SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1
SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
TERKAIT PERNYATAAN JAKSA AGUNG
PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI III DPR RI
(Putusan Nomor 99/G/2020/PTUN-JKT)
Ali Rido
Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta
A. Beberapa Fakta Penting di Persidangan
1. Pernyataan Jaksa Agung disampaikan pada tanggal 16 Januari 2020 saat rapat kerja
dengan Komisi III DPR RI.
2. Pernyataan Jaksa Agung mengutip dari hasil panitia khusus DPR RI yang
disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 9 Juli 2001 yang menyatakan
peristiwa Semanggi I dan II bukan pelanggaran HAM yang berat.
3. Keputusan rapat DPR tersebut, didasarkan pada proses voting, di mana terdapat 3
fraksi yaitu F-PDI P, F-PDKB, dan F-PKB yang menyatakan telah terjadi pelanggaran
HAM yang berat dalam peristiwa tersebut. Sementara 7 fraksi, yaitu Golkar,
TNI/Polri, PBB, PPP, Reformasi, KKI, PDU yang menyatakan tidak terjadi
pelanggaran HAM yang berat.
4. Pada 20 Februari 2008, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan No. 18/PUU-
V/2007 yang pada pokoknya menyatakan: "... untuk menentukan perlu tidaknya
pembentukan Pengadilan HAM ad hoc atas suatu kasus tertentu menurut locus dan
tempus delicti memang memerlukan keterlibatan institusi politik yang
mencerminkan representasi rakyat yaitu DPR. Akan tetapi, DPR dalam
merekomendasikan pembentukan Pengadilan HAM ad hoc harus memperhatikan
hasil penyelidikan dan penyidikan dari institusi yang memang berwenang untuk itu.
Oleh karena itu, DPR tidak akan serta merta menduga sendiri tanpa memperoleh
hasil penyelidikan dan penyidikan terlebih dahulu dari institusi yang berwenang,
dalam hal ini Komnas HAM sebagai penyelidik dan Kejaksaan Agung sebagai
penyidik sesuai ketentuan UU No. 26 Tahun 2000….”
5. Pada tanggal 27 Agustus 2001 Komnas HAM baru melakukan Penyelidikan atas
peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II berdasarkan surat No. 034/KOMNAS
HAM/VII/2001.
6. Dengan menggunakan penafsiran ekstensif terhadap Pasal 1 angka 8 UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Pengadilan berpendapat bahwa
objek sengketa berupa "pernyataan" sepanjang tidak tertulis adalah masuk kategori
2
SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN
perbuatan/tindakan pejabat administrasi peemrintah. Dengan demikian,
pernyataan Jaksa Agung dapat disengketakan dalam PTUN.
7. Sekalipun Jaksa Agung menyatakan bahwa peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II
bukan pelanggaran HAM yang berat, namun faktanya proses penyelidikan masih
berlangsung dan tidak erpengaruh terhadap objek sengketa (pernyataan Jaksa
Agung).
B. Tuntutan Penggugat dan Putusan Pengadilan
1. Terdapat empat tuntutan yang diajukan, namun yang paling pokok ialah dua
tuntutan yang intinya sebagai berikut:
a. Menyatakan tindakan yang dilakukan oleh Tergugat (Jaksa Agung) dalam
Rapat Kerja antara Komisi III DPR RI dengan dengan Jaksa Agung pada
tanggal 16 Januari 2020, yang menyatakan: "...Peristiwa Semanggi I dan
Semanggi II yang sudah ada hasil rapat paripurna DPR RI yang menyatakan
bahwa peristiwa tersebut bukan merupakan pelanggaran HAM berat,
seharusnya Komnas HAM tidak menindaklanjuti karena tidak ada alasan untuk
dibentuknya Pengadilan ad hoc berdasarkan hasil rekomendasi DPR RI kepada
Presiden untuk menerbitkan Keppres pembentukan Pengadilan HAM ad hoc
sesuai Pasal 43 ayat (2) UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM...”,
adalah perbuatan melawan hukum oleh Badan dan/atau pejabat
pemerintahan;
