Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat kimia dan fisika unsur fluor. Fluor adalah unsur kimia paling elektronegatif dan reaktif, yang ditemukan oleh Moissan pada tahun 1886 melalui elektrolisis asam fluorida. Fluor dapat diperoleh secara industri melalui proses elektrolisis yang sama.
1. Nama:Naurah Afifah-Fluor
Flour
Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor
atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir". Dia merupakan gas
halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling reaktif secara kimia dan
elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam bentuk murninya, dia sangat berbahaya, dapat
menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit. Keberadaan
fluorin biasanya dalam fase gas, berbau pedas, dan bersifat sangat korosif.
Sifat Fisika
No Sifat-sifat Fluor
1 Nomor atom 9
2
Konfigurasi elektron
[He] 2s2
2p5
3 Jari-jari kovalen (Ao) 0,71
4 Jari-jari ion X- (Ao) 1,36
5 Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol) 1.680
6 Afinitas elektron -335
7 Potensial reduksi standar, Eo (volt) 3,01
8 Energi ikatan X-X (kJ/mol) 158
9 Energi ikatan H-X (kJ/mol) 562
2. 10 Keelektronegatifan 4,0
11 Titik didih (oC) -188
12 Titik leleh (oC) -220
Sifat Kimia
No Sifat-sifat Fluor
1 Molekulnya Diatom
2 Wujud zat(suhu kamar) Gas
3 Warna gas/uap Kuning muda
4 Pelarutnya(organik) CCl4,CS2
5 Warna larutan (terhadap 4 pelarut) Tak berwarna
Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif danpaling reaktif.Flour
bereaksi sempurna dalam air.F2 merupakan oksidator terkuat dari unsur-unsur halogen
lainnya.Flour dapat mengoksidasi air dengan cepat dan eksotermis.
Fluor dan klor membantu reaksi pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom
berupa cairan merah tua pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan
klor biasanya berupa gas. Reaksi-reaksi halogen antara lain seperti berikut.
1) Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi
halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin
bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang
terjadi seperti berikut.
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
3. Fluorin dengan larutan NaOH encer menghasilkan gas F2O, sedangkan dengan NaOH
pekat menghasilkan gas O2. Perhatikan reaksi berikut.
2F2(g) + 2NaOH(aq, encer) → F2O(g) + 2NaF(aq) + H2O(l)
2F2(g) + 4NaOH(aq, pekat) → 4NaF(aq) + 2H2O(l) + O2(g)
Cl2, Br2 dan I2 tidak melarut dengan baik dalam air, reaksinya lambat. Reaksi yang terjadi
adalah reaksi redoks. Jika klorin dan bromin dilarutkan dalam air yang mengandung OH¯
(basa) maka kelarutannya makin
bertambah. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Cl2(aq) + 2OH–(aq)→ Cl¯(aq) + ClO¯(aq) + H2O(l)
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat
pemutih kertas, pulp, tekstil, dan bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang
terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
X2(g) + H2(g) → 2HX(g)
Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi
dengan lambat.
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi halogen dengan halogen menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa
antarhalogen. Unsur yang lebih elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi bilangan
oksidasi negatif dalam senyawaannya.
Perhatikan contoh reaksi berikut ini.
4. 200 oC
Cl2(g) + F2(g) → 2 ClF(g)
200 oC
Cl2(g) + 3F2(g) → 2 ClF3(g)
Senyawa-senyawa antarhalogen bersifat diamagnetik dan merupakan oksidator kuat.
Senyawa antarhalogen dapat mengalami reaksi hidrolisis. Perhatikan reaksi berikut.
XX1(g) + 2H2O(l) → HOX(aq) + X¯(aq) + H2O+(aq)
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan
emas, platinum atau beberapa logam mulia lainnya. Perhatikan contoh reaksi fluorin
dengan tembaga berikut.
F2(g) + Cu(s) → CuF2(s)
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon
Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan atom-atom
hidrogen. Perhatikan contoh reaksi metana dengan klorin berikut ini.
Cl2(g)+ CH4(g) → CH3Cl(g) + HCl(aq)
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam dan Metaloid Tertentu
Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah non logam dan metaloid. Unsur
nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan unsur
halogen (X), reaksi yang terjadi seperti berikut.
3X2 + 2Y → 2YX3 (jika halogennya terbatas)
5X2 + 2Y → 2YX5 (jika halogennya berlebihan)
5. Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi.
Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena ketidakaktifannya.
c. Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun secara teratur mulai fluor hingga iod. Kereaktifan
ini dikaitkan dengan kemampuannya menerima elektron membentuk ion negatif.
