SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Introduction of Political Science 1
 Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis
“ constitur” yang berarti membentuk, dalam bahasa
Belanda istilah konstitusi dikenal dengan istilah
Gronwet (UUD), dalam Bahasa Jerman, istilah
konstitusi dikenal dengan istilah Grundgesetz (UUD)
 Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan
sebagai pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan suatu negara.
 Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar mengenai
suatu pembentukan negara
Introduction of Political Science 2
 Di Indonesia Konstitusi diartikan
a.Chairul Anwar (konstitusi = fundamental laws tentang
pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai
fundanmentalitasnya.
b.Sri Soemantri (Konstitusi = suatu naskah yang
memuat suatu bengunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara
 Konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai
sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu
negara
Introduction of Political Science 3
Introduction of Political Science 4
1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian
masyarakat (kontrak sosial) untuk membina negara
dan pemerintahan yang mengatur mereka.
2. konstitusi sebagai piagam penjamin Hak Azazi
Manusia dan warga negara sekaligus penentuan batas-
batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat
pemerintahannya,
3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan
Introduction of Political Science 5
1. Memberikan batasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik
2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaan
Introduction of Political Science 6
1. Mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga
negara akan lebih terlindungi
2. Menjadi barometer kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta memberikan arahan dan pedoman
bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan
suatu negara.
Introduction of Political Science 7
1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau
2. Tingkatan tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak
diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun untuk
waktu yang akan datang
4. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin
Introduction of Political Science 8
Introduction of Political Science 9
Sejarah lahirnya Konstitusi di
Indonesia
Dalam sistem ketatanegaraan, ada 2 sistem
yang berkembang dalam perubahan konstitusi
yaitu:
① Renewal (pembaharuan) : dianut dinegara-
negara Eropa Kontinental
② Amandement (perubahan) : dianut negara-
negara Anglo Saxon
Introduction of Political Science 10
 Perubahan konstitusi dengan model Renewal
merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan,
sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru
secara keseluruhan (mis, Belanda, Jerman, Perancis
menganut model ini)
 Perubahan Konstitusi model Amandement adalah
apabila suatu konstitusi diubah (diamandemen), maka
konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain,
hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau
lampiran yang menyertai konstitusi awal (Amerika
Serikat menganut model ini)
Introduction of Political Science 11
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa
syarat misalnya, dapat ditetapkan quorum untuk
sidang yang membicarakan usul perubahan UUD dan
jumlah minimum anggota badan legislatif yang
menerimanya
2. Referendum atau plebisit
3. Negara-negara bagian dalam negara federal (misalnya
USA;3/4 x 50 Negara bagian harus menyetujui)
4. Musyawarah khusus (Special Convention)
Introduction of Political Science 12
Pasal 37 UUD 1945 menyebutkan:
① Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota MPR harus hadir
② Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3
jumlah anggota yang hadir
Pasal 37 tersebut mengandung 3 (tiga) norma Yaitu:
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD 1945 ada pada MPR
sebagai lembaga Negara yang berfungsi sebagai penetapan UUD
2. Bahwa untuk mengubah UUD, quorum yang harus dipenuhi
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang
hadir.
Introduction of Political Science 13
Introduction of Political Science 14
Perubahan dengan Model Renewal tidak mungkin
dilakukan karena akan mengubah konsensus
politik tertinggi, terutama karena akan terdapat
pembukaan, sehingga mengubah pembukaan
berarti membubarkan Negara Indonesia yang
diproklamirkan 17 Agustus 1945; jadi, yang
mungkin adalah dengan model Amandement
seperti yang dilakukan di USA
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
3. UUD Sementara RI 1950 ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli
1959)
4. UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999)
5. UUD 1945 dan Perubahan I ( 19 Oktober 1999 – 18
Agustus 2000)
6. UUD 1945 dan Perubahan I dan II ( 18 Agustus 2000 – 9
November 2001)
7. UUD 1945 dan Perubahan I, II dan III ( 9 November
2001 – 10 Agustus 2002 )
8. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III dan IV ( 10 Agustus
2002)
Introduction of Political Science 15
 UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi
Pasal 10 menyebutkan:
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang Putusannya
bersifat final untuk :
 menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
 memutus pembubaran partai politik; dan
 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Introduction of Political Science 16
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Introduction of Political Science 17
Posisi MK dalam sistem ketatanegaraan adalah sejajar dengan
posisi lembaga negara lain seperti presiden, DPR, MPR, dan
BPK
 Fungsi dan posisi MK telah ditentukan dalam Pasal 24C UUD Negara
RI Tahun 1945 yang isi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 24 C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas
pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar. (Perubahan Ketiga)
Introduction of Political Science 18

More Related Content

Similar to KULIAH 15.ppt

Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxMichelleAngely
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaAhsanul Minan
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
NEGARA DAN KONSTITUSI.ppt
NEGARA DAN KONSTITUSI.pptNEGARA DAN KONSTITUSI.ppt
NEGARA DAN KONSTITUSI.pptserojaescirana1
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptxBellaDwiLestari2
 
Hub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusiHub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusihayui
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprAhmad Solihin
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxEniSulistyowati
 
11 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt111 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt1graceanggoro
 
konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1Achmad Pradana
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusinanda_auliana
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 
04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesiamuhammad haikel
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945Cucu Sya'diah
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIAninda Firdaus
 

