SlideShare a Scribd company logo
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 1
MODUL
PEMBANGKITAN SINYAL
I. Tujuan
1. Peserta mengerti cara membangkitkan sinyal menggunakan Matlab
2. Peserta dapat membangkitkan nada dasar menggunakan Matlab
II. Perangkat Yang Diperlukan
 1 set PC yang dilengkapi dengan software Matlab
III. Langkah-Langkah Percobaan
3.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinu
a) Pembangkitan sinyal sinus (sinyal periodic)
Sinyal sinus memiliki bentuk umum:
dimana A= Amplitudo, = perode, f=frekuensi, dan adalah sudut phase.
Untuk membangkitkan sinyal sinus, buat program berikut
fs=1000; % frekuensi sampling 1kHz
t=0:1/fs:1; % untuk 1 detik
A=1; % amplitudo 1
f=1; % frekuensi 1Hz
phase=0; % sudut fase 0
x=A*sin(2*pi*f*t + phase);
plot(t,x)
xlabel('t')
ylabel('sin(t)')
title('Sinyal Sinus')
simpan dan jalankan, maka akan tampil grafik berikut:
Sinyal yang terbangkit adalah sebuah sinus dengan amplitudo A= 1, frekuensi f = 1 Hz dan fase
awal θ = 0. Diharapkan anda sudah memahami tiga parameter dasar pada sinyal sinus ini.
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
t
sin(t)
Sinyal Sinus
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 2
3.2 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit
a) Pembangkitan sinyal/barisan cuplik satuan atau sample unit
Barisan cuplik satuan memiliki bentuk umum:
atau
untuk membangkitkan barisan cuplik satuan, ketikkan program berikut:
k=0;
n1=-5;
n2=5;
n =[n1:n2];
x =[(n-k) == 0]; % akan bernilai 1 saat(n-k)=0, selain itu berniali 0
stem(n,x);
title('Sinyal Cuplik Satuan')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
hasil plotnya adalah
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Sinyal Cuplik Satuan
n
x[n]
Akan lebih efektif jika program dibuat dalam bentuk function (pada modul ini akan diberi
contoh membuat function untuk membangkitkan fungsi sinus, selanjutnya diharapkan
Saudara bisa membuat function sendiri).
function []=sinus(A, f, phase)
fs=1000; % frekuensi sampling 1kHz
t=0:1/fs:1; % untuk 1 detik
x=A*sin(2*pi*f*t + phase);
plot(t,x);
xlabel('t')
ylabel('sin(t)')
title('Sinyal Sinus')
untuk memanggil/menggunakan fungsi tersebut, cukup ketikkan:
>> sinus(2, 2, 0) %membangkitkan fungsi sinus dengan A=2, f=2, dan sudut phase=0
Untuk lebih memahami pengaruh perubahan tiga parameter tersebut, coba lanjutkan program
Saudara dengan mengubah-ubah ketiga parameter tersebut untuk beberapa nilai (minimal 3
nilai). Kemudian perhatikan apa yang terjadi dan beri komentar Anda terhadap perubahan yang
terjadi. (Note: untuk melihat pengaruh perubahan suatu parameter, misal parameter Amplitudo,
anda dapat mengubah-ubah niali Amplitudo tersebut pada beberapa nilai, sedangakan
parameter yang lain tetap/tidak diubah)
Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan 3 nilai k yang berbeda-beda. Anda
juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2. Catat apa yang terjadi.
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 3
b) Pembangkitan sinyal Langkah Satuan (Unit Step)
Barisan langkah satuan memiliki bentuk umum:
atau
untuk membangkitkan barisan langkah satuan, ketikkan program berikut:
k=0;
n1=-5;
n2=5;
n =[n1:n2];
x =[(n-k) >= 0];
stem(n,x);
title('Sinyal Langkah Satuan')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
hasil running program diatas adalah:
c) Pembangkitan sinyal eksponensial
Sinyal eksponensial didefinisikan sebagai berikut:
untuk membangkitkan barisan eksponensial, ketikkan program berikut:
a=0.5
n1=-5;
n2=5;
n =[n1:n2]
x=a.^n
stem(n,x);
title('Sinyal Eksponensial')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
