SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
PADA DATA JUMLAH PERMINTAAN AIR
BERSIH TERHADAP PENDAPATAN TOTAL
KELUARGA, JUMLAH TANGGUNGAN
KELUARGA, DAN PENGELUARAN ENERGI
Arning Susilawati, Marlisa W Setyorini
1

Program Studi DIII, Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ABSTRAK
Pada setiap permasalahan, merasa perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan masalah tersebut. Faktor-faktor tersebut merupakan prediktor,
sedangkan permasalahannya merupakan respon. Dalam permasalahan data jumlah
permintaan air bersih (respon), pendapatan total keluarga (prediktor 1), jumlah
tanggungan keluarga (prediktor 2), dan pengeluaran energi (prediktor 3) dengan
jumlah sampel 37 data. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
semua prediktor terhadap respon dengan cara melakukan analisis korelasi dan
analisis regresi linier sederhana yakni pengujian serentak dan parsial, ukuran
kebaikan dan ketepatan model. Hasilnya adalah ada hubungan (korelasi) linier
antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah
tanggungan keluarga, sedangkan untuk jumlah permintaan air bersih dan
pengeluaran energi tidak ada hubungan linier. Dengan uji berganda, semua variabel
prediktor berpengaruh terhadap respon. Pada uji parsial, diketahui bahwa prediktor 1
dan prediktor 2 berpengaruh terhadap respon, sedangkan predictor 3 tidak
berpengaruh terhadap respon. Pada asumsi IIDN (0,σ2), diketahui bahwa data
independen, tidak identik, dan tidak memiliki multikolinieritas.
pada semua variabel, cenderung ada hubungan yang kuat, prediktor
mempengaruhi respon,
Kata Kunci : Korelasi, Uji Serentak, Uji Parsial, Analisis Regresi, IIDN (0,σ2)

1.

Pendahuluan

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi
rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya
kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih
mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang
banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan
dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu
maupun kelompok.
Di sebuah wilayah, jumlah permintaan air bersih dapat dipengaruhi oleh
bebarapa faktor, diantaranya pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan
keluarga, dan pengeluaran energi dari masing-masing rumah tangga tersebut.

1
Sehingga dibutuhkan adanya penelitian untuk memperkirakan jumlah permintaan
air yang stabil setiap waktunya.
Dalam mengalisis, yang akan digunakan adalah analisis korelasi dan analisis
regresi linier sederhana yakni pengujian serentak dan parsial, ANOVA,
pemeriksaan asumsi IIDN(0, ), ukuran kebaikan dan ketepatan model. Sehingga
perusahaan dapat menimbang, apa yang akan diambil keputusan agar produksi
tetap optimum menghasilkan keuntungan.

2.

Landasan Teori

2.1

Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika
yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan
meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004).
a.
Persamaan Regresi
Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah
seperti pada persamaan (1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004).
Yi = β0 + β1 X I + β2 X 2 + ... + βk X k + ε i
(1)
dengan:
Yi adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n.
β0 , β , β2 ,..., βk adalah parameter.
1
X 1 , X 2 ,..., X k adalah variabel bebas.
εi adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi
normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi σ 2 .
b.
Uji Serentak
Untuk mengetahui apakah koefisien yang ada dalam model secara serentak
nyata atau tidak, digunakan uji F, dengan hipotesisnya sebagai berikut:
H 0 : β1 ≡ β2 = ... = βk = 0 (prediktor tidak berpengaruh terhadap respon)
H 1 : Tidak semua β sama dengan nol, untuk k=1,2,…,k
k
Statistik uji yang digunakan adalah:
F =

SSR / k
SSE /( n −1 − k )

(3)
Dimana nilai Fhitung yang dapat dihitung dibandingkan dengan Fα(V 1,V 2 ) dengan
derajat bebas V1=k, V2=n-k-1 dan tingkat signifikan α. Apabila Fhitung >
Fα( k , n −k − ) maka H0 ditolak, yang berarti paling sedikit ada satu β j yang tidak
1
dapat sama dengan nol (Salamah dan Susilaningrum, 2010).
c.
Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk menguji signifikasi variabel predictor terhadap
variabel respon secara individu, jika uji serentak signifikan. Rumusan
hipotesisnya:
H 0 : β j = 0 (variabel predictor X j tidak berpengaruh terhadap respon)
H 1 : β j ≠ 0 , untuk j=0,1,2,….,k
Statistik uji yang digunakan adalah
t hitung =

bi
var(bi )

2

(4)
Dimana bi = nilai dugaan β
i
Kemudian t hitung dibandingkan dengan nilai table distribusi t dengan derajat bebas
(n-2) dan tingkat signifikan α (Salamah dan Susilaningrum, 2010).
d.
Tabel Analisis Varians (ANOVA) pada Regresi Linier Berganda
Berikut ini adalah tabel ANOVA dalam regresi linier berganda dengan
menggunakan pendekatan matriks:
Tabel ANOVA

Sumber
Varians

Derajat
bebas

Sum Square

Regresi

k

1 
SSR = b' X ' Y −  Y ' JY
n 

Error

n-k-1

Total

n-1

Mean Square

SSR
k
SSR
SSE = SST − SSR = Y ' Y − b' X ' MSR =
n − k −1
1 
SST = Y ' Y −  Y ' JY
n 
MSR =

F
F=

MSR
MSE

(Draper, 1992)
e.
Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi didapat dari analisis regresi dengan menggunakan
minitab. Apabila R2 bernilai di atas 75% dapat dijelaskan bahwa nilai variabel Y
yang berada di atas 75% tersebut dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas
yang ada dalam model. Sedangkan sisanya yang berada di bawah 75% dijelaskan
oleh oleh variabel-variabel bebas yang tidak ada dalam model. Tingginya nilai R2
ini menandakan baiknya model yang telah didapatkan, artinya model telah sesuai
dan antar variabel pada model terrsebut mempunyai korelasi yang sama (Salamah
dan Susilaningrum, 2010).
2.2 Korelasi
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk
menentukan kuat tidaknya (derajat) hubungan linier antara 2 variabel atau lebih.
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel yang lain,
maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunya korelasi positif.
Namun jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti penurunan variabel yang lain
maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif, dan jika tidak ada
perubahan pada suatu variabel meskipun variabel yang lain mengalami perubahan,
maka kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan (Setiawan, 2012).
Pengukuran untuk mengetahui korelasi antar variabel yakni sebagai berikut:
n

rxy =

∑x y
i =1

n

∑x
i =1

2
i

i

− nx

2

i

− nx y
n

∑y
i =1

;
2
i

− ny

−1 ≤ rxy ≤1

(5)

2

r merupakan koefisien korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel. Jika
r=-1 maka hubungannya negatif dan erat sekali. Jika r=1 maka hubungannya
positif dan erat sekali, sedangkan r=0 maka tidak ada hubungan sama sekali.
Selanjutnya menguji tingkat korelasi, yakni :
Hipotesis :
H 0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi antar variabel)
3
H1 : ρ ≠ 0

(Ada korelasi antar variabel)
Statistik Uji:
t hitung =
t tabel = t (α / 2,df )

r n −2

(6)

1−r 2

; dengan α=5%, df=n-2

Keputusan:
Tolak H0 jika |thitung|>ttabel atau P-Value < α (Gesaf, 2008).
2.3 Air Bersih, Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, Pengeluaran
Energi
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan
berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari
waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh
kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan
kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan
kondisi sosial ekonomi warga.
Sebuah studi Bank Dunia yang disebarluaskan bulan Agustus 2008
menemukan bahwa kurangnya akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya
finansial dan ekonomi yang berat bagi ekonomi Indonesia, tidak hanya bagi
individu tetapi juga bagi sektor publik dan perdagangan (IRD, 2013).

3.Metode Penelitian
Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari internet pada
tanggal 22 Oktober 2013 dengan data dari Universitas Sumatera Utara. Variabelvariabel pengukuran yang digunakan adalah jumlah permintaan air bersih (Y)
dalam m3, pendapatan total keluarga (X1) dalam rupiah, jumlah tanggungan
keluarga (X2) dalam perorangan, dan pengeluaran energi (X3) dalam rupiah
dengan jumlah sampel 37 data. Berikut langkah analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yakni mencari data yang memiliki satu variabel respon, dengan tiga
variabel predictor, menginputkan dan melakukan analisis regresi linear berganda
dari data jumlah permintaan air bersih, pendapatan total keluarga, jumlah
tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi. Selanjutnya mengambil setiap hasil
scatterplot, korelasi, uji serentak, uji parsial, analisis regresi dan residual lalu
menganalisis sehingga dapat diambil kesimpulan dan saran, yang kemudian
membuat makalah.

4.