b. Menghukum Tergugat (Jaksa Agung) untuk membuat pernyataan dalam rapat
kerja dengan DPR RI selanjutnya bahwa peristiwa Semanggi I dan Semanggi
II merupakan peristiwa pelanggaran HAM yang berat berdasarkan penyelidikan
Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti Semanggi I dan II yang dibentuk
pada 30 Juli 2001, segera setelah putusan ini dibacakan.
2. Terdapat empat amar putusan, namun sesungguhnya yang paling pokok hanya
dua amar putusan yang intinya adalah sebagai berikut:
a. Menyatakan Tindakan Pemerintah (Jaksa Agung) berupa penyampaian
pendapat dalam Rapat Kerja antara Komisi III DPR RI dan Jaksa Agung RI
pada tanggal 16 Januari 2020 adalah perbuatan melawan hukum oleh Badan
dan/atau pejabat pemerintahan;
b. Mewajibkan Tergugat (Jaksa Agung) untuk membuat pernyataan terkait
penanganan dugaan Pelanggaran HAM berat Semanggi I dan Semanggi II
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam rapat kerja dengan Komisi III
3
SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN
DPR RI berikutnya, sepanjang belum ada putusan/keputusan yang
menyatakan sebaliknya.
C. Analisis Amar Putusan
1. Apabila memperhatikan amar putusan, Jaksa Agung sesungguhnya tidak diminta
untuk menarik pernyataan atau membuat pernyataan sebagaimana yang diminta
oleh Penggungat.
2. Berdasarkan amar putusan, Jaksa Agung hanya diminta untuk membuat pernyataan
dalam Rapat Kerja Komisi III DPR selanjutnya bahwa penanganan dugaan
Pelanggaran HAM berat peristiwa Semanggi I dan Semanggi II masih dilakukan
proses penyelidikan (keadaan sebenarnya).
3. Lantas hal-hal apa yang perlu dibuat pernyataan oleh Jaksa Agung dalam Rapat
Komisi III DPR selanjutnya. Apabila melihat fakta persidangan, Tergugat (Jaksa
Agung) menyampaikan keadaan yang sebenarnya terkait penanganan peristiwa
Semanggi I dan II saat ini adalah sebagai berikut:
a. Meskipun Laporan Panitia Khusus DPR RI dan Rekomendasi DPR RI kepada
Presiden RI merekomendasikan terhadap kasus Semanggi I dan Semanggi II
diselesaikan melalui peradilan Umum/Militer, Faktanya Tergugat tetap
menerima, melakukan penelitian berkas perkara serta memberikan petunjuk
atas Proses Penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi ad hoc yang dibentuk
Komnas HAM telah untuk melakukan penyelidikan terhadap peristiwa Semanggi
I dan Semanggi II yaitu Komisi Penyelidikan dan Pelanggaran (KPP), dimana
proses penyelidikan yang dilakukan KPP sampai saat ini masih terus
berlangsung;
b. Tergugat sebagai Penyidik perkara pelanggaran HAM yang berat tetap
melakukan koordinasi dengan penyelidik Komnas HAM;
c. KPP Komnas HAM selaku Penyelidik dan Tergugat selaku Penyidik juga telah
melakukan konsultansi dan koordinasi terkait penanganan perkara Semanggi I
dan Semanggi II;
d. Dalam Rapat Kerja dengan DPR RI tanggal 16 Januari 2020, Tergugat juga telah
menyampaikan kepada DPR RI bahwa terhadap penyelesaian pelanggaran HAM
berat, Kejaksaan berkomitmen untuk menyelesaikan sepanjang memenuhi
syarat formil dan materiil serta kelengkapan berkas perkara.
4. Berdasarkan amar putusan tersebut, maka uraian pada angka 3 di atas yang perlu
disampaikan oleh Jaksa Agung dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR
berikutnya.
4
SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN
5. Selain itu, dengan adanya tindakan konkret yang saat ini masih dilakukan oleh
Kejagung, seperti yang diuraikan pada angka 3, maka sesungguhnya pernyataan
Jaksa Agung yang lalu tidak berimplikasi terhadap timbulnya ketidakpastian hukum
dan mendelegitimasi penyelidikan yang telah dilakukan oleh Komnas HAM.

