SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK VIII
FERDY RAHMAT HIDAYAT (2021310003)
IRA MAY ZAHARA (2021310014)
IRVAN KURNIA (2021310019)
SINYAL DAN SISTEM Padang Institute Of Technology
Electrical Engineering
OPERASI KONVOLUSI SINYAL
DISKRIT
KONVOLUSI
SINYAL
• Secara umum konvolusi didefinisikan sebagai cara
untuk mengkombinasikan dua buah deret angka
yang menghasilkan deret angka yang ketiga
• Sinyal pada umumnya menggambarkan berbagai
fenomena fisik.
• Sinyal didefinisikan sebagai besaran fisik yang
memiliki nilai real atau nilai skalar yang merupakan
fungsi dari variabel waktu t
KONVOLUSI DISKRIT



k
all
k)
-
x(k)h(n
h(n)
*
x(n)
r(n)
Konvolusi diskrit antara dua sinyal x(n) dan h(n)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Komputasi tersebut diselesaikan dengan merubah
indeks waktu diskrit n menjadi k dalam sinyal x[n]
dan h[n]. Sinyal yang dihasilkan x[k] dan h[k]
selanjutnya menjadi sebuah fungsi waktu diskrit k
Langkah berikutnya adalah menentukan h[n-k] dengan h[k]
merupakan pencerminan dari h[k] yang diorientasikan pada
sumbu vertikal dan h[n-k] merupakan h[ki] yang digeser ke
kanan dengan sejauh n. Saat pertama kali hasil perkalian
x[k]k[n-k] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik
n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[k]h[n-k] sesuai
rentang k pada sederetan nilai integer tertentu.
KONVOLUSI DISKRIT
KONVOLUSI DISKRIT
Konvolusi dari dua buah sinyal waktu diskrit, x[n] dan h[n] secara matematis
dinyatakan dalam rentang batas :
y[n]=x[n]*h[n]=
Konvolusi sinyal diskrit memiliki sifat sifat antara lain :
A.Komutatif
x(t)*y(t) = y(t)*x(t)
rxy(t) = ryx(t)
B.Distributif
x(t)*[y(t) ± z(t)] = [x(t)*y(t)] ± [x(t)*z(t)]
rxy(t) = ryx(t) ± rxz(t)
C.Asosiatif
x(t)*[y(t)*z(t)] = [x(t)*y(t)]*z(t)
SINYAL DAN SISTEM
APLIKASI SEDERHANA OPERASI
KONVOLUSI SINYAL DISKRIT MENGGUNAKAN
MATLAB
MATLAB SEBAGAI APLIKASI OPERASI
KONVOLUSI SINYAL DISKRIT
• Matlab merupakan singkatan dari Matrix Laboratory,
Matlab adalah sebuah bahasa dengan (High-
Performance) kinerja tinggi untuk komputasi masalah
teknik.
• Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan
pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah
untuk digunakan dimana masalah-masalah dan
penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi
matematika yang familiar.
Contoh operasi konvolusi sinyal diskrit
1.Konvolusi Dua Sinyal Unit Step L=input('Panjang gelombang(>=10) : ');
P=input('Lebar pulsa (lebih kecil dari L): '); for
n=1:L
if n<=P
x(n)=1;
else
x(n)=0;
end
end
t=1:L;
subplot(3,1,1)
stem(t,x)
title('FERDY‘)
1.Bangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan perintah
seperti listing di samping
1
2.Jalankan program dan tetapkan nilai L(panjang
gelombang)=20 dan P(Lebar pulsa (lebih kecil dari
L):)=10.
3.Selanjutnya masukkan pembangkitan sekuen unit
step ke dua dengan cara menambahkan syntax
berikut ini di bawah program anda pada langkah
pertama:
4.Coba jalankan program dan
tambahkan perintah berikut:
Konvolusi Dua Sinyal Unit Step
2
Maka hasil nya seperti di gambar
Penjelasan listingnya
A.Pembangkitan sinyal pertama
1.Disini kita masukan L=input >=10 misal
nya 20 (L untuk panjang gelombang)
2.Selanjut nya kita masukan nilai p(lebar
pulsa)= lebih kecil dari nilai L contoh 10
3.Selanjutnya untuk arti nya nilai n
nya itu dari 1 sampai nilai L yang di
inputkan berarti memiliki nilai.
4.Selanjutnya untuk nilai n nya <= p dia memiliki nilai 1 selain itu nilai nya 0
kita lihat dimana p tadi nilai nya 10 nah n nya lebih kecil maka nilai yg dibawah 10 maka nilai nya 1
5.Untuk t atau sumbu x itu berarti panjang nya dari 1 sampai L yaitu 20
6. Lalu kita subplot karena kita akan menampilkan 3 sinyal maka ditulis subplot(3,1,1) yaitu tiga gambar
,1baris,3 kolom
7.Lalu kita ketik steam fungsi untuk menampilkan sinyal diskrit
Konvolusi Dua Sinyal Unit Step
3
B.pembangkitan sekuen unit step ke dua dengan cara
menambahkan syntax berikut ini di bawah program anda pada
langkah pertama:
For n=1:L artinya nilai n dari 1 sampai L=(20) mempunyai nilai 1 lalu n<= p
maksudnya nilai n jika kecil dari nilai p maka nilai nya 1 selain itu nilai nya 0
Nilai yg kita input tadi kan p=10 . Bisa kita lihat pada gambar bahwa nilai yg di
bawah nilai 10 maka nilai nya 1 selanjutnya kita subplotkan (subplot (3,1,2))
Lalu tambah kan fungsi steam untuk membuat sinyal diskrit
C.Selanjutnya membangkitkan sinyal
konfolusi yaitu dengan menambahkan
Listing lalu
Kita konvolusikan sinyal ke1 dan ke 2
dengan fungsi steam(conv(x,v))
Maka muncul sinyal ke tiga yaitu untuk
hasil konvolusi
2 : Konvolusi Dua Sinyal Sekuen konstan
A. Pembangkitan Sekuen Konstan pertama
Disini kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sekuen konstan dan melakukan operasi
konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut:
2.Jalankan program dan tetapkan
nilai L1 = 21 (panjang gelombang)
1. Bangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan
perintah berikut:
3.Selanjutnya masukan sekuen ke 2 dengan
menambahkan syntex berikut
4.Coba jalankan program dan tambahkan perintah berikut:
subplot(313)
c=conv(st1,st2)
stem(c)
2 : Konvolusi Dua Sinyal Sekuen konstan
Penjelasan listingnya
Hasil Percobaan
1.Disini kita masukan L1=21 untuk panjang gelombang
2.Selanjutnya n=1:L1 untuk nilai n adalah 1 sampai nilai
L1=21
3.Selanjutnya jika n>=2 maka nilai nya 1 dan selain itu
nilai nya 0
Untuk nilai t masukkan perintah t1=[0:1:(L1-1)]; untuk
sumbu x
Selanjut nya masukan perintah subplot untuk
menampilkan sinyal
4. Lalu masukan program untuk membangkitkan sinyal
skuen ke 2
5.Lalu lakukan konvolusi ke dua sinyal dengan perintah
subplot(313)
c=conv(st1,st2)
stem(c)
Maka akan muncul sinyal seperti di atas
3: Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit
Disini kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sinus diskrit dan melakukan operasi
konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Buat program untuk membangkitkan dua
gelombang sinus seperti berikut:
A.Membangkitkan Dua Sinyal Sinus Diskrit
L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): ');
f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ')
f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ')
teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ')
teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ')
A1=input('Besarnya Amplitudo gel 1: ');
A2=input('Besarnya Amplitudo gel 2: ');
%Sinus Pertama
t=1:L;
t=2*t/L;
y1 = A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi);
subplot(3,1,1)
stem(y1)
title ('ferdy rahmat hidayat')
xlabel('(a)Sinyal Pertama')
%Sinus Kedua
t=1:L;
t=2*t/L;
y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi);
subplot(3,1,2)
stem(y2)
xlabel('(b)Sinyal kedua')
subplot(3,1,3)
stem(conv(y1,y2))
2.Coba anda jalankan program anda dan isikan seperti berikut ini:
Banyaknya titik sampel(>=20): 20
Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 1
Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 2
Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 0
Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.25
Besarnya amplitudo gel 1: 1
Besarnya amplitudo gel 2: 1
Maka hasil gelombang
nya sbb
3.Lanjutkan dengan
menambahkan program
subplot(3,1,3)
stem(conv(y1,y2))
1
Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit
Penjelasan Listing Program
L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): ');
f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ')
f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ')
teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ')
teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ')
A1=input('Besarnya Amplitudo gel 1: ');
A2=input('Besarnya Amplitudo gel 2: ');
%Sinus Pertama
t=1:L;
t=2*t/L;
y1 = A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi);
subplot(3,1,1)
stem(y1)
title ('ferdy rahmat hidayat')
xlabel('(a)Sinyal Pertama')
%Sinus Kedua
t=1:L;
t=2*t/L;
y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi);
subplot(3,1,2)
stem(y2)
xlabel('(b)Sinyal kedua')
subplot(3,1,3)
stem(conv(y1,y2))
1.L = input adalah banyaknya titik sample nilai nya lebih besar 20
2. Untuk f1 adalah untuk inputan besarnya frekuensi gelombang 1
dan f2 untk inputan frekuensi gelombang 2
3.Kemudian ada teta yaitu untuk menginputkan fase gelombang
4. A1,A2 yaitu inputan untuk amplitudo gel 1 dan 2
5. Masuk pada penjelasan pembangkitan sinyal
dengan listing diatas yaitu ada t atau sumbu x , t nya itu kita
masukan dari 1 sampai L karena t nya kita masukan 20
makanya lebar gelombangnya 20, lalu t ke dua nya untuk nilai
nya jadi 2*t/L
6. Lalu ada y1 yaitu untuk penentuan titiknya yaitu dengan
rumusnya
7. Lalu subplotnya karena kita akan memunculkan 3 gelombang
maka kita buat spti ini subplot (3,1,1) yaitu 3 gambar 1 baris
1kolom itu untuk sinyal pertama pertama
8. Kita stem untuk menampilkan titik2 nya.
Sinyal pertama
2
Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit
Sinyal kedua
9. Untuk sinyal kedua sama seperti Sinyal pertama Cuma ada
perbedaan pada inputan yang di masuk kan rumus nya sama aja
yaitu y2=A2*sin (2*pi*f2*t + teta2*pi);
10.Lalu masuk kan perintah subplot untuk menggabungkan sinyal
dengan perintah subplot (3,1,2) maka sinyal ke dua berada pada
kolom kedua
11.Lalu masuk kan perintah steam untuk menampilkan sinyal diskrit
Pada kolom kedua
Proses konfulasi
12.Nah selanjutnya sama seperti contoh pertama kita me subplotkan
untuk menambah grafik sinyal pada kolom ke 3 masukkan
perintah subplot (3,1,3)
13.Selanjutnya memasukkan perintah untuk konfolusinya
yaitu: steam(conv(y1,y2))
3
4. Konvolusi Sinyal Bernoise
dengan Raise Cosino
Listing Program
A. membangkitkan dua sinyal bernoise
dengan raise cosino
NEXT PROJECT
Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosino
2.Program membangkitkan dua sinyal bernoise
dengan raise cosino ang telah ditambahkan noise
THANK YOU