Analisis Korelasi Linier dan Regresi Linier Sederhana

Data jumlah permintaan air bersih (Y) dalam m3, pendapatan total keluarga
(X1) dalam rupiah, jumlah tanggungan keluarga (X2) dalam perorangan, dan
pengeluaran energi (X3) dalam rupiah dengan jumlah sampel 37 data dapat
dilakukan analisi korelasi linier dan regresi linier sederhana sebagai berikut.
4.1

Analisis Korelasi Linier
Berikut analisis mengenai analisis korelasi linier antara pendapatan total
keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi.
Tabel 4.1 Analisis Korelasi Linier

Hubungan

Scatter Plot
4

Koefisien

Signifikansi
antara Y dan X
Korelasi
Y dan X1
Miring kanan atas
0.558
Signifikan
Y dan X2
Miring kanan atas
0.515
Signifikan
Y dan X3
Miring kanan atas
0.029
Tidak Signifikan
Hubungan
Scatter Plot
Koefisien
Signifikansi
antara X
Korelasi
X1 dan X2
Miring kanan atas
0.436
Signifikan
X1 dan X3
Miring kanan atas
0.168
Signifikan
X2 dan X3
Miring kanan atas
0.224
Signifikan
A.
Hubungan (korelasi) antara variabel Y dan X
Hubungan (korelasi) antara jumlah permintaan air bersih (Y), pendapatan
total keluarga (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), dan pengeluaran energi (X3)
adalah sebagai berikut
b.
Korelasi antara jumlah permintaan air bersih dan pendapatan total
keluarga
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.558 dengan P-Value sebesar
0.000, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang
signifikan. Tanda dari koefisien korelasinya positif, artinya semakin besar
pendapatan total keluarga semakin besar pula jumlah permintaan air bersih.
c.
Korelasi antara jumlah permintaan air besih dan jumlah tanggungan
keluarga
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.515 dengan P-Value sebesar
0.001, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang
signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar
jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula jumlah permintaan air besih.
c.
Korelasi antara jumlah permintaan air besih dan pengeluaran energi
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.029 dengan P-Value sebesar
0.863, diperoleh keputusan gagal tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi
yang tidak signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya
semakin besar pengeluaran energi, semakin besar pula jumlah permintaan air
bersih.
B.
Hubungan (korelasi) antara variabel X
Hubungan (korelasi) antara pendapatan total keluarga (X1), jumlah
tanggungan keluarga (X2), dan pengeluaran energi (X3) adalah sebagai berikut
a.
Korelasi antara pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.436 dengan P-Value sebesar
0.007, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang
signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar
jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula jumlah permintaan air bersih.
b.
Korelasi antara pendapatan total kelurga dan pengeluaran energi
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.168 dengan P-Value sebesar
0.321, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang
signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar
pendapatan total keluarga, semakin besar pula pengeluaran energi.
c.
Korelasi antara jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi
Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.224 dengan P-Value sebesar
0.184, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang

5
signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar
jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula pengeluaran energi.
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan menganalisis estimasi
model, koefisien determinasi, uji serentak, uji parsial dari variabel pendapatan
total keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi dengan
menganggap asumsi metode OLS terpenuhi.
Tabel 4.2 Analisis regresi linier berganda

Regresi
X terhadap
Y
Regresi 1

Koefisien
Determinasi

Estimasi Model

Signifikansi
Uji Serentak

Y dan X1

Y = 6.59 + 0.000004
X1

31.2%

Signifikan

Y dan X1, X2

Y = 0.95 + 0.000003
X1 + 1.42 X2

40.3%

Signifikan

Uji Individu
Variabel
prediktor X1
berpengaruh
terhadap Y.
Variabel
prediktor X1
dan X2
berpengaruh
terhadap Y.

Regresi 2
Y dan X2

Y = 0.21 + 2.18 X2

26.5%

Signifikan

Variabel
prediktor X2
berpengaruh
terhadap Y.

Signifikan

Variabel
prediktor X1
berpengaruh
terhadap Y.

Signifikan

Variabel
prediktor X2
berpengaruh
terhadap Y.

Signifikan

Variabel
prediktor X1
dan X2
berpengaruh
terhadap Y.

Regresi 3
Y dan X1, X3

Y = 6.95 + 0.000004
X1 - 0.000005 X3

31.6%

Regresi 4
Y dan X2, X3

Y = 0.41 + 2.26 X2 0.000007 X3

27.3%

Regresi 5
Y dan X1,
X2, X3

Y = 1.24 + 0.000003
X1 + 1.51 X2 0.000010 X3

41.7%

4.2.1 Estimasi Model Regresi Linier
Berikut ini merupakan penjelasan dari estimasi model regresi linier dari
tabel 4.2.
1.
Estimasi model regresi 1
Pada estimasi model regresi 1 terdapat dua persamaan, sebagaimana berikut.

6
a.
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga sebesar Y = 6.59 + 0.000004 X1. Artinya, setiap kenaikan X1
(pendapatan total keluarga) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air
bersih) akan bertambah sebesar 0.000004 M3.
b.
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga dan jumlah tanggungan keluarga adalah Y = 0.95 + 0.000003 X1 + 1.42
X2. Artinya, setiap kenaikan X1 sebanyak satu rupian maka Y (jumlah permintaan
air bersih) akan bertambah sebesar 0.000003M 3 saat variabel lain konstan dan
setiap kenaikan X2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y
(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 1.42M3 saat variabel yang
lain konstan.
2.
Estimasi model regresi 2
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan
keluarga adalah Y = 0.21 + 2.18 X2. Artinya, setiap kenaikan X2 (jumlah
tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y(jumlah permintaan air bersih)
akan bertambah sebesar 2.18M3.
3.
Estimasi model regresi 3
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 6.95 + 0.000004 X1 - 0.000005 X3.
Artinya, setiap kenaikan X1 (pendapatan total keluarga) sebanyak satu rupiah
maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000004M3 saat
variabel lain konstan dan setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu
rupiah maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000005
M3 saat variabel lain konstan.
4.
Estimasi model regresi 4
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan
keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 0.41 + 2.26 X2 - 0.000007 X3. Artinya,
setiap kenaikan X2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka
Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 2.26 M 3 saat variabel
lain konstan dan setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu rupiah
maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000007 M3 saat
variabel lain konstan.
5.
Estimasi model regresi 5
Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 1.24 +
0.000003 X1 + 1.51 X2 - 0.000010 X3. Artinya, setiap kenaikan X1 (pendapatan
total keluarga) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan
bertambah sebesar 0.000003 M3 saat variabel lain konstan dan setiap kenaikan X 2
(jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y(jumlah permintaan air
bersih) akan bertambah sebesar 1.51 M3 saat nilai variabel lain konstan serta
setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu rupiah maka Y(jumlah
permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000010 M 3 saat variabel lain
konstan.
4.2.2 Koefisien Determinasi
Berikut ini merupakan penjelasan dari koefisien determinasi dari tabel 4.2.
1.
Koefisien determinasi regresi 1
Pada koefisien determinasi regresi 1 terdapat dua persamaan, sebagaimana
berikut.

7
a.
Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga sebesar 31.2%. Artinya, pendapatan total keluarga dapat menjelaskan
43.2% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel
lain diluar model.
b.
Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga dan jumlah tanggungan keluarga sebesar 40.3%. Artinya, pendapatan
total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga dapat menjelaskan 40.3%
variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain
diluar model.
2.
Koefisien determinasi regresi 2
Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah
tanggungan keluarga sebesar 26.5%. Artinya, jumlah tanggungan keluarga dapat
menjelaskan 26.5% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan
oleh variabel lain diluar model.
3.
Koefisien determinasi regresi 3
Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga dan pegeluaran energi sebesar 31.6%. Artinya, pendapatan total keluarga
dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 31.6% variabilitas jumlah permintaan
air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.
Koefisien determinasi regresi 4
Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah
tanggungan keluarga dan pegeluaran energi sebesar 27.3%. Artinya, jumlah
tanggungan keluarga dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 27.3% variabilitas
jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
5.
Koefisien determinasi regresi 5
Koefisien determinasi model jumlah permintaan air bersih dengan
pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi
sebesar 41.7%. Artinya, pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga
dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 41.7% variabilitas jumlah permintaan
air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.2.3 Hasil Signifikansi Parameter Model Regresi Linier Berganda
Hasil signifikansi parameter model regresi linier berganda dapat diketahui
melaui uji serentak dan uji individu(parsial). Uji individu digunakan jika pada uji
serentak kesimpulannya adalah tolak H0 dan untuk mengetahui variabel prediktor
manakah yang memberikan pengaruh terhadap respon. Berikut hasil pengujian
dari data pada tabel 4.2.
1.
Uji signifikansi parameter model regresi 1
Pada uji signifikansi parameter model regresi 1 sebagaimana berikut.
a.
Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan pendapatan total keluarga.
Hipotesis
H 0 : β1 = 0 (pendapatan total keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih)
H 1 : β1 ≠ 0 (pendapatan total keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan
air bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.2 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1

