SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Mengolah Citra Digital
Melalui Transformasi Fourier
Oleh : maria Yunita
•Transformasi Fourier
memungkinkan kita
untuk memandang
citra digital melalui
dimensi yang lain,
yaitu dimensi frekuensi
Mengapa mengolah sinyal begitu
penting ????
Dalam kehidupan sehari-hari, sadar
atau tidak sadar, kita seringkali
bertemu dengan sinyal. Beberapa
contoh sinyal yang sering kita
jumpai (walaupun secara visual
tidak nampak) misalnya, sinyal
ponsel, radio, televisi, suara yang
kita keluarkan, detak jantung,
gerakan partikel (dan citra digital
yang juga dapat disebut sebagai
sinyal).
Segala macam bentuk yang dapat diukur
energinya yang terjadi dalam suatu waktu
atau ruang dapat dipandang sebagai sinyal.
Pada suatu citra digital, yang disebut energi
adalah intensitas warna keabuan(pada citra
grayscale) dan red/green/blue (pada citra
berwarna). Sementara yang disebut ruang
adalah sistem koordinat 2 dimensi pada suatu
citra. Dengan cara demikian, suatu citra dapat
dipandang sebagai sinyal sehingga berlaku
Tranformasi Fourier beserta segala propertinya
• Dalam keadaan di mana sinyal masih berada dalam kawasan waktu (atau
ruang), pengolahan yang dapat dilakukan akan terbatas. Namun ketika
sinyal tersebut ditransformasi ke dalam kawasan frekuensi, maka
pengolahan terhadap sinyal tersebut menjadi lebih praktis. Misalnya,
(setelah sinyal berada dalam kawasan frekuensi) dapat dilakukan penapisan
(filtering) untuk mengurangi derau (noise) pada sinyal (baik pada sinyal
berupa suara ataupun pada citra digital). Transformasi Fourier merupakan
sebuah metode atau kakas (tool) untuk mengubah suatu sinyal dalam
kawasan waktu menjadi kawasan frekuensi. Setelah sinyal berada dalam
kawasan frekuensi dan diolah, sinyal dapat dikembalikan menjadi kawasan
waktu kembali.
Mengapa Ada Transformasi Fourier?
• Tranformasi Fourier diawali di abad ke-19 (tepatnya
tahun 1822) oleh seorang matematikawan Perancis yang
bernama Jean Baptiste Fourier. Dalam penelitiannya,
Fourier berhasil menunjukkan bahwa semua fungsi yang
bersifat periodik (sinyal) dalam waktu dapat
diekspresikan sebagai fungsi penjumlahan (integral)
trigonometri sinus dan cosinus dari berbagai frekuensi.
Tidak peduli bagaimana rumitnya bentuk dari sebuah
sinyal, selama sinyal tersebut periodik dan memenuhi
beberapa kondisi matematika, maka sinyal tersebut akan
dapat direpresentasikan dalam penjumlahan fungsi sinus
dan cosinus
Sebagai contoh, diketahui bentuk dari sinyal x dalam fungsi waktu adalah seperti
pada gambar 1.
Berdasarkan teori yang
dipaparkan Fourier, sinyal
tersebut dapat digambarkan
sebagai fungsi penjumlahan dari
sinus dan cosinus, yaitu f(t)=1/2
sin (t)+cos(2t), di mana t
merupakan periode (waktu).
di mana a0, an, dan bn merupakan koefisien dari deret Fourier. Dengan
menggunakan rumus tersebut, untuk bentuk sinyal yang rumit seperti
square signal (sinyal ini muncul pada berbagai perangkat elektronik
digital) juga dapat didekati sebagai fungsi penjumlahan dari fungsi
sinus dan cosinus.
Pada gambar 3 di atas, baris pertama
merupakan contoh pendekatan square signal
dengan menggunakan fungsi sinus biasa. Pada