More Related Content

Similar to PPT tugas besar opsi 2.pptx

Praktikum i
Praktikum iPraktikum i
Praktikum i
yoga dwi
 
Digital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides materialDigital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides material
ginanjaradi2
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
Simon Patabang
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
FeriRamadhan6
 
3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
ronaldedward8
 
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariantModul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Tri Budi Santoso
 
1. Sinyal.ppt
1. Sinyal.ppt1. Sinyal.ppt
1. Sinyal.ppt
sefriimanuel
 
Konsep Sinyal dan Sistem
Konsep Sinyal dan SistemKonsep Sinyal dan Sistem
Konsep Sinyal dan Sistem
yusufbf
 
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Polytechnic State Semarang
 
1. Ulas Ulang Sinyal Diskrit.ppt
1. Ulas Ulang  Sinyal Diskrit.ppt1. Ulas Ulang  Sinyal Diskrit.ppt
1. Ulas Ulang Sinyal Diskrit.ppt
hendi10
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
AdanJauhary
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
Hastih Leo
 
Notasi
NotasiNotasi
Notasi
Aravir Rose
 
Deret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu KontinyuDeret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu Kontinyu
yusufbf
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
Simon Patabang
 
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang SinusoidAnalisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Risdawati Hutabarat
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
Simon Patabang
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Anhonk1402
 
1 konsep sinyal
1 konsep sinyal1 konsep sinyal
1 konsep sinyal
Simon Patabang
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
auliarika
 

Similar to PPT tugas besar opsi 2.pptx (20)

Praktikum i
Praktikum iPraktikum i
Praktikum i
 
Digital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides materialDigital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides material
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
 
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptxPengenalan dasar Sinyal.pptx
Pengenalan dasar Sinyal.pptx
 
3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
 
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariantModul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
 
1. Sinyal.ppt
1. Sinyal.ppt1. Sinyal.ppt
1. Sinyal.ppt
 
Konsep Sinyal dan Sistem
Konsep Sinyal dan SistemKonsep Sinyal dan Sistem
Konsep Sinyal dan Sistem
 
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
 
1. Ulas Ulang Sinyal Diskrit.ppt
1. Ulas Ulang  Sinyal Diskrit.ppt1. Ulas Ulang  Sinyal Diskrit.ppt
1. Ulas Ulang Sinyal Diskrit.ppt
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
 
Notasi
NotasiNotasi
Notasi
 
Deret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu KontinyuDeret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu Kontinyu
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
 
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang SinusoidAnalisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
 
1 konsep sinyal
1 konsep sinyal1 konsep sinyal
1 konsep sinyal
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 

Recently uploaded

BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 

Recently uploaded (8)

BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 

PPT tugas besar opsi 2.pptx

  • 1. KELOMPOK VIII FERDY RAHMAT HIDAYAT (2021310003) IRA MAY ZAHARA (2021310014) IRVAN KURNIA (2021310019) SINYAL DAN SISTEM Padang Institute Of Technology Electrical Engineering OPERASI KONVOLUSI SINYAL DISKRIT
  • 2. KONVOLUSI SINYAL • Secara umum konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua buah deret angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga • Sinyal pada umumnya menggambarkan berbagai fenomena fisik. • Sinyal didefinisikan sebagai besaran fisik yang memiliki nilai real atau nilai skalar yang merupakan fungsi dari variabel waktu t
  • 3. KONVOLUSI DISKRIT    k all k) - x(k)h(n h(n) * x(n) r(n) Konvolusi diskrit antara dua sinyal x(n) dan h(n) dapat dirumuskan sebagai berikut: Komputasi tersebut diselesaikan dengan merubah indeks waktu diskrit n menjadi k dalam sinyal x[n] dan h[n]. Sinyal yang dihasilkan x[k] dan h[k] selanjutnya menjadi sebuah fungsi waktu diskrit k
  • 4. Langkah berikutnya adalah menentukan h[n-k] dengan h[k] merupakan pencerminan dari h[k] yang diorientasikan pada sumbu vertikal dan h[n-k] merupakan h[ki] yang digeser ke kanan dengan sejauh n. Saat pertama kali hasil perkalian x[k]k[n-k] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[k]h[n-k] sesuai rentang k pada sederetan nilai integer tertentu. KONVOLUSI DISKRIT
  • 5. KONVOLUSI DISKRIT Konvolusi dari dua buah sinyal waktu diskrit, x[n] dan h[n] secara matematis dinyatakan dalam rentang batas : y[n]=x[n]*h[n]= Konvolusi sinyal diskrit memiliki sifat sifat antara lain : A.Komutatif x(t)*y(t) = y(t)*x(t) rxy(t) = ryx(t) B.Distributif x(t)*[y(t) ± z(t)] = [x(t)*y(t)] ± [x(t)*z(t)] rxy(t) = ryx(t) ± rxz(t) C.Asosiatif x(t)*[y(t)*z(t)] = [x(t)*y(t)]*z(t)
  • 6. SINYAL DAN SISTEM APLIKASI SEDERHANA OPERASI KONVOLUSI SINYAL DISKRIT MENGGUNAKAN MATLAB
  • 7. MATLAB SEBAGAI APLIKASI OPERASI KONVOLUSI SINYAL DISKRIT • Matlab merupakan singkatan dari Matrix Laboratory, Matlab adalah sebuah bahasa dengan (High- Performance) kinerja tinggi untuk komputasi masalah teknik. • Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah untuk digunakan dimana masalah-masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematika yang familiar.
