SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
DAYA PADA RANGKAIAN RLC
Ir. Simon Patabang, MT
Prodi Teknik Elektro
Universitas Atma Jaya Makassar
Pengertian Daya
• Daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan
kerja atau usaha selama t detik.
• Daya listrik perkalian antara tegangan dengan arus yang bekerja
pada rangkaian listrik.
P = VI
• Besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk
mengalirkan arus listrik tiap satuan waktu
𝑃 =
𝑊
𝑡
Istilah Daya Listrik
• Dalam system arus bolak balik, dikenal beberapa istilah daya yaitu :
1. Daya sesaat
2. Daya rata-rata
• Daya dikatakan positif, ketika arus mengalir dari sumber tegangan
menuju rangkaian
• Daya dikatakan negatif, ketika arus mengalir dari rangkaian menuju
sumber tegangan
Daya Sesaat
• Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat gelombang arus
dan tegangan telah berjalan selama t detik.
• Besarnya daya sesaat selalu berubah-ubah berdasarkan wakti t
detik.
• Persamaan daya sesaat :
𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑡 . 𝐼(𝑡)
V(t) = tegangan sesaat
I(t) = arus sesaat
P(t) = daya sesaat
• Jika diketahui tegangan dan arus sesaat adalah :
V(t) = 𝑉
𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1
I(t) = 𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃2
• Daya sesaat P(t) adalah :
𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑡 . 𝐼 𝑡
𝑃 𝑡 = 𝑉
𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1 . 𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃2
• Rumus trigonometri :
𝐶𝑜𝑠 𝐴. 𝐶𝑜𝑠 𝐵 =
1
2
cos 𝐴 + 𝐵 + 𝐶𝑜𝑠 (𝐴 − 𝐵
Maka :
𝑃 𝑡 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( (𝜔𝑡 + 𝜃1) − (𝜔𝑡 + 𝜃2 )
𝑃 𝑡 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 )
Persamaan di atas menunjukkan bahwa daya sesaat memiliki dua
bagian yaitu :
1. Fungsi Cosinus dimana frekuensinya 2ω
2. Konstanta, nilainya bergantung dari perbedaan fasa antara
tegangan dan arus.
Gelombang Daya Listrik • p(t) bernilai positif untuk
sebagian periode dan bernilai
negatif untuk sebagian
lainnya.
• Ketika p(t) bernilai positif,
maka daya diserap oleh
rangkaian.
• Ketika p(t) bernilai negative, maka daya mengalir dari
rangkaian ke sumber. Hal ini mungkin terjadi karena adanya
elemen penyimpan (kapasitor dan induktor) pada rangkaian.
Contoh :
Sebuah komponen pada rangkaian listrik dilewati arus sesaat sebesar i(t)
= 10 sin 30t A dan tegangan sesaat v(t) = 50sin(30t + 30°). Hitunglah
besarnya daya listrik pada saat t = 1 detik!
Penyelesaian
𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡
𝑃 𝑡 = (50sin(30t + 30°)).(10 sin 30t)
𝑃 1 = 50.sin(30.1 +30°).10.sin (30.1)
𝑃 1 = 500.sin(60°). sin (30°)
𝑃 1 = 500 x 0,866 x 0,5 =216,506 Watt
Daya Rata – Rata
• Daya rata-rata adalah adalah rata rata dari daya sesaat dalam satu
periode.
• Rumus Daya Rata-rata dinyatakan dengan persamaan :
𝑃 =
1
𝑇
න
0
𝑇
𝑝 𝑡 𝑑𝑡
Daya rata-rata selama perioda T
Data rata-rata dari persamaan daya sesaat dengan persamaan :
𝑃 𝑡 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 )
𝑃 =
1
𝑇
න
0
𝑇
𝑝 𝑡 𝑑𝑡
𝑃 =
1
𝑇
න
0
𝑇
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 ) 𝑑𝑡
𝑃 =
1
𝑇
න
0
𝑇
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 𝑑𝑡 +
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2)
1
𝑇
න
0
𝑇
𝑑𝑡
𝑃1 =
1
𝑇
න
0
𝑇
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 𝑑𝑡 = 0
𝑃2 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
1
𝑇
න
0
𝑇
𝑑𝑡
𝑃2 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2)
1
𝑇
𝑡
𝑇
0
𝑃2 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
1
𝑇
(𝑇 − 0)
𝑃2 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
𝑃 = 𝑃1 + 𝑃2
𝑃 = 0 +
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
Data sesaat p(t) nilainya berubah
terhadap waktu sedangkan daya
rata-rata P tidak bergantung pada
waktu.
Dari persamaan daya rata-rata : 𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
• Jika 𝜃1 = 𝜃2, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat resistif
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 0° =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚
Artinya Beban resistif (R) menyerap daya setiap saat
• Jika 𝜃1 − 𝜃2 = −90°, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat kapasitip
• Jika 𝜃1 − 𝜃2 = +90°, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat induktif
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 90° = 0
Artinya beban reaktif (L atau C) tidak menyerap daya rata rata
Contoh
Jika diketahui tegangan sesaat dan arus sesaat sebagai berikut :
• 𝑣 𝑡 = 120 cos (377𝑡 + 45°) 𝑉
• 𝑖 𝑡 = 10 cos (377𝑡 − 10°) 𝐴
Hitunglah nilai daya rata-rata dan daya sesaatnya!
Penyelesaian :
Vm = 120 Volt
Im = 10 A
Θ1 = 45°
Θ2 = -10°
Ω = 377 rad/det
a). Daya sesaat
𝑃 𝑡 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 )
𝑃 𝑡 =
1
2
120.10. cos 2.377𝑡 + 45° + (−10°) + 𝐶𝑜𝑠(45° − (−10° )
𝑃 𝑡 = 600. cos 2.377𝑡 + 35° + 𝐶𝑜𝑠(55° )
𝑃 𝑡 = 600. cos 2.377𝑡 + 35° + 344,2 𝑊𝑎𝑡𝑡
b). Daya rata-rata
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
𝑃 =
1
2
1200. 𝐶𝑜𝑠 45° − (−10° )
𝑃 = 600. 𝐶𝑜𝑠 55° = 344,2 𝑊𝑎𝑡𝑡
Daya Sesaat Pada Induktor (L)
Arus pada komponen inductor :
𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 −
𝜋
2
)
dimana 𝐼𝑚 =
𝑉
𝑚
𝜔𝐿
𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡
𝑃 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡 . 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 −
𝜋
2
)
𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡. (−cos ω𝑡)
𝑃 𝑡 = −
1
2
. 𝑉
𝑚𝐼𝑚 sin 2𝜔𝑡
Sumber tegangan :
𝑣 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡
Grafik Daya Pada Induktor
Grafik memperlihatkan bahwa :
• Ketika tegangan dan arus positif
atau tegangan dan arus negative,
maka dayanya positif, artinya
energi mengalir dari sumber ke
induktor.
• Pada saat arusnya negatip dan
tegangan positip (berlawanan
tanda) maka dayanya negative,
artinya bahwa energi mengalir
dari induktor ke sumber tegangan.
Daya rata-rata pada komponen
L sama dengan nol
Daya rata-rata pada komponen L
Daya pada Kapasitor (C )
𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡
𝑃 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡 . 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 +
𝜋
2
)
𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡. (−cos ω𝑡)
𝑃 𝑡 =
1
2
. 𝑉
𝑚𝐼𝑚 sin 2𝜔𝑡
Sumber tegangan : 𝑣 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡
Arus pada komponen kapasitor :
𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 +
𝜋
2
)
dimana 𝐼𝑚 = 𝜔𝐶𝑉
𝑚
Grafik Daya pada Kapasitor
Grafik memperlihatkan bahwa :
• Ketika V dan I keduanya positif atau
V dan I keduanya negative, maka
dayanya positif, artinya energi
mengalir dari sumber ke kapasitor.
• Pada saat I negatip dan V positip
(berlawanan tanda) maka dayanya
negative, artinya bahwa energi
mengalir dari kapasitor ke sumber
tegangan.
Daya rata-rata pada komponen C
Daya rata-rata pada komponen C sama dengan nol
Daya pada Resistor (R)
Sumber tegangan : 𝑣 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡
Arus pada komponen resistor :
𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 sin ω𝑡
dimana 𝐼𝑚 =
𝑉𝑚
𝑅
𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡
𝑃 𝑡 = 𝑉
𝑚 sin 𝜔𝑡 .𝐼𝑚 sin ω𝑡
𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉
𝑚𝑠𝑖𝑛2𝜔𝑡
𝑃 𝑡 =
1
2
. 𝑉
𝑚𝐼𝑚 (1 − cos 2𝜔𝑡)
Grafik Daya Pada Resistor
Grafik memperlihatkan bahwa :
• Ketika V dan I keduanya positif,
maka dayanya positif atau V
dan I keduanya negatip, artinya
energi mengalir dari sumber ke
resistor.
• Hal ini menunjukkan bahwa
Resistor menyerap daya 100%
Daya rata-rata pada Resistor (R)
Daya rata-rata pada resistor R
sebesar :
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚
𝑃 =
𝑉
𝑚𝐼𝑚
2. 2
𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓
Contoh :
Sebuah rangkaian dengan impedansi Z = 4 – j2 Ω dengan
tegagan sumber V = 5 ∠0o . Hitunglah daya rata rata yang diserap
oleh beban Z.
Penyelesaian :
Arus I dalam rangkaian :
𝐼 =
𝑉
𝑍
=
5∠30°
4 − 𝑗2
𝐼 =
5∠30°
4,472∠−26,57°
= 1,118∠56,56° A
Daya rata rata yang disuplai oleh sumber tegangan adalah :
𝜃1 = 30°
𝜃2 = 56,56°
𝑉
𝑚 = 5 V
𝐼𝑚 = 1,118 A
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2
𝑃 =
1
2
. 5. 1,118. 𝐶𝑜𝑠 30° − 56,56° = 2,5 𝑊
Tegangan pada R :
𝑉𝑅 = 𝐼𝑅. 𝑅
𝑉𝑅 = 4 𝑥 1,118∠26,56° = 4,472∠26,56° Volt
Daya rata-rata pada R :
𝑃 =
1
2
𝑉
𝑚𝐼𝑚
𝑃 =
1
2
4,472 𝑥 1,118 = 2,5 𝑊
Daya Kompleks
• Jika rangkaian RLC dicatu dengan sumber tegangan bolak-balik
sebesar Vt, maka arus sebesar I akan mengalir ke beban RLC.
• Rangkaian RLC seri ditunjukkan pada gambar
Beban impedansi rangkaian
adalah :
Z = R + j X
Z = R + j (XL – XC)
Daya Arus Bolak Balik
• Daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata
atau sering disebut daya nyata atau daya aktif.
• Simbol daya aktif dinyatakan dengan P dengan satuan Watt.
• Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan
perkalian antara tegangan efektif, arus efektif, dan koefisien faktor
dayanya.
• Saya aktif P dinyatakan dengan persamaan :
𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓 cos θ
Diagram Phasor
• Diagram phasor menggambarkan
vector beban Z, R dan X
membentuk segitiga siku-siku.
• Dalam segitiga siku-siku berlaku
Hukum Phytagoras, maka :
𝑍2 = 𝑅2 + 𝑋2
𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2
Jika setiap sisi dikalikan dengan arus I, maka akan diperoleh diagram
vector tegangan sebagai berikut :
• Diagram phasor menggambarkan
vector tegangan beban Vs = Z.I, VR= R.I
dan Vx = X.I membentuk segitiga siku-
siku.
𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶
𝑉𝐿 = 𝐼. 𝑋𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐶 = 𝐼. 𝑋𝐶
• Persamaan kompleks
𝑉𝑆 = 𝑉𝑅 + 𝑗𝑉𝑋
• Dalam segitiga siku-siku berlaku
Hukum Phytagoras, maka :
𝑉𝑆 = 𝑉𝑅
2
+ 𝑉𝑋
2
Jika tegangan pada setiap sisi dikalikan dengan arus I, maka akan
diperoleh diagram vector daya sebagai berikut :
• Diagram phasor menggambarkan vector Daya
beban S = V.I, P= VR.I dan Q = Vx.I membentuk
segitiga siku-siku.
𝑄𝑋 = 𝑄𝐿 − 𝑄𝐶
𝑄𝐿 = 𝑉𝐿. 𝐼𝐿 = 𝑋𝐿. 𝐼𝐿
2
𝑄𝐶 = 𝑉𝐶. 𝐼𝐶 = 𝑋𝐶. 𝐼𝐶
2
𝑃 = 𝑉𝑅. 𝐼𝑅 = 𝑅. 𝐼𝑅
2
Persamaan kompleks
𝑆 = 𝑃 + 𝑗𝑄
Dalam segitiga siku-siku berlaku Hukum Phytagoras, maka :
𝑆 = 𝑃2 + 𝑄2
Segitiga Daya
Hubungan Daya :
sin 𝜃 =
𝑄
𝑆
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝑆. sin 𝜃
cos 𝜃 =
𝑃
𝑆
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 = 𝑆. cos 𝜃
𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆 sin 𝜃 2 + 𝑆 cos 𝜃 2
𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆2 ( sin 𝜃 2+ cos 𝜃 2)
𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆2
𝑄 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓. sin 𝜃
𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓. cos 𝜃
𝑆 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓
𝑆 = 𝑃 + 𝑗𝑄
S = daya nyata
P = daya aktif
Q = daya reaktif
Daya Aktif P
• Daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban.
• Daya yang dapat diubah ke dalam kerja fisik. Seperti motor (listrik ke
putaran), heater (listrik ke panas), dan lain-lain.
• Daya listrik aktif dapat dikonversikan ke dalam bentuk daya lain
dengan satuan yang sama melalui mesin konversi energi.
• Daya aktif P atau daya nyata adalah jumlah daya yang sebenarnya
dikonsumsi dalam rangkaian AC
• Daya aktif digunakan untuk menggerakkan beban-beban listrik pada
pelanggan.
Daya Reaktif (𝑄 = 𝑉𝐴𝑅)
• Daya yang timbul karena ada komponen L dan C yang merupakan
daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan.
𝑄 = 𝑉𝐼 sin𝜙
𝑉 = tegangan efektif
𝐼 = arus efektif yang mengalir
sin𝜙 = faktor reaktif, dengan 𝜙 adalah sudut fasa beban
• Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk
pembentukan medan magnet dengan satuan Volt Ampere
reaktif (Var).
Daya Semu (𝑆 = 𝑉𝐴)
• Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa
Inggris Apparent Power
• Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan
daya antara daya rata-rata dan daya reaktif.
• Daya semu adalah jumlah vector dari daya aktif dan reaktif dengan
satuan Volt Ampere (VA) atau perkalian arus efektif dengan
tegangan efektif.
• Daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang
ditransmisikan ke pelanggan listrik.
Soal Latihan Penyelesaian :
Diketahui :
L = 0,5 H, R1=100 Ω, R2=200 Ω,
ω=800 rad, Im = 10 A
XL = ωL = 800.0,5 = 400 Ω
Hitung Z ekivalen ( Zek)
1. Hitunglah daya P, Q, dan S
dalam rangkaian di bawah ini.
𝐼𝑒𝑓𝑓 =
𝐼𝑚
2
𝐼𝑒𝑓𝑓 =
10
2
𝐴
Maka R = 87,9 Ω dan X = 15,9 Ω
Z1 = 100Ω dan Z2 = 200 + j 400 Ω
1
𝑍𝑒𝑘
=
1
𝑍1
+
1
𝑍2
atau 𝑍𝑒𝑘 =
𝑍1𝑍2
𝑍1+𝑍2
𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2
𝑍 = (87,9)2+(15,9)2= 89,44Ω
𝑐) 𝑆 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2
𝑥 Z
𝑆 =
10
2
2
. 89,44 𝑉𝐴
𝑆 = 4395 𝑉𝐴
𝑎). 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑃)𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ∶
𝑃 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2
. 𝑅
𝑃 =
10
2
2
. 87,9 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 4395 𝑊
𝑏) 𝑞 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2
. 𝑋
𝑄 =
10
2
2
. 15,9 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 795 𝑉𝐴𝑟
Faktor Daya
• Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya
semu.
• Faktor daya atau faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara
daya aktif dan daya semu.
• Cara yang mudah untuk mengantisipasi turunnya faktor daya
listrik dapat dilakukan dengan memilih beban-beban yang
mempunyai faktor daya besar juga dapat dilakukan dengan
memasang kapasitor daya
Sifat Faktor Daya
• Pada suatu sistem tenaga listrik memiliki 3 jenis
faktor daya yaitu faktor daya unity, faktor daya
leading dan faktor daya lagging
• Faktor daya unity terjadi pada beban resistif
dimana sudut pada antara gelombang arus dan
tegangan sebesar 0 derajat.
• Faktor daya leading terjadi jika beban kapasitif
dimana gelombang arus mendahului gelombang
tegangan dengan beda phasa sebesar θ derajat
• Faktor daya lagging terjadi jika beban beban
bersifat induktif dimana gelombang arus terlambat
terhadap gelombang tegangan dengan beda phasa
sebesar θ derajat
Perbaikan Faktor Daya
• Faktor daya yang rendah akan merugikan sistem tenaga listrik
karena akan mengakibatkan arus beban semakin naik. Oleh karena
itu factor daya harus diperbaiki.
• Besarnya factor daya yang diijinkan di Indonesia adalah antara
0.85 sd 1.0
• Jika factor daya beban kurang dari 0,85 maka harus diperbaiki
menjadi lebih besar dari 0,85
• Berdasarkan segitiga daya, memperlihatkan bahwa
jika daya reaktif Q beban bertambah besar, maka
sudut θ makin besar, akibatnya nilai cos θ semakin
turun.
• Faktor daya akan semakin baik jika nilai cos θ mendekati nilai 1 atau sudut
θ semakin kecil mendekati sudut 0.
• Jika daya P tidak berubah sedangkan nilai Q berubah-
ubah (naik) dengan sudut θ maka karena nilai Q harus
dikurangi menjadi Q’ dengan sudut θ’.
• Nilai Q dipengaruhi oleh nilai L atau C, oleh karena itu
untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus
memasang secara paralel komponen L atau C.
Jika komponen C dipasang seri maka besarnya
daya P adalah :
terlihat bahwa nilai P akan berubah dan arus Ieff
berubah sedangkan syarat untuk perbaikan faktor
daya, nilai P harus tetap. Jadi rangkain seri tidak
bisa memperbaiki factor daya.
Rangkaian terdiri dari R dan L dimana L merupakan
beban induktif.
• Jika komponen C tersebut dipasang
paralel maka besarnya daya P adalah:
• Hasilnya adalah nilai P-nya tetap dan arus ieff tetap. Maka
dengan penambahan komponen C secara paralel akan
memperkecil daya reaktifnya.
• Untuk meningkatkan pf suatu rangkaian dimana arus i
lagging (beban induktif) dapat dilakukan dengan
menambahkan kapasitor C secara parallel pada rangkaian.
• Untuk meningkatkan pf suatu rangkaian arus leading dilakukan dengan
menambahkan atau mempararelkan komponen L
• Contoh :
Faktor daya sebauh beban telah diperbaiki adalah 0,9 lagging dengan cara
menambahkan kapasitor 20 kVAR secara paralel. Jika daya akhir adalah
185 kVA. Hitunglah besarnya daya semu S sebelum pf diperbaiki.
Penyelesaian :
Pf’ = 0,9 (hasil perbaikan)
QC= 20 kVAR
S’=185 KVA
Besarnya daya S sebelum pf diperbaiki
Sekian

More Related Content

What's hot

Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...Saarah Nur F
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pidSupar Ramah
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanHerry SR
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisimeko_dp
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolarie eric
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformatorwibowow34
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonRetnoWulan26
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6kemenag
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGsumiati25
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Samantars17
 
Laporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaLaporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaayu purwati
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntHendy Winata
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 

What's hot (20)

Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
 
Isolasi cair
Isolasi cairIsolasi cair
Isolasi cair
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan norton
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Laporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaLaporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersama
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 

Similar to 6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf

3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balikSimon Patabang
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararelSimon Patabang
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxBAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxVirablue02
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelSimon Patabang
 
Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikkomang deliana putra
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balikSyihab Ikbal
 
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Fathan Hakim
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
Rangkaian arus searah.pptx
Rangkaian arus searah.pptxRangkaian arus searah.pptx
Rangkaian arus searah.pptxMustikaSaragih
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxUlfiaPerdani2
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02somad79
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 

Similar to 6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf (20)

5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
 
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxBAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararel
 
Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrik
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
 
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
 
Rangkaian arus searah.pptx
Rangkaian arus searah.pptxRangkaian arus searah.pptx
Rangkaian arus searah.pptx
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 

More from Simon Patabang

ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanSimon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatSimon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikSimon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalSimon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkatSimon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrikSimon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Simon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf

  • 1. DAYA PADA RANGKAIAN RLC Ir. Simon Patabang, MT Prodi Teknik Elektro Universitas Atma Jaya Makassar
  • 2. Pengertian Daya • Daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha selama t detik. • Daya listrik perkalian antara tegangan dengan arus yang bekerja pada rangkaian listrik. P = VI • Besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan arus listrik tiap satuan waktu 𝑃 = 𝑊 𝑡
  • 3. Istilah Daya Listrik • Dalam system arus bolak balik, dikenal beberapa istilah daya yaitu : 1. Daya sesaat 2. Daya rata-rata • Daya dikatakan positif, ketika arus mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian • Daya dikatakan negatif, ketika arus mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan
  • 4. Daya Sesaat • Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat gelombang arus dan tegangan telah berjalan selama t detik. • Besarnya daya sesaat selalu berubah-ubah berdasarkan wakti t detik. • Persamaan daya sesaat : 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑡 . 𝐼(𝑡) V(t) = tegangan sesaat I(t) = arus sesaat P(t) = daya sesaat
  • 5. • Jika diketahui tegangan dan arus sesaat adalah : V(t) = 𝑉 𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1 I(t) = 𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃2 • Daya sesaat P(t) adalah : 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑡 . 𝐼 𝑡 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1 . 𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃2 • Rumus trigonometri : 𝐶𝑜𝑠 𝐴. 𝐶𝑜𝑠 𝐵 = 1 2 cos 𝐴 + 𝐵 + 𝐶𝑜𝑠 (𝐴 − 𝐵
  • 6. Maka : 𝑃 𝑡 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( (𝜔𝑡 + 𝜃1) − (𝜔𝑡 + 𝜃2 ) 𝑃 𝑡 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 ) Persamaan di atas menunjukkan bahwa daya sesaat memiliki dua bagian yaitu : 1. Fungsi Cosinus dimana frekuensinya 2ω 2. Konstanta, nilainya bergantung dari perbedaan fasa antara tegangan dan arus.
  • 7. Gelombang Daya Listrik • p(t) bernilai positif untuk sebagian periode dan bernilai negatif untuk sebagian lainnya. • Ketika p(t) bernilai positif, maka daya diserap oleh rangkaian. • Ketika p(t) bernilai negative, maka daya mengalir dari rangkaian ke sumber. Hal ini mungkin terjadi karena adanya elemen penyimpan (kapasitor dan induktor) pada rangkaian.
  • 8. Contoh : Sebuah komponen pada rangkaian listrik dilewati arus sesaat sebesar i(t) = 10 sin 30t A dan tegangan sesaat v(t) = 50sin(30t + 30°). Hitunglah besarnya daya listrik pada saat t = 1 detik! Penyelesaian 𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 𝑃 𝑡 = (50sin(30t + 30°)).(10 sin 30t) 𝑃 1 = 50.sin(30.1 +30°).10.sin (30.1) 𝑃 1 = 500.sin(60°). sin (30°) 𝑃 1 = 500 x 0,866 x 0,5 =216,506 Watt
  • 9. Daya Rata – Rata • Daya rata-rata adalah adalah rata rata dari daya sesaat dalam satu periode. • Rumus Daya Rata-rata dinyatakan dengan persamaan : 𝑃 = 1 𝑇 න 0 𝑇 𝑝 𝑡 𝑑𝑡 Daya rata-rata selama perioda T
  • 10. Data rata-rata dari persamaan daya sesaat dengan persamaan : 𝑃 𝑡 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 ) 𝑃 = 1 𝑇 න 0 𝑇 𝑝 𝑡 𝑑𝑡 𝑃 = 1 𝑇 න 0 𝑇 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 ) 𝑑𝑡 𝑃 = 1 𝑇 න 0 𝑇 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 𝑑𝑡 + 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2) 1 𝑇 න 0 𝑇 𝑑𝑡
  • 11. 𝑃1 = 1 𝑇 න 0 𝑇 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 𝑑𝑡 = 0 𝑃2 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 1 𝑇 න 0 𝑇 𝑑𝑡 𝑃2 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2) 1 𝑇 𝑡 𝑇 0 𝑃2 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 1 𝑇 (𝑇 − 0) 𝑃2 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 𝑃 = 𝑃1 + 𝑃2 𝑃 = 0 + 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 Data sesaat p(t) nilainya berubah terhadap waktu sedangkan daya rata-rata P tidak bergantung pada waktu.
  • 12. Dari persamaan daya rata-rata : 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 • Jika 𝜃1 = 𝜃2, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat resistif 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 0° = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 Artinya Beban resistif (R) menyerap daya setiap saat • Jika 𝜃1 − 𝜃2 = −90°, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat kapasitip • Jika 𝜃1 − 𝜃2 = +90°, menunjukkan bahwa rangkaian bersifat induktif 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 90° = 0 Artinya beban reaktif (L atau C) tidak menyerap daya rata rata
  • 13. Contoh Jika diketahui tegangan sesaat dan arus sesaat sebagai berikut : • 𝑣 𝑡 = 120 cos (377𝑡 + 45°) 𝑉 • 𝑖 𝑡 = 10 cos (377𝑡 − 10°) 𝐴 Hitunglah nilai daya rata-rata dan daya sesaatnya! Penyelesaian : Vm = 120 Volt Im = 10 A Θ1 = 45° Θ2 = -10° Ω = 377 rad/det
  • 14. a). Daya sesaat 𝑃 𝑡 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 cos 2𝜔𝑡 + 𝜃1 + 𝜃2 + 𝐶𝑜𝑠( 𝜃1 − 𝜃2 ) 𝑃 𝑡 = 1 2 120.10. cos 2.377𝑡 + 45° + (−10°) + 𝐶𝑜𝑠(45° − (−10° ) 𝑃 𝑡 = 600. cos 2.377𝑡 + 35° + 𝐶𝑜𝑠(55° ) 𝑃 𝑡 = 600. cos 2.377𝑡 + 35° + 344,2 𝑊𝑎𝑡𝑡
  • 15. b). Daya rata-rata 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 𝑃 = 1 2 1200. 𝐶𝑜𝑠 45° − (−10° ) 𝑃 = 600. 𝐶𝑜𝑠 55° = 344,2 𝑊𝑎𝑡𝑡
  • 16. Daya Sesaat Pada Induktor (L) Arus pada komponen inductor : 𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 − 𝜋 2 ) dimana 𝐼𝑚 = 𝑉 𝑚 𝜔𝐿 𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡 . 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 − 𝜋 2 ) 𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡. (−cos ω𝑡) 𝑃 𝑡 = − 1 2 . 𝑉 𝑚𝐼𝑚 sin 2𝜔𝑡 Sumber tegangan : 𝑣 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡
  • 17. Grafik Daya Pada Induktor Grafik memperlihatkan bahwa : • Ketika tegangan dan arus positif atau tegangan dan arus negative, maka dayanya positif, artinya energi mengalir dari sumber ke induktor. • Pada saat arusnya negatip dan tegangan positip (berlawanan tanda) maka dayanya negative, artinya bahwa energi mengalir dari induktor ke sumber tegangan.
  • 18. Daya rata-rata pada komponen L sama dengan nol Daya rata-rata pada komponen L
  • 19. Daya pada Kapasitor (C ) 𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡 . 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 + 𝜋 2 ) 𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡. (−cos ω𝑡) 𝑃 𝑡 = 1 2 . 𝑉 𝑚𝐼𝑚 sin 2𝜔𝑡 Sumber tegangan : 𝑣 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡 Arus pada komponen kapasitor : 𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛 (ω𝑡 + 𝜋 2 ) dimana 𝐼𝑚 = 𝜔𝐶𝑉 𝑚
  • 20. Grafik Daya pada Kapasitor Grafik memperlihatkan bahwa : • Ketika V dan I keduanya positif atau V dan I keduanya negative, maka dayanya positif, artinya energi mengalir dari sumber ke kapasitor. • Pada saat I negatip dan V positip (berlawanan tanda) maka dayanya negative, artinya bahwa energi mengalir dari kapasitor ke sumber tegangan.
  • 21. Daya rata-rata pada komponen C Daya rata-rata pada komponen C sama dengan nol
  • 22. Daya pada Resistor (R) Sumber tegangan : 𝑣 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡 Arus pada komponen resistor : 𝑖 𝑡 = 𝐼𝑚 sin ω𝑡 dimana 𝐼𝑚 = 𝑉𝑚 𝑅 𝑃 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 𝑃 𝑡 = 𝑉 𝑚 sin 𝜔𝑡 .𝐼𝑚 sin ω𝑡 𝑃 𝑡 = 𝐼𝑚𝑉 𝑚𝑠𝑖𝑛2𝜔𝑡 𝑃 𝑡 = 1 2 . 𝑉 𝑚𝐼𝑚 (1 − cos 2𝜔𝑡)
  • 23. Grafik Daya Pada Resistor Grafik memperlihatkan bahwa : • Ketika V dan I keduanya positif, maka dayanya positif atau V dan I keduanya negatip, artinya energi mengalir dari sumber ke resistor. • Hal ini menunjukkan bahwa Resistor menyerap daya 100%
  • 24. Daya rata-rata pada Resistor (R) Daya rata-rata pada resistor R sebesar : 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 𝑃 = 𝑉 𝑚𝐼𝑚 2. 2 𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓
  • 25. Contoh : Sebuah rangkaian dengan impedansi Z = 4 – j2 Ω dengan tegagan sumber V = 5 ∠0o . Hitunglah daya rata rata yang diserap oleh beban Z. Penyelesaian : Arus I dalam rangkaian : 𝐼 = 𝑉 𝑍 = 5∠30° 4 − 𝑗2 𝐼 = 5∠30° 4,472∠−26,57° = 1,118∠56,56° A
