SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
Termolegulasi
Mengukur Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Denyut Jantung
Dosen Pengampu: Irsad Rosidi, S.Pd., M.Pd.
Kelompok 6
Nur Aini Izah (150641100106)
Rahayu Indah Safitri (150641100112)
Rossy Mursyidah (150641100121)
Ummi Maslachatul Ummah (150641100123)
Siti Suhartinah (150641100126)
Mohammad Ghufron (150641100139)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari lingkungan.
Dalam lingkungan terdapat beberapa hal yang dapat berpengaruh, seperti halnya
keadaan. Keadaan lingkungan yang dekat dengan laut jauh berbeda daripada
keadaan lingkungan yang ada di pegunungan. Ketika seseorang yang berasal dari
lingkungan pesisir kemudian dia berpindah ke daerah gunung, maka tubuhnya
akan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi terhadap lingkungan baru tidak hanya dilakukan oleh manusia,
namun juga hewan. Ketika seekor hewan telah terbiasa hidup dalam lingkungan
tertentu, kemudian dipindah ke tempat yang baru, maka hewan tersebut akan
beradaptasi. Cara beradaptasi berbeda-beda, misalnya, perubahan perilaku, cara
kerja oragan-organ vital dll. Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh
adalah karena adanya perubahan suhu pada lingkungan tersebut. Hewan yang
beradaptasi pada lingkungan baru dikarenakan perubahan suhu, disebut dengan
termoregulasi.
Suhu merupakan faktor utama dalam perubahan keadaan lingkungan.
Selain itu, suhu juga menjadi pembatas penyebaran hewan serta aktivitas yang
dilakukan oleh hewan tersebut. Adakalanya hewan dapat bertahan pada suhu
rendah dan adapula yang yang dapat bertahan pada suhu yang tinggi. Oleh
karena itu, dalam beradaptasi terhadap suhu, hewan di golongkan menjadi
homeoterm dan poikiloterm. Salah satu contoh aktivitas yang dihasilkan adalah
bertambah cepat atau lambat denyut jantung pada hewan tersebut.
Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu. Denyut
jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel (bilik bawah jantung).
Denyut jantung dapat menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat bergantung
dengan beberapa faktor, misalnya ketika beradaptasi dan akibat kegiatan yang
telah dilakukan. Ketika perubahan suhu terjadi, adaptasi juga akan terjadi
sehingga mempengaruhi cara kerja jantung dan berimbas pada denyut jantung
yang akan semakin cepat atau semakin lambat, misalnya pada Daphnia sp.
Daphnia sp merupakan jenis kutu air yang biasanya digunakan sebagai
pakan alami ikan. Hewan ini termasuk ke dalam kelompok udang-udangan renik
yang memiliki ciri yaitu bentuk tubuhnya gepeng ke samping dan beruas-ruas
seperti udang. Dinding tubuh bagian punggung membentuk lipatan yang
menutupi bgian dan anggota tubuhnya pada kedua sisi tubunya sehingga tampak
seperti cangkang. Pada bagian ini membentuk sebuah kantong yang merupakan
tempat penampungan dan perkembangbiakan terlur Daphnia sp. Jantung
Daphnia sp terletak pada bagian bawah dan dapat dilihat melalui mikroskop.
Daphnia sp merupakan salah satu contoh hewan poikiloterm, yaitu
kelompok hewan yang suhu tubuhnya dapat ditentukan oleh suhu lingkungan.
Hal tersebut dikarenakan laju kehilangan panas pada hewan poikiloterm lebih
tinggi daripada prodiksi panas. Oleh karena itu, pada percobaan ini kami akan
melakukan percobaan tentang termoregulasi dengan Daphnia sp sebagai
objeknya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi suhu terhadap kecepatan denyut jantung
Daphnia sp?
C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi suhu terhadap denyut jantung
Daphnia sp.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir.
Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan
dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas. Termoregulasi manusia berpusat pada
hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem
pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan
biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya (Soewolo, 2000).
Daphnia adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar,
sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang
unik dari organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak spesis (kurang lebih 400
spesis) dari Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesis yang ada,
Daphnia dan Moina yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk
larva ikan. Terdapat berbagai macam ukuran untuk Daphniidae, tergantung pada
spesisnya. Moina yang baru menetas mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari
Artemia yang baru menetas; dan dua kali lebih besar dari ukuran rata-rata rotifer
dewasa. Daphnia yang baru menetas berukuran dua kali lebih besar dari Moina.
Biasanya Daphnia berukuran 0,13 mm (Pangkey, 2009).
Pengaruh Suhu Pada Lingkungan Hewan Dibagi Menjadi Tiga Golongan,
yaitu Poikiloterm, homoiterm, dan heterotermik. Poikiloterm adalah suhu tubuh
dari hewan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan yang tidak mampu
mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai dengan
suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu tubuh tidak betul-betul sama dengan suhu
lingkungan, sebab kalau diukur teliti, suhu selnya sedikit diatas suhu
lingkungannya. Menghadapi fluktuasi suhu lingkungan, hewan poikilotermik
melakukan konformitas suhu. Laju kehilangan panas pada hewan poikilotermik
lebih tinggi dari pada laju produksi panas, sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan
oleh suhu lingkungan eksternalnya dari pada suhu metabolisme internalnya (Bima,
2006).
Suhu tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37ºC. Namun,
sebenarnya tidak ada suhu yang normal, karena suhu bervariasi dari organ ke
organ.Dalam termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah
(central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Yang
termasuk suhu inti berada pada organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat
serta otot rangka.Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh yang
harus dipertahankan kestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan
pengurangan panas agar suhu inti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total
tubuh maka untuk mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu
inti stabil. Pemasukan panas melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal
dan produksi panas internal.Sedangkan pengurangan panas terjadi melalui
pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpejan ke lingkungan eksternal.
Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh
mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk
mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada
oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Daphnia sp. diambil dari wadah yang telah diaklamasikan
2. Air
3. Es Batu
4. Mikroskop
5. Termometer
6. Gelas Arloji
7. Stopwacth
8. Gelas Kimia 250 mL sebanyak
9. Baskom
B. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Mengukur. Menyiapkan air dengan suhu awal (10°C) dengan menambahkan
es batu disekitar gelas kimia. Memberi tanda masing-masing.
2. Mengerjakan praktikum. Memasukkan Daphnia sp. kedalam masing-
masing gelas kimia yang berbeda suhunya.
3. Mengidentifikasi. Memindahkan secara hati-hati seekor Daphnia sp. pada
kaca benda gelas arloji dengan menggunakan pipet tetes sambil melihat di
