SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
CONSTITUTIONAL DICTATORSHIP (DIKTATOR
KONSTITUSIONAL)
ALI RIDO
DEPT. HUKUMTATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
PENDAHULUAN
 Clinton L. Rossiter: The principle of the constitutional dictatorship find
its rationale the fundamental fact:
“the complex system of government of the democratic, constitutional state is
essentially designed to function under normal, peaceful conditions, and is
often unequal to the exigencies of great national
crisis”Democracy is a child of peace and cannot live a part from its
mother”.
 Levinson and Balkin: The constitutional dictatorship is a dictatorship because
the power conferred on the dictator combines elements of judicial, legislative,
and executive power.
APAKAH DIBOLEHKAN?
 PENDAPAT ASSHIDDIQIE:
 “the state of emergency”: semua aturan-aturan konstitusional yang baik itu seringkali terbentur
dengan kasus-kasus keadaan tidak normal yang sering terjadi dalam praktik, sehingga keadaan
darurat yang memerlukan tindakan-tindakan pemerintahan yang cepat dan mendesak, yang
seringkali harus dilakukan dengan menabrak dan menerobos segala aturan yang berlaku dalam
keadaan normal, atau bahkan dengan cara melanggar aturan-aturan konstitusi itu sendiri.
 Tujuan: agar ancaman bahaya dapat diatasi sedemikian rupa sehingga keadaan negara dapat segera
kembali pulih dengan sistem hukum yang normal kembali berfungsi.
 PENDAPAT FEREJOHN DAN PASQUINO:
 “Emergency powers, exercised in this conservative way, have long been thought to be a vital and,
perhaps, even an essential component of a liberal constitutional—that is, a rights-protecting—
government. They are the key to resolving the dilemma faced by such governments when they are
under either external or internal attack.”
 Poin inti: pendapat tersebut dg melihat praktik di Romawi Kuno Romawi kuno bahwa pemerintahan
eksekutif tidak diperbolehkan mengadakan perubahan sepihak secara permanen terhadap sistem
hukum dan konstitusi, kecuali hanya untuk sementara waktu karena timbulnya keadaan darurat.
LANJUTAN
 PENDAPAT CLINTON ROSSITER:
 “constitutional dictatorship” diperlukan sebagai faktor yang tidak terhindarkan dan
menentukan untuk menjaga keberadaan negara demokrasi konstitusional. Bahkan
dikatakan, adalah merupakan kebenaran yang tidak terhindarkan bahwa “No form
of government can survive that excludes dictatorship when the life of the nation is at
stake.” Apabila mengabaikan pentingnya ‘dictatorship’, tidak ada bentuk
pemerintahan apapun yang dapat bertahan hidup ketika nyawanya bangsa sedang
dipertaruhkan.
 Keadaan darurat yang mengharuskan berperannya seorang “Dictator Konstitusional”,
mendapat kritik seperti dari Levinson dan Balkin dengan menyatakan bahwa: “non-
unitary executive”, yaitu pusat kekuasaan pemerintahan di zaman sekarang bergerak
tidak lagi memusat ke satu pemegang jabatan eksekutif (monocratic), tetapi
berkembang semakin terdistribusi ke banyak pusat eksekusi yang bersifat
independen.sebagai gejala “Distributed Dictatorship”.
BAGAIMANA MENCEGAHNYA?
 Memperkuat peran para wakil rakyat di parlemen. Tetapi, tidak perlu sampai
menempatkan pusat kekuasaan di lembaga perwakilan rakyat (tidak perlu meniru
“neo-Roman model” maupun “the new legislative model”).
 Pengarusutamaan pendekatan biasa yang diatur dengan undang-undang atau
optimalisasi regulasi yang telah ada.
 ‘Epicentrum’ penentuan keadaan darurat itu di tangan lembaga legislatif, bukan lagi
di tangan “chief executive”.
 Penegasan berapa lama batas waktu kedaruratan dan apa syarat dan prosedur
untuk perpanjangannya dan pencabutan keadaan darurat itu.
 Dalam pelaksanaan kekuasaan darurat harus terus diawasi secara efektif oleh wakil
rakyat di parlemen dan pengujian independent oleh lembaga peradilan.
PENUTUP
The notion of ‘constitutional dictatorship’ may seem at first a
contradiction in terms, but it is a reality that every modern
democracy (like very ancient one) must eventually face.
Whatever problems may attend the design of emergency powers
in a constitutional democracy, it would be even worse to slide
into patently unconstitutional dictatorships; the past century
alone has witnessed far too many examples.”
(Levinson and Balkin, 2010)
TERIMA KASIH
ali.rido_ @alirido_ Ali Rido alirido@trisakti.ac.id

More Related Content

Similar to Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)

Rusma konstitusionalisme1
Rusma konstitusionalisme1Rusma konstitusionalisme1
Rusma konstitusionalisme1
Marsono Jambi
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaan
La Mone
 

Similar to Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional) (20)

33
3333
33
 
33
3333
33
 
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahankorelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
 
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahankorelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
korelasi negara hukum dengan sistem pemerintahan
 
UTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdfUTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdf
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Makalah hukum tata negara (2)
Makalah hukum tata negara (2)Makalah hukum tata negara (2)
Makalah hukum tata negara (2)
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
 
Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraMengupas penyelenggara kekuasaan negara
Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Hukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara editHukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara edit
 
TEORI_LEMBAGA_NEGARA.ppt
TEORI_LEMBAGA_NEGARA.pptTEORI_LEMBAGA_NEGARA.ppt
TEORI_LEMBAGA_NEGARA.ppt
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
 