hasil running program diatas adalah:
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Sinyal Langkah Satuan
n
x[n]
Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan tiga nilai k yang berbeda-beda.
Anda juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2. Catat apa yang terjadi.
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 4
d) Pembangkitan sinyal acak
Untuk membangkitkan sinyal acak, ketikkan program berikut:
n1=-10;
n2=10;
n =[n1:n2];
p=length(n);
x=rand(1,p);
stem(n,x);
title('Sinyal random')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
hasil running program diatas adalah:
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
0
5
10
15
20
25
30
35
Sinyal Eksponensial
n
x[n]
-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Sinyal random
n
x[n]
Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan nilai a yang berbeda-beda, yaitu
tiga nilai a untuk a>1, a<1 dan diantaranya. Anda juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2.
Catat apa yang terjadi.
Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga
bernilai 15, 12, 10, 60, 70, dan 80. Catat apa yang terjadi ?
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 5
e) Pembangkitan sinyal sinus waktu diskrit
Sinyal sinus merupakan sinyal periodic. Secara umum sifat dasar dari sinyal waktu diskrit memiliki
kemiripan dengan sinus waktu kontinyu. Untuk membangkitkan sinyal sinus waktu diskrit.
Fs=20;%frekuensi sampling
t=0:1/Fs:1;%proses normalisasi
f=1;
A=1;
x=A*sin(2*pi*f*t);
stem(t,x)
title('Sinyal sinus waktu diskrit')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
hasil running program diatas adalah:
3.3 Pembangkitan Sinyal Suara
Sebelum memulai membuat suara(music), mari kita tinjau kembali sedikit dasar dari sinyal AC.
Anggaplah sinyal sinus seperti ditunjukkan oleh gambar.
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Sinyal sinus waktu diskrit
n
x[n]
Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, gantilah nilai Fs, f, dan A untuk beberapa
nilai. Beri komentar Anda!
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 6
Sinyal sinus tersebut mempunyai persamaan matematis berikut:
v(t) = A * sin (2*pi*f*t)
Dimana: A = amplitudo
f = frekuensi (Hertz)
t = waktu (detik)
T merupakan periode sinyal (dalam detik) dan T=1/f.
Suara (sound) terbentuk ketika gelombang diatas digunakan untuk menggetarkan molekul bahan
perantara pada frekuensi yang dapat didengar manusia (frekuensi audio) yaitu dalam range 300Hz
sampai 3kHz.
Bila ingin membuat gelombang / sinyal seperti pada gambar 4, perlu mengevaluasi persamaan
v(t)=A.sin (2*pi*f*t), pada waktu diskrit (t pada gambar 4 ditunjukkan sebagai waktu sesaat
dengan titik merah), biasanya pada selang waktu tertentu (jarak antar t).
Selang waktu antar t tersebut, untuk selanjutnya disebut interval waktu, haruslah cukup
(seberapa cukup? Ingat kriteria Nyquist) untuk mendapatkan sinyal yang halus. Interval waktu ini
disebut sebagai interval sampling atau sampling-rate, dan merupakan proses pencuplikan sinyal
kontinyu menjadi sinyal diskrit pada titik-titik yang disebut sampling.
Sampling rate, pada gambar diatas adalah Ts, yang merupakan frekuensi sampling, dengan fs
=1/Ts. Sebagai contoh, perintah pada Matlab untuk menghasilkan sinyal sinus dengan amplitudo
1, pada frekuensi 466,16Hz (adalah nada A pada tabel oktaf) adalah
>>fs=8000;
>>t=0:1/fs:1;
>>v=sin(2*pi*466.16*t);
sekarang vektor v berisi sampel dari sinyal sinus pada t=0 sampai t=1, dengan jarak antar sampel
adalah 1/8000 detik, merupakan kualitas standar suara audio. Sekarang sinyal sinus tersebut
dapat digambarkan ataupun didengarkan.