8
Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
1
424.21
424.21
15.86
0.000
Residual Error 35
935.98
26.74
Total
36
1360.19
Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut
menunjukkan P-Value < α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
pendapatan total keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi pada data jumlah permintaan air bersih dengan
pendapatan total keluarga.
Tabel 4.3 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1

Predictor T
P
Constant
5.15
0.000
X1
3.98
0.000
Berdasarkan tabel 4.3, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.000. Hal
tersebut menunjukkan P-Value < α, sehingga diambil keputusan tolak H 0. Artinya,
nilai intersep signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter
β1 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga
diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh pendapatan total keluarga
berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih.
b.
Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga.
Hipotesis
H 0 : β1 = β2 = 0 (pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga tidak
berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih)
H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total
keluarga dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.4 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2

Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
2
548.19
274.09
11.48
0.000
Residual Error 34
812
23.88
Total
36
1360.19
Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut
menandakan P-Value < α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan
total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga.
Tabel 4.5 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2
Predictor
T
P
Constant
0.35
0.731
X1
2.80
0.008
X2
2.28
0.029

9
Berdasarkan tabel 4.5, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.731. Hal
tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0.
Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada
uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.008. Hal tersebut menandakan P-Value < α,
sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah
permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β2
diperoleh P-Value 0.029. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga diambil
keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih
dengan jumlah tanggungan keluarga.
2.
Uji signifikansi parameter model regresi 2
Pada uji signifikansi parameter model regresi 2 sebagaimana berikut.
a.
Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan jumlah tanggungan keluarga.
Hipotesis
H 0 : β2 = 0 (jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih)
H 1 : β2 ≠ 0 (jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.6 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 2

Source
DF SS
MS
F
P
Regression
1
361.05
361.05
12.65
0.001
Residual Error 35
99.14
28.55
Total
36
1360.19
Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh P-Value sebesar 0.001. Hal tersebut
menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah
tanggungan keluarga.
Tabel 4.7 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 2

Predictor T
P
Constant
0.07
0.944
X2
3.56
0.001
Berdasarkan tabel 4.7, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.944. Hal
tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0.
Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada
uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.001. Hal tersebut menandakan P-Value<α,
sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada jumlah permintaan air bersih
dengan jumlah tanggungan keluarga.
3.
Uji signifikansi parameter model regresi 3
Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi.
Hipotesis
H 0 : β1 = β3 = 0 (pendapatan total keluarga dan pengeluaran energi tidak
berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih)

10
Minimal ada satu βj ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total
keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air
bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.10 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X3
Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
2
430
215
7.86
0.002
Residual Error
34
930.19
27.36
Total
36
1360.19
Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh P-Value sebesar 0.002. Hal tersebut
menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan
total keluarga dan pegeluaran energi.
Tabel 4.11 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X3
Predictor T
P
Constant
4.58
0.000
X1
3.96
0.000
X3
-0.46
0.648
Berdasarkan tabel 4.11, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.000. Hal
tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H 0. Artinya,
nilai intersep signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter
β1 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga
diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air
bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β3 diperoleh P-Value
0.613. Hal tersebut menandakan P-Value>α, sehingga diambil keputusan gagal
tolak H0. Artinya, tidak ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan
pegeluaran energi.
4.
Uji signifikansi parameter model regresi 4
Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi.
Hipotesis
H 0 : β2 = β3 = 0 (jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi tidak
berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih)
H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari jumlah tanggungan
keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air
bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.12 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 2, X3
Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
2
371.58
185.79
6.39
0.004
Residual Error
34
988.61
29.08
Total
36
1360.19
H1 :

11
Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh P-Value sebesar 0.004. Hal tersebut
menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah
tanggungan keluarga dan pegeluaran energi.
Tabel 4.13 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 2, X3
Predictor T
P
Constant
0.14
0.892
X2
3.57
0.001
X3
-0.60
0.551
Berdasarkan tabel 4.13, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.892. Hal
tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0.
Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada
uji parameter β2 diperoleh P-Value 0.001. Hal tersebut menandakan P-Value<α,
sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah
permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Pada uji parameter β3
diperoleh P-Value 0.551. Hal tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil
keputusan gagal tolak H0. Artinya, tidak ada pengaruh jumlah permintaan air
bersih dengan pegeluaran energi
5.
Uji signifikansi parameter model regresi 5
Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih
dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran
energi.
Hipotesis
H 0 : β1 = β2 = β3 = 0 (pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan
pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih)
H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total
keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh
terhadap jumlah permintaan air bersih)
Staristik uji:
Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05
Tabel 4.14 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2, X3
Source
DF SS
MS
F
P
Regression
3
567.16
189.05
7.87
0.000
Residual Error
33 793.03
24.03
Total
36 1360.19
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut
menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya,
minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon.
Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji
parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan
total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi.
Tabel 4.15 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2, X3
Predictor T
P
Constant
0.45
0.658
X1
2.85
0.007

12
X2
2.39
0.023
X3
-0.89
0.381
Berdasarkan tabel 4.15, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.658. Hal
tersebut menandakan P-Value>α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H 0.
Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada
uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.007. Hal tersebut menandakan P-Value<α,
sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah
permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β2
diperoleh P-Value 0.023. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil
keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih
dengan jumlah tanggungan keluarga. Pada uji parameter β3 diperoleh P-Value
0.381. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan gagal
tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan
pegeluaran energi.
4.3 Pemeriksaan Asumsi IIDN (0, σ 2 )
Berikut merupakan pemeriksaan Asumsi Identik Independen, dan
berdistribusi normal dari jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total
keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi.
4. 56 Pemeriksaan Asumsi

Regresi
X terhadap
Y
Regresi 1
Y dan X1
Y dan X1,
X2
Regresi 2
Y dan X2

Pemeriksaan Asumsi
Distribusi
Identik
Independen
Normal
Tidak
Identik
Tidak
Identik
Tidak
Identik

Independen
Independen
Independen

VIF

Distribusi
Normal
Distribusi
Normal

Tidak
Multikolinearitas
Tidak
Multikolinearitas

Distribusi
Normal

Tidak
Multikolinearitas

Regresi 3
Y dan X1,
Tidak
Distribusi
Tidak
Independen
X3
Identik
Normal
Multikolinearitas
Regresi 4
Y dan X2,
Tidak
Distribusi
Tidak
Independen
X3
Identik
Normal
Multikolinearitas
Regresi 5
Y dan X1,
Tidak
Distribusi
Tidak
Independen
X2, X3
Identik
Normal
Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai antar variabel prediktor tidak
multikolinearitas artinya hubungan antara variabel X tidak signifikan.

5.

Kesimpulan

13
1.
Ada hubungan (korelasi) linier antara jumlah permintaan air bersih dengan
pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, sedangkan untuk
jumlah permintaan air bersih dan pengeluaran energi tidak ada hubungan linier.
2.
Dari ketiga variabel prediktor yakni pendapatan total keluarga, jumlah
tanggungan keluarga dan pengeluaran energi terdapat hubungan dari dua variabel
yang diuji dari masing-masing variabel tersebut.
3.
Berdasarkan analisis berganda, diketahui bahwa pendapatan total keluarga,
jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih.
4.
Berdasarkan uji parsial parameter, diketahui bahwa pendapatan total
keluarga dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah
permintaan air bersih, sedangkan pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap
jumlah permintaan air bersih.
5.
Dengan adanya uji asumsi IIDN, diketahui bahwa data independen dan
tidak identik, serta dari data pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan
keluarga dan pengeluaran energi tidak multikolinieritas terhadap jumlah
permintaan air bersih.

6.

Daftar Pustaka

1.
Draper, Harry Smith dan Norman. 1992. Analisis Regresi Terapan. Jakarta: Gramedia
Puataka Utama.
2.
Gesaf. (2008, November). Regresi dan Korelasi Sederhana. Retrieved September 28,
2013, from gesaf.files.wordpress.com: http://gesaf.files.wordpress.com/2008/11/regresi-dankorelasi.pdf.
3.
Salamah, M dan Distri Susilaningrum. 2010. Modul Praktikum PenghantarMetode
Statistika. Surabaya: Jurusan Statistika ITS.
4.
Setiawan, Y. (2012, Desember 09). Analisis Regresi Linier Sederhana dan Analisis
Korelasi.
Retrieved
September
28,
2013,
from
yudhasetiawanst.blogspot.com:
http://yudhasetiawanst.blogspot.com/2012/12/analisis-regresi-korelasi-linier.html
5.
Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear Regression
Models. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
6.
IRD. (2013). Program Air Bersih dan Sanitasi. Retrieved October 24, 2013, from
http://www.ird.or.id/
7.
Air Bersih, Jumlah Keluarga, Jumlah Pendapatan, dan Kebutuhan Energi. (n.d.).
Retrieved
October
22,
2013,
from
httprepository.usu.ac.idbitstream123456789191211Appendix.pdf

8.

Lampiran

Lampiran 1: Data
No
Y
X1
1
15.7 700000
2
3.4
300000
3
5.3
650000
265000
4
23.5
0
5
10.3 400000
6
8.2
300000
7
22.2 196300

X2
4
5
6

X3
60000
185000
76000

10

75000

6
4
4

150000
75000
45000

14

Keterangan:
Y = Jumlah Permintaan Air Bersih (M3)
X1 = Pendapatan Total Keluarga (Rp)
X2 = Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)
X3 = Pengeluaran Energi (Rp)
8
9
10

10.8
6.3
6.4

11

15.1

12

8.2

13

8.2

14

11.9

15

22.6

16

16

17

11.7

18
19

4
10

20

17.6

21

17.3

22
23
24

4.6
5
4.6

25

14.1

26
27
28
29
30
31
32
33
34

5.3
6.3
9.1
6.3
7.2
5.6
20
6.3
4

35

4.8

36
37

22
4.8

0
950000
300000
700000
120000
0
300000
158600
0
177500
0
700000
375000
0
150000
0
600000
700000
175000
0
264550
0
400000
318000
300000
350000
0
300000
300000
600000
300000
800000
300000
800000
600000
400000
195000
0
950000
400000

6
6
4

22500
63000
225000

7

50000

4

30000

4

150000

5

325000

5

50000

6

50000

5

100000

3
3

20000
12000

5

55000

7

290000

5
3
3

55000
15000
17000

4

40000

3
3
4
4
5
4
4
5
3

60000
30000
130000
130000
20000
115000
65000
40000
55000

4

40000

6
4

32000
20000

Regression Analysis: Y versus X1
The regression equation is
Y = 6.59 + 0.000004 X1

15

Lampiran 2: Output Minitab
Correlations: Y; X1; X2; X3
Y
0.558
0.000

X1

X2

0.515
0.001

0.436
0.007

X3

0.029
0.863

0.168
0.321

X1

X2

0.224
0.184
Predictor
Constant
X1

Coef
6.586
0.00000375

S = 5.17129

SE Coef
1.280
0.00000094

R-Sq = 31.2%

T
5.15
3.98

P
0.000
0.000

VIF
1.000

R-Sq(adj) = 29.2%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
1
424.21
Residual Error 35
935.98
Total
36 1360.19

MS
424.21
26.74

F
15.86

P
0.000

Resi du al Pl ot s f or Y
No rmal Pro b ab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

90
50
10
1

5
0
-5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

10

15
Fit t ed Value

Hist o g ram

20

Versu s Ord er
10

12
Residual

Fr equency

16

8
4
0

5
0
-5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

30

35

Regression Analysis: Y versus X1; X2
The regression equation is
Y = 0.95 + 0.000003 X1 + 1.42 X2
Predictor
Constant
X1
X2

Coef
0.953
0.00000277
1.4182

S = 4.88696

SE Coef
2.752
0.00000099
0.6225

R-Sq = 40.3%

T
0.35
2.80
2.28

P
0.731
0.008
0.029

MS
274.09
23.88

F
11.48

P
0.000

Resi du al Pl ot s f or Y
Normal Pro bab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

50
10
1

5
0
-5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g ram

20

10

9

5

Residual

Fr equency

15
Fit t ed Value

Versu s Ord er

12

6
3
0

0
-5

-5

0
5
Residual

10

1.235
1.235

R-Sq(adj) = 36.8%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2
548.19
Residual Error 34
812.00
Total
36 1360.19

90

VIF

-10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

16

30

35
Regression Analysis: Y versus X2
The regression equation is
Y = 0.21 + 2.18 X2
Predictor
Constant
X2

Coef
0.213
2.1781

S = 5.34292

SE Coef
2.995
0.6124

T
0.07
3.56

R-Sq = 26.5%

P
0.944
0.001

VIF
1.000

R-Sq(adj) = 24.4%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
1
361.05
Residual Error 35
999.14
Total
36 1360.19

MS
361.05
28.55

F
12.65

P
0.001

Resi du al Pl ot s f or Y
No rmal Pro b ab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

90
50
10
1

5
0
-5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g ram

15
Fit t ed Value

20

Versu s Ord er
10

7.5

Residual

Fr equency

10.0

5.0
2.5
0.0

5
0
-5

-5

0
5
Residual

10

-10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

30

35

Regression Analysis: Y versus X2; X1
The regression equation is
Y = 0.95 + 1.42 X2 + 0.000003 X1
Predictor
Constant
X2
X1
S = 4.88696

Coef
0.953
1.4182
0.00000277

SE Coef
2.752
0.6225
0.00000099

R-Sq = 40.3%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2
548.19
Residual Error 34
812.00
Total
36 1360.19

T
0.35
2.28
2.80

P
0.731
0.029
0.008

VIF
1.235
1.235

R-Sq(adj) = 36.8%
MS
274.09
23.88

F
11.48

17

P
0.000
Resi du al Pl ot s f or Y
Normal Pro bab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
5

Residual

Per cent

90
50

0

10
1

-5
-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g ram

20

Versu s Ord er
10

9

5

Residual

12
Fr equency

15
Fit t ed Value

6

0

3

-5

0

-5

0
5
Residual

-10

10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

30

35

Regression Analysis: Y versus X1; X3
The regression equation is
Y = 6.95 + 0.000004 X1 - 0.000005 X3
Predictor
Constant
X1
X3

Coef
6.950
0.00000382
-0.00000547

S = 5.23054

SE Coef
1.517
0.00000097
0.00001190

R-Sq = 31.6%

T
4.58
3.96
-0.46

P
0.000
0.000
0.648

VIF
1.029
1.029

R-Sq(adj) = 27.6%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2
430.00
Residual Error 34
930.19
Total
36 1360.19

MS
215.00
27.36

F
7.86

P
0.002

Resi dual Pl ot s f or Y
No rmal Prob ab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

90
50

0
-5

10
1

5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g ram
10

9

Residual

Fr equency

20

Versus Ord er

12

6

5
0
-5

3
0

15
Fit t ed Value

-10

-5

0
Residual

5

10

-10

1

5

10

15
20
25
Obser v at ion Or der

30

35

Regression Analysis: Y versus X2; X3
The regression equation is
Y = 0.41 + 2.26 X2 - 0.000007 X3
Predictor
Constant
X2
X3
S = 5.39229

Coef
0.414
2.2633
-0.00000747

SE Coef
3.041
0.6341
0.00001241

R-Sq = 27.3%

Analysis of Variance
Source
DF

SS

T
0.14
3.57
-0.60

P
0.892
0.001
0.551

R-Sq(adj) = 23.0%
MS

F

18

P

VIF
1.053
1.053
Regression
Residual Error
Total

2
34
36

371.58
988.61
1360.19

185.79
29.08

6.39

0.004

Resi du al Pl ot s f or Y
No rmal Pro b ab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

90
50
10
1

5
0
-5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g r am

15
Fit t ed Value

20

Versu s Ord er
10

7.5

Residual

Fr equency

10.0

5.0
2.5

5
0
-5

0.0

-5

0
5
Residual

-10

10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

30

35

Regression Analysis: Y versus X1; X2; X3

The regression equation is
Y = 1.24 + 0.000003 X1 + 1.51 X2 - 0.000010 X3
Predictor
Constant
X1
X2
X3

Coef
1.243
0.00000284
1.5137
-0.00001006

S = 4.90216

SE Coef
2.780
0.00000099
0.6336
0.00001132

R-Sq = 41.7%

T
0.45
2.85
2.39
-0.89

P
0.658
0.007
0.023
0.381

R-Sq(adj) = 36.4%

Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
3
567.16
Residual Error 33
793.03
Total
36 1360.19

MS
189.05
24.03

F
7.87

P
0.000

Resi du al Pl ot s f or Y
No rmal Pro b ab ilit y Plo t

Versu s Fit s

99
10
Residual

Per cent

90
50

0
-5

10
1

5

-10

-5

0
Residual

5

-10

10

5

10

Hist o g r am

20

25

Versu s Ord er
10

7.5

5

Residual

10.0
Fr equency

15
Fit t ed Value

5.0

0.0

0
-5

2.5
-5

0
5
Residual

10

-10

1

5

10

15
20
25
Obser vat ion Or der

19

30

35

VIF
1.243
1.271
1.059

More Related Content

What's hot

Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
dessybudiyanti
 
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
Ridwan Samsoni
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
afifsalim
 