Kel filosofi sosial dan politik(1)
Kel  filosofi sosial dan politik(1)Kel  filosofi sosial dan politik(1)
Kel filosofi sosial dan politik(1)
 
Rusma konstitusionalisme1
Rusma konstitusionalisme1Rusma konstitusionalisme1
Rusma konstitusionalisme1
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
 
TRIAS POLITICA.pptx
TRIAS POLITICA.pptxTRIAS POLITICA.pptx
TRIAS POLITICA.pptx
 
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementerSistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaan
 

More from Universitas Trisakti

More from Universitas Trisakti (20)

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
 
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungAnalisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
 
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiRekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
 
Ali R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesiaAli R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesia
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
 
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTRAli R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
Ali R-Membaca Peluang Hasil Judicial Review Perda KTR
 

Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)

  • 1. CONSTITUTIONAL DICTATORSHIP (DIKTATOR KONSTITUSIONAL) ALI RIDO DEPT. HUKUMTATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
  • 2. PENDAHULUAN  Clinton L. Rossiter: The principle of the constitutional dictatorship find its rationale the fundamental fact: “the complex system of government of the democratic, constitutional state is essentially designed to function under normal, peaceful conditions, and is often unequal to the exigencies of great national crisis”Democracy is a child of peace and cannot live a part from its mother”.  Levinson and Balkin: The constitutional dictatorship is a dictatorship because the power conferred on the dictator combines elements of judicial, legislative, and executive power.
  • 3. APAKAH DIBOLEHKAN?  PENDAPAT ASSHIDDIQIE:  “the state of emergency”: semua aturan-aturan konstitusional yang baik itu seringkali terbentur dengan kasus-kasus keadaan tidak normal yang sering terjadi dalam praktik, sehingga keadaan darurat yang memerlukan tindakan-tindakan pemerintahan yang cepat dan mendesak, yang seringkali harus dilakukan dengan menabrak dan menerobos segala aturan yang berlaku dalam keadaan normal, atau bahkan dengan cara melanggar aturan-aturan konstitusi itu sendiri.  Tujuan: agar ancaman bahaya dapat diatasi sedemikian rupa sehingga keadaan negara dapat segera kembali pulih dengan sistem hukum yang normal kembali berfungsi.  PENDAPAT FEREJOHN DAN PASQUINO:  “Emergency powers, exercised in this conservative way, have long been thought to be a vital and, perhaps, even an essential component of a liberal constitutional—that is, a rights-protecting— government. They are the key to resolving the dilemma faced by such governments when they are under either external or internal attack.”  Poin inti: pendapat tersebut dg melihat praktik di Romawi Kuno Romawi kuno bahwa pemerintahan eksekutif tidak diperbolehkan mengadakan perubahan sepihak secara permanen terhadap sistem hukum dan konstitusi, kecuali hanya untuk sementara waktu karena timbulnya keadaan darurat.
  • 4. LANJUTAN  PENDAPAT CLINTON ROSSITER:  “constitutional dictatorship” diperlukan sebagai faktor yang tidak terhindarkan dan menentukan untuk menjaga keberadaan negara demokrasi konstitusional. Bahkan dikatakan, adalah merupakan kebenaran yang tidak terhindarkan bahwa “No form of government can survive that excludes dictatorship when the life of the nation is at stake.” Apabila mengabaikan pentingnya ‘dictatorship’, tidak ada bentuk pemerintahan apapun yang dapat bertahan hidup ketika nyawanya bangsa sedang dipertaruhkan.  Keadaan darurat yang mengharuskan berperannya seorang “Dictator Konstitusional”, mendapat kritik seperti dari Levinson dan Balkin dengan menyatakan bahwa: “non- unitary executive”, yaitu pusat kekuasaan pemerintahan di zaman sekarang bergerak tidak lagi memusat ke satu pemegang jabatan eksekutif (monocratic), tetapi berkembang semakin terdistribusi ke banyak pusat eksekusi yang bersifat independen.sebagai gejala “Distributed Dictatorship”.
  • 5. BAGAIMANA MENCEGAHNYA?  Memperkuat peran para wakil rakyat di parlemen. Tetapi, tidak perlu sampai menempatkan pusat kekuasaan di lembaga perwakilan rakyat (tidak perlu meniru “neo-Roman model” maupun “the new legislative model”).  Pengarusutamaan pendekatan biasa yang diatur dengan undang-undang atau optimalisasi regulasi yang telah ada.  ‘Epicentrum’ penentuan keadaan darurat itu di tangan lembaga legislatif, bukan lagi di tangan “chief executive”.  Penegasan berapa lama batas waktu kedaruratan dan apa syarat dan prosedur untuk perpanjangannya dan pencabutan keadaan darurat itu.  Dalam pelaksanaan kekuasaan darurat harus terus diawasi secara efektif oleh wakil rakyat di parlemen dan pengujian independent oleh lembaga peradilan.
  • 6. PENUTUP The notion of ‘constitutional dictatorship’ may seem at first a contradiction in terms, but it is a reality that every modern democracy (like very ancient one) must eventually face. Whatever problems may attend the design of emergency powers in a constitutional democracy, it would be even worse to slide into patently unconstitutional dictatorships; the past century alone has witnessed far too many examples.” (Levinson and Balkin, 2010)
  • 7. TERIMA KASIH ali.rido_ @alirido_ Ali Rido alirido@trisakti.ac.id