  • 26. Daya rata rata yang disuplai oleh sumber tegangan adalah : 𝜃1 = 30° 𝜃2 = 56,56° 𝑉 𝑚 = 5 V 𝐼𝑚 = 1,118 A 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚𝐶𝑜𝑠 𝜃1 − 𝜃2 𝑃 = 1 2 . 5. 1,118. 𝐶𝑜𝑠 30° − 56,56° = 2,5 𝑊
  • 27. Tegangan pada R : 𝑉𝑅 = 𝐼𝑅. 𝑅 𝑉𝑅 = 4 𝑥 1,118∠26,56° = 4,472∠26,56° Volt Daya rata-rata pada R : 𝑃 = 1 2 𝑉 𝑚𝐼𝑚 𝑃 = 1 2 4,472 𝑥 1,118 = 2,5 𝑊
  • 28. Daya Kompleks • Jika rangkaian RLC dicatu dengan sumber tegangan bolak-balik sebesar Vt, maka arus sebesar I akan mengalir ke beban RLC. • Rangkaian RLC seri ditunjukkan pada gambar Beban impedansi rangkaian adalah : Z = R + j X Z = R + j (XL – XC)
  • 29. Daya Arus Bolak Balik • Daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau sering disebut daya nyata atau daya aktif. • Simbol daya aktif dinyatakan dengan P dengan satuan Watt. • Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan efektif, arus efektif, dan koefisien faktor dayanya. • Saya aktif P dinyatakan dengan persamaan : 𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓 cos θ
  • 30. Diagram Phasor • Diagram phasor menggambarkan vector beban Z, R dan X membentuk segitiga siku-siku. • Dalam segitiga siku-siku berlaku Hukum Phytagoras, maka : 𝑍2 = 𝑅2 + 𝑋2 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2
  • 31. Jika setiap sisi dikalikan dengan arus I, maka akan diperoleh diagram vector tegangan sebagai berikut : • Diagram phasor menggambarkan vector tegangan beban Vs = Z.I, VR= R.I dan Vx = X.I membentuk segitiga siku- siku. 𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 𝑉𝐿 = 𝐼. 𝑋𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐶 = 𝐼. 𝑋𝐶 • Persamaan kompleks 𝑉𝑆 = 𝑉𝑅 + 𝑗𝑉𝑋 • Dalam segitiga siku-siku berlaku Hukum Phytagoras, maka : 𝑉𝑆 = 𝑉𝑅 2 + 𝑉𝑋 2
  • 32. Jika tegangan pada setiap sisi dikalikan dengan arus I, maka akan diperoleh diagram vector daya sebagai berikut : • Diagram phasor menggambarkan vector Daya beban S = V.I, P= VR.I dan Q = Vx.I membentuk segitiga siku-siku. 𝑄𝑋 = 𝑄𝐿 − 𝑄𝐶 𝑄𝐿 = 𝑉𝐿. 𝐼𝐿 = 𝑋𝐿. 𝐼𝐿 2 𝑄𝐶 = 𝑉𝐶. 𝐼𝐶 = 𝑋𝐶. 𝐼𝐶 2 𝑃 = 𝑉𝑅. 𝐼𝑅 = 𝑅. 𝐼𝑅 2 Persamaan kompleks 𝑆 = 𝑃 + 𝑗𝑄 Dalam segitiga siku-siku berlaku Hukum Phytagoras, maka : 𝑆 = 𝑃2 + 𝑄2
  • 33. Segitiga Daya Hubungan Daya : sin 𝜃 = 𝑄 𝑆 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝑆. sin 𝜃 cos 𝜃 = 𝑃 𝑆 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 = 𝑆. cos 𝜃 𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆 sin 𝜃 2 + 𝑆 cos 𝜃 2 𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆2 ( sin 𝜃 2+ cos 𝜃 2) 𝑃2 + 𝑄2 = 𝑆2 𝑄 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓. sin 𝜃 𝑃 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓. cos 𝜃 𝑆 = 𝑉𝑒𝑓𝐼𝑒𝑓 𝑆 = 𝑃 + 𝑗𝑄 S = daya nyata P = daya aktif Q = daya reaktif
  • 34. Daya Aktif P • Daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. • Daya yang dapat diubah ke dalam kerja fisik. Seperti motor (listrik ke putaran), heater (listrik ke panas), dan lain-lain. • Daya listrik aktif dapat dikonversikan ke dalam bentuk daya lain dengan satuan yang sama melalui mesin konversi energi. • Daya aktif P atau daya nyata adalah jumlah daya yang sebenarnya dikonsumsi dalam rangkaian AC • Daya aktif digunakan untuk menggerakkan beban-beban listrik pada pelanggan.
  • 35. Daya Reaktif (𝑄 = 𝑉𝐴𝑅) • Daya yang timbul karena ada komponen L dan C yang merupakan daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan. 𝑄 = 𝑉𝐼 sin𝜙 𝑉 = tegangan efektif 𝐼 = arus efektif yang mengalir sin𝜙 = faktor reaktif, dengan 𝜙 adalah sudut fasa beban • Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet dengan satuan Volt Ampere reaktif (Var).
  • 36. Daya Semu (𝑆 = 𝑉𝐴) • Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris Apparent Power • Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan daya antara daya rata-rata dan daya reaktif. • Daya semu adalah jumlah vector dari daya aktif dan reaktif dengan satuan Volt Ampere (VA) atau perkalian arus efektif dengan tegangan efektif. • Daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang ditransmisikan ke pelanggan listrik.