What's hot (20)

Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
Materi p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampelMateri p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampel
 
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
 
Penanganan Autokorelasi
Penanganan AutokorelasiPenanganan Autokorelasi
Penanganan Autokorelasi
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
 
Regresi(12)
Regresi(12)Regresi(12)
Regresi(12)
 
Teori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikTeori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistik
 
Uji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneyUji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitney
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
 
Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
 

Similar to ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota SalatigaAnalisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
Yusuf Sulistyo Nugroho
 
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Muhammad Kennedy Ginting
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
DepriZon1
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
Rizkisetiawan13
 

Similar to ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA (20)

Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
 
Variabel Dummy
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel Dummy
 
Uji korelasi & Regresi
Uji korelasi & RegresiUji korelasi & Regresi
Uji korelasi & Regresi
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota SalatigaAnalisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
Analisis Faktor Daya Beli Listrik Kota Salatiga
 
Tugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdfTugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdf
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
regresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdfregresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdf
 
oggie alfriandi.docx
oggie alfriandi.docxoggie alfriandi.docx
oggie alfriandi.docx
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
 
Korelasi(13)
Korelasi(13)Korelasi(13)
Korelasi(13)
 
CONTOH ABSRAK
CONTOH ABSRAKCONTOH ABSRAK
CONTOH ABSRAK
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 

More from Arning Susilawati (14)

Perkembangan Televisi
Perkembangan TelevisiPerkembangan Televisi
Perkembangan Televisi
 
Perkembangan Televisi
Perkembangan TelevisiPerkembangan Televisi
Perkembangan Televisi
 
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNIUU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
 
Kelp2 prita vs rs omni
Kelp2 prita vs rs omniKelp2 prita vs rs omni
Kelp2 prita vs rs omni
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
 
Kover pms
Kover pmsKover pms
Kover pms
 
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu BridgePeluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISMEPendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
 
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASIPROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
 
Rancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2kRancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2k
 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAP
 

