SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
REKOMENDASI PENYELESAIAN
DISHARMONI PUU MELALUI MEDIASI
Ali Rido
Dept. Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Univ. Trisakti
Disampaikan pada Diskusi Publik “Rekomendasi Implementasi Penyelesaian Disharmoni Peraturan Perundang-Undangan
Melalui Jalur Mediasi”, Balitbang, Kemenkumham RI, 29 Juli 2020.
ASPEK FORMIL PERMENKUMHAM NO. 2/2019
❑ Aspek Formil→Inkonsistensi penulisan awal suku kata.
▪ Suku awal kata tidak ditulis kapital padahal telah didefinsikan dalam Pasal 1 yaitu terdapat pada:
a. “disharmoni”→Pasal 1 angka 3, Pasal 3, Pasal 5, dan Pasal 16.
b. “peraturan perundang-undangan”→Pasal 2 huruf d, Pasal 3, Pasal 5, Pasal 16, dan Pasal 18.
▪ Objek yang belum didefinisikan tapi pada awal suku kata ditulis kapital:
a. “Pemohon”→Pasal 6, Pasal 7 ayat (2) dan (4), Pasal 8 ayat (3), Pasal 13 ayat (1) huruf a, dan Pasal 15 ayat
(6).
b. “Pihak Terkait”→Pasal 8 ayat (2), (3), Pasal 13 ayat (1) huruf a, Pasal 13 ayat (2), (3), dan Pasal 15 ayat
(6);
c. “Pejabat Pimpinan Tinggi Pertama “→Pasal 8 ayat (2);
d. “Ahli”→Pasal 9 ayat (1), dan Pasal 13 ayat (1) huruf b;
e. “Para Pihak”→Pasal 13 ayat (1) huruf c, Pasal 15 ayat (1), (2), (3), (4), dan Pasal 16;
f. “Rekomendasi”→Pasal 13 ayat (3), Pasal 14 huruf b, Pasal 15 ayat (6), Pasal 17 ayat (1), (6), dan Pasal 19
ayat (2).
LANJUTAN ASPEK FORMIL
❑ Pasal 8 ayat (1): inkonsisten penyebatuan pasal→ “....ketentuan Pasal
2....”, harusnya “sebagaimana dimaksud dalam Pasal...”.
❑ Definisi objek pada bagian materi pokok yang diatur Permen (Pasal
4)→kontradiktif dg Lamp. II angka 98 UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU
No. 15 Tahun 2019.
“Pemenkumham No. 2 Tahun 2019 merupakan pengganti dari
Permenkumham No. 32 Tahun 2017, harusnya itu lebih sempurna
tapi malah sebaliknya”
ASPEK MATERIIL DAN KAITAN DENGAN PENELITIAN
❑ Implementasi Pemohon→logika jeruk makan jeruk→Pasal 3 huruf b dihapus karena apa
mungkin aturannya sendiri dipersoalkan?, kecuali dapat mengajukan permohonan PUU selain
dimaksud dalam Pasal (2).
❑ Penjadwalan mediasi (Pasal 10 (2)→perpanjangan pelaksanaan mediasi harus ditentukan berapa
lama waktunya agar:
▪ Mewujudkan fairness dan kepastian hukum;
▪ Efektivitas dan efisiensi.
❑ Maksud objek PUU yg dimediasi dan yg diepriksa karena disharmoni harusnya tidak hanya
yang bertentangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 19 Permenkumham No.
2/2019→perlu ditambah bertentangan dengan:
▪ kepentingan umum, dan/atau kesusilaan→lihat Pasal 250 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 jo.
UU No. 9 Tahun 2015, Putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015, dan Putusan MK No. 56/PUU-
XIV/2016
▪ Usulan diksi disharmoninya: “…dan/atau…”
LANJUTAN ASPEK MATERIL
❑Perlu mengatur jika mediasi tidak berhasil karena Pasal 15
hanya mengatur jika berhasil. →agar tujuan
Permenkumham tercapai yaitu menyelesaikan disharmoni
PUU.
❑Tindaklanjut kesepakatan/tidak sepakat dlm waktu 30 dan
60 hari tidak logis (Pasal 15 ayat (4) dan Pasal 17 ayat (2),
karena jika hasil mediasi harus dilakukan perubahan PUU
maka waktu itu tidak cukup→frasa seharusnya, misalnya:
▪Pihak terkait→menyusun perubahan atas PUU.→perlu ada
exit strategy.
LANJUTAN ASPEK FORMIL
❑ Tumpulnya rekomendasi hasil mediasi→Perda Kota Bogor No. 12/2008 ttg KTR diubah dg
Perda No. 10/2018 tapi justeru kebalikannya dari rekomendasi. Solusi bagaimana?:
▪ Pasca rekomendasi, idealnya harus juga ada monitoring terhadap rekomendasi hasil
mediasi.
❑ Untuk perkada rekomendasi dan hasil pemeriksaan yang disharmoni, dapat langsung
diteruskan kepada Mendagri (Perkada Prov) dan pada Gubernur (Pekada kab/kota) untuk
dicabut. Alasan:
▪ Perkada dibentuk hanya oleh kepala daerah sebagai satuan bestuur (pemerintahan),
sehingga dalam kerangka negara kesatuan Pemerintah Pusat sebagai satuan bestuur yang
lebih tinggi memiliki kewenangan untuk membatalkan Perkada;
▪ Putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015 dan Putusan MK No. 56/PUU-XIV/2016, tidak
membatalkan kewenangan pembatalan Perkada.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
KutsiyatinMSi
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
KutsiyatinMSi
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Winarto Winartoap
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Winarto Winartoap
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulp
Ismed Nur
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Winarto Winartoap
 

