Perkembangan bahasa anak antara usia 5-9 tahun mengalami perkembangan pesat. Pada usia 5 tahun, anak sering menggunakan bahasa untuk meminta dan mengulang untuk perbaikan. Pada usia 6-7 tahun, anak mulai memahami istilah deiktis dan membuat plot naratif. Pada usia 8-9 tahun, anak mengenal makna nonliteral dan mempertimbangkan maksud lain serta memelihara topik melalui perubahan
1. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik .
Makalah ini berjudul tentang “ Perkembangan Bahasa Peserta Didk ”. Makalah ini
disusun oleh penulis dari buku maupun dari internet dan gagasan pemikiran .
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kawan-kawan dan Dosen Pembimbing mata
kuliah ini, baik menyangkut isi maupun penulisannya. Kekurangan tersebut di
sebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri , baik di sadari maupun
tidak.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis maupun
bagi para pembaca pada umumnya.
SOLOK, 05 JUNI 2013
PENULIS
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memegang fungsi krusial, yakni merupakan media komunikasi bagi
seluruh umat manusia yang artinya bahasa digunakan oleh seluruh manusia untuk
mengutarakan, menyampaikan dan memberikan sinyal atau pesan kepada orang lain
dengan maksud-maksud tertentu. Seorang ahli psikologi perkembangan dari Illinois
State University bernama Laura E. Berk (1989) mengatakan bahwa perkembangan
bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan
mengagumkan.
Perkembangan bahasa juga menjadi daya tarik bagi banyak kalangan, misalnya
saja mengapa perkembangan bahasa pada anak-anak begitu cepat sehingga kadang-
kadang tampak sebagai sesuatu yang ajaib. Dikatakan bahwa perlkembangan bahasa
merupakan bidang yang paling cepat dan kompleks perkembangannya pada manusia.
B. Masalah
Adapun masalah-masalah yang diangkat dalam makalah “Perkembangan
Bahasa” ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perkembangan bahasa?
2. Bagaimana tahapan perkembangan bahasa?
3. Apa hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir?
4. Bagaimana karakteristik perkembangan bahasa?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
6. Apa perbedaan individual dalam perkembangan bahasa?
7. Bagaimana upaya pengembangan bahasa dan implikasinya bagi pendidikan?
3. C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah “Perkembangan Bahasa ” ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa?
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan bahasa?
3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir?
4. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan bahasa remaja?
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
6. Untuk mengetahui perbedaan individual dalam perkembangan bahasa?
7. Untuk mengetahui upaya pengembangan bahasa dan implikasinya bagi pendidikan?
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi
yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang
digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai
mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal
yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa
awal. Bayi bersuara, „mm mmm‟, ibunya tersenyum mengulang menirukan dengan
memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi „maem-maem‟. Bayi belajar menambah kata-
kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya)
disekelilingnya membetulkan dan memperjelas.
Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh
tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis,
maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di
sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
B. Tahap Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode
Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah
mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling
menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang
kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan
yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi
tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat
mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu
dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka)
5. gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh
anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut
kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat
dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah
kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini
bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri.
Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai
melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita
dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang
pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan
akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya,
terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu
mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu
mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih
lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab,
memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu
pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak
yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya
dan dari pola bicara orang dewasa.
Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu
penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
6. C. hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu
sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa
dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam
menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya
berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang
menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan
gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan
gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti
bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya.
Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar.
Ketidaktepatan hasil pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam
bahasa
D. Karakteristik Perkembangan Bahasa
Mengacu pada tahapan perkembangan bahasa, sesuai dengan tingkatan
kronologis yang telah dicapai, karakteristik perkembangan bahasa remaja telah
mencapai tahap kompetensi lengkap. Pada usia ini, individu diharapkan telah
mempelajari semua sarana bahasa dan kemampuan performansi untuk memahami dan
menghasilkan bahasa tertentu dengan baik. Pengaruh pergaulan teman sebaya
terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak tersebut menjadi lebih diwarnai pola
bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya yang kadang-kadang
menyimpang dari norma umum seperti munculnya istilah-istilah khusus. Karakter
psikologiskhas remaja seringkali mendorong remaja untuk memiliki bahasa relative
berbeda dan bahkan khas sampai-sampai orang di kalangan luar remaja sulit
memahaminya.
Dalam dunia yang modern sekarang ini, di kota-kota besar telah berkembang
pesat bahasa khas yang dikenal bahasa gaul atau alay. Debby Suhertian menyusun dan
menerbitkan kamus khas remaja yang disebut “Kamus Bahasa Gaul”. Keluarga dari
lapisan berpendidikan rendah, akan banyak menggunakan bahasa sembarangan
dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada akan menggunakan
istilah-istilah lebih efektif, dan umumnya berbahasa secara lebih baik dari pada yang
kurang pendidikan.
7. E. Faktor yang Mengpengaruhi Perkembangan Bahasa
Di dalam perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Umur anak
Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan
berbahasa telah mencapai kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan
tingkat intelektual anak akan mampu berkomunikasi dengan baik.
Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang member andil yang cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan pedesaan dengan
perkotaan akan berbeda. Begitu pula di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah
terpencil juga di kelompok sosial yang lain.
Kecerdasan
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik, dan memahami atau menangkap maksud
suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seorang
anak.
Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda
dengan yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih tampak perkembangan bahasa
bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain
pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.
Kondisi fisik
Yang dimaksud adalah kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat akan
terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu
perkembangan dalam berbahasa.
