SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini, telah banyak munculnya gejala-gejala yang kurang
baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga dan
dunia pendidikan. Salah satu penyebab timbulnya kenakalan anak karena
kurangnya kasih sayang orang tua, pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan di sekolah.
Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, anak harus
diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangannya. Sekarang ini banyak orang tua yang kurang
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Oleh
karena itu, tidak sedikit anak yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang lambat atau bahkan jauh dari tahap-tahap yang
diharapkan pada saat usia tersebut.
Para ahli pendidikan sepakat bahwa setiap periode perkembangan
memiliki tugas perkembangan masing-masing. Perkembangan atau
development berarti seragkaian perubahan progresif yang terjadi akibat
dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus psikologis ada 3
arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang berkesinambunagn dan
progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati. Kedua, perubahan
dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian jasmaniah. Ketiga,
2
kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.
Dalam makalah ini penulis memamparkan aspek-aspek
perkembangan peserta didik yang harus diketahui dan dipahami oleh guru
ataupun peserta didik. Semoga dengan tulisan ini guru dan orang tua dapat
memperhatikan secara jelas perkembangan anak-anaknya sesuai dengan
usia dan perkembanagan yang diharapkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja aspek-aspek perkembanagan?
2. Bagaimana ciri-ciri dari aspek perkembangan?
3. Bagaimana pengaruh aspek perkembangan terhadap keberhasilan
belajar peserta didik?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta
didik.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan
aspek-aspek perkembangan peserta didik.
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang ciri-ciri dari setiap
aspek-aspek perkembangan.
4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengaruh aspek
perkembangan terhadap keberhasilan belajar.
3
D. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai pedoman bagi guru atau orang tua peserta didik untuk bisa
lebih memperhatikan dan mengetahui tentang aspek-aspek
perkembangan peserta didik.
2. Menambah pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan
aspek-aspek perkembangan peserta didik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan atau development berarti seragkaian perubahan progresif
yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus
psikologis ada 3 arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang
berkesinambunagn dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati.
Kedua, perubahan dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian
jasmaniah. Ketiga, kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang
tidak dipelajari.
B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Aspek aspek yang membatu perkembanga peserta didik ada 8, yaitu:
1. Aspek Perkembangan Fisik
2. Aspek Perkembangan Intelegensi/kognitif/intelektual
3. Aspek Perkembangan Emosi
4. Aspek Perkembangan Bahasa
5. Aspek Perkembangan Sosial
6. Aspek Perkembangan Kepribadian
7. Aspek Perkembangan Moral
8. Aspek Perkembangan Kesadaran Beragama
Berikut ini penulis uraikan aspek-aspek perkembangan peserta didik.
5
1. Perkembangan Fisik
Secara umum, fisik berarti bentuk (postur) atau perawakan. Jadi
Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak
dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan
pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan
vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi
bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan
(fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Pertumbuhan fisik sebelum lahir akan dilanjutkan dengan
pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan
fungsi dari dimensi fisik peserta didik.
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds,
2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna
meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain,
sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi
yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga
menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan
gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-
lain.
6
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban,
kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang
bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup
yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Contoh perkembangan fisik yang terjadi pada bayi adalah seperti
merangkak, berdiri, berjalan hingga berlari. Orang tua harus mengetahui
perkembangan anak-anaknya agar selalu tetap terjaga asupan nutrisinya serta
lingkungan keluarga yang mendukung yang membantunya untuk tumbuh dan
berkembang. Hal itu juga akan membantu perkembangan agar dapat berkembang
secara optimal sesuai dengan usia anak.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar
peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah
siap untuk menerima pembelajaran ketermpilan, maka sekolah perlu memfasilitasi
perkembangan motorik anak itu secara fungsional.
2. Perkembangan Intelektual/Kognitif/Intelegensi
Istilah intelek berasal dari perkataan ”itelect” (bahasa inggris) yang berarti
: (1).Proses kognitif berfikir, daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan
mempertimbangkan; (2).Kemampuan mental atau intelegensi. (CP.Chaplin,1981:
252)
7
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor
utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan
orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang
dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif
dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognisi peserta didik
antara lain:
1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera
dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).
2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan
memahami sesuatu.
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika
anak mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau
informasi dari buku.
5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan
telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan
suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Perkembangan intelektual / kognitif / intelegensi adalah perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget
(dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
8
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan
lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja
untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai
tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia
yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis
yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya. Dalam Dictionary Of Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa
“kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni
persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran”..
Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang
dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda
secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan
individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar
individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata
(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat
mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan
karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis,
sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian
seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap
dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif
anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan
operasional formal.
9
3. Perkembangan Emosi
Emosi dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam
sifatnya, dan perubahan perilaku (CP.Chaplin, 1982: 163).
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang
baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum
terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin
dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada
saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat
dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan
kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal
sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya
tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan
emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena
terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele
juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Mengingat hal tersebut,
maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar
10
yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :
1. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan.
2. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga
diri.
3. Memberikan nilai secara objektif.
4. Menghargai hasil karya peserta didik.
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai;
merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk
emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi
dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan
sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak
mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :
a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam
keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
4. Perkembangan Bahasa
11
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian
ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan
dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,
kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia
dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa
yaitu :
1. Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-
organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
2. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara
lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru
ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak
masa bayi dan kanak-kanak
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern,
ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata,
masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
1. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban
yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara
menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan
suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini
12
juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata
seperti “ibu” dan lainnya.
2. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini adalah masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam
diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak
akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini
kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu
kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.
3. Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d dua setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih
baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta
menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat
kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.
4. Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih
panjang dan sempurna, baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan,
sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.
Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks dan mengagumkan (Semiawan;1989). Meski para ahli mengungkapkan
bahwa bahasa itu kompleks, namun pada umumnya perkembangan pada individu
13
dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak. Berangkat dari hasil-
hasil penelitian para ahli psikologi perkembangan, perkembangan bahasa adalah
kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan
berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang
bersangkutan.
Pengaruh perkembangan bahasa terhadap keberhasilan belajar salah
satunya adalah dapat berinteraksi dengan orang lain untuk saling bertanya, saling
mengisi pengetahuan melalui dialog atau percakapan antar sesama. Dengan
bahasa individu dapat saling menambah informasi pengetahuan yang belum
diketahui.
5. Perkembangan Sosial
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial
dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan
dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam)
14
bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat
dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum, marah, tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.
Sunarto dan Hartono (1999) menambahkan bahwa hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas yang
didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur,
kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks dan dengan demikian tingkat
hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Dari kutipan diatas dapatlah
dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak, maka semakin kompleks
perkembangan sosialnya karena anak semakin membutuhkan untuk berinteraksi
dengan orang lain.
Pengaruh lingkungan atau perkembangan sosial terhadap prestasi belajar:
 Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka
kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian
untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak
negatif bagi anak tersebut.
 Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk
belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga
sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak
sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
15
 Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar
anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan
kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa
melupakan tugas belajarnya
6. Perkembangan kepribadian
Istilah kepribadian berasal dari bahasa Latin “persona”, atau topeng yang
dipakai orang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar, tetapi psikologi
memandang kepribadian lebih dari sekedar penampilan luar. Jess Feist &Gregory
J. Feist (2009: 86) mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup sistem fisik dan
psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak terlihat, serta
tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian adalah
substansi dan perubahan, produk dan proses serta struktur dan perkembangan”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gardon Allport (1951) dalam Inge
Hatugalung (2007: 1) bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagi system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 136) kepribadian merupakan
keterpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku,
keceerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah
seperti postur tubuh, tinggi dan berat badan,indra, dll.
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara
individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik;
16
sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan
orang lain (Papalia & Olds, 2001).
Menurut Allport kepribadian itu dapat dikategorikan pada tiga fase
perkembangan sebagai berikut:
1. Masa Bayi (neonates)
Pada masa bayi, didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan
sampai minimal dan mencari keenakansampai maksimal. Dengan motivasi
kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seornag
bayi menjalani proses perkembangan dirinya. Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa
sebagian tingkah lalu bayi dipandang sebagai bentuk awal pola kepribadian.
Peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dan norma kehidupan pada bayi
adalah sangat berpengaruh bagi perkembangan pola kepribadian selanjutnya.
Gardon Allport (1951) menyimpulkan bahwa pada bagian kedua tahun pertama
anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Setidaknya pada paruh
kedua tahun pertama seorang bayi telah mulai memperlihatkan kualitas-kualitas
unik yang kiranya merupakan atribut-atribut kepribadian yang bersifat tetap.
2. Masa Kanak-Kanak
Perkembangan dari masa bayi menuju masa kanak-kanak melewati garis-
garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah
makhluk biologis, akan berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu
berkembang. Prinsip ini menjelaskan sesuatu yang awalnya sekedar merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang
17
mengarahkan tingkah laku dengan daya seperti yang dimiliki oleh dorongan yang
dibawa sejak lahir.
3. Masa Dewasa
Dalam diri individu dewasa ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya
ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Individu
dewasa mengetahui apa yang dikerjakannnya dan mengapa itu dikerjakannya.
Untuk memahami sepenuhnya apa yang harus dilakukannya, orang dewasa harus
mempunyai tujuan dan aspirasinya dengan jelas. Motif yang terpenting bukan lagi
berpuas “gema” masa lampau, melainkan lambaian “ajakan” masa depan. (Inge
Hatugalang, 2007: 7-9)
Menurut Inge Hatugalang (2007: 7-9) perkembangan kepribadian seseorang
akan terhambat dikarenakan dua faktor, antara lain:
1. Faktor Internal Diri
Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan berasal dari diri
individu sendiri dikarenakan :
a. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas
b. Individu kurang termotivasi dalam hidup
c. Individu enggan menelaah diri
d. Faktor usia
2. Faktor Ekternal Diri
a. Faktor tradisi budaya
b. Penerimaan masyarakat/sosial
18
Aspek kepribadian ini juga erat kaitannya dengan pendidikan, terutama
sebagai faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara global,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga
macam:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani
siswa.
2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajarn materi-materi pelajaran.
7. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral.
Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,
memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan, dan memelihara
hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman
keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut
sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
19
Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral peraturan perilaku yang
telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan pola
perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.
Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan
sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan
sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standar sosial atau kurang adanya
perasaan wajib menyesuaikan diri.
Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap
pertama disebut tahap realisme moral (moralitas oleh pembatasan). Tahap kedua
disebut moralitas otonomi (moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)
Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai
benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi
dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau
menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha
kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan
benar atau salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.
Di tahap kedua perkembangan moral anak telah terbentuk sehingga dia
dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah
tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan
dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.
20
Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:
1. Imitasi
Pada umunya anak mulai mengadakan imitasi atau peniruan sejak usia 3
tahun, yaitu meniru perilaku orang lain yang ada di sekitarnya. Anak perempuan
meniru perilaku Ibu, kakak perempuan dan orang lain dirumah, demikian pula
anak laki-laki suka meniru perilaku ayah, kakak atau tetangganya yang sering
dijumpai di sekitarnya. Sering kali anak tidak hanya meniru perilaku misalnya
gerak tubuh,rasa senang atau tidak senang,sikap orang tua terhadap agama,
politik, hobi, dan lain-lain.
2. Internalisasi
Internalisasi adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak)
karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam
kehidupan orang tersebut.
3. Introvert dan Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari
lingkungan sosialnya, minat, sikap atau keputusan-keputusan yang diambil selalu
berasal berdasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalaman sendiri. Orang-
orang yang berkecenderungan introvert biasanya bersifat pendiam dan kurang
bergaul.
Ekstrovert adalah kencederungan seseorang untuk mengarahkan perhatian
keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan-keputusan yang di
ambil lebih banyak di ambil oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi di
luar dirinya.
21
4. Kemandirian
Kemandirian adalah kemanpuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa
bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Sedangkan
kemandirian pada anak sering di kaitkan dengan kemampuan anak untuk
melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang
dewasa.
5. Ketergantuangan
Ketergantungan di tandai dengan perilaku anak yang bersifat kekanak
kanakan perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebayanya. Dengan kata
lain anak tersebut tidak memiliki kemandirian yang mencakup fisik atau mental
dan perilakunya berlainan dengan anak normal.
6. Bakat
Bakat merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya
rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu tingkat
kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus yang sering kali melebihi orang
lain.
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral adalah bahwa
sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan
berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu
memecahkan masala-masalah yang bersifat hipotetis maka pemikiran remaja
terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan
22
situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka
(Gunarsa,1988).
Perkembangan pemikiran moral dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran
akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena
dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung
jawabkannya secara pribadi (Monks, 1988).
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman
sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas peserta didik sudah lebih
matang. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-
konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.
8. Perkembangan Kesadaran Beragama
Agama mengandung dua unsur: keyakinan dan tata cara. Keduanya
terpisah dan berbeda. Akibatnya, minat terhadap satu unsur tidak dengan
sendirinya menjamin minat terhadap unsur lain. Juga tidak berarti bahwa minat
terhadap kedua unsur akan sama. Seorang mungkin terutama berminat mematuhi
aturan agama tetapi menunjukkan sedikit minat terhadap apa yang sering
dianggap sebagai “teologi” atau doktrin atau ajaran agama. Hal sebaliknya
mungkin terjadi pada orang lain. Demikian pula terhadap anak-anak. Beberapa
anak terutama berminat terhadap kepatuhan kepada agama dan yang lain terhadap
ajaran agama. Mana yang lebih menarik perhatian ditentukan sebagian oleh
tekanan yang diberikan pada kedua unsur tersebut pada masa awal pendidikan
agama dan sebagian oleh apa yang berdasarkan pengalaman, mereka anggap lebih
memenuhi kebutuhan mreka. Jadi minat terhadap agama terutama egosentris.
23
Saat anak bertambah usia dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
anggota kelompok teman sebaya, teman-teman ini akan mempengaruhi minatnya.
Contohnya, seorang anak yang mempunyai teman-teman yang berbincang-
bincang mengenai agama,dan mematuhi aturan agama akan mempunyai minat
yang lebih besar pada agama dari seorang anak yang temannya tidak, atau hampir
tidak, menunjukkan minat pada agama dan mempunyai sikap negatif terhadap
semua aturan agama.
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut.
1. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan
kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta
sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
2. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan
ritual diterima sebagai keharusan moral.
3. Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai
agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Adams dan Gullotta (1983), agama
memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu
membandingkan tingkah lakunya, agama dapat menstabilkan tingkah laku dan
bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia
ini, serta agama memberikan perlindungan rasa aman.
Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang
mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai
24
arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada
proses pendidikan yang diterimanya. Jiwa beragama atau kesadaran beragama
merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada
Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya.
25
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Peserta didik diartikan sebagai anggota msyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan jenis
pendidikan tertentu. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor
penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik. Perkembangan intelektual anak sangat
tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran
jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Kemampuan mengontrol emosi
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses
peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah
berpengaruh pada anak. Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan.
Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai
dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
membimbing anaknya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan
dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan
masyarakat sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak
26
agar anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa
menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan sikap.
Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai dengan
ajaran agama.
B. SARAN
Dalam kehidupan individu tentunya ada individu yang berkembang sesuai
dengan aturan atau hukum perkembanagn namun ada pula anak yang berkembang
dan tumbuh dengan lambat. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
individu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu peserta didik.
Maka dari itu bagi orang tua ataupun guru harus dapat mengetahui aspek-aspek
perkembangan apa saja yang mempengaruhi keberhasilan belajar individu peserta
didik agar anak atau peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan
memiliki prestasi belajar yang memuaskan.