Untuk menggambarkan sinyal tersebut digunakan perintah:
>>plot(v);
Untuk mendengarkan vektor v tersebut pada frekuensi sampling 8KHz (default), tentu saja
komputer anda harus dilengkapi dengan Sound Card dan Speaker, digunakan perintah:
>>sound(v);
Untuk menyimpan vektor v dalam format wav kedalam harddisk komputer digunakan perintah:
>>wavwrite(v,’namafile’);
Tabel 1. Standar frekuensi nada-nada pada oktaf dasar
Nada C D E F G A B C
Frek(Hz) 262 294 330 349 392 440 494 523
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 7
Lakukakan langkah-langkah percobaan sebagai berikut:
1. Buatlah file baru pada Matlab Editor.
2. Membuat nada A pada frekuensi 440Hz. Ketikkan perintah berikut.
fs = 8000; % frekuensi sampling pada 8KHz
t = 0:1/fs:1; % panjang tiap nada 1 detik
v = .5*cos(2*pi*440*t); % nada A
subplot(2,1,1);
plot(t,v); % gambarkan sinyal v
axis([0 .01 -1 1]) % atur skala
sound(v,fs); % bunyikan pada fs 8kHz!
title('.5cos((2pi)440*t)')
xlabel('Time (sec)')
ylabel('v(t)')
3. Tambahkan offset DC pada sinyal nada A sebelumnya. Ketiklah perintah tambahan
berikut dibawah listing nomor 2. Dan jalankan kembali.
pause
v1 = .5+v; % apa yang terjadi bila ditambah komponen DC
subplot(2,1,2);
plot(t,v1);
axis([0 .01 -1 1])
sound(v1,fs);
title('0.5 + .5cos((2pi)440*t)')
xlabel('Time (sec)')
ylabel('v1(t)')
Maka seharusnya akan terdengar nada yang sama karena telinga manusia tidak merespon
bias DC. Bila tidak terdengar sama kemungkinan speaker telah saturasi yang menyebabkan
sinyal terpotong.
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01
-1
-0.5
0
0.5
1
.5cos((2pi)440*t)
Time (sec)
v(t)
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01
-1
-0.5
0
0.5
1
0.5 + .5cos((2pi)440*t)
Time (sec)
v1(t)
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 8
4. Bagaimana bila dua buah nada digabung. Buatlah file baru. Ketikkan perintah baru berikut.
fs = 8000; % frekuensi sampling pada 8KHz
t = 0:1/fs:1; % panjang tiap nada
v = .5*cos(2*pi*440*t); % nada A
v2 = v+.5*cos(2*pi*880*t); % ditambahkan nada lain
sound(v2,fs); % bunyikan pada fs 8kHz
plot(t,v2);
title('2 nada')
axis([0 .01 -1 1])
xlabel('Time (sec)')
ylabel('v2(t)')
5. Membuat suara dengan frekuensi yang semakin naik. Ketikkan perintah baru berikut.
fs=8000; % frekuensi sampling pada 8KHz
t=0:1/fs:2; % selama 2 detik
f = 500*t; % frekuensi maksimum 500*2 = 1000Hz
x=cos(2*pi*(f.*t)); % sinyal cos dengan frekuensi makin naik
plot(t,x)
title('Chirp Signal')
xlabel('Time (Sec)')
ylabel('x(t)')
axis([0 .3 -1 1])
sound(x,fs) % bunyikan pada fs 8kHz
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
2 nada
Time (sec)
v2(t)
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Chirp Signal
Time (Sec)
x(t)
Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 9
6. Buatlah tangga nada dasar dengan mengetikkan perintah baru berikut. Jalankan dan
perhatikan hasilnya.
fs=8000; % frekuensi sampling 8kHz
t=0:1/fs:0.25; % panjang not ¼ detik
c=sin(2*pi*262*t); % nada c
d=sin(2*pi*294*t); % nada d
e=sin(2*pi*330*t); % nada e
f=sin(2*pi*349*t); % nada f
g=sin(2*pi*392*t); % nada g
a=sin(2*pi*440*t); % nada a
b=sin(2*pi*494*t); % nada b
c1=sin(2*pi*523*t); % nada C
nol=zeros(size(t)); % spasi kosong
unyil=[b,nol,a,nol,g,nol,a,nol,b,nol,a,nol,a,nol,...
nol,b,nol,a,nol,g,nol,e,nol,g,nol,e,nol,e];
sound(unyil,fs); % mainkan pada fs 8kHz
wavwrite(unyil,'d:unyil.wav'); % simpan ke file WAV
Selamat menikmati ^_^
Referensi:
[1] Tri Budi, Miftahul Huda, Modul Praktikum DSP, PENS-ITS, 2001
[2] Hary Oktavianto, Modul Praktikum DSP, PENS-ITS, 2001
Buatlah ringtone sederhana seperti pada bagian 3.3 nomor 6.