Perhatikan harga afinitas elektron pada Tabel 1. Harga afinitas elektron dari atas ke bawah
berkurang. Hal ini karena makin bertambah jari-jari atomnya sehingga gaya tarik inti
terhadap elektron terluar makin berkurang.
d. Daya Oksidasi
Daya oksidasi halogen dari atas ke bawah makin berkurang. Jadi iod merupakan reduktor
terkuat. Daya oksidasi ini dapat dilihat dari harga potensial elektrodenya.
Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen
merupakan oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam
tabel periodik. Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar : [1]
F2 + 2e– → 2F– E° = +2,87 V
Cl2 + 2e– → 2Cl– E° = +1,36 V
Br2 + 2e– → 2Br– E° = +1,07 V
I2 + 2e– → 2I– E° = +0,54 V
Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan bahwa F2 merupakan
oksidator paling kuat. Oleh karena itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain
yang terletak di bawahnya dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi. [1]
Kekuatan oksidator F2, Cl2, Br2, dan I2 dapat dilihat dari reaksi antar halogen. Gas fluorin
dapat mengoksidasi unsur-unsur halogen yang berada di bawahnya : [1]
F2(g) + 2Cl–(aq) → 2F–(aq) + Cl2(g)
F2(g) + 2Br–(aq) → 2F–(aq) + Br2(g)
F2(g) + 2l–(aq) → 2F–(aq) + l2(s)
Demikian pula jika gas klorin ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung
ion Br– atau ion I–, akan terbentuk bromin dan iodin. [1]
6. Cl2(aq) + 2Br–(aq) → 2Cl–(aq) + Br2(aq)
Cl2(aq) + 2I–(aq) → 2Cl–(aq) + I2(aq)
Reaksi Cl2 dengan Br– atau I– dapat digunakan untuk identifikasi bromin dan klorin dalam
suatu senyawa ion.
Keberadaan Fluor di alam
Fluor merupakan unsur paling elektronegatif dari semua elemen kimia,maka secara
ilmiah ia tidak pernah dijumpai dalam bentuk unsur tersendiri.Fluor ditemukan dalam
mineral-mineral fluorspar, CaF2; kriolit, dan fluoroapatit. Dalam gigi manusia dan hewan
juga terdapat sedikit fluor. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm
dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Ferdinand Frederick Henri Moissan (28 September 1852 - 20 Februari 1907) adalah
seorang ahli kimia Prancis yang memenangkan Hadiah Nobel Kimia 1906 untuk karyanya
dalam mengisolasi fluorin dari senyawanya. Moissan adalah salah satu anggota asli Komite
Bobot Atom Internasional.
Henri Moissan bekerja di laboratorium Museum Sejarah Alam dan Sekolah Farmasi
di Paris. Lalu, Moissan menjadi guru besar toksikologi pada tahun 1886 dan kimia
anorganik pada tahun 1889 di Sekolah Farmasi. Selama masa inilah Moissan mulai
meneliti senyawa fluor. Pada tahun 1886, ia mengisolasi fluorin gas reaktif dan
mempelajari perilakunya dengan unsur lain. Pada tahun 1900, ia menerbitkan penelitiannya
di Le Fluor et ses composés (Fluorin dan Unsur-Unsurnya).
Moissan melanjutkan studinya dengan kimia anorganik dan, pada tahun 1892, ia
menyusun tungku perapian busar listrik. Tungku perapian ini dipakai untuk mempelajari
dan mengisolasi banyak senyawa yang dahulu dipercaya tak dapat dipecahkan. Ia
menerbitkan studinya pada tahun 1897 dalam bukunya Le Four électrique (Tungku
Perapian Listrik). Moissan juga dipercaya telah mensintesis intan dengan menambah
tekanan tinggi pada karbon.
Moissan menerima Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1906, menjadi orang Yahudi
kedua dalam sejarah yang memenangkannya. Moissan dihormati karena pekerjaannya
mengisolasi unsur fluor dan pengembangan tungku listrik Mossman. Segera setelah
7. menerima hadiah, tak terduga Henri Moissan meninggal di Paris pada tanggal 20 Februari
1907. Moissan hanya berusia 54 saat meninggal, namun meninggalkan warisan prestasi.
Kimiawan berusaha untuk mengidentifikasi bahan yang mampu kaca etsa dan George
Gore mampu menghasilkansejumlahkecil fluor melalui proses elektrolisis pada tahun1869.