bawah mikroskop. Menambahkan air sedikit demi sedikit agar tidak
kekeringan dan mengatur letak Daphnia sp. sehigga jantung tampak jelas dan
mudah menghitung denyut jantungnya.
4. Mengamati dan Mengukur. Menghitung denyut jantung Daphnia sp. setiap
15 detik. Pengukuran dilakukan dengan pengulangan 3 kali.
5. Selanjutnya memindahkan Daphnia sp. ke tempat suhu yang baru ( 10°C
lebih tinggi daripada suhu awal). Cara mengukur denyut jantung Daphnia sp.
pada suhu baru dengan menggunakan cara seperti no. 4.
6. Menghitung. Menghitung nilai rata-rata denyut jantung pada suhu awal +10
°C serta menghitung koefisiensi aktivitasnya.
C. Hipotesis
1. Semakin tinggi suhu, maka kecepatan denyut jantung Daphnia sp meningkat.
D. Variabel
1. Variabel bebas : Daphnia sp.
2. Variabel terikat : suhu
3. Variabel kontrol: denyut jantung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel pengaruh suhu terhadap kecepatan denyut jantung Daphnia sp.
No.
Suhu Awal
(°C)
Jumlah Detak
Jantung
Suhu Akhir
(°C)
Jumlah Detak
Jantung
Q10
1. 10 20 20 28 1,4
2. 15 31 25 41 1,32
3. 20 31 30 45 1,45
4. 25 23 35 31 1,35
Rata-rata Q10 1,38
B. Pembahasan
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
hewan. Agar dapat bertahan hidup, hewan memiliki beberapa cara adaptasi.
Salah satu factor lingkungan adalah suhu, adaptasi hewan terhadap perubahan
suhu lingkungan disebut termoregulasi.
Suhu merupakan salah satu faktor pembatas penyebaran hewan dan dapat
menentukan aktivitas hewan. Rentangan suhu di bumi berkisar antara -70°C
sampai +85°C. Secara umum, aktivitas kehidupan terjadi antara rentangan 0°C
sampai 40°C, beberapa hewan dapat hidup pada rentangan suhu yang lebih
sempit. Berdasarkan kemampuan hewan beradaptasi dengan suhu
lingkungannya, maka dapat dikelompokkan menjadi dua jenis kelompok
hewan, yaitu poikiloterm dan homeoterm.
Poikiloterm yaitu kelompok hewan yang suhu tubuhnya lebih ditentukan
oleh suhu lingkungan. Hal tersebut dikarenakan laju kehilangan panas pada
hewan poikiloterm lebih tinggi dari pada laju produksi panas. Sedangkan
homeoterm memiliki suhu yang tetap meskipun suhu lingkungan berubah-
ubah. Perubahan suhu lingkungan bagi beberapa hewan akan berpengaruh pada
aktivitas faal dalam tubuhnya. Akan tetapi, perubahan suhu yang tiba-tiba akan
menyebabkan terjadinya shock pada hewan.
Daphnia adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar,
sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak
yang unik dari organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak spesis (kurang
lebih 400 spesis) dari Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua
spesis yang ada, Daphnia dan Moina yang paling dikenal, dan sering
digunakan sebagai pakan untuk larva ikan.
Daphnia memiliki fase seksual dan aseksual. Pada kebanyakan perairan
populasi Daphnia lebih didominasi oleh Daphnia betina yang bereproduksi
secara aseksual. Pada kondisi yang optimum, Daphnia betina dapat
memproduksi telur sebanyak 100 butir, dan dapat bertelur kembali setiap tiga
hari. Daphnia betina dapat bertelur hingga sebanyak 25 kali dalam hidupnya,
tetapi rata-rata dijumpai Daphnia betina hanya bisa bertelur sebanyak 6 kali
dalam hidupnya. Daphnia betina akan memulai bertelur setelah berusia empat
hari dengan telur sebanyak 4-22 butir. Pada kondisi buruk jantan dapat
berproduksi, sehingga reproduksi seksual terjadi. Telur-telur yang dihasilkan
merupakan telur-telur dorman (resting eggs). Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan hal ini adalah kekurangan makanan, kandungan oksigen yang
rendah, kepadatan populasi yang tinggi serta temperatur yang rendah.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan pengamatan tentang pengaruh