  • 8. Contoh operasi konvolusi sinyal diskrit 1.Konvolusi Dua Sinyal Unit Step L=input('Panjang gelombang(>=10) : '); P=input('Lebar pulsa (lebih kecil dari L): '); for n=1:L if n<=P x(n)=1; else x(n)=0; end end t=1:L; subplot(3,1,1) stem(t,x) title('FERDY‘) 1.Bangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan perintah seperti listing di samping 1 2.Jalankan program dan tetapkan nilai L(panjang gelombang)=20 dan P(Lebar pulsa (lebih kecil dari L):)=10. 3.Selanjutnya masukkan pembangkitan sekuen unit step ke dua dengan cara menambahkan syntax berikut ini di bawah program anda pada langkah pertama: 4.Coba jalankan program dan tambahkan perintah berikut:
  • 9. Konvolusi Dua Sinyal Unit Step 2 Maka hasil nya seperti di gambar Penjelasan listingnya A.Pembangkitan sinyal pertama 1.Disini kita masukan L=input >=10 misal nya 20 (L untuk panjang gelombang) 2.Selanjut nya kita masukan nilai p(lebar pulsa)= lebih kecil dari nilai L contoh 10 3.Selanjutnya untuk arti nya nilai n nya itu dari 1 sampai nilai L yang di inputkan berarti memiliki nilai. 4.Selanjutnya untuk nilai n nya <= p dia memiliki nilai 1 selain itu nilai nya 0 kita lihat dimana p tadi nilai nya 10 nah n nya lebih kecil maka nilai yg dibawah 10 maka nilai nya 1 5.Untuk t atau sumbu x itu berarti panjang nya dari 1 sampai L yaitu 20 6. Lalu kita subplot karena kita akan menampilkan 3 sinyal maka ditulis subplot(3,1,1) yaitu tiga gambar ,1baris,3 kolom 7.Lalu kita ketik steam fungsi untuk menampilkan sinyal diskrit
  • 10. Konvolusi Dua Sinyal Unit Step 3 B.pembangkitan sekuen unit step ke dua dengan cara menambahkan syntax berikut ini di bawah program anda pada langkah pertama: For n=1:L artinya nilai n dari 1 sampai L=(20) mempunyai nilai 1 lalu n<= p maksudnya nilai n jika kecil dari nilai p maka nilai nya 1 selain itu nilai nya 0 Nilai yg kita input tadi kan p=10 . Bisa kita lihat pada gambar bahwa nilai yg di bawah nilai 10 maka nilai nya 1 selanjutnya kita subplotkan (subplot (3,1,2)) Lalu tambah kan fungsi steam untuk membuat sinyal diskrit C.Selanjutnya membangkitkan sinyal konfolusi yaitu dengan menambahkan Listing lalu Kita konvolusikan sinyal ke1 dan ke 2 dengan fungsi steam(conv(x,v)) Maka muncul sinyal ke tiga yaitu untuk hasil konvolusi
  • 11. 2 : Konvolusi Dua Sinyal Sekuen konstan A. Pembangkitan Sekuen Konstan pertama Disini kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sekuen konstan dan melakukan operasi konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut: 2.Jalankan program dan tetapkan nilai L1 = 21 (panjang gelombang) 1. Bangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan perintah berikut: 3.Selanjutnya masukan sekuen ke 2 dengan menambahkan syntex berikut 4.Coba jalankan program dan tambahkan perintah berikut: subplot(313) c=conv(st1,st2) stem(c)
  • 12. 2 : Konvolusi Dua Sinyal Sekuen konstan Penjelasan listingnya Hasil Percobaan 1.Disini kita masukan L1=21 untuk panjang gelombang 2.Selanjutnya n=1:L1 untuk nilai n adalah 1 sampai nilai L1=21 3.Selanjutnya jika n>=2 maka nilai nya 1 dan selain itu nilai nya 0 Untuk nilai t masukkan perintah t1=[0:1:(L1-1)]; untuk sumbu x Selanjut nya masukan perintah subplot untuk menampilkan sinyal 4. Lalu masukan program untuk membangkitkan sinyal skuen ke 2 5.Lalu lakukan konvolusi ke dua sinyal dengan perintah subplot(313) c=conv(st1,st2) stem(c) Maka akan muncul sinyal seperti di atas
  • 13. 3: Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit Disini kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sinus diskrit dan melakukan operasi konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut: 1. Buat program untuk membangkitkan dua gelombang sinus seperti berikut: A.Membangkitkan Dua Sinyal Sinus Diskrit L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): '); f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ') f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ') teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ') teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ') A1=input('Besarnya Amplitudo gel 1: '); A2=input('Besarnya Amplitudo gel 2: '); %Sinus Pertama t=1:L; t=2*t/L; y1 = A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi); subplot(3,1,1) stem(y1) title ('ferdy rahmat hidayat') xlabel('(a)Sinyal