More Related Content

What's hot

4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
Simon Patabang
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
sinta novita
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
Risdawati Hutabarat
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi Sinyal
Simon Patabang
 
1 konsep sinyal
1 konsep sinyal1 konsep sinyal
1 konsep sinyal
Simon Patabang
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
Simon Patabang
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedanceampas03
 
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Polytechnic State Semarang
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
Kelinci Coklat
 
Teori Sampling and Hold
Teori Sampling and HoldTeori Sampling and Hold
Teori Sampling and Hold
Syauqina Idzni Adzhani
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
rajareski ekaputra
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
Kelinci Coklat
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingampas03
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Furwadi Rider
 
Dioda
DiodaDioda
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Ishardi Nassogi
 

What's hot (20)

4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi Sinyal
 
1 konsep sinyal
1 konsep sinyal1 konsep sinyal
1 konsep sinyal
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
 
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Teori Sampling and Hold
Teori Sampling and HoldTeori Sampling and Hold
Teori Sampling and Hold
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keying
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
 
Sinyal fix
Sinyal fixSinyal fix
Sinyal fix
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
 

Similar to 2 dasar praktikum sinyal dgn matlab

Modul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensiModul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensi
MooksHal Mhiestri
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
FeriRamadhan6
 
3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
ronaldedward8
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
Simon Patabang
 
PPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptxPPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptx
FerdyRahmatHidayat
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
Simon Patabang
 
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicaraBuku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Tri Budi Santoso
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
AdanJauhary
 
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-bBuku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
tribudi20
 
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-bBuku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Tri Budi Santoso
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Anhonk1402
 
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
Ajir Aja
 
1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt
ndah11
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalRumah Belajar
 
pengolahan sinyal digital dengan matlab
pengolahan sinyal digital dengan matlabpengolahan sinyal digital dengan matlab
pengolahan sinyal digital dengan matlab
softscients
 
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopePengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Rahmad Deni
 
6 frekuensi sinyal
6  frekuensi sinyal6  frekuensi sinyal
6 frekuensi sinyal
Simon Patabang
 

Similar to 2 dasar praktikum sinyal dgn matlab (20)

Modul psd2
Modul psd2Modul psd2
Modul psd2
 
Modul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensiModul sinyal frekuensi
Modul sinyal frekuensi
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
 
3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
 
PPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptxPPT tugas besar opsi 2.pptx
PPT tugas besar opsi 2.pptx
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
 
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicaraBuku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
Buku speech processing_subp_envelopespectral-sinyal-wicara
 
4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
 
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-bBuku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
 
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-bBuku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
Buku speech processing_subp_pengkodean-sinyal-wicara-b
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
 
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
 
1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digital
 
pengolahan sinyal digital dengan matlab
pengolahan sinyal digital dengan matlabpengolahan sinyal digital dengan matlab
pengolahan sinyal digital dengan matlab
 
Uts siskom-2005
Uts siskom-2005Uts siskom-2005
Uts siskom-2005
 
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopePengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
 
6 frekuensi sinyal
6  frekuensi sinyal6  frekuensi sinyal
6 frekuensi sinyal
 

More from Simon Patabang

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
Simon Patabang
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Simon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Simon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Simon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
Simon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
Simon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
Simon Patabang
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
Simon Patabang
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
Simon Patabang
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
Simon Patabang
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
Simon Patabang
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
Simon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
Simon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
Simon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Simon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