suhu terhadap kecepatan denyut jantung hewan Dapnia. Alat dan bahan yang
digunakan memiliki fungsi tertentu. Daphnia sp. (kutu air) digunakan sebagai
objek yang akan amati. Es batu da air merupakan parameter yang akan
digunakan untuk menguji pengaruh denyut jantung Daphnia. Termometer
digunakan untuk mengukur suhu media. Pipet tetes digunakan untuk
mengambil larutan beserta Daphnia. Mikroskop digunakan untuk
memperbesar objek yang akan diamati. Gelas arloji untuk menyimpan hewan
Daphnia yang akan di amati melalui mikroskop. Stopwatch untuk menghitung
waktu yang digunakan selama perhitungan denyut jantung. Gelas beker
digunakan sebagai penampungan Daphnia yang sudah diamati.
Suhu berpengaruh terhadap denyut jantung Daphnia sp, hal ini terbukti
pada hasil percobaan yaitu pada suhu awal 10°C terdapat 20 kali detak jantung
selama 15 detik. Percobaan berikutnya yaitu pada suhu 15°C, 20°C, dan 25°C
terjadi kenaikan dan penurunan detak jantung, berturut-turut sebanyak 31 kali,
31 kali, dan 23 kali. Berdasarkan nilai Q10 atau koefisien aktivitas yang
disebabkan oleh kenaikan suhu 10°C, pada suhu 10°C yang dinaikkan menjadi
20°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 20 menjadi 28
dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,4. Suhu 15°C yang dinaikkan
menjadi 25°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 31 menjadi
41 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,32. Suhu 20°C yang
dinaikkan menjadi305°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari
31 menjadi 45 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,45. Suhu 25°C
yang dinaikkan menjadi 35°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia
dari 23 menjadi 31 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,35.
Sehingga diperoleh rata-rata Q10 sebesar 1,38.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, juga dapat diketahui
bahwa semakin tinggi suhu, detak jantung Daphnia semakin cepat akan tetapi,
pada suhu 15°C dan 25°C terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan kelalaian
praktikan dalam menghitung, faktor hewannya yang aktif dan sebagainya.
BAB V
SIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Daphnia sp adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar, sering
juga disebut sebagai kutu air.
2. Daphnia sp merupakan hewan poikiloterm, yaitu kelompok hewan yang suhu
tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu lingkungan. Hal tersebut dikarenakan laju
kehilangan panas pada hewan poikiloterm lebih tinggi dari pada laju produksi
panas.
3. Semakin tinggi suhu, detak jantung Daphnia sp semakin cepat. Namun pada suhu
15°C dan 25°C terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan kelalaian praktikan dalam
menghitung, faktor hewannya yang aktif dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Bima, 2006. Pengaturan Suhu Tubuh. (http://bima.ipb.ac.id/~tpb/ materi/bio100/
Materi/ suhu_tubuh .html). Diakses tanggal 24 Maret 2018.
Isnaeni wiwi. 2006. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Pangkey, Henneke. 2009. DAPHNIA DAN PENGGUNAANNYA. Jurnal Perikanan
dan Kelautan Vol V (3): 33-36.12Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
UNSRAT. Manado. (https://www.google.com/url?sa=t&source=web& rct=
j&url=http://repo.unsrat.ac.id/126/1/DAPHNIA_DAN_PENGGUNAANN
YA.pdf&ved=2ahUKEwjYj7ucu4PaAhWBsI8KHWFUADIQFjAGegQIA
RAB&usg=AOvVaw3M_BiXxz7chwxSyYFxCmGK). Diakses pada
taggal 24 Maret 2018.
Soewolo, 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah IRBD Loan No. 3979. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