More Related Content

What's hot

Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Panji Setiawan
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataindra wijaya
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Nasria Ika
 
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Muhamad Yogi
 
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docPn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docFajar Pratama
 
Post twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maPost twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maabdul446077
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
Uu bantuan hukum
Uu bantuan hukumUu bantuan hukum
Uu bantuan hukumTyas Moelad
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan Perubahannya
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan PerubahannyaUU MK (Mahkamah Konstitusi) dan Perubahannya
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan PerubahannyaAriniNurFatimah
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiLegal Akses
 
Calon Independent Independent Candidate Constitutional Court Decision
Calon Independent   Independent Candidate   Constitutional Court DecisionCalon Independent   Independent Candidate   Constitutional Court Decision
Calon Independent Independent Candidate Constitutional Court Decisionfritz Siregar
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatUndang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatanthonius karianga
 
2013 pengumuman cpns_kendal
2013 pengumuman cpns_kendal2013 pengumuman cpns_kendal
2013 pengumuman cpns_kendalSuryatno Sadar
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Andy Susanto
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaLegal Akses
 

What's hot (20)

Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004
 
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
 
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docPn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
 
Post twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maPost twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-ma
 
Tugas p kn..
Tugas p kn..Tugas p kn..
Tugas p kn..
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
Uu bantuan hukum
Uu bantuan hukumUu bantuan hukum
Uu bantuan hukum
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan Perubahannya
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan PerubahannyaUU MK (Mahkamah Konstitusi) dan Perubahannya
UU MK (Mahkamah Konstitusi) dan Perubahannya
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
 
Calon Independent Independent Candidate Constitutional Court Decision
Calon Independent   Independent Candidate   Constitutional Court DecisionCalon Independent   Independent Candidate   Constitutional Court Decision
Calon Independent Independent Candidate Constitutional Court Decision
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatUndang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
 
2013 pengumuman cpns_kendal
2013 pengumuman cpns_kendal2013 pengumuman cpns_kendal
2013 pengumuman cpns_kendal
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
 

Similar to Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung

Mahkamah Konstitusi.pptx
Mahkamah Konstitusi.pptxMahkamah Konstitusi.pptx
Mahkamah Konstitusi.pptxBinaSabrina4
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)Fenti Anita Sari
 
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998Merta Triyadi
 
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaRatifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaIr. Soekarno
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Universitas Trisakti
 
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docPn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docFajar Pratama
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Ir. Soekarno
 
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptx
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptxPPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptx
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptxMatahariSuhaimi
 
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptx
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptxOK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptx
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptxssuserfaa0b2
 
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptx
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptxPPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptx
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptxSelviSitumeang512
 
Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009pamuaralabuh
 
RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009Beryl Syamwil
 

Similar to Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung (17)

Mahkamah Konstitusi.pptx
Mahkamah Konstitusi.pptxMahkamah Konstitusi.pptx
Mahkamah Konstitusi.pptx
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
 
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998
Yurisdiksi ICC terhadap Negara non Anggota Statuta Roma 1998
 
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
 
MATERI 4.pptx
MATERI 4.pptxMATERI 4.pptx
MATERI 4.pptx
 
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaRatifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
 
30 syahla aqila
30 syahla aqila30 syahla aqila
30 syahla aqila
 
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.docPn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
Pn jkt.sel 2018_pid.pra_24_putusan_anonimisasi.doc
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
 
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptx
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptxPPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptx
PPT Pengadilan HAM Amel(190510106).pptx
 
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptx
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptxOK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptx
OK_Pengadilan_HAM_di_Indonesia.pptx
 
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptx
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptxPPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptx
PPT Kelompok-3 Studi Kasus Pidana.pptx
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009Hasil rakernas 2009
Hasil rakernas 2009
 
RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009RAKERNAS PA MARI 2009
RAKERNAS PA MARI 2009
 

More from Universitas Trisakti

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAUniversitas Trisakti
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFUniversitas Trisakti
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokUniversitas Trisakti
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Universitas Trisakti
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...Universitas Trisakti
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaUniversitas Trisakti
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaUniversitas Trisakti
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiUniversitas Trisakti
 
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiRekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiUniversitas Trisakti
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatUniversitas Trisakti
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiUniversitas Trisakti
 
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Universitas Trisakti
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiUniversitas Trisakti
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanUniversitas Trisakti
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaUniversitas Trisakti
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenUniversitas Trisakti
 