F. Perbedaan dalam individual dalam perkembangan bahasa
Robert E. Owens (1996), mengatakan bahwa usia-usia sekolah adalah periode
yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa. Usia sekolah dikarakteristikan
dengan pertumbuhan dalam semua aspek bahasa. Perkembangan pragmatic dan
semantic nampak sangat lazim dalam perkembangan bahsa anak usia dini.
8. Ringkasan Perkembangan Pragmatik dan Semantik Usia Sekolah
A. Usia 5 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan
2. Mengulang untuk perbaikan
3. Mulai untuk menggunakan topik tentang gender
B. Usia 6 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengulang dengan cara elaborasi untuk pembetulan
2. Menggunakan kata-kata keterangan
C. Usia 7 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Menggunakan dan memahami sebagian besar istilah deintik
2. Membuat plot-plot naratif yang mempunyai pengantar, akhir persoalan dan
resolusi.
D. Usia 8 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengenal makna yang non literal dalam bentuk permintaan langsung.
2. Mulai dengan mempertimbangkan maksud-maksud lainnya.
E. Usia 9 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, yaitu memelihara topic
malalui beberapa perubahan.
Secara keseluruhan perkembangan bahasa itu lambat, tetapi perbedaan individu
sangat besar karena pengalaman tiap individu.
1) Perkembangan Pragmatik, selama usia sekolah, prosese kognitif non
egocentrisme dan decentration maningkat dan terjadi kombinasi sehingga anak
dimungkinkan menjadi komunikator yang lebih efektif. Nonegocentrismeadalah
kemampuan untuk memahami pandangan orang lain, sedangkandecentartion adalah
proses bergerak dari diskripsi objek dan kejadian yang laku dan percakapan. Dua aspek
penting dalam penggunaan bahasa yaitu narasi dan percakapan. Contoh narasi antara
lain: recounts, eventcast, accounts dan cerita fiksi.
2) Perkembangan Semantik, selama masa sekolah individu meningkatkan jumlah
perbendaharaan dan spesifikasi defansi. Pada masa ini mereka ingin manifestasikan
rasa ingin tahunya, keseluruhan proses pertumbuhan semantic yang bermutu pada
tahun awal sekolah itu dikaitkan dengan keseluruhan perubahan kognitif (Robert E.
Owens (1996))
3) Perkembangan Sintaksis dan Morpologik, perkembangan bahasa pada usia
sekolah atas pengembangan sintaksis yang ada dan pemerolehan bentuk-bentuk secra
simultan. Secara berulang dan berkelanjutan anak-anak mengembangkan kalimat
dengan mengelaborasikan kata benda dan kata kerja. Secara hipotitik, perkembangan
morpologi pada anak kelas awal SD dapat ditandai dengan penggunaan kata imbuhan,
awalan berikutnya berkembang ke penggunaan akhiran dan yang terakhir penggunaan
sisipan
9. G. Upaya Serta Implikasinya Dalam Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik
kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi
belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah
diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini
senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa
murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan
menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar
oleh guru.Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk langkah-
langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang
isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik
lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan
kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model
ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau
komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat
kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.
10. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa dapat diartikan sebagai suatu system symbol dan urutan kata-kata yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.Secara keseluruhan,bahasa adalah
suatu kode atau system symbol dan urutan kata-kata yang diterima secara
konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi
melalui penggunaan symbol-simbol yang di sepakati dan kombinasi symbol-simbol
yang di atur oleh ketentuan yang ada. Pada dasarnya, bahasa sebagai alat komunikasi
tidak hanya berupa bicara melainkan juga dapat di wujudkan dengan tanda isyarat
tangan atau anggota tubuhnya.
Melalui komunikasi, hubungan dibentuk dan dipertahankan. Orang tua harus
belajar cara menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap komunikasi yang dilakukan
dalam upaya membentuk ikatan (batin) yang akan menjadi dasar perkembangan anak
selanjutnya.
Perkembangan bahasa pada anak dapat dimulai dari masih dalam kandungan.
Anak adalah pebelajar yang konstruktif. Anak mempelajari bahasa dan konsep –konsep
penting tanpa melalui pengajaran yang terencana secara khusus. Mereka hanya belajar
ditengah-tengah orang yang menggunakan bahasa dan dengan memiliki akses yang
tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan mengundang eksplorasi indera
pendengaran dan indera penglihatan yang dapat membantu anak mengorganisasikan
informasi dari lingkungannya.
Setiap anak memiliki perkembangan bahasa lisan yang berbeda-beda karena
muatan informasi yang dapat dikumpulkan anak tidak hanya tergantung pada
banyaknya dan jenis penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki. Namun juga
pada cara mereka belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu. Masing-
masing anak belajar memanfaatkan informasi sensorik yang tersedia dengan caranya
sendiri. Beberapa anak berinteraksi dengan dunianya terutama dengan sentuhannya;
sementara yang lain mungkin lebih bergantung pada penglihatan dan
pendengarannya. Bagi kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya itu akan paling
bermanfaat.
11. DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: ALFABETA.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda
Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sunarto, H. dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta
Judarwanto. 2010. Tahap Perkembangan Bahasa Menurut Bzoch.
http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/milestones-normal-
perkembangan-bicara-dan-bahasa-pada-anak/
Suluh. 2008. Perkembangan Bahasa Remaja.
http://suluhpendidikan.blogspot.com/2008/12/perkembangan-bahasa-
remaja.html
Valmband. 2008. Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky.
http://valmband.multiply.com/journal/item/11