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

  • 1. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA PADA DATA JUMLAH PERMINTAAN AIR BERSIH TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA, JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA, DAN PENGELUARAN ENERGI Arning Susilawati, Marlisa W Setyorini 1 Program Studi DIII, Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK Pada setiap permasalahan, merasa perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut. Faktor-faktor tersebut merupakan prediktor, sedangkan permasalahannya merupakan respon. Dalam permasalahan data jumlah permintaan air bersih (respon), pendapatan total keluarga (prediktor 1), jumlah tanggungan keluarga (prediktor 2), dan pengeluaran energi (prediktor 3) dengan jumlah sampel 37 data. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari semua prediktor terhadap respon dengan cara melakukan analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana yakni pengujian serentak dan parsial, ukuran kebaikan dan ketepatan model. Hasilnya adalah ada hubungan (korelasi) linier antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, sedangkan untuk jumlah permintaan air bersih dan pengeluaran energi tidak ada hubungan linier. Dengan uji berganda, semua variabel prediktor berpengaruh terhadap respon. Pada uji parsial, diketahui bahwa prediktor 1 dan prediktor 2 berpengaruh terhadap respon, sedangkan predictor 3 tidak berpengaruh terhadap respon. Pada asumsi IIDN (0,σ2), diketahui bahwa data independen, tidak identik, dan tidak memiliki multikolinieritas. pada semua variabel, cenderung ada hubungan yang kuat, prediktor mempengaruhi respon, Kata Kunci : Korelasi, Uji Serentak, Uji Parsial, Analisis Regresi, IIDN (0,σ2) 1. Pendahuluan Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Di sebuah wilayah, jumlah permintaan air bersih dapat dipengaruhi oleh bebarapa faktor, diantaranya pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi dari masing-masing rumah tangga tersebut. 1
  • 2. Sehingga dibutuhkan adanya penelitian untuk memperkirakan jumlah permintaan air yang stabil setiap waktunya. Dalam mengalisis, yang akan digunakan adalah analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana yakni pengujian serentak dan parsial, ANOVA, pemeriksaan asumsi IIDN(0, ), ukuran kebaikan dan ketepatan model. Sehingga perusahaan dapat menimbang, apa yang akan diambil keputusan agar produksi tetap optimum menghasilkan keuntungan. 2. Landasan Teori 2.1 Regresi Linier Sederhana Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). a. Persamaan Regresi Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah seperti pada persamaan (1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). Yi = β0 + β1 X I + β2 X 2 + ... + βk X k + ε i (1) dengan: Yi adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n. β0 , β , β2 ,..., βk adalah parameter. 1 X 1 , X 2 ,..., X k adalah variabel bebas. εi adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi σ 2 . b. Uji Serentak Untuk mengetahui apakah koefisien yang ada dalam model secara serentak nyata atau tidak, digunakan uji F, dengan hipotesisnya sebagai berikut: H 0 : β1 ≡ β2 = ... = βk = 0 (prediktor tidak berpengaruh terhadap respon) H 1 : Tidak semua β sama dengan nol, untuk k=1,2,…,k k Statistik uji yang digunakan adalah: F = SSR / k SSE /( n −1 − k ) (3) Dimana nilai Fhitung yang dapat dihitung dibandingkan dengan Fα(V 1,V 2 ) dengan derajat bebas V1=k, V2=n-k-1 dan tingkat signifikan α. Apabila Fhitung > Fα( k , n −k − ) maka H0 ditolak, yang berarti paling sedikit ada satu β j yang tidak 1 dapat sama dengan nol (Salamah dan Susilaningrum, 2010). c. Uji Parsial Uji parsial digunakan untuk menguji signifikasi variabel predictor terhadap variabel respon secara individu, jika uji serentak signifikan. Rumusan hipotesisnya: H 0 : β j = 0 (variabel predictor X j tidak berpengaruh terhadap respon) H 1 : β j ≠ 0 , untuk j=0,1,2,….,k Statistik uji yang digunakan adalah t hitung = bi var(bi ) 2 (4)
  • 3. Dimana bi = nilai dugaan β i Kemudian t hitung dibandingkan dengan nilai table distribusi t dengan derajat bebas (n-2) dan tingkat signifikan α (Salamah dan Susilaningrum, 2010). d. Tabel Analisis Varians (ANOVA) pada Regresi Linier Berganda Berikut ini adalah tabel ANOVA dalam regresi linier berganda dengan menggunakan pendekatan matriks: Tabel ANOVA Sumber Varians Derajat bebas Sum Square Regresi k 1  SSR = b' X ' Y −  Y ' JY n  Error n-k-1 Total n-1 Mean Square SSR k SSR SSE = SST − SSR = Y ' Y − b' X ' MSR = n − k −1 1  SST = Y ' Y −  Y ' JY n  MSR = F F= MSR MSE (Draper, 1992) e. Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinasi didapat dari analisis regresi dengan menggunakan minitab. Apabila R2 bernilai di atas 75% dapat dijelaskan bahwa nilai variabel Y yang berada di atas 75% tersebut dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada dalam model. Sedangkan sisanya yang berada di bawah 75% dijelaskan oleh oleh variabel-variabel bebas yang tidak ada dalam model. Tingginya nilai R2 ini menandakan baiknya model yang telah didapatkan, artinya model telah sesuai dan antar variabel pada model terrsebut mempunyai korelasi yang sama (Salamah dan Susilaningrum, 2010). 2.2 Korelasi Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuat tidaknya (derajat) hubungan linier antara 2 variabel atau lebih. Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunya korelasi positif. Namun jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti penurunan variabel yang lain maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif, dan jika tidak ada perubahan pada suatu variabel meskipun variabel yang lain mengalami perubahan, maka kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan (Setiawan, 2012). Pengukuran untuk mengetahui korelasi antar variabel yakni sebagai berikut: n rxy = ∑x y i =1 n ∑x i =1 2 i i − nx 2 i − nx y n ∑y i =1 ; 2 i − ny −1 ≤ rxy ≤1 (5) 2 r merupakan koefisien korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel. Jika r=-1 maka hubungannya negatif dan erat sekali. Jika r=1 maka hubungannya positif dan erat sekali, sedangkan r=0 maka tidak ada hubungan sama sekali. Selanjutnya menguji tingkat korelasi, yakni : Hipotesis : H 0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi antar variabel) 3
  • 4. H1 : ρ ≠ 0 (Ada korelasi antar variabel) Statistik Uji: t hitung = t tabel = t (α / 2,df ) r n −2 (6) 1−r 2 ; dengan α=5%, df=n-2 Keputusan: Tolak H0 jika |thitung|>ttabel atau P-Value < α (Gesaf, 2008). 2.3 Air Bersih, Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, Pengeluaran Energi Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Sebuah studi Bank Dunia yang disebarluaskan bulan Agustus 2008 menemukan bahwa kurangnya akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya finansial dan ekonomi yang berat bagi ekonomi Indonesia, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi sektor publik dan perdagangan (IRD, 2013). 3.Metode Penelitian Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari internet pada tanggal 22 Oktober 2013 dengan data dari Universitas Sumatera Utara. Variabelvariabel pengukuran yang digunakan adalah jumlah permintaan air bersih (Y) dalam m3, pendapatan total keluarga (X1) dalam rupiah, jumlah tanggungan keluarga (X2) dalam perorangan, dan pengeluaran energi (X3) dalam rupiah dengan jumlah sampel 37 data. Berikut langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni mencari data yang memiliki satu variabel respon, dengan tiga variabel predictor, menginputkan dan melakukan analisis regresi linear berganda dari data jumlah permintaan air bersih, pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi. Selanjutnya mengambil setiap hasil scatterplot, korelasi, uji serentak, uji parsial, analisis regresi dan residual lalu menganalisis sehingga dapat diambil kesimpulan dan saran, yang kemudian membuat makalah. 4. Analisis Korelasi Linier dan Regresi Linier Sederhana Data jumlah permintaan air bersih (Y) dalam m3, pendapatan total keluarga (X1) dalam rupiah, jumlah tanggungan keluarga (X2) dalam perorangan, dan pengeluaran energi (X3) dalam rupiah dengan jumlah sampel 37 data dapat dilakukan analisi korelasi linier dan regresi linier sederhana sebagai berikut. 4.1 Analisis Korelasi Linier Berikut analisis mengenai analisis korelasi linier antara pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi. Tabel 4.1 Analisis Korelasi Linier Hubungan Scatter Plot 4 Koefisien Signifikansi
  • 5. antara Y dan X Korelasi Y dan X1 Miring kanan atas 0.558 Signifikan Y dan X2 Miring kanan atas 0.515 Signifikan Y dan X3 Miring kanan atas 0.029 Tidak Signifikan Hubungan Scatter Plot Koefisien Signifikansi antara X Korelasi X1 dan X2 Miring kanan atas 0.436 Signifikan X1 dan X3 Miring kanan atas 0.168 Signifikan X2 dan X3 Miring kanan atas 0.224 Signifikan A. Hubungan (korelasi) antara variabel Y dan X Hubungan (korelasi) antara jumlah permintaan air bersih (Y), pendapatan total keluarga (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), dan pengeluaran energi (X3) adalah sebagai berikut b. Korelasi antara jumlah permintaan air bersih dan pendapatan total keluarga Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.558 dengan P-Value sebesar 0.000, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang signifikan. Tanda dari koefisien korelasinya positif, artinya semakin besar pendapatan total keluarga semakin besar pula jumlah permintaan air bersih. c. Korelasi antara jumlah permintaan air besih dan jumlah tanggungan keluarga Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.515 dengan P-Value sebesar 0.001, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula jumlah permintaan air besih. c. Korelasi antara jumlah permintaan air besih dan pengeluaran energi Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.029 dengan P-Value sebesar 0.863, diperoleh keputusan gagal tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang tidak signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar pengeluaran energi, semakin besar pula jumlah permintaan air bersih. B. Hubungan (korelasi) antara variabel X Hubungan (korelasi) antara pendapatan total keluarga (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), dan pengeluaran energi (X3) adalah sebagai berikut a. Korelasi antara pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.436 dengan P-Value sebesar 0.007, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula jumlah permintaan air bersih. b. Korelasi antara pendapatan total kelurga dan pengeluaran energi Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.168 dengan P-Value sebesar 0.321, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar pendapatan total keluarga, semakin besar pula pengeluaran energi. c. Korelasi antara jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi Koefisien korelasi antar variabel sebesar 0.224 dengan P-Value sebesar 0.184, diperoleh keputusan tolak H0 sehingga memiliki hubungan korelasi yang 5
  • 6. signifikan. Tanda dari koefisien korelasi adalah positif, artinya semakin besar jumlah tanggungan keluarga, semakin besar pula pengeluaran energi. 4.2 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan menganalisis estimasi model, koefisien determinasi, uji serentak, uji parsial dari variabel pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran energi dengan menganggap asumsi metode OLS terpenuhi. Tabel 4.2 Analisis regresi linier berganda Regresi X terhadap Y Regresi 1 Koefisien Determinasi Estimasi Model Signifikansi Uji Serentak Y dan X1 Y = 6.59 + 0.000004 X1 31.2% Signifikan Y dan X1, X2 Y = 0.95 + 0.000003 X1 + 1.42 X2 40.3% Signifikan Uji Individu Variabel prediktor X1 berpengaruh terhadap Y. Variabel prediktor X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y. Regresi 2 Y dan X2 Y = 0.21 + 2.18 X2 26.5% Signifikan Variabel prediktor X2 berpengaruh terhadap Y. Signifikan Variabel prediktor X1 berpengaruh terhadap Y. Signifikan Variabel prediktor X2 berpengaruh terhadap Y. Signifikan Variabel prediktor X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y. Regresi 3 Y dan X1, X3 Y = 6.95 + 0.000004 X1 - 0.000005 X3 31.6% Regresi 4 Y dan X2, X3 Y = 0.41 + 2.26 X2 0.000007 X3 27.3% Regresi 5 Y dan X1, X2, X3 Y = 1.24 + 0.000003 X1 + 1.51 X2 0.000010 X3 41.7% 4.2.1 Estimasi Model Regresi Linier Berikut ini merupakan penjelasan dari estimasi model regresi linier dari tabel 4.2. 1. Estimasi model regresi 1 Pada estimasi model regresi 1 terdapat dua persamaan, sebagaimana berikut. 6
  • 7. a. Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga sebesar Y = 6.59 + 0.000004 X1. Artinya, setiap kenaikan X1 (pendapatan total keluarga) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000004 M3. b. Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga adalah Y = 0.95 + 0.000003 X1 + 1.42 X2. Artinya, setiap kenaikan X1 sebanyak satu rupian maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000003M 3 saat variabel lain konstan dan setiap kenaikan X2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 1.42M3 saat variabel yang lain konstan. 2. Estimasi model regresi 2 Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga adalah Y = 0.21 + 2.18 X2. Artinya, setiap kenaikan X2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 2.18M3. 3. Estimasi model regresi 3 Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 6.95 + 0.000004 X1 - 0.000005 X3. Artinya, setiap kenaikan X1 (pendapatan total keluarga) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000004M3 saat variabel lain konstan dan setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu rupiah maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000005 M3 saat variabel lain konstan. 4. Estimasi model regresi 4 Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 0.41 + 2.26 X2 - 0.000007 X3. Artinya, setiap kenaikan X2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 2.26 M 3 saat variabel lain konstan dan setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000007 M3 saat variabel lain konstan. 5. Estimasi model regresi 5 Estimasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi adalah Y = 1.24 + 0.000003 X1 + 1.51 X2 - 0.000010 X3. Artinya, setiap kenaikan X1 (pendapatan total keluarga) sebanyak satu rupiah maka Y (jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000003 M3 saat variabel lain konstan dan setiap kenaikan X 2 (jumlah tanggungan keluarga) sebanyak satu orang maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 1.51 M3 saat nilai variabel lain konstan serta setiap kenaikan X3 (pegeluaran energi) sebanyak satu rupiah maka Y(jumlah permintaan air bersih) akan bertambah sebesar 0.000010 M 3 saat variabel lain konstan. 4.2.2 Koefisien Determinasi Berikut ini merupakan penjelasan dari koefisien determinasi dari tabel 4.2. 1. Koefisien determinasi regresi 1 Pada koefisien determinasi regresi 1 terdapat dua persamaan, sebagaimana berikut. 7
  • 8. a. Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga sebesar 31.2%. Artinya, pendapatan total keluarga dapat menjelaskan 43.2% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. b. Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga sebesar 40.3%. Artinya, pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga dapat menjelaskan 40.3% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 2. Koefisien determinasi regresi 2 Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga sebesar 26.5%. Artinya, jumlah tanggungan keluarga dapat menjelaskan 26.5% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 3. Koefisien determinasi regresi 3 Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi sebesar 31.6%. Artinya, pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 31.6% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 4. Koefisien determinasi regresi 4 Koefisien determinasi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi sebesar 27.3%. Artinya, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 27.3% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 5. Koefisien determinasi regresi 5 Koefisien determinasi model jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi sebesar 41.7%. Artinya, pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi dapat menjelaskan 41.7% variabilitas jumlah permintaan air bersih, sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 4.2.3 Hasil Signifikansi Parameter Model Regresi Linier Berganda Hasil signifikansi parameter model regresi linier berganda dapat diketahui melaui uji serentak dan uji individu(parsial). Uji individu digunakan jika pada uji serentak kesimpulannya adalah tolak H0 dan untuk mengetahui variabel prediktor manakah yang memberikan pengaruh terhadap respon. Berikut hasil pengujian dari data pada tabel 4.2. 1. Uji signifikansi parameter model regresi 1 Pada uji signifikansi parameter model regresi 1 sebagaimana berikut. a. Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Hipotesis H 0 : β1 = 0 (pendapatan total keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) H 1 : β1 ≠ 0 (pendapatan total keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.2 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1 8
  • 9. Source DF SS MS F P Regression 1 424.21 424.21 15.86 0.000 Residual Error 35 935.98 26.74 Total 36 1360.19 Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan P-Value < α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, pendapatan total keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi pada data jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Tabel 4.3 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1 Predictor T P Constant 5.15 0.000 X1 3.98 0.000 Berdasarkan tabel 4.3, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menunjukkan P-Value < α, sehingga diambil keputusan tolak H 0. Artinya, nilai intersep signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh pendapatan total keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih. b. Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga. Hipotesis H 0 : β1 = β2 = 0 (pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.4 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2 Source DF SS MS F P Regression 2 548.19 274.09 11.48 0.000 Residual Error 34 812 23.88 Total 36 1360.19 Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga. Tabel 4.5 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2 Predictor T P Constant 0.35 0.731 X1 2.80 0.008 X2 2.28 0.029 9
  • 10. Berdasarkan tabel 4.5, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.731. Hal tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.008. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β2 diperoleh P-Value 0.029. Hal tersebut menandakan P-Value < α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. 2. Uji signifikansi parameter model regresi 2 Pada uji signifikansi parameter model regresi 2 sebagaimana berikut. a. Hasil uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Hipotesis H 0 : β2 = 0 (jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) H 1 : β2 ≠ 0 (jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.6 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 2 Source DF SS MS F P Regression 1 361.05 361.05 12.65 0.001 Residual Error 35 99.14 28.55 Total 36 1360.19 Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh P-Value sebesar 0.001. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Tabel 4.7 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 2 Predictor T P Constant 0.07 0.944 X2 3.56 0.001 Berdasarkan tabel 4.7, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.944. Hal tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.001. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. 3. Uji signifikansi parameter model regresi 3 Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi. Hipotesis H 0 : β1 = β3 = 0 (pendapatan total keluarga dan pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) 10
  • 11. Minimal ada satu βj ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.10 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X3 Source DF SS MS F P Regression 2 430 215 7.86 0.002 Residual Error 34 930.19 27.36 Total 36 1360.19 Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh P-Value sebesar 0.002. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan pegeluaran energi. Tabel 4.11 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X3 Predictor T P Constant 4.58 0.000 X1 3.96 0.000 X3 -0.46 0.648 Berdasarkan tabel 4.11, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H 0. Artinya, nilai intersep signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β3 diperoleh P-Value 0.613. Hal tersebut menandakan P-Value>α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, tidak ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan pegeluaran energi. 4. Uji signifikansi parameter model regresi 4 Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi. Hipotesis H 0 : β2 = β3 = 0 (jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.12 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 2, X3 Source DF SS MS F P Regression 2 371.58 185.79 6.39 0.004 Residual Error 34 988.61 29.08 Total 36 1360.19 H1 : 11
  • 12. Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh P-Value sebesar 0.004. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi. Tabel 4.13 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 2, X3 Predictor T P Constant 0.14 0.892 X2 3.57 0.001 X3 -0.60 0.551 Berdasarkan tabel 4.13, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.892. Hal tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β2 diperoleh P-Value 0.001. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Pada uji parameter β3 diperoleh P-Value 0.551. Hal tersebut menandakan P-Value ˃ α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, tidak ada pengaruh jumlah permintaan air bersih dengan pegeluaran energi 5. Uji signifikansi parameter model regresi 5 Berikut uji serentak parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi. Hipotesis H 0 : β1 = β2 = β3 = 0 (pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) H 1 : Minimal ada satu β j ≠ 0 (maka ada minimal satu dari pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih) Staristik uji: Tolak H0 jika P-Value < α, dengan α =0,05 Tabel 4.14 Uji serentak parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2, X3 Source DF SS MS F P Regression 3 567.16 189.05 7.87 0.000 Residual Error 33 793.03 24.03 Total 36 1360.19 Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh P-Value sebesar 0.000. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya, minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon. Pada uji serentak yang dihasilkan adalah tolak H 0 sehingga dilakukan uji parsial parameter model regresi jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi. Tabel 4.15 Uji parsial parameter model regresi variabel Y dan X 1, X2, X3 Predictor T P Constant 0.45 0.658 X1 2.85 0.007 12
  • 13. X2 2.39 0.023 X3 -0.89 0.381 Berdasarkan tabel 4.15, uji parameter β0 diperoleh P-Value 0.658. Hal tersebut menandakan P-Value>α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H 0. Artinya, nilai intersep tidak signifikan keberadaannya dalam model regresi. Pada uji parameter β1 diperoleh P-Value 0.007. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga. Pada uji parameter β2 diperoleh P-Value 0.023. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan jumlah tanggungan keluarga. Pada uji parameter β3 diperoleh P-Value 0.381. Hal tersebut menandakan P-Value<α, sehingga diambil keputusan gagal tolak H0. Artinya, ada pengaruh antara jumlah permintaan air bersih dengan pegeluaran energi. 4.3 Pemeriksaan Asumsi IIDN (0, σ 2 ) Berikut merupakan pemeriksaan Asumsi Identik Independen, dan berdistribusi normal dari jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pegeluaran energi. 4. 56 Pemeriksaan Asumsi Regresi X terhadap Y Regresi 1 Y dan X1 Y dan X1, X2 Regresi 2 Y dan X2 Pemeriksaan Asumsi Distribusi Identik Independen Normal Tidak Identik Tidak Identik Tidak Identik Independen Independen Independen VIF Distribusi Normal Distribusi Normal Tidak Multikolinearitas Tidak Multikolinearitas Distribusi Normal Tidak Multikolinearitas Regresi 3 Y dan X1, Tidak Distribusi Tidak Independen X3 Identik Normal Multikolinearitas Regresi 4 Y dan X2, Tidak Distribusi Tidak Independen X3 Identik Normal Multikolinearitas Regresi 5 Y dan X1, Tidak Distribusi Tidak Independen X2, X3 Identik Normal Multikolinearitas Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai antar variabel prediktor tidak multikolinearitas artinya hubungan antara variabel X tidak signifikan. 5. Kesimpulan 13
  • 14. 1. Ada hubungan (korelasi) linier antara jumlah permintaan air bersih dengan pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, sedangkan untuk jumlah permintaan air bersih dan pengeluaran energi tidak ada hubungan linier. 2. Dari ketiga variabel prediktor yakni pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi terdapat hubungan dari dua variabel yang diuji dari masing-masing variabel tersebut. 3. Berdasarkan analisis berganda, diketahui bahwa pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih. 4. Berdasarkan uji parsial parameter, diketahui bahwa pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih, sedangkan pengeluaran energi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih. 5. Dengan adanya uji asumsi IIDN, diketahui bahwa data independen dan tidak identik, serta dari data pendapatan total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran energi tidak multikolinieritas terhadap jumlah permintaan air bersih. 6. Daftar Pustaka 1. Draper, Harry Smith dan Norman. 1992. Analisis Regresi Terapan. Jakarta: Gramedia Puataka Utama. 2. Gesaf. (2008, November). Regresi dan Korelasi Sederhana. Retrieved September 28, 2013, from gesaf.files.wordpress.com: http://gesaf.files.wordpress.com/2008/11/regresi-dankorelasi.pdf. 3. Salamah, M dan Distri Susilaningrum. 2010. Modul Praktikum PenghantarMetode Statistika. Surabaya: Jurusan Statistika ITS. 4. Setiawan, Y. (2012, Desember 09). Analisis Regresi Linier Sederhana dan Analisis Korelasi. Retrieved September 28, 2013, from yudhasetiawanst.blogspot.com: http://yudhasetiawanst.blogspot.com/2012/12/analisis-regresi-korelasi-linier.html 5. Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear Regression Models. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 6. IRD. (2013). Program Air Bersih dan Sanitasi. Retrieved October 24, 2013, from http://www.ird.or.id/ 7. Air Bersih, Jumlah Keluarga, Jumlah Pendapatan, dan Kebutuhan Energi. (n.d.). Retrieved October 22, 2013, from httprepository.usu.ac.idbitstream123456789191211Appendix.pdf 8. Lampiran Lampiran 1: Data No Y X1 1 15.7 700000 2 3.4 300000 3 5.3 650000 265000 4 23.5 0 5 10.3 400000 6 8.2 300000 7 22.2 196300 X2 4 5 6 X3 60000 185000 76000 10 75000 6 4 4 150000 75000 45000 14 Keterangan: Y = Jumlah Permintaan Air Bersih (M3) X1 = Pendapatan Total Keluarga (Rp) X2 = Jumlah Tanggungan Keluarga (orang) X3 = Pengeluaran Energi (Rp)
  • 15. 8 9 10 10.8 6.3 6.4 11 15.1 12 8.2 13 8.2 14 11.9 15 22.6 16 16 17 11.7 18 19 4 10 20 17.6 21 17.3 22 23 24 4.6 5 4.6 25 14.1 26 27 28 29 30 31 32 33 34 5.3 6.3 9.1 6.3 7.2 5.6 20 6.3 4 35 4.8 36 37 22 4.8 0 950000 300000 700000 120000 0 300000 158600 0 177500 0 700000 375000 0 150000 0 600000 700000 175000 0 264550 0 400000 318000 300000 350000 0 300000 300000 600000 300000 800000 300000 800000 600000 400000 195000 0 950000 400000 6 6 4 22500 63000 225000 7 50000 4 30000 4 150000 5 325000 5 50000 6 50000 5 100000 3 3 20000 12000 5 55000 7 290000 5 3 3 55000 15000 17000 4 40000 3 3 4 4 5 4 4 5 3 60000 30000 130000 130000 20000 115000 65000 40000 55000 4 40000 6 4 32000 20000 Regression Analysis: Y versus X1 The regression equation is Y = 6.59 + 0.000004 X1 15 Lampiran 2: Output Minitab Correlations: Y; X1; X2; X3 Y 0.558 0.000 X1 X2 0.515 0.001 0.436 0.007 X3 0.029 0.863 0.168 0.321 X1 X2 0.224 0.184
  • 16. Predictor Constant X1 Coef 6.586 0.00000375 S = 5.17129 SE Coef 1.280 0.00000094 R-Sq = 31.2% T 5.15 3.98 P 0.000 0.000 VIF 1.000 R-Sq(adj) = 29.2% Analysis of Variance Source DF SS Regression 1 424.21 Residual Error 35 935.98 Total 36 1360.19 MS 424.21 26.74 F 15.86 P 0.000 Resi du al Pl ot s f or Y No rmal Pro b ab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 90 50 10 1 5 0 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 10 15 Fit t ed Value Hist o g ram 20 Versu s Ord er 10 12 Residual Fr equency 16 8 4 0 5 0 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 30 35 Regression Analysis: Y versus X1; X2 The regression equation is Y = 0.95 + 0.000003 X1 + 1.42 X2 Predictor Constant X1 X2 Coef 0.953 0.00000277 1.4182 S = 4.88696 SE Coef 2.752 0.00000099 0.6225 R-Sq = 40.3% T 0.35 2.80 2.28 P 0.731 0.008 0.029 MS 274.09 23.88 F 11.48 P 0.000 Resi du al Pl ot s f or Y Normal Pro bab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 50 10 1 5 0 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g ram 20 10 9 5 Residual Fr equency 15 Fit t ed Value Versu s Ord er 12 6 3 0 0 -5 -5 0 5 Residual 10 1.235 1.235 R-Sq(adj) = 36.8% Analysis of Variance Source DF SS Regression 2 548.19 Residual Error 34 812.00 Total 36 1360.19 90 VIF -10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 16 30 35
  • 17. Regression Analysis: Y versus X2 The regression equation is Y = 0.21 + 2.18 X2 Predictor Constant X2 Coef 0.213 2.1781 S = 5.34292 SE Coef 2.995 0.6124 T 0.07 3.56 R-Sq = 26.5% P 0.944 0.001 VIF 1.000 R-Sq(adj) = 24.4% Analysis of Variance Source DF SS Regression 1 361.05 Residual Error 35 999.14 Total 36 1360.19 MS 361.05 28.55 F 12.65 P 0.001 Resi du al Pl ot s f or Y No rmal Pro b ab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 90 50 10 1 5 0 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g ram 15 Fit t ed Value 20 Versu s Ord er 10 7.5 Residual Fr equency 10.0 5.0 2.5 0.0 5 0 -5 -5 0 5 Residual 10 -10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 30 35 Regression Analysis: Y versus X2; X1 The regression equation is Y = 0.95 + 1.42 X2 + 0.000003 X1 Predictor Constant X2 X1 S = 4.88696 Coef 0.953 1.4182 0.00000277 SE Coef 2.752 0.6225 0.00000099 R-Sq = 40.3% Analysis of Variance Source DF SS Regression 2 548.19 Residual Error 34 812.00 Total 36 1360.19 T 0.35 2.28 2.80 P 0.731 0.029 0.008 VIF 1.235 1.235 R-Sq(adj) = 36.8% MS 274.09 23.88 F 11.48 17 P 0.000
  • 18. Resi du al Pl ot s f or Y Normal Pro bab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 5 Residual Per cent 90 50 0 10 1 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g ram 20 Versu s Ord er 10 9 5 Residual 12 Fr equency 15 Fit t ed Value 6 0 3 -5 0 -5 0 5 Residual -10 10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 30 35 Regression Analysis: Y versus X1; X3 The regression equation is Y = 6.95 + 0.000004 X1 - 0.000005 X3 Predictor Constant X1 X3 Coef 6.950 0.00000382 -0.00000547 S = 5.23054 SE Coef 1.517 0.00000097 0.00001190 R-Sq = 31.6% T 4.58 3.96 -0.46 P 0.000 0.000 0.648 VIF 1.029 1.029 R-Sq(adj) = 27.6% Analysis of Variance Source DF SS Regression 2 430.00 Residual Error 34 930.19 Total 36 1360.19 MS 215.00 27.36 F 7.86 P 0.002 Resi dual Pl ot s f or Y No rmal Prob ab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 90 50 0 -5 10 1 5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g ram 10 9 Residual Fr equency 20 Versus Ord er 12 6 5 0 -5 3 0 15 Fit t ed Value -10 -5 0 Residual 5 10 -10 1 5 10 15 20 25 Obser v at ion Or der 30 35 Regression Analysis: Y versus X2; X3 The regression equation is Y = 0.41 + 2.26 X2 - 0.000007 X3 Predictor Constant X2 X3 S = 5.39229 Coef 0.414 2.2633 -0.00000747 SE Coef 3.041 0.6341 0.00001241 R-Sq = 27.3% Analysis of Variance Source DF SS T 0.14 3.57 -0.60 P 0.892 0.001 0.551 R-Sq(adj) = 23.0% MS F 18 P VIF 1.053 1.053
  • 19. Regression Residual Error Total 2 34 36 371.58 988.61 1360.19 185.79 29.08 6.39 0.004 Resi du al Pl ot s f or Y No rmal Pro b ab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 90 50 10 1 5 0 -5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g r am 15 Fit t ed Value 20 Versu s Ord er 10 7.5 Residual Fr equency 10.0 5.0 2.5 5 0 -5 0.0 -5 0 5 Residual -10 10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 30 35 Regression Analysis: Y versus X1; X2; X3 The regression equation is Y = 1.24 + 0.000003 X1 + 1.51 X2 - 0.000010 X3 Predictor Constant X1 X2 X3 Coef 1.243 0.00000284 1.5137 -0.00001006 S = 4.90216 SE Coef 2.780 0.00000099 0.6336 0.00001132 R-Sq = 41.7% T 0.45 2.85 2.39 -0.89 P 0.658 0.007 0.023 0.381 R-Sq(adj) = 36.4% Analysis of Variance Source DF SS Regression 3 567.16 Residual Error 33 793.03 Total 36 1360.19 MS 189.05 24.03 F 7.87 P 0.000 Resi du al Pl ot s f or Y No rmal Pro b ab ilit y Plo t Versu s Fit s 99 10 Residual Per cent 90 50 0 -5 10 1 5 -10 -5 0 Residual 5 -10 10 5 10 Hist o g r am 20 25 Versu s Ord er 10 7.5 5 Residual 10.0 Fr equency 15 Fit t ed Value 5.0 0.0 0 -5 2.5 -5 0 5 Residual 10 -10 1 5 10 15 20 25 Obser vat ion Or der 19 30 35 VIF 1.243 1.271 1.059