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTRAli R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTRUniversitas Trisakti
 

More from Universitas Trisakti (20)

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
 
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiRekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
 
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
 
Ali R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesiaAli R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesia
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
 
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTRAli R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
 

Recently uploaded

pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanDIVISIPENCEGAHAN
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggissuser8b8170
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaastrinovianti699
 

Recently uploaded (7)

pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 

Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung

  • 1. 1 SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA TERKAIT PERNYATAAN JAKSA AGUNG PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI III DPR RI (Putusan Nomor 99/G/2020/PTUN-JKT) Ali Rido Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta A. Beberapa Fakta Penting di Persidangan 1. Pernyataan Jaksa Agung disampaikan pada tanggal 16 Januari 2020 saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI. 2. Pernyataan Jaksa Agung mengutip dari hasil panitia khusus DPR RI yang disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 9 Juli 2001 yang menyatakan peristiwa Semanggi I dan II bukan pelanggaran HAM yang berat. 3. Keputusan rapat DPR tersebut, didasarkan pada proses voting, di mana terdapat 3 fraksi yaitu F-PDI P, F-PDKB, dan F-PKB yang menyatakan telah terjadi pelanggaran HAM yang berat dalam peristiwa tersebut. Sementara 7 fraksi, yaitu Golkar, TNI/Polri, PBB, PPP, Reformasi, KKI, PDU yang menyatakan tidak terjadi pelanggaran HAM yang berat. 4. Pada 20 Februari 2008, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan No. 18/PUU- V/2007 yang pada pokoknya menyatakan: "... untuk menentukan perlu tidaknya pembentukan Pengadilan HAM ad hoc atas suatu kasus tertentu menurut locus dan tempus delicti memang memerlukan keterlibatan institusi politik yang mencerminkan representasi rakyat yaitu DPR. Akan tetapi, DPR dalam merekomendasikan pembentukan Pengadilan HAM ad hoc harus memperhatikan hasil penyelidikan dan penyidikan dari institusi yang memang berwenang untuk itu. Oleh karena itu, DPR tidak akan serta merta menduga sendiri tanpa memperoleh hasil penyelidikan dan penyidikan terlebih dahulu dari institusi yang berwenang, dalam hal ini Komnas HAM sebagai penyelidik dan Kejaksaan Agung sebagai penyidik sesuai ketentuan UU No. 26 Tahun 2000….” 5. Pada tanggal 27 Agustus 2001 Komnas HAM baru melakukan Penyelidikan atas peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II berdasarkan surat No. 034/KOMNAS HAM/VII/2001. 6. Dengan menggunakan penafsiran ekstensif terhadap Pasal 1 angka 8 UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Pengadilan berpendapat bahwa objek sengketa berupa "pernyataan" sepanjang tidak tertulis adalah masuk kategori
  • 2. 2 SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN perbuatan/tindakan pejabat administrasi peemrintah. Dengan demikian, pernyataan Jaksa Agung dapat disengketakan dalam PTUN. 7. Sekalipun Jaksa Agung menyatakan bahwa peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II bukan pelanggaran HAM yang berat, namun faktanya proses penyelidikan masih berlangsung dan tidak erpengaruh terhadap objek sengketa (pernyataan Jaksa Agung). B. Tuntutan Penggugat dan Putusan Pengadilan 1. Terdapat empat tuntutan yang diajukan, namun yang paling pokok ialah dua tuntutan yang intinya sebagai berikut: a. Menyatakan tindakan yang dilakukan oleh Tergugat (Jaksa Agung) dalam Rapat Kerja antara Komisi III DPR RI dengan dengan Jaksa Agung pada tanggal 16 Januari 2020, yang menyatakan: "...Peristiwa