What's hot (20)

Intruksi mendagri nomor 16 tahun 2021 tentang perubahan inmendagri nomor 15 t...
Intruksi mendagri nomor 16 tahun 2021 tentang perubahan inmendagri nomor 15 t...Intruksi mendagri nomor 16 tahun 2021 tentang perubahan inmendagri nomor 15 t...
Intruksi mendagri nomor 16 tahun 2021 tentang perubahan inmendagri nomor 15 t...
 
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasanPp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
 
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usahaSyarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
 
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
RPJM dan RKP
RPJM dan RKPRPJM dan RKP
RPJM dan RKP
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
 
Ihwal pemekaran
Ihwal pemekaranIhwal pemekaran
Ihwal pemekaran
 
Pp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pnsPp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pns
 
Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
27 18pr003
27 18pr00327 18pr003
27 18pr003
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulp
 
PKPU Nomor 15 Tahun 2017
PKPU Nomor 15 Tahun 2017PKPU Nomor 15 Tahun 2017
PKPU Nomor 15 Tahun 2017
 
PKPU nomor 12 tahun 2015
PKPU nomor 12 tahun 2015PKPU nomor 12 tahun 2015
PKPU nomor 12 tahun 2015
 
Bantuan Hukum
Bantuan HukumBantuan Hukum
Bantuan Hukum
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
Keppres Libur Nasional Pilkada 2018
Keppres Libur Nasional Pilkada 2018Keppres Libur Nasional Pilkada 2018
Keppres Libur Nasional Pilkada 2018
 

Similar to Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi (11)

SK-Ka-Diskominfo-Nomor-35-Tahun-2021-tentang-Daftar-Informasi-Publik-yang-Dik...
SK-Ka-Diskominfo-Nomor-35-Tahun-2021-tentang-Daftar-Informasi-Publik-yang-Dik...SK-Ka-Diskominfo-Nomor-35-Tahun-2021-tentang-Daftar-Informasi-Publik-yang-Dik...
SK-Ka-Diskominfo-Nomor-35-Tahun-2021-tentang-Daftar-Informasi-Publik-yang-Dik...
 
Uji kompetensi dasar 1
Uji kompetensi dasar 1Uji kompetensi dasar 1
Uji kompetensi dasar 1
 
U u p p h i versi seorang pengacara
U u p p h i versi seorang pengacaraU u p p h i versi seorang pengacara
U u p p h i versi seorang pengacara
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
 
PPT Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Proyek
PPT Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian ProyekPPT Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Proyek
PPT Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Proyek
 
Rancangan Kontrak
Rancangan KontrakRancangan Kontrak
Rancangan Kontrak
 
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
 
Putusan DKPP Nomor 123 Tahun 2020
Putusan DKPP Nomor 123 Tahun 2020Putusan DKPP Nomor 123 Tahun 2020
Putusan DKPP Nomor 123 Tahun 2020
 
Draft Kontrak Pembangunan.pdf
Draft Kontrak Pembangunan.pdfDraft Kontrak Pembangunan.pdf
Draft Kontrak Pembangunan.pdf
 
Uu 01 1964
Uu 01 1964Uu 01 1964
Uu 01 1964
 

More from Universitas Trisakti

More from Universitas Trisakti (20)

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
 
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungAnalisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
 
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
 
Ali R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesiaAli R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesia
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
 

Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi

  • 1. REKOMENDASI PENYELESAIAN DISHARMONI PUU MELALUI MEDIASI Ali Rido Dept. Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Univ. Trisakti Disampaikan pada Diskusi Publik “Rekomendasi Implementasi Penyelesaian Disharmoni Peraturan Perundang-Undangan Melalui Jalur Mediasi”, Balitbang, Kemenkumham RI, 29 Juli 2020.
  • 2. ASPEK FORMIL PERMENKUMHAM NO. 2/2019 ❑ Aspek Formil→Inkonsistensi penulisan awal suku kata. ▪ Suku awal kata tidak ditulis kapital padahal telah didefinsikan dalam Pasal 1 yaitu terdapat pada: a. “disharmoni”→Pasal 1 angka 3, Pasal 3, Pasal 5, dan Pasal 16. b. “peraturan perundang-undangan”→Pasal 2 huruf d, Pasal 3, Pasal 5, Pasal 16, dan Pasal 18. ▪ Objek yang belum didefinisikan tapi pada awal suku kata ditulis kapital: a. “Pemohon”→Pasal 6, Pasal 7 ayat (2) dan (4), Pasal 8 ayat (3), Pasal 13 ayat (1) huruf a, dan Pasal 15 ayat (6). b. “Pihak Terkait”→Pasal 8 ayat (2), (3), Pasal 13 ayat (1) huruf a, Pasal 13 ayat (2), (3), dan Pasal 15 ayat (6); c. “Pejabat Pimpinan Tinggi Pertama “→Pasal 8 ayat (2); d. “Ahli”→Pasal 9 ayat (1), dan Pasal 13 ayat (1) huruf b; e. “Para Pihak”→Pasal 13 ayat (1) huruf c, Pasal 15 ayat (1), (2), (3), (4), dan Pasal 16; f. “Rekomendasi”→Pasal 13 ayat (3), Pasal 14 huruf b, Pasal 15 ayat (6), Pasal 17 ayat (1), (6), dan Pasal 19 ayat (2).
  • 3. LANJUTAN ASPEK FORMIL ❑ Pasal 8 ayat (1): inkonsisten penyebatuan pasal→ “....ketentuan Pasal 2....”, harusnya “sebagaimana dimaksud dalam Pasal...”. ❑ Definisi objek pada bagian materi pokok yang diatur Permen (Pasal 4)→kontradiktif dg Lamp. II angka 98 UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019. “Pemenkumham No. 2 Tahun 2019 merupakan pengganti dari Permenkumham No. 32 Tahun 2017, harusnya itu lebih sempurna tapi malah sebaliknya”
  • 4. ASPEK MATERIIL DAN KAITAN DENGAN PENELITIAN ❑ Implementasi Pemohon→logika jeruk makan jeruk→Pasal 3 huruf b dihapus karena apa mungkin aturannya sendiri dipersoalkan?, kecuali dapat mengajukan permohonan PUU selain dimaksud dalam Pasal (2). ❑ Penjadwalan mediasi (Pasal 10 (2)→perpanjangan pelaksanaan mediasi harus ditentukan berapa lama waktunya agar: ▪ Mewujudkan fairness dan kepastian hukum; ▪ Efektivitas dan efisiensi. ❑ Maksud objek PUU yg dimediasi dan yg diepriksa karena disharmoni harusnya tidak hanya yang bertentangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 19 Permenkumham No. 2/2019→perlu ditambah bertentangan dengan: ▪ kepentingan umum, dan/atau kesusilaan→lihat Pasal 250 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 jo. UU No. 9 Tahun 2015, Putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015, dan Putusan MK No. 56/PUU- XIV/2016 ▪ Usulan diksi disharmoninya: “…dan/atau…”
  • 5. LANJUTAN ASPEK MATERIL ❑Perlu mengatur jika mediasi tidak berhasil karena Pasal 15 hanya mengatur jika berhasil. →agar tujuan Permenkumham tercapai yaitu menyelesaikan disharmoni PUU. ❑Tindaklanjut kesepakatan/tidak sepakat dlm waktu 30 dan 60 hari tidak logis (Pasal 15 ayat (4) dan Pasal 17 ayat (2), karena jika hasil mediasi harus dilakukan perubahan PUU maka waktu itu tidak cukup→frasa seharusnya, misalnya: ▪Pihak terkait→menyusun perubahan atas PUU.→perlu ada exit strategy.
  • 6. LANJUTAN ASPEK FORMIL ❑ Tumpulnya rekomendasi hasil mediasi→Perda Kota Bogor No. 12/2008 ttg KTR diubah dg Perda No. 10/2018 tapi justeru kebalikannya dari rekomendasi. Solusi bagaimana?: ▪ Pasca rekomendasi, idealnya harus juga ada monitoring terhadap rekomendasi hasil mediasi. ❑ Untuk perkada rekomendasi dan hasil pemeriksaan yang disharmoni, dapat langsung diteruskan kepada Mendagri (Perkada Prov) dan pada Gubernur (Pekada kab/kota) untuk dicabut. Alasan: ▪ Perkada dibentuk hanya oleh kepala daerah sebagai satuan bestuur (pemerintahan), sehingga dalam kerangka negara kesatuan Pemerintah Pusat sebagai satuan bestuur yang lebih tinggi memiliki kewenangan untuk membatalkan Perkada; ▪ Putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015 dan Putusan MK No. 56/PUU-XIV/2016, tidak membatalkan kewenangan pembatalan Perkada.