More Related Content

What's hot

Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fRiaAnggun
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"ilmanafia13
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...f' yagami
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisYunan Malifah
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 

What's hot (20)

GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 

Similar to Laporan 2 (termoregulasi)

Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarAsfar Syafar
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanmusa alfatah
 
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)aris trea
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANikhsan saputra
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2jackruto
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...jackruto
 
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptx
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptxPPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptx
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptxLondo4
 
Fisiologi Hewan Kerja jantung
Fisiologi Hewan Kerja jantungFisiologi Hewan Kerja jantung
Fisiologi Hewan Kerja jantungSannySanny6
 

Similar to Laporan 2 (termoregulasi) (20)

Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Termoregulasi
TermoregulasiTermoregulasi
Termoregulasi
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
 
Makalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasiMakalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasi
 
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
ektoderm dan endoderm
ektoderm dan endodermektoderm dan endoderm
ektoderm dan endoderm
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
 
termoregulasi
termoregulasitermoregulasi
termoregulasi
 
Dapnia
DapniaDapnia
Dapnia
 
Laporan 8 suhu
Laporan 8 suhuLaporan 8 suhu
Laporan 8 suhu
 
Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuhPengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuh
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Ok...
 
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptx
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptxPPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptx
PPT KEL 1 FISIOlLOGI HEWAN HOMEOSTASIS.pptx
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
 
Fisiologi Hewan Kerja jantung
Fisiologi Hewan Kerja jantungFisiologi Hewan Kerja jantung
Fisiologi Hewan Kerja jantung
 
Thermoregulation
ThermoregulationThermoregulation
Thermoregulation
 

More from Rahayu Indah Safitri

More from Rahayu Indah Safitri (8)

Kel. 7 (nepa)
Kel. 7 (nepa)Kel. 7 (nepa)
Kel. 7 (nepa)
 
Sistem peredaran darah pada hewan dan manusia
Sistem peredaran darah pada hewan dan manusiaSistem peredaran darah pada hewan dan manusia
Sistem peredaran darah pada hewan dan manusia
 
jaringan tulang
jaringan tulangjaringan tulang
jaringan tulang
 
Pkn kelompok 6 xii ipa 7 (pengaruh globalisasi)
Pkn kelompok 6 xii ipa 7 (pengaruh globalisasi)Pkn kelompok 6 xii ipa 7 (pengaruh globalisasi)
Pkn kelompok 6 xii ipa 7 (pengaruh globalisasi)
 
Kelompok 1 XII IPA 7 MAN Lamongan (SKI Turki Usmani)
Kelompok 1 XII IPA 7 MAN Lamongan (SKI Turki Usmani)Kelompok 1 XII IPA 7 MAN Lamongan (SKI Turki Usmani)
Kelompok 1 XII IPA 7 MAN Lamongan (SKI Turki Usmani)
 