2 dasar praktikum sinyal dgn matlab

  • 1. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 1 MODUL PEMBANGKITAN SINYAL I. Tujuan 1. Peserta mengerti cara membangkitkan sinyal menggunakan Matlab 2. Peserta dapat membangkitkan nada dasar menggunakan Matlab II. Perangkat Yang Diperlukan  1 set PC yang dilengkapi dengan software Matlab III. Langkah-Langkah Percobaan 3.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinu a) Pembangkitan sinyal sinus (sinyal periodic) Sinyal sinus memiliki bentuk umum: dimana A= Amplitudo, = perode, f=frekuensi, dan adalah sudut phase. Untuk membangkitkan sinyal sinus, buat program berikut fs=1000; % frekuensi sampling 1kHz t=0:1/fs:1; % untuk 1 detik A=1; % amplitudo 1 f=1; % frekuensi 1Hz phase=0; % sudut fase 0 x=A*sin(2*pi*f*t + phase); plot(t,x) xlabel('t') ylabel('sin(t)') title('Sinyal Sinus') simpan dan jalankan, maka akan tampil grafik berikut: Sinyal yang terbangkit adalah sebuah sinus dengan amplitudo A= 1, frekuensi f = 1 Hz dan fase awal θ = 0. Diharapkan anda sudah memahami tiga parameter dasar pada sinyal sinus ini. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 t sin(t) Sinyal Sinus
  • 2. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 2 3.2 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit a) Pembangkitan sinyal/barisan cuplik satuan atau sample unit Barisan cuplik satuan memiliki bentuk umum: atau untuk membangkitkan barisan cuplik satuan, ketikkan program berikut: k=0; n1=-5; n2=5; n =[n1:n2]; x =[(n-k) == 0]; % akan bernilai 1 saat(n-k)=0, selain itu berniali 0 stem(n,x); title('Sinyal Cuplik Satuan') xlabel('n') ylabel('x[n]') hasil plotnya adalah -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Sinyal Cuplik Satuan n x[n] Akan lebih efektif jika program dibuat dalam bentuk function (pada modul ini akan diberi contoh membuat function untuk membangkitkan fungsi sinus, selanjutnya diharapkan Saudara bisa membuat function sendiri). function []=sinus(A, f, phase) fs=1000; % frekuensi sampling 1kHz t=0:1/fs:1; % untuk 1 detik x=A*sin(2*pi*f*t + phase); plot(t,x); xlabel('t') ylabel('sin(t)') title('Sinyal Sinus') untuk memanggil/menggunakan fungsi tersebut, cukup ketikkan: >> sinus(2, 2, 0) %membangkitkan fungsi sinus dengan A=2, f=2, dan sudut phase=0 Untuk lebih memahami pengaruh perubahan tiga parameter tersebut, coba lanjutkan program Saudara dengan mengubah-ubah ketiga parameter tersebut untuk beberapa nilai (minimal 3 nilai). Kemudian perhatikan apa yang terjadi dan beri komentar Anda terhadap perubahan yang terjadi. (Note: untuk melihat pengaruh perubahan suatu parameter, misal parameter Amplitudo, anda dapat mengubah-ubah niali Amplitudo tersebut pada beberapa nilai, sedangakan parameter yang lain tetap/tidak diubah) Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan 3 nilai k yang berbeda-beda. Anda juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2. Catat apa yang terjadi.
  • 3. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 3 b) Pembangkitan sinyal Langkah Satuan (Unit Step) Barisan langkah satuan memiliki bentuk umum: atau untuk membangkitkan barisan langkah satuan, ketikkan program berikut: k=0; n1=-5; n2=5; n =[n1:n2]; x =[(n-k) >= 0]; stem(n,x); title('Sinyal Langkah Satuan') xlabel('n') ylabel('x[n]') hasil running program diatas adalah: c) Pembangkitan sinyal eksponensial Sinyal eksponensial didefinisikan sebagai berikut: untuk membangkitkan barisan eksponensial, ketikkan program berikut: a=0.5 n1=-5; n2=5; n =[n1:n2] x=a.^n stem(n,x); title('Sinyal Eksponensial') xlabel('n') ylabel('x[n]') hasil running program diatas adalah: -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Sinyal Langkah Satuan n x[n] Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan tiga nilai k yang berbeda-beda. Anda juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2. Catat apa yang terjadi.