baris berikutnya, didekati dengan fungsi sin(t)
+ 1/3 sin(3t), baris berikutnya didekati dengan
fungsi sin(t)+1/3 sin(3t)+1/5 sin(5t) dan
seterusnya. Semakin banyak penjumlahan yang
dilakukan, maka pendekatan akan semakin
baik.
• Secara umum, bentuk pendekatan dari sinyal
tersebut dengan menggunakan Deret Fourier
adalah
• Setelah fungsi dari sebuah sinyal dapat didefinisikan dalam
kawasan waktu, maka sinyal fungsi tersebut dapat diubah
ke dalam kawasan frekuensi. Seperti yang disinggung pada
bagian sebelumnya, pengubahan kawasan sinyal dari waktu
menjadi frekuensi menjadikan sinyal lebih mudah dianalisa
ataupun diolah. Sekedar gambaran misalkan pada saat
komputer memainkan file musik berformat MP3. Jika
software untuk memainkan musik dilengkapi dengan
spectrum analyzer, maka akan nampak berbagai frekuensi
yang muncul saat musik dimainkan. Dari berbagai frekuensi
tersebut, dapat dideteksi mana bass, treble, vokal dan
sebagainya. Dengan mengolah sinyal pada kawasan
frekuensi seperti ini, dapat dilakukan pengolahan seperti
menghilangkan frekuensi tertentu (yang merupakan noise)
sehingga menghasilkan musik yang lebih jernih. Hal ini akan
sulit dilakukan jika sinyal masih berada dalam kawasan
waktu.
Fourier mendefinisikan transformasi sinyal dari kawasan waktu
ke kawasan frekuensi dengan rumus:
Sebaliknya, untuk mengubah sinyal dari kawasan frekuensi menjadi kawasan waktu
(melakukan invers) dengan menggunakan rumus:
F(w) merupakan spektrum, di mana w mewakili frekuensi, dan f(t)
merupakan sinyal asli dalam kawasan waktu. Bilangan j yang muncul
adalah bilangan kompleks (akar -1). Batas atas dan batas bawah dari
integral adalah plus minus tak terhingga, yang menyatakan bahwa sinyal
tersebut merupakan sinyal kontinyu (periodik) dari rentang minus tak
terhingga sampai plus tak terhingga.
• Sinyal dalam rentang tersebut, akan sulit
diolah oleh komputer. Untuk itu, sinyal
perlu didiskritkan dan diberikan batas
dalam waktu tertentu (atau istilahnya
dilakukan sampling). Pada sebuah file
musik digital sekualitas CD, sampling yang
dilakukan adalah 44.100 sampling per
detik. Artinya dalam satu detik, ada 44.100
data yang dicuplik. Pada kasus musik
digital, semakin tinggi nilai sampling, tentu
kualitas suara yang dihasilkan akan lebih
baik.
• Jika sinyal telah menjadi sinyal yang
diskrit, maka batas atas dan batas
bawah dari integral dapat dibatasi
dan diubah dalam bentuk
penjumlahan biasa. Proses
transformasi Fourier untuk sinyal
yang telah menjadi diskrit
(mempunyai batas yang tertentu)
disebut sebagai Discrete Fourier
Transform (DFT). Rumus untuk DFT
adalah sebagai berikut:
• Untuk mengembalikan menjadi sinyal dalam
kawasan waktu, rumus DFT yang digunakan
adalah:
Transformasi
Fourier
Untuk 1D
• Transformasi Fourier adalah mengubah sinyal
dalam kawasan waktu ke dalam kawasan
frekuensi. Dengan men-transformasi sinyal ke
dalam kawasan frekuensi, kita dapat melihat
frekuensi berapa sajakah yang muncul pada
sinyal tersebut.
Script Matlab berikut akan menghasilkan grafik yang mewakili sebuah sinyal yang dicuplik 100
sample per detik dengan durasi selama 3 detik. Pada fungsi sinyal, diberikan komponen frekuensi
sebesar 10Hz dan 15Hz dengan ditambahkan nilai acak.