Discussion text
Discussion textDiscussion text
Discussion text
 
filum echinodermata
filum echinodermatafilum echinodermata
filum echinodermata
 
Faktor Pendorong Hubungan Internasional
Faktor Pendorong  Hubungan InternasionalFaktor Pendorong  Hubungan Internasional
Faktor Pendorong Hubungan Internasional
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Laporan 2 (termoregulasi)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI Termolegulasi Mengukur Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Denyut Jantung Dosen Pengampu: Irsad Rosidi, S.Pd., M.Pd. Kelompok 6 Nur Aini Izah (150641100106) Rahayu Indah Safitri (150641100112) Rossy Mursyidah (150641100121) Ummi Maslachatul Ummah (150641100123) Siti Suhartinah (150641100126) Mohammad Ghufron (150641100139) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari lingkungan. Dalam lingkungan terdapat beberapa hal yang dapat berpengaruh, seperti halnya keadaan. Keadaan lingkungan yang dekat dengan laut jauh berbeda daripada keadaan lingkungan yang ada di pegunungan. Ketika seseorang yang berasal dari lingkungan pesisir kemudian dia berpindah ke daerah gunung, maka tubuhnya akan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi terhadap lingkungan baru tidak hanya dilakukan oleh manusia, namun juga hewan. Ketika seekor hewan telah terbiasa hidup dalam lingkungan tertentu, kemudian dipindah ke tempat yang baru, maka hewan tersebut akan beradaptasi. Cara beradaptasi berbeda-beda, misalnya, perubahan perilaku, cara kerja oragan-organ vital dll. Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh adalah karena adanya perubahan suhu pada lingkungan tersebut. Hewan yang beradaptasi pada lingkungan baru dikarenakan perubahan suhu, disebut dengan termoregulasi. Suhu merupakan faktor utama dalam perubahan keadaan lingkungan. Selain itu, suhu juga menjadi pembatas penyebaran hewan serta aktivitas yang dilakukan oleh hewan tersebut. Adakalanya hewan dapat bertahan pada suhu rendah dan adapula yang yang dapat bertahan pada suhu yang tinggi. Oleh karena itu, dalam beradaptasi terhadap suhu, hewan di golongkan menjadi homeoterm dan poikiloterm. Salah satu contoh aktivitas yang dihasilkan adalah bertambah cepat atau lambat denyut jantung pada hewan tersebut. Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel (bilik bawah jantung). Denyut jantung dapat menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat bergantung dengan beberapa faktor, misalnya ketika beradaptasi dan akibat kegiatan yang telah dilakukan. Ketika perubahan suhu terjadi, adaptasi juga akan terjadi sehingga mempengaruhi cara kerja jantung dan berimbas pada denyut jantung yang akan semakin cepat atau semakin lambat, misalnya pada Daphnia sp.
  • 3. Daphnia sp merupakan jenis kutu air yang biasanya digunakan sebagai pakan alami ikan. Hewan ini termasuk ke dalam kelompok udang-udangan renik yang memiliki ciri yaitu bentuk tubuhnya gepeng ke samping dan beruas-ruas seperti udang. Dinding tubuh bagian punggung membentuk lipatan yang menutupi bgian dan anggota tubuhnya pada kedua sisi tubunya sehingga tampak seperti cangkang. Pada bagian ini membentuk sebuah kantong yang merupakan tempat penampungan dan perkembangbiakan terlur Daphnia sp. Jantung Daphnia sp terletak pada bagian bawah dan dapat dilihat melalui mikroskop. Daphnia sp merupakan salah satu contoh hewan poikiloterm, yaitu kelompok hewan yang suhu tubuhnya dapat ditentukan oleh suhu lingkungan. Hal tersebut dikarenakan laju kehilangan panas pada hewan poikiloterm lebih tinggi daripada prodiksi panas. Oleh karena itu, pada percobaan ini kami akan melakukan percobaan tentang termoregulasi dengan Daphnia sp sebagai objeknya. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi suhu terhadap kecepatan denyut jantung Daphnia sp? C. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi suhu terhadap denyut jantung Daphnia sp.
  • 4. BAB II KAJIAN PUSTAKA Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya (Soewolo, 2000). Daphnia adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang unik dari organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak spesis (kurang lebih 400 spesis) dari Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesis yang ada, Daphnia dan Moina yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan. Terdapat berbagai macam ukuran untuk Daphniidae, tergantung pada spesisnya. Moina yang baru menetas mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari Artemia yang baru menetas; dan dua kali lebih besar dari ukuran rata-rata rotifer dewasa. Daphnia yang baru menetas berukuran dua kali lebih besar dari Moina. Biasanya Daphnia berukuran 0,13 mm (Pangkey, 2009). Pengaruh Suhu Pada Lingkungan Hewan Dibagi Menjadi Tiga Golongan, yaitu Poikiloterm, homoiterm, dan heterotermik. Poikiloterm adalah suhu tubuh dari hewan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai dengan suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu tubuh tidak betul-betul sama dengan suhu lingkungan, sebab kalau diukur teliti, suhu selnya sedikit diatas suhu lingkungannya. Menghadapi fluktuasi suhu lingkungan, hewan poikilotermik melakukan konformitas suhu. Laju kehilangan panas pada hewan poikilotermik lebih tinggi dari pada laju produksi panas, sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan
  • 5. oleh suhu lingkungan eksternalnya dari pada suhu metabolisme internalnya (Bima, 2006). Suhu tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37ºC. Namun, sebenarnya tidak ada suhu yang normal, karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dalam termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Yang termasuk suhu inti berada pada organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat serta otot rangka.Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh yang harus dipertahankan kestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan pengurangan panas agar suhu inti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total tubuh maka untuk mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu inti stabil. Pemasukan panas melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal.Sedangkan pengurangan panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpejan ke lingkungan eksternal. Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).
  • 6. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan 1. Daphnia sp. diambil dari wadah yang telah diaklamasikan 2. Air 3. Es Batu 4. Mikroskop 5. Termometer 6. Gelas Arloji 7. Stopwacth 8. Gelas Kimia 250 mL sebanyak 9. Baskom B. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Mengukur. Menyiapkan air dengan suhu awal (10°C) dengan menambahkan es batu disekitar gelas kimia. Memberi tanda masing-masing. 2. Mengerjakan praktikum. Memasukkan Daphnia sp. kedalam masing- masing gelas kimia yang berbeda suhunya. 3. Mengidentifikasi. Memindahkan secara hati-hati seekor Daphnia sp. pada kaca benda gelas arloji dengan menggunakan pipet tetes sambil melihat di bawah mikroskop. Menambahkan air sedikit demi sedikit agar tidak kekeringan dan mengatur letak Daphnia sp. sehigga jantung tampak jelas dan mudah menghitung denyut jantungnya. 4. Mengamati dan Mengukur. Menghitung denyut jantung Daphnia sp. setiap 15 detik. Pengukuran dilakukan dengan pengulangan 3 kali. 5. Selanjutnya memindahkan Daphnia sp. ke tempat suhu yang baru ( 10°C lebih tinggi daripada suhu awal). Cara mengukur denyut jantung Daphnia sp. pada suhu baru dengan menggunakan cara seperti no. 4. 6. Menghitung. Menghitung nilai rata-rata denyut jantung pada suhu awal +10 °C serta menghitung koefisiensi aktivitasnya. C. Hipotesis 1. Semakin tinggi suhu, maka kecepatan denyut jantung Daphnia sp meningkat.
  • 7. D. Variabel 1. Variabel bebas : Daphnia sp. 2. Variabel terikat : suhu 3. Variabel kontrol: denyut jantung
  • 8. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Tabel pengaruh suhu terhadap kecepatan denyut jantung Daphnia sp. No. Suhu Awal (°C) Jumlah Detak Jantung Suhu Akhir (°C) Jumlah Detak Jantung Q10 1. 10 20 20 28 1,4 2. 15 31 25 41 1,32 3. 20 31 30 45 1,45 4. 25 23 35 31 1,35 Rata-rata Q10 1,38 B. Pembahasan Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup hewan. Agar dapat bertahan hidup, hewan memiliki beberapa cara adaptasi. Salah satu factor lingkungan adalah suhu, adaptasi hewan terhadap perubahan suhu lingkungan disebut termoregulasi. Suhu merupakan salah satu faktor pembatas penyebaran hewan dan dapat menentukan aktivitas hewan. Rentangan suhu di bumi berkisar antara -70°C sampai +85°C. Secara umum, aktivitas kehidupan terjadi antara rentangan 0°C sampai 40°C, beberapa hewan dapat hidup pada rentangan suhu yang lebih sempit. Berdasarkan kemampuan hewan beradaptasi dengan suhu lingkungannya, maka dapat dikelompokkan menjadi dua jenis kelompok hewan, yaitu poikiloterm dan homeoterm. Poikiloterm yaitu kelompok hewan yang suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu lingkungan. Hal tersebut dikarenakan laju kehilangan panas pada hewan poikiloterm lebih tinggi dari pada laju produksi panas. Sedangkan homeoterm memiliki suhu yang tetap meskipun suhu lingkungan berubah- ubah. Perubahan suhu lingkungan bagi beberapa hewan akan berpengaruh pada aktivitas faal dalam tubuhnya. Akan tetapi, perubahan suhu yang tiba-tiba akan menyebabkan terjadinya shock pada hewan. Daphnia adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang unik dari organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak spesis (kurang