  • 37. Soal Latihan Penyelesaian : Diketahui : L = 0,5 H, R1=100 Ω, R2=200 Ω, ω=800 rad, Im = 10 A XL = ωL = 800.0,5 = 400 Ω Hitung Z ekivalen ( Zek) 1. Hitunglah daya P, Q, dan S dalam rangkaian di bawah ini.
  • 38. 𝐼𝑒𝑓𝑓 = 𝐼𝑚 2 𝐼𝑒𝑓𝑓 = 10 2 𝐴 Maka R = 87,9 Ω dan X = 15,9 Ω Z1 = 100Ω dan Z2 = 200 + j 400 Ω 1 𝑍𝑒𝑘 = 1 𝑍1 + 1 𝑍2 atau 𝑍𝑒𝑘 = 𝑍1𝑍2 𝑍1+𝑍2 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2 𝑍 = (87,9)2+(15,9)2= 89,44Ω
  • 39. 𝑐) 𝑆 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2 𝑥 Z 𝑆 = 10 2 2 . 89,44 𝑉𝐴 𝑆 = 4395 𝑉𝐴 𝑎). 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑃)𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ∶ 𝑃 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2 . 𝑅 𝑃 = 10 2 2 . 87,9 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 4395 𝑊 𝑏) 𝑞 = (𝐼𝑒𝑓𝑓)2 . 𝑋 𝑄 = 10 2 2 . 15,9 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 795 𝑉𝐴𝑟
  • 40. Faktor Daya • Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. • Faktor daya atau faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. • Cara yang mudah untuk mengantisipasi turunnya faktor daya listrik dapat dilakukan dengan memilih beban-beban yang mempunyai faktor daya besar juga dapat dilakukan dengan memasang kapasitor daya
  • 41. Sifat Faktor Daya • Pada suatu sistem tenaga listrik memiliki 3 jenis faktor daya yaitu faktor daya unity, faktor daya leading dan faktor daya lagging • Faktor daya unity terjadi pada beban resistif dimana sudut pada antara gelombang arus dan tegangan sebesar 0 derajat. • Faktor daya leading terjadi jika beban kapasitif dimana gelombang arus mendahului gelombang tegangan dengan beda phasa sebesar θ derajat • Faktor daya lagging terjadi jika beban beban bersifat induktif dimana gelombang arus terlambat terhadap gelombang tegangan dengan beda phasa sebesar θ derajat
  • 42. Perbaikan Faktor Daya • Faktor daya yang rendah akan merugikan sistem tenaga listrik karena akan mengakibatkan arus beban semakin naik. Oleh karena itu factor daya harus diperbaiki. • Besarnya factor daya yang diijinkan di Indonesia adalah antara 0.85 sd 1.0 • Jika factor daya beban kurang dari 0,85 maka harus diperbaiki menjadi lebih besar dari 0,85
  • 43. • Berdasarkan segitiga daya, memperlihatkan bahwa jika daya reaktif Q beban bertambah besar, maka sudut θ makin besar, akibatnya nilai cos θ semakin turun. • Faktor daya akan semakin baik jika nilai cos θ mendekati nilai 1 atau sudut θ semakin kecil mendekati sudut 0. • Jika daya P tidak berubah sedangkan nilai Q berubah- ubah (naik) dengan sudut θ maka karena nilai Q harus dikurangi menjadi Q’ dengan sudut θ’. • Nilai Q dipengaruhi oleh nilai L atau C, oleh karena itu untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus memasang secara paralel komponen L atau C.
  • 44. Jika komponen C dipasang seri maka besarnya daya P adalah : terlihat bahwa nilai P akan berubah dan arus Ieff berubah sedangkan syarat untuk perbaikan faktor daya, nilai P harus tetap. Jadi rangkain seri tidak bisa memperbaiki factor daya. Rangkaian terdiri dari R dan L dimana L merupakan beban induktif.
  • 45. • Jika komponen C tersebut dipasang paralel maka besarnya daya P adalah: • Hasilnya adalah nilai P-nya tetap dan arus ieff tetap. Maka dengan penambahan komponen C secara paralel akan memperkecil daya reaktifnya. • Untuk meningkatkan pf suatu rangkaian dimana arus i lagging (beban induktif) dapat dilakukan dengan menambahkan kapasitor C secara parallel pada rangkaian.
  • 46. • Untuk meningkatkan pf suatu rangkaian arus leading dilakukan dengan menambahkan atau mempararelkan komponen L • Contoh : Faktor daya sebauh beban telah diperbaiki adalah 0,9 lagging dengan cara menambahkan kapasitor 20 kVAR secara paralel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Hitunglah besarnya daya semu S sebelum pf diperbaiki. Penyelesaian : Pf’ = 0,9 (hasil perbaikan) QC= 20 kVAR S’=185 KVA
  • 47. Besarnya daya S sebelum pf diperbaiki