• fs=100; % sampling 100 cuplikan/detik
• duration=3; % selama 3 detik
• t = 0:1/fs:duration-1/fs;
• x = 1.3*sin(2*pi*10*t) ... % 10 Hz component
• + 1.7*sin(2*pi*15*t)... % 15 Hz component
• + 1.5*randn(size(t)); % penambahan derau (noise)
• subplot(2,1,1), plot(t,x);
• n = 512;
• y = fft(x,n); % DFT
• f = (0:n-1)*(fs/n); % Frequency range
• ab = abs(y); % Nilai absolute
• subplot(2,1,2), plot(f, ab);
• xlabel('Frequency (Hz)');
• Untuk mengubah suatu sinyal dalam
kawasan waktu ke dalam kawasan frekuensi
pada Matlab menggunakan Fast Fourier
Transform, fungsi yang digunakan adalah
fungsi fft. Fungsi ini mempunyai 2
parameter, yaitu x yang menunjukkan sinyal
yang hendak ditransformasi dan n yang
merupakan panjang sinyal dalam 2x. Pada
contoh di atas, karena terdapat 100
sampling per detik dan dilakukan selama 3
detik, maka total panjang sinyal (jumlah
total sampling) adalah 300. Panjang sinyal
untuk proses FFT yang dibutuhkan adalah
29 atau 512 (2 pangkat sekian yang paling
mendekati 300).
• Nilai hasil Transformasi
Fourier dengan
menggunakan fungsi FFT
(pada variabel y)
mengandung bilangan
kompleks (akar minus 1)
yang tidak dapat
diplotting. Untuk itu, hasil
dari FFT di-absolute-kan
dengan fungsi abs agar
bisa diplot dalam grafik.
• Hasil plotting sinyal dengan komponen frekuensi
10Hz dan 15Hz dalam kawasan waktu seperti pada
gambar berikut.
• Pada gambar di atas, sumbu x mewakili frekuensi yang muncul pada sinyal. Nampak pada
frekuensi 10 dan 15, terdapat puncak (peak) yang lebih tinggi dari nilai lain. Ini menunjukkan
bahwa pada sinyal mengandung kedua frekuensi tersebut. Kedua puncak yang muncul di akhir
sebenarnya hanya merupakan refleksi dari kedua puncak pada frekuensi 10Hz dan 15Hz,
sementara puncak-puncak yang lebih rendah di frekuensi lainnya dihasilkan dari derau (noise)
yang ditambahkan pada sinyal.
• Dari visualisasi kawasan frekuensi tersebut, kita
dengan mudah melakukan pengolahan, seperti
melakukan penapisan (filtering) untuk menghapus
frekuensi tertentu (tinggi, menengah atau rendah)
yang muncul pada sinyal tersebut. Sebagai contoh,
misalkan kita akan menghapus frekuensi tinggi yang
muncul pada sinyal tersebut. Yang dibutuhkan
adalah sebuah saringan (mask) yang bisa
melewatkan frekuensi rendah dan meng-nol-kan
frekuensi tinggi. Skrip berikut digunakan untuk
membuat saringan, melakukan penapisan pada
sinyal kawasan frekuensi hasil Fourier Transform,
kemudian dari hasil penapisan, sinyal dikembalikan
pada kawasan waktu. Hasil sinyal pada kawasan
waktu menunjukkan hilangnya komponen pada
frekuensi tinggi.
• Skrip untuk mendapatkan saringan (mask) yang dapat melewatkan
frekuensi rendah dan menghapus frekuensi tinggi.
mask = zeros(1, n);
l = 0:n/2;
sigmaf = 10;
mask(1:n/2+1) = exp(-(l/(5*sigmaf)).^2);
mask(n:-1:n/2+2) = mask(2:n/2);
subplot(3,1,1); plot(f,mask);
• Saringan tersebut akan dikalikan terhadap sinyal pada kawasan
frekuensi. Hasil dari perkalian ini adalah sinyal-sinyal pada
frekuensi rendah, sementara sinyal pada frekuensi tinggi telah
hilang (0).
Xfilt = y .* mask;
subplot(3,1,2); plot(f,abs(Xfilt));
Bentuk sinyal setelah
disaring adalah seperti
pada gambar berikut:

More Related Content

Similar to Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx

yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...
yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...
yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...rtrialgi15
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi SinyalSimon Patabang
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlabSimon Patabang
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfkhaerul azmi
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasimnssatrio123
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritBeny Nugraha
 
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdf
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdfTransformasi Fourier dan Aplikasinya.pdf
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdfAdam Superman
 
1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).pptndah11
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxAndikMotto
 
Tusas pengenalan sinyal dan sistem
Tusas pengenalan sinyal dan sistemTusas pengenalan sinyal dan sistem
Tusas pengenalan sinyal dan sistemfauzankent
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemSetyo Wibowo'
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalRumah Belajar
 
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-AndiRahmania Rahma
 
Pcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensiPcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensidedidarwis
 
Its paper-29704-2208100036-paper
Its paper-29704-2208100036-paperIts paper-29704-2208100036-paper
Its paper-29704-2208100036-paperKade Jayus
 

Similar to Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx (20)

3..pptx
3..pptx3..pptx
3..pptx
 
yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...
yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...
yepe-kuliah sinyal dan sistem 2013-a_file_2013-04-22_084315_yuliman_purwanto_...
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi Sinyal
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
 
Babiv konvolusi
Babiv konvolusiBabiv konvolusi
Babiv konvolusi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
 
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdf
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdfTransformasi Fourier dan Aplikasinya.pdf
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdf
 
1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt1. Sinyal (1).ppt
1. Sinyal (1).ppt
 
Sistem komunikasi digital i
Sistem komunikasi digital iSistem komunikasi digital i
Sistem komunikasi digital i
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptx
 
Tusas pengenalan sinyal dan sistem
Tusas pengenalan sinyal dan sistemTusas pengenalan sinyal dan sistem
Tusas pengenalan sinyal dan sistem
 
Slide minggu 6 jul
Slide minggu 6 julSlide minggu 6 jul
Slide minggu 6 jul
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
 
Bab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digitalBab i pengolahan sinyal digital
Bab i pengolahan sinyal digital
 
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
 
Pcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensiPcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensi
 
Its paper-29704-2208100036-paper
Its paper-29704-2208100036-paperIts paper-29704-2208100036-paper
Its paper-29704-2208100036-paper
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx

  • 1. Mengolah Citra Digital Melalui Transformasi Fourier Oleh : maria Yunita
  • 2. •Transformasi Fourier memungkinkan kita untuk memandang citra digital melalui dimensi yang lain, yaitu dimensi frekuensi
  • 3. Mengapa mengolah sinyal begitu penting ???? Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita seringkali bertemu dengan sinyal. Beberapa contoh sinyal yang sering kita jumpai (walaupun secara visual tidak nampak) misalnya, sinyal ponsel, radio, televisi, suara yang kita keluarkan, detak jantung, gerakan partikel (dan citra digital yang juga dapat disebut sebagai sinyal). Segala macam bentuk yang dapat diukur energinya yang terjadi dalam suatu waktu atau ruang dapat dipandang sebagai sinyal. Pada suatu citra digital, yang disebut energi adalah intensitas warna keabuan(pada citra grayscale) dan red/green/blue (pada citra berwarna). Sementara yang disebut ruang adalah sistem koordinat 2 dimensi pada suatu citra. Dengan cara demikian, suatu citra dapat dipandang sebagai sinyal sehingga berlaku Tranformasi Fourier beserta segala propertinya
  • 4. • Dalam keadaan di mana sinyal masih berada dalam kawasan waktu (atau ruang), pengolahan yang dapat dilakukan akan terbatas. Namun ketika sinyal tersebut ditransformasi ke dalam kawasan frekuensi, maka pengolahan terhadap sinyal tersebut menjadi lebih praktis. Misalnya, (setelah sinyal berada dalam kawasan frekuensi) dapat dilakukan penapisan (filtering) untuk mengurangi derau (noise) pada sinyal (baik pada sinyal berupa suara ataupun pada citra digital). Transformasi Fourier merupakan sebuah metode atau kakas (tool) untuk mengubah suatu sinyal dalam kawasan waktu menjadi kawasan frekuensi. Setelah sinyal berada dalam kawasan frekuensi dan diolah, sinyal dapat dikembalikan menjadi kawasan waktu kembali.
  • 5. Mengapa Ada Transformasi Fourier? • Tranformasi Fourier diawali di abad ke-19 (tepatnya tahun 1822) oleh seorang matematikawan Perancis yang bernama Jean Baptiste Fourier. Dalam penelitiannya, Fourier berhasil menunjukkan bahwa semua fungsi yang bersifat periodik (sinyal) dalam waktu dapat diekspresikan sebagai fungsi penjumlahan (integral) trigonometri sinus dan cosinus dari berbagai frekuensi. Tidak peduli bagaimana rumitnya bentuk dari sebuah sinyal, selama sinyal tersebut periodik dan memenuhi beberapa kondisi matematika, maka sinyal tersebut akan dapat direpresentasikan dalam penjumlahan fungsi sinus dan cosinus
  • 6. Sebagai contoh, diketahui bentuk dari sinyal x dalam fungsi waktu adalah seperti pada gambar 1. Berdasarkan teori yang dipaparkan Fourier, sinyal tersebut dapat digambarkan sebagai fungsi penjumlahan dari sinus dan cosinus, yaitu f(t)=1/2 sin (t)+cos(2t), di mana t merupakan periode (waktu).
  • 7. di mana a0, an, dan bn merupakan koefisien dari deret Fourier. Dengan menggunakan rumus tersebut, untuk bentuk sinyal yang rumit seperti square signal (sinyal ini muncul pada berbagai perangkat elektronik digital) juga dapat didekati sebagai fungsi penjumlahan dari fungsi sinus dan cosinus.
  • 8. Pada gambar 3 di atas, baris pertama merupakan contoh pendekatan square signal dengan menggunakan fungsi sinus biasa. Pada baris berikutnya, didekati dengan fungsi sin(t) + 1/3 sin(3t), baris berikutnya didekati dengan fungsi sin(t)+1/3 sin(3t)+1/5 sin(5t) dan seterusnya. Semakin banyak penjumlahan yang dilakukan, maka pendekatan akan semakin baik.
  • 9. • Secara umum, bentuk pendekatan dari sinyal tersebut dengan menggunakan Deret Fourier adalah
  • 10. • Setelah fungsi dari sebuah sinyal dapat didefinisikan dalam kawasan waktu, maka sinyal fungsi tersebut dapat diubah ke dalam kawasan frekuensi. Seperti yang disinggung pada bagian sebelumnya, pengubahan kawasan sinyal dari waktu menjadi frekuensi menjadikan sinyal lebih mudah dianalisa ataupun diolah. Sekedar gambaran misalkan pada saat komputer memainkan file musik berformat MP3. Jika software untuk memainkan musik dilengkapi dengan spectrum analyzer, maka akan nampak berbagai frekuensi yang muncul saat musik dimainkan. Dari berbagai frekuensi tersebut, dapat dideteksi mana bass, treble, vokal dan sebagainya. Dengan mengolah sinyal pada kawasan frekuensi seperti ini, dapat dilakukan pengolahan seperti menghilangkan frekuensi tertentu (yang merupakan noise) sehingga menghasilkan musik yang lebih jernih. Hal ini akan sulit dilakukan jika sinyal masih berada dalam kawasan waktu.
  • 11. Fourier mendefinisikan transformasi sinyal dari kawasan waktu ke kawasan frekuensi dengan rumus:
  • 12. Sebaliknya, untuk mengubah sinyal dari kawasan frekuensi menjadi kawasan waktu (melakukan invers) dengan menggunakan rumus: F(w) merupakan spektrum, di mana w mewakili frekuensi, dan f(t) merupakan sinyal asli dalam kawasan waktu. Bilangan j yang muncul adalah bilangan kompleks (akar -1). Batas atas dan batas bawah dari integral adalah plus minus tak terhingga, yang menyatakan bahwa sinyal tersebut merupakan sinyal kontinyu (periodik) dari rentang minus tak terhingga sampai plus tak terhingga.