More Related Content

What's hot

Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikMuhammad Idris
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran Naily Mulyono
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIALutfi Koto
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKharjunode
 

What's hot (20)

Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
 
Paradigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sdParadigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sd
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 

Similar to ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
 
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdf
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdfTeori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdf
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdfPuputAlfrianti
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakSantiKartini
 
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfPerkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfrosistrahmawaty1
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanUnnes
 
Makalah psikologi putri (1)
Makalah psikologi putri (1)Makalah psikologi putri (1)
Makalah psikologi putri (1)putriyasmin6
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptx
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptxMODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptx
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptxmiftakhurrozak
 
Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologiEman Syukur
 
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja Awal
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja AwalPerkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja Awal
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja AwalUlfiatu Rochmah
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaBoy Ballo
 

Similar to ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (20)

psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
 
Profil Perkembangan Anak - PBPD
Profil Perkembangan Anak - PBPDProfil Perkembangan Anak - PBPD
Profil Perkembangan Anak - PBPD
 
EK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdfEK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdf
 
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdf
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdfTeori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdf
Teori Perkembangan Peserta Didik_Puput Alfrianti.pdf
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
 
Psikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.pptPsikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.ppt
 
Modul a
Modul aModul a
Modul a
 
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfPerkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
 
Makalah psikologi putri (1)
Makalah psikologi putri (1)Makalah psikologi putri (1)
Makalah psikologi putri (1)
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptx
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptxMODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptx
MODUL 5 PPD KELOMPOK 6.pptx
 
Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologi
 
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja Awal
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja AwalPerkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja Awal
Perkembangan Kehidupan pada Masa Sekolah Dasar dan Remaja Awal
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimia
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini, telah banyak munculnya gejala-gejala yang kurang baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga dan dunia pendidikan. Salah satu penyebab timbulnya kenakalan anak karena kurangnya kasih sayang orang tua, pendidikan dalam keluarga dan pendidikan di sekolah. Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Sekarang ini banyak orang tua yang kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Oleh karena itu, tidak sedikit anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lambat atau bahkan jauh dari tahap-tahap yang diharapkan pada saat usia tersebut. Para ahli pendidikan sepakat bahwa setiap periode perkembangan memiliki tugas perkembangan masing-masing. Perkembangan atau development berarti seragkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus psikologis ada 3 arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang berkesinambunagn dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati. Kedua, perubahan dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian jasmaniah. Ketiga,
  • 2. 2 kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Dalam makalah ini penulis memamparkan aspek-aspek perkembangan peserta didik yang harus diketahui dan dipahami oleh guru ataupun peserta didik. Semoga dengan tulisan ini guru dan orang tua dapat memperhatikan secara jelas perkembangan anak-anaknya sesuai dengan usia dan perkembanagan yang diharapkan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja aspek-aspek perkembanagan? 2. Bagaimana ciri-ciri dari aspek perkembangan? 3. Bagaimana pengaruh aspek perkembangan terhadap keberhasilan belajar peserta didik? C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik. 2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan aspek-aspek perkembangan peserta didik. 3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang ciri-ciri dari setiap aspek-aspek perkembangan. 4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengaruh aspek perkembangan terhadap keberhasilan belajar.
  • 3. 3 D. MANFAAT PENULISAN 1. Sebagai pedoman bagi guru atau orang tua peserta didik untuk bisa lebih memperhatikan dan mengetahui tentang aspek-aspek perkembangan peserta didik. 2. Menambah pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan aspek-aspek perkembangan peserta didik.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN Perkembangan atau development berarti seragkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus psikologis ada 3 arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang berkesinambunagn dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati. Kedua, perubahan dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian jasmaniah. Ketiga, kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak dipelajari. B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR PESERTA DIDIK Aspek aspek yang membatu perkembanga peserta didik ada 8, yaitu: 1. Aspek Perkembangan Fisik 2. Aspek Perkembangan Intelegensi/kognitif/intelektual 3. Aspek Perkembangan Emosi 4. Aspek Perkembangan Bahasa 5. Aspek Perkembangan Sosial 6. Aspek Perkembangan Kepribadian 7. Aspek Perkembangan Moral 8. Aspek Perkembangan Kesadaran Beragama Berikut ini penulis uraikan aspek-aspek perkembangan peserta didik.
  • 5. 5 1. Perkembangan Fisik Secara umum, fisik berarti bentuk (postur) atau perawakan. Jadi Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Pertumbuhan fisik sebelum lahir akan dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi dari dimensi fisik peserta didik. Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain- lain.
  • 6. 6 Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh perkembangan fisik yang terjadi pada bayi adalah seperti merangkak, berdiri, berjalan hingga berlari. Orang tua harus mengetahui perkembangan anak-anaknya agar selalu tetap terjaga asupan nutrisinya serta lingkungan keluarga yang mendukung yang membantunya untuk tumbuh dan berkembang. Hal itu juga akan membantu perkembangan agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan usia anak. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah siap untuk menerima pembelajaran ketermpilan, maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak itu secara fungsional. 2. Perkembangan Intelektual/Kognitif/Intelegensi Istilah intelek berasal dari perkataan ”itelect” (bahasa inggris) yang berarti : (1).Proses kognitif berfikir, daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan; (2).Kemampuan mental atau intelegensi. (CP.Chaplin,1981: 252)
  • 7. 7 Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognisi peserta didik antara lain: 1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran). 2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu. 3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak. 4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku. 5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin. 6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Perkembangan intelektual / kognitif / intelegensi adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
  • 8. 8 kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam Dictionary Of Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran”.. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
  • 9. 9 3. Perkembangan Emosi Emosi dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku (CP.Chaplin, 1982: 163). Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Mengingat hal tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar
  • 10. 10 yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan antara lain : 1. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan. 2. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri. 3. Memberikan nilai secara objektif. 4. Menghargai hasil karya peserta didik. Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu : a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan. b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu kegagalan. c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam keadaan gugup. d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. 4. Perkembangan Bahasa
  • 11. 11 Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu : 1. Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ- organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata. 2. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk. 1. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini
  • 12. 12 juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan lainnya. 2. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun Dalam masa kedua ini adalah masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna. 3. Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d dua setengah tahun. Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri. 4. Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya. Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan sempurna, baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan (Semiawan;1989). Meski para ahli mengungkapkan bahwa bahasa itu kompleks, namun pada umumnya perkembangan pada individu
  • 13. 13 dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak. Berangkat dari hasil- hasil penelitian para ahli psikologi perkembangan, perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan. Pengaruh perkembangan bahasa terhadap keberhasilan belajar salah satunya adalah dapat berinteraksi dengan orang lain untuk saling bertanya, saling mengisi pengetahuan melalui dialog atau percakapan antar sesama. Dengan bahasa individu dapat saling menambah informasi pengetahuan yang belum diketahui. 5. Perkembangan Sosial Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam)
  • 14. 14 bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu membedakan arti senyum, marah, tidak senang, terkejut, dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menambahkan bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak, maka semakin kompleks perkembangan sosialnya karena anak semakin membutuhkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Pengaruh lingkungan atau perkembangan sosial terhadap prestasi belajar:  Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.  Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
  • 15. 15  Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya 6. Perkembangan kepribadian Istilah kepribadian berasal dari bahasa Latin “persona”, atau topeng yang dipakai orang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar, tetapi psikologi memandang kepribadian lebih dari sekedar penampilan luar. Jess Feist &Gregory J. Feist (2009: 86) mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup sistem fisik dan psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak terlihat, serta tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian adalah substansi dan perubahan, produk dan proses serta struktur dan perkembangan”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gardon Allport (1951) dalam Inge Hatugalung (2007: 1) bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagi system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 136) kepribadian merupakan keterpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku, keceerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah seperti postur tubuh, tinggi dan berat badan,indra, dll. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik;
  • 16. 16 sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Menurut Allport kepribadian itu dapat dikategorikan pada tiga fase perkembangan sebagai berikut: 1. Masa Bayi (neonates) Pada masa bayi, didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan sampai minimal dan mencari keenakansampai maksimal. Dengan motivasi kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seornag bayi menjalani proses perkembangan dirinya. Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa sebagian tingkah lalu bayi dipandang sebagai bentuk awal pola kepribadian. Peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dan norma kehidupan pada bayi adalah sangat berpengaruh bagi perkembangan pola kepribadian selanjutnya. Gardon Allport (1951) menyimpulkan bahwa pada bagian kedua tahun pertama anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Setidaknya pada paruh kedua tahun pertama seorang bayi telah mulai memperlihatkan kualitas-kualitas unik yang kiranya merupakan atribut-atribut kepribadian yang bersifat tetap. 2. Masa Kanak-Kanak Perkembangan dari masa bayi menuju masa kanak-kanak melewati garis- garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, akan berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang. Prinsip ini menjelaskan sesuatu yang awalnya sekedar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang
  • 17. 17 mengarahkan tingkah laku dengan daya seperti yang dimiliki oleh dorongan yang dibawa sejak lahir. 3. Masa Dewasa Dalam diri individu dewasa ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Individu dewasa mengetahui apa yang dikerjakannnya dan mengapa itu dikerjakannya. Untuk memahami sepenuhnya apa yang harus dilakukannya, orang dewasa harus mempunyai tujuan dan aspirasinya dengan jelas. Motif yang terpenting bukan lagi berpuas “gema” masa lampau, melainkan lambaian “ajakan” masa depan. (Inge Hatugalang, 2007: 7-9) Menurut Inge Hatugalang (2007: 7-9) perkembangan kepribadian seseorang akan terhambat dikarenakan dua faktor, antara lain: 1. Faktor Internal Diri Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan berasal dari diri individu sendiri dikarenakan : a. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas b. Individu kurang termotivasi dalam hidup c. Individu enggan menelaah diri d. Faktor usia 2. Faktor Ekternal Diri a. Faktor tradisi budaya b. Penerimaan masyarakat/sosial
  • 18. 18 Aspek kepribadian ini juga erat kaitannya dengan pendidikan, terutama sebagai faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajarn materi-materi pelajaran. 7. Perkembangan Moral Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan, dan memelihara hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
  • 19. 19 Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok. Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri. Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral (moralitas oleh pembatasan). Tahap kedua disebut moralitas otonomi (moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik) Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan benar atau salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya. Di tahap kedua perkembangan moral anak telah terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.
  • 20. 20 Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak: 1. Imitasi Pada umunya anak mulai mengadakan imitasi atau peniruan sejak usia 3 tahun, yaitu meniru perilaku orang lain yang ada di sekitarnya. Anak perempuan meniru perilaku Ibu, kakak perempuan dan orang lain dirumah, demikian pula anak laki-laki suka meniru perilaku ayah, kakak atau tetangganya yang sering dijumpai di sekitarnya. Sering kali anak tidak hanya meniru perilaku misalnya gerak tubuh,rasa senang atau tidak senang,sikap orang tua terhadap agama, politik, hobi, dan lain-lain. 2. Internalisasi Internalisasi adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut. 3. Introvert dan Ekstrovert Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat, sikap atau keputusan-keputusan yang diambil selalu berasal berdasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalaman sendiri. Orang- orang yang berkecenderungan introvert biasanya bersifat pendiam dan kurang bergaul. Ekstrovert adalah kencederungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan-keputusan yang di ambil lebih banyak di ambil oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi di luar dirinya.
  • 21. 21 4. Kemandirian Kemandirian adalah kemanpuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Sedangkan kemandirian pada anak sering di kaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang dewasa. 5. Ketergantuangan Ketergantungan di tandai dengan perilaku anak yang bersifat kekanak kanakan perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebayanya. Dengan kata lain anak tersebut tidak memiliki kemandirian yang mencakup fisik atau mental dan perilakunya berlainan dengan anak normal. 6. Bakat Bakat merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus yang sering kali melebihi orang lain. Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu memecahkan masala-masalah yang bersifat hipotetis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan
  • 22. 22 situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka (Gunarsa,1988). Perkembangan pemikiran moral dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung jawabkannya secara pribadi (Monks, 1988). Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas peserta didik sudah lebih matang. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep- konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan. 8. Perkembangan Kesadaran Beragama Agama mengandung dua unsur: keyakinan dan tata cara. Keduanya terpisah dan berbeda. Akibatnya, minat terhadap satu unsur tidak dengan sendirinya menjamin minat terhadap unsur lain. Juga tidak berarti bahwa minat terhadap kedua unsur akan sama. Seorang mungkin terutama berminat mematuhi aturan agama tetapi menunjukkan sedikit minat terhadap apa yang sering dianggap sebagai “teologi” atau doktrin atau ajaran agama. Hal sebaliknya mungkin terjadi pada orang lain. Demikian pula terhadap anak-anak. Beberapa anak terutama berminat terhadap kepatuhan kepada agama dan yang lain terhadap ajaran agama. Mana yang lebih menarik perhatian ditentukan sebagian oleh tekanan yang diberikan pada kedua unsur tersebut pada masa awal pendidikan agama dan sebagian oleh apa yang berdasarkan pengalaman, mereka anggap lebih memenuhi kebutuhan mreka. Jadi minat terhadap agama terutama egosentris.
  • 23. 23 Saat anak bertambah usia dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anggota kelompok teman sebaya, teman-teman ini akan mempengaruhi minatnya. Contohnya, seorang anak yang mempunyai teman-teman yang berbincang- bincang mengenai agama,dan mematuhi aturan agama akan mempunyai minat yang lebih besar pada agama dari seorang anak yang temannya tidak, atau hampir tidak, menunjukkan minat pada agama dan mempunyai sikap negatif terhadap semua aturan agama. Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya. 2. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral. 3. Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Adams dan Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya, agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini, serta agama memberikan perlindungan rasa aman. Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai
  • 24. 24 arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya.
  • 25. 25 BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Peserta didik diartikan sebagai anggota msyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan jenis pendidikan tertentu. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak
  • 26. 26 agar anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan sikap. Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai dengan ajaran agama. B. SARAN Dalam kehidupan individu tentunya ada individu yang berkembang sesuai dengan aturan atau hukum perkembanagn namun ada pula anak yang berkembang dan tumbuh dengan lambat. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu peserta didik. Maka dari itu bagi orang tua ataupun guru harus dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan apa saja yang mempengaruhi keberhasilan belajar individu peserta didik agar anak atau peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki prestasi belajar yang memuaskan.