Similar to KULIAH 15.ppt (20)

Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
NEGARA DAN KONSTITUSI.ppt
NEGARA DAN KONSTITUSI.pptNEGARA DAN KONSTITUSI.ppt
NEGARA DAN KONSTITUSI.ppt
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
 
Hub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusiHub dasar negara dan konstitusi
Hub dasar negara dan konstitusi
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
 
11 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt111 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt1
 
konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
 

More from cheheru

KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptcheheru
 
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptpengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptcheheru
 
KULIAH 13.ppt
KULIAH 13.pptKULIAH 13.ppt
KULIAH 13.pptcheheru
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptcheheru
 
Negara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptNegara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptcheheru
 
IDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxIDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxcheheru
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxcheheru
 

More from cheheru (7)

KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.ppt
 
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptpengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
 
KULIAH 13.ppt
KULIAH 13.pptKULIAH 13.ppt
KULIAH 13.ppt
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.ppt
 
Negara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptNegara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.ppt
 
IDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxIDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptx
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptx
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

KULIAH 15.ppt

  • 2.  Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis “ constitur” yang berarti membentuk, dalam bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal dengan istilah Gronwet (UUD), dalam Bahasa Jerman, istilah konstitusi dikenal dengan istilah Grundgesetz (UUD)  Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan sebagai pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.  Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar mengenai suatu pembentukan negara Introduction of Political Science 2
  • 3.  Di Indonesia Konstitusi diartikan a.Chairul Anwar (konstitusi = fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundanmentalitasnya. b.Sri Soemantri (Konstitusi = suatu naskah yang memuat suatu bengunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara  Konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara Introduction of Political Science 3
  • 5. 1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial) untuk membina negara dan pemerintahan yang mengatur mereka. 2. konstitusi sebagai piagam penjamin Hak Azazi Manusia dan warga negara sekaligus penentuan batas- batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya, 3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan Introduction of Political Science 5
  • 6. 1. Memberikan batasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik 2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri 3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaan Introduction of Political Science 6
  • 7. 1. Mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang- wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi 2. Menjadi barometer kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara. Introduction of Political Science 7
  • 8. 1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau 2. Tingkatan tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa 3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun untuk waktu yang akan datang 4. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin Introduction of Political Science 8
  • 9. Introduction of Political Science 9 Sejarah lahirnya Konstitusi di Indonesia
  • 10. Dalam sistem ketatanegaraan, ada 2 sistem yang berkembang dalam perubahan konstitusi yaitu: ① Renewal (pembaharuan) : dianut dinegara- negara Eropa Kontinental ② Amandement (perubahan) : dianut negara- negara Anglo Saxon Introduction of Political Science 10
  • 11.  Perubahan konstitusi dengan model Renewal merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan, sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan (mis, Belanda, Jerman, Perancis menganut model ini)  Perubahan Konstitusi model Amandement adalah apabila suatu konstitusi diubah (diamandemen), maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi awal (Amerika Serikat menganut model ini) Introduction of Political Science 11
  • 12. 1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat misalnya, dapat ditetapkan quorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan UUD dan jumlah minimum anggota badan legislatif yang menerimanya 2. Referendum atau plebisit 3. Negara-negara bagian dalam negara federal (misalnya USA;3/4 x 50 Negara bagian harus menyetujui) 4. Musyawarah khusus (Special Convention) Introduction of Political Science 12
  • 13. Pasal 37 UUD 1945 menyebutkan: ① Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus hadir ② Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang hadir Pasal 37 tersebut mengandung 3 (tiga) norma Yaitu: 1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD 1945 ada pada MPR sebagai lembaga Negara yang berfungsi sebagai penetapan UUD 2. Bahwa untuk mengubah UUD, quorum yang harus dipenuhi sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR 3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir. Introduction of Political Science 13
  • 14. Introduction of Political Science 14 Perubahan dengan Model Renewal tidak mungkin dilakukan karena akan mengubah konsensus politik tertinggi, terutama karena akan terdapat pembukaan, sehingga mengubah pembukaan berarti membubarkan Negara Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945; jadi, yang mungkin adalah dengan model Amandement seperti yang dilakukan di USA
  • 15. 1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) 2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 3. UUD Sementara RI 1950 ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) 4. UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999) 5. UUD 1945 dan Perubahan I ( 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000) 6. UUD 1945 dan Perubahan I dan II ( 18 Agustus 2000 – 9 November 2001) 7. UUD 1945 dan Perubahan I, II dan III ( 9 November 2001 – 10 Agustus 2002 ) 8. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III dan IV ( 10 Agustus 2002) Introduction of Political Science 15
  • 16.  UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi Pasal 10 menyebutkan: (1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang Putusannya bersifat final untuk :  menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  memutus pembubaran partai politik; dan  memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Introduction of Political Science 16
  • 17. (2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Introduction of Political Science 17 Posisi MK dalam sistem ketatanegaraan adalah sejajar dengan posisi lembaga negara lain seperti presiden, DPR, MPR, dan BPK
  • 18.  Fungsi dan posisi MK telah ditentukan dalam Pasal 24C UUD Negara RI Tahun 1945 yang isi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 24 C (1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. (2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar. (Perubahan Ketiga) Introduction of Political Science 18