  • 4. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 4 d) Pembangkitan sinyal acak Untuk membangkitkan sinyal acak, ketikkan program berikut: n1=-10; n2=10; n =[n1:n2]; p=length(n); x=rand(1,p); stem(n,x); title('Sinyal random') xlabel('n') ylabel('x[n]') hasil running program diatas adalah: -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 5 10 15 20 25 30 35 Sinyal Eksponensial n x[n] -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Sinyal random n x[n] Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, masukkan nilai a yang berbeda-beda, yaitu tiga nilai a untuk a>1, a<1 dan diantaranya. Anda juga bisa mengubah batas-batas n1 dan n2. Catat apa yang terjadi. Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 15, 12, 10, 60, 70, dan 80. Catat apa yang terjadi ?
  • 5. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 5 e) Pembangkitan sinyal sinus waktu diskrit Sinyal sinus merupakan sinyal periodic. Secara umum sifat dasar dari sinyal waktu diskrit memiliki kemiripan dengan sinus waktu kontinyu. Untuk membangkitkan sinyal sinus waktu diskrit. Fs=20;%frekuensi sampling t=0:1/Fs:1;%proses normalisasi f=1; A=1; x=A*sin(2*pi*f*t); stem(t,x) title('Sinyal sinus waktu diskrit') xlabel('n') ylabel('x[n]') hasil running program diatas adalah: 3.3 Pembangkitan Sinyal Suara Sebelum memulai membuat suara(music), mari kita tinjau kembali sedikit dasar dari sinyal AC. Anggaplah sinyal sinus seperti ditunjukkan oleh gambar. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Sinyal sinus waktu diskrit n x[n] Coba anda ulangi langkah-langkah program di atas, gantilah nilai Fs, f, dan A untuk beberapa nilai. Beri komentar Anda!
  • 6. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 6 Sinyal sinus tersebut mempunyai persamaan matematis berikut: v(t) = A * sin (2*pi*f*t) Dimana: A = amplitudo f = frekuensi (Hertz) t = waktu (detik) T merupakan periode sinyal (dalam detik) dan T=1/f. Suara (sound) terbentuk ketika gelombang diatas digunakan untuk menggetarkan molekul bahan perantara pada frekuensi yang dapat didengar manusia (frekuensi audio) yaitu dalam range 300Hz sampai 3kHz. Bila ingin membuat gelombang / sinyal seperti pada gambar 4, perlu mengevaluasi persamaan v(t)=A.sin (2*pi*f*t), pada waktu diskrit (t pada gambar 4 ditunjukkan sebagai waktu sesaat dengan titik merah), biasanya pada selang waktu tertentu (jarak antar t). Selang waktu antar t tersebut, untuk selanjutnya disebut interval waktu, haruslah cukup (seberapa cukup? Ingat kriteria Nyquist) untuk mendapatkan sinyal yang halus. Interval waktu ini disebut sebagai interval sampling atau sampling-rate, dan merupakan proses pencuplikan sinyal kontinyu menjadi sinyal diskrit pada titik-titik yang disebut sampling. Sampling rate, pada gambar diatas adalah Ts, yang merupakan frekuensi sampling, dengan fs =1/Ts. Sebagai contoh, perintah pada Matlab untuk menghasilkan sinyal sinus dengan amplitudo 1, pada frekuensi 466,16Hz (adalah nada A pada tabel oktaf) adalah >>fs=8000; >>t=0:1/fs:1; >>v=sin(2*pi*466.16*t); sekarang vektor v berisi sampel dari sinyal sinus pada t=0 sampai t=1, dengan jarak antar sampel adalah 1/8000 detik, merupakan kualitas standar suara audio. Sekarang sinyal sinus tersebut dapat digambarkan ataupun didengarkan. Untuk menggambarkan sinyal tersebut digunakan perintah: >>plot(v); Untuk mendengarkan vektor v tersebut pada frekuensi sampling 8KHz (default), tentu saja komputer anda harus dilengkapi dengan Sound Card dan Speaker, digunakan perintah: >>sound(v); Untuk menyimpan vektor v dalam format wav kedalam harddisk komputer digunakan perintah: >>wavwrite(v,’namafile’); Tabel 1. Standar frekuensi nada-nada pada oktaf dasar Nada C D E F G A B C Frek(Hz) 262 294 330 349 392 440 494 523