Semanggi I dan Semanggi II yang sudah ada hasil rapat paripurna DPR RI yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut bukan merupakan pelanggaran HAM berat, seharusnya Komnas HAM tidak menindaklanjuti karena tidak ada alasan untuk dibentuknya Pengadilan ad hoc berdasarkan hasil rekomendasi DPR RI kepada Presiden untuk menerbitkan Keppres pembentukan Pengadilan HAM ad hoc sesuai Pasal 43 ayat (2) UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM...”, adalah perbuatan melawan hukum oleh Badan dan/atau pejabat pemerintahan; b. Menghukum Tergugat (Jaksa Agung) untuk membuat pernyataan dalam rapat kerja dengan DPR RI selanjutnya bahwa peristiwa Semanggi I dan Semanggi II merupakan peristiwa pelanggaran HAM yang berat berdasarkan penyelidikan Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti Semanggi I dan II yang dibentuk pada 30 Juli 2001, segera setelah putusan ini dibacakan. 2. Terdapat empat amar putusan, namun sesungguhnya yang paling pokok hanya dua amar putusan yang intinya adalah sebagai berikut: a. Menyatakan Tindakan Pemerintah (Jaksa Agung) berupa penyampaian pendapat dalam Rapat Kerja antara Komisi III DPR RI dan Jaksa Agung RI pada tanggal 16 Januari 2020 adalah perbuatan melawan hukum oleh Badan dan/atau pejabat pemerintahan; b. Mewajibkan Tergugat (Jaksa Agung) untuk membuat pernyataan terkait penanganan dugaan Pelanggaran HAM berat Semanggi I dan Semanggi II sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam rapat kerja dengan Komisi III
  • 3. 3 SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN DPR RI berikutnya, sepanjang belum ada putusan/keputusan yang menyatakan sebaliknya. C. Analisis Amar Putusan 1. Apabila memperhatikan amar putusan, Jaksa Agung sesungguhnya tidak diminta untuk menarik pernyataan atau membuat pernyataan sebagaimana yang diminta oleh Penggungat. 2. Berdasarkan amar putusan, Jaksa Agung hanya diminta untuk membuat pernyataan dalam Rapat Kerja Komisi III DPR selanjutnya bahwa penanganan dugaan Pelanggaran HAM berat peristiwa Semanggi I dan Semanggi II masih dilakukan proses penyelidikan (keadaan sebenarnya). 3. Lantas hal-hal apa yang perlu dibuat pernyataan oleh Jaksa Agung dalam Rapat Komisi III DPR selanjutnya. Apabila melihat fakta persidangan, Tergugat (Jaksa Agung) menyampaikan keadaan yang sebenarnya terkait penanganan peristiwa Semanggi I dan II saat ini adalah sebagai berikut: a. Meskipun Laporan Panitia Khusus DPR RI dan Rekomendasi DPR RI kepada Presiden RI merekomendasikan terhadap kasus Semanggi I dan Semanggi II diselesaikan melalui peradilan Umum/Militer, Faktanya Tergugat tetap menerima, melakukan penelitian berkas perkara serta memberikan petunjuk atas Proses Penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi ad hoc yang dibentuk Komnas HAM telah untuk melakukan penyelidikan terhadap peristiwa Semanggi I dan Semanggi II yaitu Komisi Penyelidikan dan Pelanggaran (KPP), dimana proses penyelidikan yang dilakukan KPP sampai saat ini masih terus berlangsung; b. Tergugat sebagai Penyidik perkara pelanggaran HAM yang berat tetap melakukan koordinasi dengan penyelidik Komnas HAM; c. KPP Komnas HAM selaku Penyelidik dan Tergugat selaku Penyidik juga telah melakukan konsultansi dan koordinasi terkait penanganan perkara Semanggi I dan Semanggi II; d. Dalam Rapat Kerja dengan DPR RI tanggal 16 Januari 2020, Tergugat juga telah menyampaikan kepada DPR RI bahwa terhadap penyelesaian pelanggaran HAM berat, Kejaksaan berkomitmen untuk menyelesaikan sepanjang memenuhi syarat formil dan materiil serta kelengkapan berkas perkara. 4. Berdasarkan amar putusan tersebut, maka uraian pada angka 3 di atas yang perlu disampaikan oleh Jaksa Agung dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR berikutnya.
  • 4. 4 SERI ANALISIS PUTUSAN PERADILAN 5. Selain itu, dengan adanya tindakan konkret yang saat ini masih dilakukan oleh Kejagung, seperti yang diuraikan pada angka 3, maka sesungguhnya pernyataan Jaksa Agung yang lalu tidak berimplikasi terhadap timbulnya ketidakpastian hukum dan mendelegitimasi penyelidikan yang telah dilakukan oleh Komnas HAM.