Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen secara linier. Ringkasan studi kasus menunjukkan analisis hubungan antara rasio keuangan PER dan ROI terhadap harga saham perusahaan.
2.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan
secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel
dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen
apakah
masing-masing
variabel
independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
3. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y’
= Variabel dependen (nilai yang
diprediksikan)
X1 dan X2
= Variabel independen
a
= Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b
=
Koefisien regresi (nilai peningkatan
ataupun penurunan)
4. Contoh kasus:
Kita mengambil contoh kasus pada uji normalitas, yaitu
sebagai
berikut:
Seorang
mahasiswa
bernama
Bambang melakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di
BEJ. Bambang dalam penelitiannya ingin mengetahui
hubungan antara rasio keuangan PER dan ROI terhadap
harga saham. Dengan ini Bambang menganalisis
dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis
regresi linear berganda. Dari uraian di atas maka
didapat variabel dependen (Y) adalah harga saham,
sedangkan variabel independen (X1 dan X2) adalah PER
dan ROI.
6. Sebelum
melakukan
investasinya
seorang
investor
harus
memperhatikan maupun mengetahui berbagai hal mengenai kondisi perusahaan.
Untuk mencapai tujuan ini investor harus memperhatikan informasi yang sifatnya
fundamental yang berkaitan dengan kinerja perusahaan yang tampak pada
laporan keuangan. Faktor fundamental perusahaan antara lain Return On
Ivestment (ROI), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV).
Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah ‘perbandingan
antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’, dimana harga saham
sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten
tersebut dalam setahun.
ROI (singkatan bahasa Inggris: return on investment) atau ROR (singkatan
bahasa Inggris: rate of return) – dalam bahasa Indonesia disebut laba atas
investasi – adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi,
relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh
atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau laba/rugi. Investasi uang dapat
dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal.
TENTANG PER & ROI
7. PEMBAHASAN
Model Summaryb
Model
dimension0
R
1 .879a
Adjusted Std. Error of
R Square R Square the Estimate
.772
.742
870.801
DurbinWatson
1.387
a. Predictors: (Constant), ROIpersen, PERpersen
b. Dependent Variable: HargaSahamRp
• R2 : 0,772 artinya Variabel %PER dan %ROI mempengaruhi
harga saham sebesar 77,2% dan ada faktor lain yang
mempengaruhi harga saham sebesar 22,8%
• Durbin-Watson: 1,387
1,21 < DW < 1,65 maka tidak dapat disimpulkan
• Standar error keseluruhan: 870,801
13.
Grafik Scatter menunjukkan tidak ada pola tertentu karena titik
meyebar tidak beraturan di atas dengan sebaran -2 < y < 2.
Maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
atau H0 diterima.
14. Persamaan: y= 4662,491 – 74,482 x1 +
692,107 x2
Y= Harga saham (Rp)
X1= PER (%)
X2= ROI (%)
Setiap kenaikan 1 % PER akan menurunkan
harga saham sebesar Rp.74,5, Setiap kenaikan 1 % ROI akan menaikkan
harga saham sebesar Rp.692,1, Jika %PER dan %ROI bernilai 0 atau tidak
berpengaruh maka harga saham bernilai
Rp.4662,5,