Pertama') %Sinus Kedua t=1:L; t=2*t/L; y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi); subplot(3,1,2) stem(y2) xlabel('(b)Sinyal kedua') subplot(3,1,3) stem(conv(y1,y2)) 2.Coba anda jalankan program anda dan isikan seperti berikut ini: Banyaknya titik sampel(>=20): 20 Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 1 Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 2 Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 0 Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.25 Besarnya amplitudo gel 1: 1 Besarnya amplitudo gel 2: 1 Maka hasil gelombang nya sbb 3.Lanjutkan dengan menambahkan program subplot(3,1,3) stem(conv(y1,y2)) 1
  • 14. Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit Penjelasan Listing Program L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): '); f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ') f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ') teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ') teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ') A1=input('Besarnya Amplitudo gel 1: '); A2=input('Besarnya Amplitudo gel 2: '); %Sinus Pertama t=1:L; t=2*t/L; y1 = A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi); subplot(3,1,1) stem(y1) title ('ferdy rahmat hidayat') xlabel('(a)Sinyal Pertama') %Sinus Kedua t=1:L; t=2*t/L; y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi); subplot(3,1,2) stem(y2) xlabel('(b)Sinyal kedua') subplot(3,1,3) stem(conv(y1,y2)) 1.L = input adalah banyaknya titik sample nilai nya lebih besar 20 2. Untuk f1 adalah untuk inputan besarnya frekuensi gelombang 1 dan f2 untk inputan frekuensi gelombang 2 3.Kemudian ada teta yaitu untuk menginputkan fase gelombang 4. A1,A2 yaitu inputan untuk amplitudo gel 1 dan 2 5. Masuk pada penjelasan pembangkitan sinyal dengan listing diatas yaitu ada t atau sumbu x , t nya itu kita masukan dari 1 sampai L karena t nya kita masukan 20 makanya lebar gelombangnya 20, lalu t ke dua nya untuk nilai nya jadi 2*t/L 6. Lalu ada y1 yaitu untuk penentuan titiknya yaitu dengan rumusnya 7. Lalu subplotnya karena kita akan memunculkan 3 gelombang maka kita buat spti ini subplot (3,1,1) yaitu 3 gambar 1 baris 1kolom itu untuk sinyal pertama pertama 8. Kita stem untuk menampilkan titik2 nya. Sinyal pertama 2
  • 15. Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit Sinyal kedua 9. Untuk sinyal kedua sama seperti Sinyal pertama Cuma ada perbedaan pada inputan yang di masuk kan rumus nya sama aja yaitu y2=A2*sin (2*pi*f2*t + teta2*pi); 10.Lalu masuk kan perintah subplot untuk menggabungkan sinyal dengan perintah subplot (3,1,2) maka sinyal ke dua berada pada kolom kedua 11.Lalu masuk kan perintah steam untuk menampilkan sinyal diskrit Pada kolom kedua Proses konfulasi 12.Nah selanjutnya sama seperti contoh pertama kita me subplotkan untuk menambah grafik sinyal pada kolom ke 3 masukkan perintah subplot (3,1,3) 13.Selanjutnya memasukkan perintah untuk konfolusinya yaitu: steam(conv(y1,y2)) 3
  • 16. 4. Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosino Listing Program A. membangkitkan dua sinyal bernoise dengan raise cosino NEXT PROJECT
  • 17. Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosino 2.Program membangkitkan dua sinyal bernoise dengan raise cosino ang telah ditambahkan noise
  • 18.

Editor's Notes

  1. https://unsplash.com/photos/l3MMvRYdPhc
  2. https://unsplash.com/photos/45sjAjSjArQ
  3. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  4. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  5. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  6. https://unsplash.com/photos/bJjsKbToY34
  7. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  8. https://unsplash.com/photos/6dW3xyQvcYE
  9. https://unsplash.com/photos/45sjAjSjArQ
  10. https://unsplash.com/photos/6dW3xyQvcYE
  11. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  12. https://unsplash.com/photos/6dW3xyQvcYE
  13. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw
  14. https://unsplash.com/photos/cckf4TsHAuw