  • 13. • Sinyal dalam rentang tersebut, akan sulit diolah oleh komputer. Untuk itu, sinyal perlu didiskritkan dan diberikan batas dalam waktu tertentu (atau istilahnya dilakukan sampling). Pada sebuah file musik digital sekualitas CD, sampling yang dilakukan adalah 44.100 sampling per detik. Artinya dalam satu detik, ada 44.100 data yang dicuplik. Pada kasus musik digital, semakin tinggi nilai sampling, tentu kualitas suara yang dihasilkan akan lebih baik.
  • 14. • Jika sinyal telah menjadi sinyal yang diskrit, maka batas atas dan batas bawah dari integral dapat dibatasi dan diubah dalam bentuk penjumlahan biasa. Proses transformasi Fourier untuk sinyal yang telah menjadi diskrit (mempunyai batas yang tertentu) disebut sebagai Discrete Fourier Transform (DFT). Rumus untuk DFT adalah sebagai berikut:
  • 15. • Untuk mengembalikan menjadi sinyal dalam kawasan waktu, rumus DFT yang digunakan adalah:
  • 16. Transformasi Fourier Untuk 1D • Transformasi Fourier adalah mengubah sinyal dalam kawasan waktu ke dalam kawasan frekuensi. Dengan men-transformasi sinyal ke dalam kawasan frekuensi, kita dapat melihat frekuensi berapa sajakah yang muncul pada sinyal tersebut.
  • 17. Script Matlab berikut akan menghasilkan grafik yang mewakili sebuah sinyal yang dicuplik 100 sample per detik dengan durasi selama 3 detik. Pada fungsi sinyal, diberikan komponen frekuensi sebesar 10Hz dan 15Hz dengan ditambahkan nilai acak. • fs=100; % sampling 100 cuplikan/detik • duration=3; % selama 3 detik • t = 0:1/fs:duration-1/fs; • x = 1.3*sin(2*pi*10*t) ... % 10 Hz component • + 1.7*sin(2*pi*15*t)... % 15 Hz component • + 1.5*randn(size(t)); % penambahan derau (noise) • subplot(2,1,1), plot(t,x); • n = 512; • y = fft(x,n); % DFT • f = (0:n-1)*(fs/n); % Frequency range • ab = abs(y); % Nilai absolute • subplot(2,1,2), plot(f, ab); • xlabel('Frequency (Hz)');
  • 18. • Untuk mengubah suatu sinyal dalam kawasan waktu ke dalam kawasan frekuensi pada Matlab menggunakan Fast Fourier Transform, fungsi yang digunakan adalah fungsi fft. Fungsi ini mempunyai 2 parameter, yaitu x yang menunjukkan sinyal yang hendak ditransformasi dan n yang merupakan panjang sinyal dalam 2x. Pada contoh di atas, karena terdapat 100 sampling per detik dan dilakukan selama 3 detik, maka total panjang sinyal (jumlah total sampling) adalah 300. Panjang sinyal untuk proses FFT yang dibutuhkan adalah 29 atau 512 (2 pangkat sekian yang paling mendekati 300).
  • 19. • Nilai hasil Transformasi Fourier dengan menggunakan fungsi FFT (pada variabel y) mengandung bilangan kompleks (akar minus 1) yang tidak dapat diplotting. Untuk itu, hasil dari FFT di-absolute-kan dengan fungsi abs agar bisa diplot dalam grafik.
  • 20. • Hasil plotting sinyal dengan komponen frekuensi 10Hz dan 15Hz dalam kawasan waktu seperti pada gambar berikut.
  • 21. • Pada gambar di atas, sumbu x mewakili frekuensi yang muncul pada sinyal. Nampak pada frekuensi 10 dan 15, terdapat puncak (peak) yang lebih tinggi dari nilai lain. Ini menunjukkan bahwa pada sinyal mengandung kedua frekuensi tersebut. Kedua puncak yang muncul di akhir sebenarnya hanya merupakan refleksi dari kedua puncak pada frekuensi 10Hz dan 15Hz, sementara puncak-puncak yang lebih rendah di frekuensi lainnya dihasilkan dari derau (noise) yang ditambahkan pada sinyal.
  • 22. • Dari visualisasi kawasan frekuensi tersebut, kita dengan mudah melakukan pengolahan, seperti melakukan penapisan (filtering) untuk menghapus frekuensi tertentu (tinggi, menengah atau rendah) yang muncul pada sinyal tersebut. Sebagai contoh, misalkan kita akan menghapus frekuensi tinggi yang muncul pada sinyal tersebut. Yang dibutuhkan adalah sebuah saringan (mask) yang bisa melewatkan frekuensi rendah dan meng-nol-kan frekuensi tinggi. Skrip berikut digunakan untuk membuat saringan, melakukan penapisan pada sinyal kawasan frekuensi hasil Fourier Transform, kemudian dari hasil penapisan, sinyal dikembalikan pada kawasan waktu. Hasil sinyal pada kawasan waktu menunjukkan hilangnya komponen pada frekuensi tinggi.
  • 23. • Skrip untuk mendapatkan saringan (mask) yang dapat melewatkan frekuensi rendah dan menghapus frekuensi tinggi. mask = zeros(1, n); l = 0:n/2; sigmaf = 10; mask(1:n/2+1) = exp(-(l/(5*sigmaf)).^2); mask(n:-1:n/2+2) = mask(2:n/2); subplot(3,1,1); plot(f,mask);
  • 24. • Saringan tersebut akan dikalikan terhadap sinyal pada kawasan frekuensi. Hasil dari perkalian ini adalah sinyal-sinyal pada frekuensi rendah, sementara sinyal pada frekuensi tinggi telah hilang (0). Xfilt = y .* mask; subplot(3,1,2); plot(f,abs(Xfilt));
  • 25. Bentuk sinyal setelah disaring adalah seperti pada gambar berikut: