Dokumen tersebut membahas sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur halogen, yaitu fluor, klor, brom, dan iod. Secara fisika, halogen memiliki titik didih dan leleh yang semakin menurun dari fluor ke iod akibat gaya Van der Waals yang semakin kuat. Secara kimia, halogen bersifat sangat reaktif karena memiliki elektron tidak berpasangan dan afinitas elektron yang tinggi, sehingga mudah membentuk
3. Sifat fisis halogen
Pada suhu kamar, F2 merupakan gas berwarna kuning muda, Cl2
merupakan gas berwarna hijau muda, Br2 merupakan zat cair berwarna
cokelat yang mudah menguap, dan I2 merupakan Kristal berwarna ungu gelap
(mendekati hitam) mengkilap seperti logam dan mudah menyumblim.
Semua halogen sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut
nonpolar, misalnya CCl4 dan eter. I2 mudah larut dalam larutan KI dengan
membentuk senyawa kompleks KI3, F2 dan Cl2 di dalam air mengalami reaksi
membentuk halida dan gas oksigen.
4.
5. Titik Didih dan titik Leleh
Titik didih dan titik leleh semakin ke bawah semakin bertambah, hal ini
dikarenakan kekuatan gaya Van Der Waals antar molekul-molekul bertambah dari Flourin
ke Astati. Akibatnya, moleku-molekul halogen semakin sulit lepas.
Kerapatan
Kerapatan dari Flourin ke Astatin semakin bertambah. Kenaikan nilai kerapatan
cukup drastis dari Cl ke Br akibat adanya perubahan fase dari gas (F,Cl), ke cair (Br), dan
padat (I). Hal ini menunjukkan kekuatan gaya Van Der Waals bertambah dari F ke I.
Daya Oksidasi
Daya oksidasi semakin berkurang dari Flourin ke Astatin dikarenakan harga Eo
semakin positif
6. Fluor dan klor membantu reaksi pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom berupa cairan merah tua
pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan klor biasanya berupa gas. Reaksi-reaksi
halogen antara lain seperti berikut.
1. Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan logam membentuk senyawa ionik
Contoh:
2Na(s) + Cl2 (g) ==> 2NaCl(s)
Mg(s) + Cl2 (g) ==> MgCl2(s)
2. Reaksi Halogen dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan hampir semua non logam. Jenis senyawa yang terbentuk sebagian besar
adalah senyawa kovalen.
Contoh:
C (s) + 2Cl2 (g) ==> CCl4 (l)
2P(s) + 3Cl2 (g) ==> 2 PCl3 (l)
7. 3. Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan
seperti berikut.
F2(g) + H2(g) ==> 2 HF
Cl2(g) + H2(g) ==> 2 HCl
X2(g) + H2(g) ==. 2 HX
4. Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi halogen dengan air maka
sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam
fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
2 F2(g) + 2 H2O(l) ==> 4 HF(aq) + O2(g)
Reaksi halogen lain dengan air melalui disproporsionasi membentuk senyawa oksi halogen dan asam halida
Cl2 + 2 H2O ==> HOCl + HCl
Br2 + 2 H2O ==> HOBr + HBr
8. 5. Reaksi Antar – Halogen
Reaksi antar – halogen termasuk reaksi substitusi membentuk senyawa antar halogen
Cl2 + F2 ==> 2 ClF
I2 + Cl2 ==> 2 ICl
6. Reaksi Halogen Dengan Basa
Halogen bereaksi dengan basa membentuk senyawa halida yang kemudian mengalami reaksi
disproporsionasi membentuk senyawa oksihalogen.
Klorin, bromin dan iodin bereaksi dengn basa membentuk ion hipohalit (OX-) dan ion halida (X-)
Cl2 (g) + 2OH-(aq) ==> OCl-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Ion OCl- yang terbentuk dapat terdisproporsionasi lagi membentuk ion halat (XO3-) dan ion halida (X-)
3OCl- (aq) ==> ClO3- (aq) + 2Cl- (aq)
9. Sifat Kimia Halogen
1) Sifat Umum
Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini di dukung oleh beberapa
faktor, antara lain:
1. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, halogen mempunyai sebuah elektron tidak berpasangan
sehingga mudah membentuk ikatan kovalen
2. Afinitas elektron yang tinggj mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif dan membentuk
senyawa dengan berikat secara ionik.
Dari atas ke bawah (dari F ke I), terdapat kecenderungan berkurangnnya afinitas elektron halogen. Hal
ini mengakibatkan kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas elektron fluorin lebih rendah dari pada
klorin, tetapi karena energi disosiasi ikatan fluorin lebih rendah daripada klorin, maka fluorin masih bisa
lebih reaktif daripada klorin. Demikian juga bromin dan iodin, keduanya masih cukup reaktif karena
energi disosiasi ikatannya yang relatif rendah.
Oleh karena kereaktifannya, halogen dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur, termasuk fluorin
yang dapat bereaksi dengan gas mulia. Beberapa halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur lain
membentuk suatu halida.
10. 2) Daya Oksidasi halogen dan daya reduksi halida
Potensial elektrode standar (Eo) halogen ditunjukan dengan setengah
reaksi.
X2(g) + 2eˉ 2Xˉ (aq)
Semua halogen mempunyai potensial elektrode positif. Hal ini menunjukan
bahwa semua halogen merupakan oksidator, dan mempunyai
kecenderungan daya oksidasi: F2 > Cl2 > Br2 > I2. Menurutnya daya
oksidasi halogen menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida,
dengan kecenderungan daya reduksi Iˉ > Brˉ > Clˉ > Fˉ.