  • 9. lebih 400 spesis) dari Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesis yang ada, Daphnia dan Moina yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan. Daphnia memiliki fase seksual dan aseksual. Pada kebanyakan perairan populasi Daphnia lebih didominasi oleh Daphnia betina yang bereproduksi secara aseksual. Pada kondisi yang optimum, Daphnia betina dapat memproduksi telur sebanyak 100 butir, dan dapat bertelur kembali setiap tiga hari. Daphnia betina dapat bertelur hingga sebanyak 25 kali dalam hidupnya, tetapi rata-rata dijumpai Daphnia betina hanya bisa bertelur sebanyak 6 kali dalam hidupnya. Daphnia betina akan memulai bertelur setelah berusia empat hari dengan telur sebanyak 4-22 butir. Pada kondisi buruk jantan dapat berproduksi, sehingga reproduksi seksual terjadi. Telur-telur yang dihasilkan merupakan telur-telur dorman (resting eggs). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hal ini adalah kekurangan makanan, kandungan oksigen yang rendah, kepadatan populasi yang tinggi serta temperatur yang rendah. Pada praktikum ini, praktikan melakukan pengamatan tentang pengaruh suhu terhadap kecepatan denyut jantung hewan Dapnia. Alat dan bahan yang digunakan memiliki fungsi tertentu. Daphnia sp. (kutu air) digunakan sebagai objek yang akan amati. Es batu da air merupakan parameter yang akan digunakan untuk menguji pengaruh denyut jantung Daphnia. Termometer digunakan untuk mengukur suhu media. Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan beserta Daphnia. Mikroskop digunakan untuk memperbesar objek yang akan diamati. Gelas arloji untuk menyimpan hewan Daphnia yang akan di amati melalui mikroskop. Stopwatch untuk menghitung waktu yang digunakan selama perhitungan denyut jantung. Gelas beker digunakan sebagai penampungan Daphnia yang sudah diamati. Suhu berpengaruh terhadap denyut jantung Daphnia sp, hal ini terbukti pada hasil percobaan yaitu pada suhu awal 10°C terdapat 20 kali detak jantung selama 15 detik. Percobaan berikutnya yaitu pada suhu 15°C, 20°C, dan 25°C terjadi kenaikan dan penurunan detak jantung, berturut-turut sebanyak 31 kali, 31 kali, dan 23 kali. Berdasarkan nilai Q10 atau koefisien aktivitas yang disebabkan oleh kenaikan suhu 10°C, pada suhu 10°C yang dinaikkan menjadi
  • 10. 20°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 20 menjadi 28 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,4. Suhu 15°C yang dinaikkan menjadi 25°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 31 menjadi 41 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,32. Suhu 20°C yang dinaikkan menjadi305°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 31 menjadi 45 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,45. Suhu 25°C yang dinaikkan menjadi 35°C menyebabkan kenaikan detak jantung Daphnia dari 23 menjadi 31 dengan koefisien denyut jantung (Q10) sebesar 1,35. Sehingga diperoleh rata-rata Q10 sebesar 1,38. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, juga dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu, detak jantung Daphnia semakin cepat akan tetapi, pada suhu 15°C dan 25°C terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan kelalaian praktikan dalam menghitung, faktor hewannya yang aktif dan sebagainya.
  • 11. BAB V SIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Daphnia sp adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. 2. Daphnia sp merupakan hewan poikiloterm, yaitu kelompok hewan yang suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu lingkungan. Hal tersebut dikarenakan laju kehilangan panas pada hewan poikiloterm lebih tinggi dari pada laju produksi panas. 3. Semakin tinggi suhu, detak jantung Daphnia sp semakin cepat. Namun pada suhu 15°C dan 25°C terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan kelalaian praktikan dalam menghitung, faktor hewannya yang aktif dan sebagainya.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Bima, 2006. Pengaturan Suhu Tubuh. (http://bima.ipb.ac.id/~tpb/ materi/bio100/ Materi/ suhu_tubuh .html). Diakses tanggal 24 Maret 2018. Isnaeni wiwi. 2006. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius. Pangkey, Henneke. 2009. DAPHNIA DAN PENGGUNAANNYA. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol V (3): 33-36.12Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado. (https://www.google.com/url?sa=t&source=web& rct= j&url=http://repo.unsrat.ac.id/126/1/DAPHNIA_DAN_PENGGUNAANN YA.pdf&ved=2ahUKEwjYj7ucu4PaAhWBsI8KHWFUADIQFjAGegQIA RAB&usg=AOvVaw3M_BiXxz7chwxSyYFxCmGK). Diakses pada taggal 24 Maret 2018. Soewolo, 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IRBD Loan No. 3979. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.