi jumlah unsur-unsur, dan ini merupakan gejala gestalt. Demikian juga dalam bidang lainnya, seperti dalam belajar, berfikir, dan Iain-lain. Salah satu bentuk variasi dari konsepsi ini ialah Neo-Gestalt yang dikemukakan oleh Kurt Lewin denganI teorinya "stratifikasi". la menggambarkan struktur pribadi manusia sebagai terdiri dari lapisan- lapisan (strata), makin dewasa seseorang makin bertambah lapisan itu. Pada anak kecil kehidupan psikologisnya mula-mula hanya terdiri dari satu lapisan saja. Tidak' ada hal yang disembunyikannya, apa yang dinyatakan keluar, itulah isi kehidupan batinnya. Jika sekiranya anak kecil berdusta, dustanya hanyalah dusta khayal. Makin tebal lapisan itu makin mampu) orang menyembunyikan sesuatu, seperti hal-hal yang rahasia atau pribadi sifatnya. Konsepsi ini banyak diterima orang, bukan saja dalam lapangan. Psikologi Perkembangan, tapi juga dalam lapangan psikologi lainnya. c. Konsepsi Sosiologisme Menurut konsepsi ini, perkembangan kejiwaan seorang anak tidak lain daripada proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula a- sosial (belum mengenal norma-norma sosial), yang dalam perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah sosial. Melalui proses imitasi, adaptasi dan seleksi, anak-anak meniru segala tingkah laku yang ada pada orang dewasa di sekitarnya. Dengan meniru "aku" nya orang dewasa, pada diri anak akan timbul kesadaran "aku"nya sendiri. Jadi "aku" si anak adalah pemancaran kembali "aku" yang lain yang menjadi obyek peniruannya. Tokoh utama konsepsi ini adalah James Mark Baldwin. Termasuk juga dalam konsepsi ini pendapat yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, bahwa mula-mula sekali anak kecil belum memiliki moral, lalu memiliki moral yang bersifat heteronom dan baru
  • 15. 15 setelah dewasa ia mempunyai moral yang otonom. Proses perkembangan dari moral yang heteronom yaitu moral yang pedoman- pedomannya terdapat di luar, pada orang tua/dewasa - menjadi moral yang otonom - yaitu moral yang pedoman-pedomannya terdapat dalam diri si anak sendiri. Proses ini disebut dengan proses "internalisasi". 3. Teori dan Hukum Perkembangan Di atas telah diuraikan mengenai hakikat perkembangan, yang pada prinsipnya terdapat tiga pendapat, ada yang mengatakan sebagai proses asosiasi, atau disebut sebagai proses differensiasi, dan ada juga yang mengatakan sebagai proses sosialisasi. Sekarang bagaimana proses-proses tersebut berlangsung, apakah berjalan dengan mulus saja, ataukah kadang-kadan; terdapat krisis pada waktu-waktu tertentu, apakah ada percepatan-percepatan atau pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam tinjauannya sehingga melahirkan berbagai teori atau hukum-hukum perkembangan yang merupakan kaidah dalam berlangsungnya proses perkembangan setiap individu. Pengertian teori yang paling umum, teori merupakan lawan dari fakta, Menurut Santrock (1998), teori adalah "a coherent set of ideas that helps explain data and make predication. A theory contain hypotheses, assumptions that can be tested to determine their accuracy". Jadi, sebenarnya teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian teori itu ternyata benar, maka ia menjadi fakta. Setidak-tidaknya ada dua peranan penting dari teori perkembangan (Miller, 1993: I 56), yaitu: a. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan. b. Memberikan pedornan dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
  • 16. 16 Teori dan hukum perkembangan itu antara lain adalah : a. Hukum Bertahan dan Berkembang Sendiri Dalam diri anak terdapat dua dorongan yang kuat I yaitu: 1) Dorongan bertahan, yang bertujuan untuk memelihara/ mempertahankan diri agar tetap survival. 2) Dorongan untuk berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari dan mencari; mencari kepandaian, pengalaman atau pengetahuan baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain. Kedua dorongan tersebut selalu bekerja sama dalam menggerakkan anak menjalani perkembangannya. b. Hukum Tempo Perkembangan Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang perkembangan serba cepat (cepat dapaf merangkak, cepat belajar berjaian, cepat berbicara, dan Iain-lain), sementara ada pula anak yang nampak selalu lambat dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut. Berlangsungnya tempo perkembangan ini memang dapat djpercepat melalui pendidikan dan latihan yang dipaksakan, tetapi hal itu pada akhirnya dapat berakibat lidak baik, sebab selain dapat merusak kesehatan jasmani anak, juga dapat menimbulkan efek psikoligis yang lain. Cepat atau lambatnya perkembangan anak di samping potensi yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula mempengaruhinya. c. Hukum Irama Perkembangan Di samping perkembangan itu mempunyai temponya masing- masing, ia juga mempunyai irama Icrtentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjaian lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat, dan penuh kegoyangan. Kadang-kadang kita saksikan seseorang anak dapat k-rjalan dengan
  • 17. 17 cepat, kemudian tertegun/terhenti, kcmudian berlangsung lagi dengan cepat. Ada anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam beberapa minggu, kemudian waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan lagi jika dibandingkan dengan teman-temannya. Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu dengan anak lainnya, tetapi juga berbeda atau terjadi antara fungsi yang satu dengan fungsi-fungsi lain pada diri seorang anak. Ada yang fungsi jasmaninya berkembang dengan cepat, tetapi pada aspek fungsi kejiwaan nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita lihat pada seorang anak yang mulai belajar berjalan, akan kelihatan pada perkembangan berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah dikuasainya maka perkembangan bicaranya kelihatan maju lagi dengan cepat. Di sini jelas terdapat keadaan seperti kejar-kejaran, bagaikan gelombang, pada satu fungsi ada yang menaik dan pada fungsi yang lain ada yang terhenti atau turun, d. Hukum Masa Peka Yang dimaksud dengan "masa peka" ialah suatu masa dimana sesuatu fungsi berada pada perkembangan yang baik atau pesat, jika dibanding dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja datangnya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang pada masa ini dengan sebaik- baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu tidaklah mudah, kecuali apabila kita raiin memperhatikan perubahan tingkah laku anak setiap haii Sebagai contoh: masa peka unruk berjalan umumnya pada tahun kedua, masa peka untuk menggambar pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis mulai pada tahun ke-12 atau 13, dan sebagainya. Montessori pernah mengembangkan sistem pendidikannya kearah penemuan masa peka pada anak didik. Di dalam sekolah Montessori disediakan berbagai macam permainan anak, dan anak
  • 18. 18 diberinya kebebasan memilih sendiri permainan-permainan yaug disukainya. Apabila minat anak nampak terarah pada permainan tertentu, lalu dicari dan ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka terhadap sesuatu fungsi. e. Teori Rekapitulasi Teori rekapitulasi ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang primitif. Perkembangan ummat manusia sejak dahulu terulang secara singkat dalam beberapa tahun saja dimasa perkembangan anak. Dengan demikian, teori ini menyimpulkan bahwa perkembangan psikis anak tidak lain daripada ulangan secara singkat perkembangan ummat manusia. Teori ini diperkuat dengan menunjuk beberapa contoh seperti: 1) Pada bangsa-bangsa yang masih sederhana kebudayaannya (primitif) terdapat pikiran-pikiran yang animistis, seperti: takut akan hantu, takut akan kekuatan-kekuatan gaib, benda-benda dianggap mempunyai roh, dan sebagainya, keadaan seperti ini juga terdapat pada diri anak-anak. 2) Anak-anak mempunyai kesamaan dengan bangsa-bangsa primitif dalam hal kegemaran, seperti lagu-lagu yang gaduh/ ribut, warna- warna yang (ayam atau menyolok, gemar berburu, dan Iain-lain. Atas dasar itulah para ahli penganut teori ini membuat periodisasi perkembangan anak sesuai dengan jalan perkembangan ummat manusia, sebagai berikut: 1) Masa berburu dan merampok (sampai ± usia 8 tahun) Dalam masa ini anak gemar sekali main perang-perangan, kejar-kejaran, menangkap dan berburu binatang, saling mengintai, membuat rumah-rumahan, dan sebagainya. 2) Masa gembala (sampai ± usia 10 tahun) Masa ini anak senang memelihara binatang, seperti burung, ayam, kelinci, dan Iain-lain.
  • 19. 19 3) Masa bercocok tanam (sampai ± usia 12 tahun) Dalam masa ini anak-anak gemar memelihara tanaman, memelihara bunga, mengumpulkan biji-bijian, membuat kebun kecil, dan Iain-lain. 4) Masa berdagang (sampai ± usia 14 tahun) Sekarang perhatian dan aktivitas anak tertuju kepada hal-hal yang menyerupai perdagangan, seperti jual beli, tukar-menukar prangko, gambar gambar, dan Iain-lain. Teori rekapitulasi ini semula dipergunakan dalam lapangan biologi oleh seorang tokoh bangsa Jerman yang bernama Hackel dengan hukum bio-genitisnya yang berbunyi: ontogenese adalah rekapitulasi dar phylogenese, kemudian diikuti oleh Stanley Hall dengan sebutan "otovisme" (rekapitulasi). f. Teori Masa Menentang Sebagaimana dikatakan terdahulu bahwa jalannya perkembangan anak itu tidaklah selalu berjalan lurus, tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi letupan atau kegoncangan yang membawa perubahan radikal dalam diri anak. Yang demikian itu misalnya dijumpai pada usia kira-kira 3.0 - 5.0 tahun, dan kedua terjadi kira-kira usia 14-17 tahun. Pada masa tersebut anak-anak sering memperlihatkan kenakalan-kenakalan, sehingga diberi nama "anak degil", dan sebagainya. Para ahli memberikan penafsiran terhadap masa ini sebagai masa menentang, karena anak sering bertingkah laku yang tidak pantas menurut orang tua , seperti mencuri, menipu, berbohong, membuat keributan, bertengkar, menganggap sepi terhadap panggilan, tidak patuh pada perintah dan sebagainya. Hal ini terjadi adalah wajar, karena anak pada saat ini serba ingin tahu, ingin supaya diperhatikan, belurn mampu memperbaiki kesalahan sendiri. dan merekapun belurn juga mempunyai pengertian yang betul terhadap perintah dan tugas-tugas yang harus dipatuhinya.
  • 20. 20 g. Teori Penjelajahan dan Penemuan M.J. Langeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan penemuan. Anak manusia lahir dan memasuki dunia ini sebagai warga baru, yang masih belum mengenal apapun juga. Maka dengan keadaan yang baru ini yang berbeda dengan keadaan sebelumnya, dia perlu berkembang dengan mengenal dan mempelajari sesuatu yang telah ada di sekitarnya pada waktu kehadirannya itu. Oleh karena itu dia menjelajahi dunia ini, dan dalam penjelajahannya itu ia menemukan bermacam-macam nilai kemanusiaan. Dengan menemukan berbagai hal dan nilai-niiai itu berarti diapun mengalami perkembangan. h. Hukum Taqdir Setiap orang muslim tentu mempercayai di atas segalanya ini ada yang mengaturnya, yaitu Allah Swt. la yang meniupkan kehidupan kepada manusia, dan la pulalah yang memberikan kekuatan kepada setiap manusia untuk bisa berkembang sebagaimana adanya. Ada anak yang diberi atas kemampuan yang tinggi, dan ada pula yang diberi sedikit. Ada yang diberi usia panjang dan ada pula yang pendek sehingga batas-batas perkembangannya tidak sampai pada masa dewasa, dan sebagainya. Dalam hal ini, tidaklah mengherankan apabila ada dua orang anak yang terlahir dari orang tua yang sama dengan lingkungan hidup yang sama, tetapi berbeda perkembangan/pola tingkah laku atau kualitasnya. Disinilah kadang-kadang psikolog Barat lepas dari penyelidikannya. Padahal kodrat atau ketentuan Allah berlaku atas semua yang terjadi. D. Tingkah Laku Manusia Berbeda dengan Makhluk Lain Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang di saat-saat tertentu) tetapi selalu ada kelangsungan (kontinuitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Misalnya, seorang anak yang masuk sekolah hari ini, akan
  • 21. 21 bersekolah lagi besok dan bersekolah terus bertahun-tahun akhirnya mempunyai kepandaian tertentu dan mendapat pekerjaan, mempunyai penghasilan, berkeluarga, berketurunan, dan seterusnya. Pendek kata, tingkah laku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat. Perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi perbuatan yang kemudian sedangkan perbuatan yang kemudian merupakan kelanjutan dari perbuatan sebelumnya. Dengan demikian adalah keliru kalau seseorang memandang masa kanak-kanak atau masa remaja misalnya, sebagai suatu tingkat perkernbangan yang berdiri sendiri, yang terlepas dari tingkat perkembangan Iain dalam kehidupan seseorang. Tiap-tiap tingkah laku manusia mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada tingkah laku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya. Seorang anak misalnya, yang sedang bermain menyusun benteng dari pasir di pantai laut, tiba-tiba merusak benteng itu dan mendirikan sebuah lagi di tempat lain. Tampaknya anak itu melakukan sesuatu tanpa tujuan, tetapi pada hakikatnya ia sedang mempelajari sifat-sifat pasir, bagaimana kalau dihancurkan dan sebagainya. Bahkan pada orang yang sedang bermalas-malasan beristirahat atau berekreasi juga terdapat orientasi pada tugas, karena beristirahat merupakan sebagian dari tugas yang harus dipenuhi agar ia bisa mengumpulkan energi kembali untuk dapat bekerja lagi dan seterusnya. Usaha dan perjuangan memang terdapat juga pada makhluk lain selain manusia, misalnya pada kucing yang mengendap-endap mengintai seekor tikus yang akan menjadi mangsanya. Tetapi usaha dan perjuangan pada tingkah laku manusia adalah berbeda, karena yang diperjuangkan adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri, yang dipilihnya sendiri. la tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak
  • 22. 22 semula memang tidak ingin diperjuangkannya. Misalnya seorang akan pergi ke suatu tempat dengan bus. Calon penumpang bus demikian banyaknya, sehingga tiap orang harus berusaha/bersusah payah kalau mau naik bus. Dalam hal ini meskipun banyak bus tersedia, orang yang bersangkutan hanya akan berusaha naik bus ke jurusan yang dikehendaki saja, sedangkan bus- bus ke jurusan lainnya akan dibiarkannya saja. Dengan perkataan lain, manusia mempunyai aspirasi yang diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh alam. Harga diri, misalnya adalah suatu aspirasi yang dapat diperjuangkan oleh manusia yang tidak terdapat pada makhluk hidup lainnya. E. Beberapa Teori Perilaku Dikemukakan oleh McDougal sebagai pelopor dari psikologi sosial mengemukakan beberapa teori yang mempengaruhi perilaku: 1. Instring; 2. Teori dorongan; 3. Teori insentif; 4. Teori atribusi; 5. Teori kognitif;
  • 23. 23 BAB III PEMBAHASAN A. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 1. Golongan Nativisme Pengikut Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Mereka mengemukakan bahwa setiap manusia vang dilahirkan dibekali (membawa) bakat-bakat, baik yang berasal dari orang tuanya, nenek moyang atau jenisnya. Apabila pembawaannya itu baik maka akan baik pula anak itu kelak, demikian juga sebaliknya. Menurut anggapan aliran ini, segala pengaruh lingkungan atau pendidikan tidaklah akan berarti apa-apa, karena segala bakat atau pembawaan itu akan berkembang dengan sendirinya tanpa dapat dirubah. Asumsi yang mendasari aliran ini menurut Hurlock (1980: 29) adalah pada did anak dan orang tua terdapat kesamaan, baik fisik maupun psikis. Setiap manusia memiliki gen. Gen adalah butiran kecil yang terdapat di dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari orang tua atau nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Sel-sel seks pria dan wanita adalah sama, dalam arti bahwa keduanya mengandung kromosom. Setiap sel seks yang matang memjmnyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung gen, yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom megandung sekitar 3000 gen. Gen-gen diturunkan dari orang tua kepada keturunannya. Manshur Ali Rajab (1961:111-112) menyebutkan bahwa ada lima macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu: Pertama, pewarisan yang bersifat jasmaniah, seperti wama kulit, beni.uK tubuh yang jangkung atau cebol, sifat rambut, dan sebagainya; Kedua, pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan kebodohan; Ketiga, pewarisan yang bersifat tingkah laku, seperti
  • 24. 24 tingkah laku terpuji atau tercela, lemahlembut atau keras kepala, taat atau durhaka; Keempat, pewarisan yang bersifat alamiah, yaitu pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa pengaruh dari faktor eksternal; dan Kelima, pewarisan yang bersifat sosiologis, yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tokoh terkemuka aliran ini adalah Schopenhauer (1788-1860), Plato, Descartes dan beberapa ahli Kriminologi yang mendukungnya yaitu Lambroso, E. Ferri dan R. Garofalo. 2. Golongan Empirisme Pendapat Empirisme merupakan kebalikan dari pendapat Navitisme di atas. Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apa pun. la bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. Perwujudan tingkah laku ditentukan oleh luar diri yang disebut dengan lingkungan, dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif. Bayi lahir memiliki kecenderungan yang sama dengantayi yang lain. Mereka segera menyusu apabila bibirnya bersentuhan dengan puting susu. Mereka juga menangis apabila roerasa lapar, haus dan sakit. Jadi semua bayi yang lahir itu selalu dalam keadaan kosong dan perbedaan tingkah laku yang tampak kemudian disebabkan oleh pengaruh lingkungan dalam proses kehidupannya. Lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku terdiri atas lima aspek, yaitu geografis, historis, sosiologis, kultural dan psikologis. (Muhammad Mahmud, 1984: 117-120). Lingkungan geografis disebut juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah seperti di dataran, pegunungan, dan pesisir pantai; kondisi iklim seperti panas di gurun Sahara, tropis, sedang, dan salju; sumber penghasilan seperti wilayah industri, pertanian, pertambangan, dan perminyakan. Lingkungan hisioris yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau era dengan segala perkembangan peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran, masa
  • 25. 25 pcncerahan dan kebangkitan, masa modern, era industri dan sebagainya. Lingkungan sosiologis yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar iridividu dalam suatu komunitas sosial. Hubungan ini selalu dikaitkan dengan tradisi, nilai-nilai, peraturan dan undang- undang. Lingkungan kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultur suatu masyarakat. Kultur ini meliputi cara berpikir, bertindak, berperasaan, dan sebagainya. Lingkungan psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oieh kondisi kejiwaan, seperti kondisi rasa tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdekaan, keamanan, kesejahtaraan dan sebagainya. Tokoh aliran Empirisme ini adalah John Locke dn diperkuat oleh Sigaud dan Mac Aulife dengan hasil penyelidikannya tentang tipe-tipe manusia hasil bentukan lingkungan, yaitu : a. Tipe Muskuler (orang yang hidup didaerah-daerah yang sukar, mempunyai otot dan anggota badan yang kuat). b. Tipe Respiratoris (orang yang hidup didaerah pertanian, yang mempunyai dada bidang dan rongga yang besar). , c. Tipe Digestif (orang yang kaya atau tuan-tuan tanah, yang mempunyai perut gendut, mata kecil, leher pendek, rahang besar). d. Tipe Cerebral (orang yang hidup di kota-kota besar yang banyak memerlukan kerja dengan otak dan penuh dengan problem- problem kehidupan, akan mempunyai dahi menonjol ke depan, rambut jarang bahkan bisa botak, telinga lebar, mata bersinar, kaki dan tangan kecil). 3. Golongan Konvergensi Golongan ini muncul karena melihat kedua pendapat (Nativisme dan Empirisme) di atas yang saling bertentangan dan keduanya berada pada garis yang ekstrim, dan banyak mempunyai kelemahan- kelernahan jika dihadapkan dengan realitas yang ada terlebih lagi pada abad modern. Kelemahan itu dapat dilihat pada contort berikut:
  • 26. 26 a. Untuk pendapat Nativisme: betapa banyak anak yang lahir dari seorang ahli musik, tetapi dia tidak menjadi ahli musik seperti ayahnya. b. Untuk pendapat Empirisme: mengapa maslh terdapat anak yang gagal dalam belajar di sekolah, padahal segala fasilitas telah disediakan, petunjuk dan bimbingan juga selalu diberikan oleh guru maupun orangtuanya. B. Fase-fase Perkembangan Perkembangan manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang tidak terputus-putus. Proses yang berkesinambungan itu secara teoritik dapat dibagi-bagi dalam beberapa fase. Mengenai pembagian fase-fase tersebut ada beberapa pendapat. Perbedaah pendapat-pendapat tersebut didasarkan atas sudut pandangan yang mendasari pembagian fase-fase tersebut. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat. 1. Menurut Aristoteles Aristoteles adalah seorang ahli filsafat bangsa Yunani yang hidup pada tahun Aristoteles membagi fase-fase perkembangan manusia berdasarkan pertumbuhan jasmaniah. Berdasarkan pertumbuhan jasmaniah, Aristoteles membagi perkembangan manusia atas tiga fase, yang masing-masing phase lamanya 7 lahun. Adapun fase-fase tersebut adalah: a. Masa anak kecil, atau masa bermain, umur 0,0 - 7,0. Fase ini dimulai sejak anak lahir sampai dengan terjadinya pergantian gigi. b. Masa anak belajar atau masa anak sekolah rendah, umur 7,0 -14,0. Fase ini dimulai sejak terjadinya pergantian gaji sampai dengan mulai matangnya alat-alat kelamin. c. Masa remaja, atau pubertas, atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa, umur 14,0 - 21,0. Fase ini dimulai sejak matangnya alat-alat kelamin, sampai dengan berhentinya pertumbuhan pisik. (Sumadi Suryobroto, 1987:102)
  • 27. 27 2. Menurut Piaget Piaget adalah seorang dokter bangsa Francis. Piaget membagi- bagi perkembangan manusia berdasarkan perkembangan kognitifnya. Adapun fase-fase perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: a. Stadium senso-motoris, umur 0,0 - 2,0. Pada stadium ini per- kembangan kognitif anak nampak pada bentuk-bentuk aktifitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Aktifitas motorik tersebut antara lain adalah: gerak reflek, gerak mata mengikuti objek yang bergerak, meraih sesuatu dan sebagainya. b. Stadium pra-operasional, umur 2,0 - 7,0. Pra berarti belum. Operasional dalam hal ini berarti suatu aktifitas yang dilaku-kan secara sistimatis berdasarkan aturan tertentu. Jadi pada stadium ini anak sudah bisa melakukan sejumlah aktifitas, tetapi aktifitas tersebut belum sistimatis berdasarkan aturan tertentu. Misalnya apabila kita menyuruh anak menjejerkan beberapa buah silinder yang panj angny a berbeda. Anak akan menjejerkan saja silinder- silinder tersebut tanpa mengurut-kan dari yang tertinggi ke terendah. c. Stadium operasional konkrit, umur 7,0 -11,0. Pada stadium ini anak sudah bisa melakukan aktifitas yang operasional, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang konkrit saja. Dia belum mampu melaksanakan aktifitas operasional yang abstrak. Misalnya anak sudah bisa menyusun silinder dengan urutan yang teratur. Tetapi anak belum bisa meramalkan kemana akan menggelindingnya sebuah bola apabila bola itu dilemparkan ke sebuah tembok. d. Stadium operasional formal, umur 11,0 ke atas. Pada masa ini anak'sudah mampu berfikir secara abstrak sehingga dapat memecahkan masalah yang tidak terikat kepada hal-hal yang bersifat kongkrit. Contoh: Pencoba memberikan lima gelas berisi cairan tertentu dengan warna yang berbeda-beda kepada anak. Kemudian ditunjukkan pula cairan pada gelas yang keenam. Warna cairan pada gelas keenam tersebut diper-oleh dari percampuran
  • 28. 28 dua cairan dari kelima gelas yang ditunjukkan sebelumnya. Anak disuruh menemukan, dua cairan mana yang dicampurkan agar diperoleh warna seperti warna cairan pada gelas keenam. Anak yang berfikir operasional konkrit akan mencobakemungkinan- kemungkinan tersebut secara trial and error. Tetapi anak yang berpikir operasional formal akan menganalisis secara logis hingga ditemukan kom-binasi yang tepat. (Monks dkk, 1985 :148 -190). 3. Menurut Sigmun Freud Sigmun Freud adalah seorang dokter berkebangsaan Aus-Iria. Berdasarkan pengalamannyamenyembuhkan parapasien, ia kemudian tertarik untuk mempelajari bidang psikologi. Pembagian fase-fase perkembangan menurut Freud, didasarkan atas perkembangan rasa kenikmatan (libido seksualitas dalam arti luas) yang dominan yang dialami oleh manusia. adapun fase-fase tersebut adalah sebagai berikut : a. Fase oral (mulut), umur 0,0 -1,0. Pada fase ini daerah ke-nikmatan yang dominan adalah pada daerah mulut. Misalnya kenikmatan pada waktu menyusu atau kenikmatan pada waktu disuapi makanan. b. Fase anal (dubur) umur 1,0 - 3,0. Pada fase ini kenikmatan yang dominan adalah daerah dubur. Anak merasakan kenikmatan pada waktu melepaskan kotoran. c. Fase phalik, umur 3,0 - 5,0. Phalik artinya organ kelamin lu-ar. Pada masa ini anak merasakan kenikmatan apabila organ kelaminnya tersentuh. Pada phase ini pula anak mulai menaruh perhatian terhadap organ kelamin yang dimilikinya. la juga mulai menyadari bahwa kelamin laki-laki berbeda dengan kelamin perempuan. Maka ada semacam dorongan untuk melihat organ kelamin lawan jenisnya. Karena sentuhan pada alat kelamin memberikan rasa kenikmatan, maka anak-anak pada masa ini
  • 29. 29 seringkali secara sadar atau tidak sadar meme-gang-megang alat kelaminnya. d. Fase Latent (terpendam), umur 5,0 -12,0. Pada fase ini tidak ada kenikmatan yang menonjol yang dirasakan anak. Ke-biasaan untuk memegang-megang alat kelamin biasanya sudah hilang dengan sendirinya, Fase ini dan tigaFase sebelumnya juga sering disebut fase pregenital. e. Fase genital, umur 12,0 ke atas. Genital berarti organ-organ reproduksi atau organ-organ seksual yang tidak hanya ter-batas pada phalik. Pada fase ini kenikmatan yang paling dominan yang dirasakan oleh manusia adalah pada saat ter-salurnya dorongan seksual. Pada fase ini organ-organ seksual sudah mulai matang dan menuntut untuk memperoleh ke-putusan. Jadi secara biologis mulai umur 12 tahun manusia sudah siap untuk mengadakan reproduksi melalui hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Tetapi karenaadanyaberbagai hambatan sosial psikologis dorongan seksual tersebut belum bisa dipenuhi secara wajar. Oleh karena itu pemuasan dorongan seksual ini sering dilakukan secara tidak wajar, misalnya melalui onani. Dengan tercapainya fase genital ini tidaklah berarti bahwa ciri-ciri pada fase sebelumnya menjadi hilang. 4. Menurut Robert J. Havighurst Robert J. Havighurst membagi fase-fase perkembangan manusia sebagai berikut: a. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal, umur 0,0 - 6,0. b. Masa kanak-kanak pertengahan, umur 6,0 -12,0. c. Masa remaja, umur 12,0 -18,0. d. Masa dewasa awal, umur 18,0 - 30,0 e. Masa setengah baya, umur 30,0 - 50,0 f. Masa tua, umur 50,0 ke atas.
  • 30. 30 C. Tugas-tugas Perkembangan Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus dilakukan, dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu dalam tahap-tahap perkembangannya, agar supaya individu tersebut menjadi berbahagia. Apabilal seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas- tugas perkembangan dalam batas periode perkembangan dengan baik, orang tersebut akan merasa kuranng bahagia dan mendapat kesulitan dalam menghadap tugas-tugas (pola tingkah laku) periode berikutnya. Havighurst menjelaskan arti tugas-tugas perkembangan ini sebagai berikut: A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of whic leads to his happiness and to success with later tasks, while failum leads to uahappiness in the individual, disapproval by the society, and difficulty with later tasks. (Hurlock, 1980: 9). Oleh karena itu tugas-tugas perkembangan harus dapat diselesaikan oleh anak di bawah perlindungan, pengawasan dan bimbingan dari orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Untuk dapat mengawasi dan membimbing anak dalam menyelesaikan tugas dimaksud, rnaka orang tua atau orang dewasa lainnya sepatutnyalah mengetahui tugas-tugas apa atau pola tingkah laku bagaimana yang harus diselesaikan oleh anak dalam setiap periodenya. Sebenarnya tugas-tugas perkembangan setiap periode itu bisa berbeda bagi masing-masing kelompok masyarakat, yang disebabkan oleh perbedaan faktor tuntutan kebudayaan, kematangan fisik/keadaan badan, dan kepribadian seseorang. Anak Sekolah Dasar Keterampilan fisik yang diperlukannya: - Mengembangkan hidup sehat terhadap diri sendiri. - Mengembangkan kemandirian untuk mengurus diri sendiri. - Belajar bergaul dengan teman sebaya.
  • 31. 31 Perkembangan kognitif: - Berada pada stadium operasional kongrit. Perkembangan sosial: - Anak-anak berubah dengan cepat dari egosentris menjadi sosio sentris Perkembangan moral : - Berada pada fase pemahaman heteronom Perkembangan emosi : takut, iri hati dan marah. Anak Masa Remaja - Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya. - Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya. - Memiliki kemampuan mengontrol diri. Perkembangan fisik : dalam jangka 3 atau 4 tahun fisik anak tumbuh secara pesat. Perkembangan intelektual : berpikir hipotesis, berpikir kombinatoris. Perkembangan sosial : melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Perkembangan emosi : marah, takut dan iri hati. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar 1. Faktor fisiologi 2. Faktor psikologis 3. Faktor kematangan fisik dan psikis 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan Faktor-faktor stimulus dalam belajar : 1. Panjangnya bahan ajar; 2. Kesulitannya bahan ajar; 3. Berartinya bahan pelajaran; 4. Berat ringannya tugas; 5. Suasa lingkungan eksternal;
  • 32. 32 Faktor-faktor metode belajar: 1. Kegiatan berlatih atau praktek. 2. Resitasi selama belajar. 3. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar. 4. Bimbingan dalam belajar. 5. Kondisi-kondisi insentif.
  • 33. 33 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan merupakan suatu deretan perubahan yang tersusun dan berarti yang berlangsung pada individu dalam jangka waktu tertentu lebih merujuk pada kemajuan mental atau perkembangan aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, dapat terjadi dengan lancar dan terkadang sebaliknya. B. Saran Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai perspektif perkembangan dan pertumbuhan individu dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 34. 34 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Mubin, dan Ani Cahyadi, 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Ciputat Press Group. Samsunuwiyati Mar’at dan Lieke Indieningsih Kartono, 2006, Perilaku Manusia (Pengantar Singkat Tentang Psikologi), Bandung : PT. Refika Aditama. Samuel Soeitoe, 1982. Psikologi Pendidikan (Mengutamakan Segi-segi Perkembangan). Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Wayan Nur Kancana, 2001. Perkembangan Jasmani dan Kejiwaan. Surabaya : Usaha Nasional.
  • 35. 35 PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PERILAKU BELAJAR DI KELAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU : 1. PROF. DR. H. EKA WARNA, M.Psi 2. PROF. DR. Hj. EMOSDA, M.Pd Kons DISUSUN OLEH : DADANG DJOKO KARYANTO P3A116008 PROGRAM DOKTOR KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2016