  • 7. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 7 Lakukakan langkah-langkah percobaan sebagai berikut: 1. Buatlah file baru pada Matlab Editor. 2. Membuat nada A pada frekuensi 440Hz. Ketikkan perintah berikut. fs = 8000; % frekuensi sampling pada 8KHz t = 0:1/fs:1; % panjang tiap nada 1 detik v = .5*cos(2*pi*440*t); % nada A subplot(2,1,1); plot(t,v); % gambarkan sinyal v axis([0 .01 -1 1]) % atur skala sound(v,fs); % bunyikan pada fs 8kHz! title('.5cos((2pi)440*t)') xlabel('Time (sec)') ylabel('v(t)') 3. Tambahkan offset DC pada sinyal nada A sebelumnya. Ketiklah perintah tambahan berikut dibawah listing nomor 2. Dan jalankan kembali. pause v1 = .5+v; % apa yang terjadi bila ditambah komponen DC subplot(2,1,2); plot(t,v1); axis([0 .01 -1 1]) sound(v1,fs); title('0.5 + .5cos((2pi)440*t)') xlabel('Time (sec)') ylabel('v1(t)') Maka seharusnya akan terdengar nada yang sama karena telinga manusia tidak merespon bias DC. Bila tidak terdengar sama kemungkinan speaker telah saturasi yang menyebabkan sinyal terpotong. 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01 -1 -0.5 0 0.5 1 .5cos((2pi)440*t) Time (sec) v(t) 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01 -1 -0.5 0 0.5 1 0.5 + .5cos((2pi)440*t) Time (sec) v1(t)
  • 8. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 8 4. Bagaimana bila dua buah nada digabung. Buatlah file baru. Ketikkan perintah baru berikut. fs = 8000; % frekuensi sampling pada 8KHz t = 0:1/fs:1; % panjang tiap nada v = .5*cos(2*pi*440*t); % nada A v2 = v+.5*cos(2*pi*880*t); % ditambahkan nada lain sound(v2,fs); % bunyikan pada fs 8kHz plot(t,v2); title('2 nada') axis([0 .01 -1 1]) xlabel('Time (sec)') ylabel('v2(t)') 5. Membuat suara dengan frekuensi yang semakin naik. Ketikkan perintah baru berikut. fs=8000; % frekuensi sampling pada 8KHz t=0:1/fs:2; % selama 2 detik f = 500*t; % frekuensi maksimum 500*2 = 1000Hz x=cos(2*pi*(f.*t)); % sinyal cos dengan frekuensi makin naik plot(t,x) title('Chirp Signal') xlabel('Time (Sec)') ylabel('x(t)') axis([0 .3 -1 1]) sound(x,fs) % bunyikan pada fs 8kHz 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009 0.01 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2 nada Time (sec) v2(t) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Chirp Signal Time (Sec) x(t)
  • 9. Modul Praktikum Pengolahan Sinyal Digital 9 6. Buatlah tangga nada dasar dengan mengetikkan perintah baru berikut. Jalankan dan perhatikan hasilnya. fs=8000; % frekuensi sampling 8kHz t=0:1/fs:0.25; % panjang not ¼ detik c=sin(2*pi*262*t); % nada c d=sin(2*pi*294*t); % nada d e=sin(2*pi*330*t); % nada e f=sin(2*pi*349*t); % nada f g=sin(2*pi*392*t); % nada g a=sin(2*pi*440*t); % nada a b=sin(2*pi*494*t); % nada b c1=sin(2*pi*523*t); % nada C nol=zeros(size(t)); % spasi kosong unyil=[b,nol,a,nol,g,nol,a,nol,b,nol,a,nol,a,nol,... nol,b,nol,a,nol,g,nol,e,nol,g,nol,e,nol,e]; sound(unyil,fs); % mainkan pada fs 8kHz wavwrite(unyil,'d:unyil.wav'); % simpan ke file WAV Selamat menikmati ^_^ Referensi: [1] Tri Budi, Miftahul Huda, Modul Praktikum DSP, PENS-ITS, 2001 [2] Hary Oktavianto, Modul Praktikum DSP, PENS-ITS, 2001 Buatlah ringtone sederhana seperti pada bagian 3.3 nomor 6.