Tanpa diketahui Gore, gas fluor eksplosif menggabungkan dengan gas hidrogen. Itulah yang
terjadi dalam percobaan Gore ketika gas fluorin yang terbentuk pada satu elektroda
dikombinasikan dengan gas hidrogen yang terbentuk pada elektroda lainnya.Ferdinand
Frederic Henri Moissan, seorang ahli kimia Perancis, adalah orang pertama yang berhasil
mengisolasi fluor pada tahun 1886. Dia melakukan ini melalui elektrolisis kalium fluorida
(KF) dan asam fluorida (HF). Dia juga benar-benar mengisolasi gas fluor dari gas hidrogen
dan ia membangun perangkat elektrolisisnya sepenuhnya dari platinum. Karyanya sangat
mengesankan bahwa ia dianugerahi Hadiah Nobel untuk kimia pada tahun 1906. Saat ini,
fluor masih diproduksi melalui elektrolisis kalium fluorida dan asam fluorida serta melalui
elektrolisis lelehan fluoride asam kalium (KHF2)
Cara Mendapatkan Unsur Fluor
1. Laboratorium
Fluorin secara laboratorium bisa dibuat dengan mengelektrolisis asam kalium fluorida pada
suhu 378 degK dalam bejana tembaga menggunakan elektroda garfit.
Elektrolit yang digunakan adalah asam kalium fluorida yang murni dan kering kemudian
ditempatkan dalam bejana besar yang terbuat dari tembaga. Bejananya kira kita mirip
tabung V. Asam kalium fluorida akan dilanaskan didalamnya. Elekteoda yamg digunakan
pada proses ini juga harus elektroda batang grafit murni yang diisolasi dalam semen
bakelit.
Arus listrij yang digunakan adalah 5 ampere dengan beda potensial 12 V. Gas fluorin yang
dihasilkan akan dimurnikan oleh bagian yang berbentuk tabung U yang mengandung
natrium flurida kering.
2. Industri
8. Fluorin dibuat dalam skala industri juga menggunakan asam kalium fluorida yang
dielektrisis pada tabung berbentuk V, namun jumlahnya sangat besar tentunya. Arus listrik
yang digunakan adalah 2000 ampere dan elektroda grafitnya punya efisiensi sekitar 95%.
Gas fluorin yang dihasilkan kemudian di sedot menggunakan pipa baja atau wadah
tembaga dan di kompres sampai 400 lb/inc2 dalam silinder nikel atau baja.
Gas F2 masih diproduksi dengan cara metode Moissan elektrokimia, sebuah proses
yang sudah digunakan lebih dari 100 tahun yang lalu. Sel elktrolisis Moissan bisa dibuat
dengan ukuran skala laboratorium, berjalan pada arus listrik 10 dan 50 amphere.
Sel ini juga bisa dibuat untuk skala industri menggunakan arus listrik sampai 15.000
ampere.
Sel elektrolisis Moissan diisi dengan campuran lelehan kalium fluorida dan hidrogen
fluorida dengan perbandingan 1 : 2. Reaksi elektrolisis dilakukan pada suhu 90 0C. sel ini
memiliki jacket yang berfungsi untuk memanaskan dan kemudian mendinginkan sel
sehingga reaksi elektrolisis terjadi.
Pada bagian tengah sel terdapat karbon sebagai anoda dimana ion fluorida (F-) akan
teroksidasi menghasilkan gas fluorin. Sedangkan dinding baja kontainer digunakan sebagai
katoda dimana gas hidrohen dihasiljkan.
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar dari sel elektrolisis Moeiisen berikut :
Reaksi yang terjadi :
Anoda : 2F-(aq) ==F2(g) + 2e
Katoda : 2 H+(g) + 2e ==. H2(g)
Gas hidrogen fluorida yang digunakan harus terus dimasukkan ke dalam sel secara terus
menerus untuk menganti hidrogen fluorida yang telah digunakan. Secara umum, produksi
gas F2 di dunia adalah sekitar 10^4 ton.
Sekitar 55% dugunakan untuk membuat uranium(VI)fluorida dari uranium(IV)fluorida.
Titik didih yang rendah dari uranium(VI)fluorida digunakan untuk memisahkan isotop
isotop uranium. Isotop uranium-235 digunakan untuk industri pembuatan bom dan juga
digunakan dalam beberapa reaktor nuklir.
Uranium(VI)fluorida dibuat dalam dua langkah yaitu :
1.Uranium(IV)oksida, UO2 direaksikan dengan hidrogen fluorida menghasilkan
uranium(IV)fluorida.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai beirkut :
UO2(s) + 4HF(g) ==> UF4(g) + 2 H2O(g)
2.Uranium(IV) fluorida yang telah dihasilkan kemudian direaksikan dengan gas F2
sehingga
9. teroksidasi menjadi uranium(VI)fluorida. Uranium pada senyawa ini memiliki bilangan
oksidasi +6
UF4(s) + F2(g) ==> UF6(g)
Sedangkan 40 % produksi industri gas fluorin yang lain digunakan untuk membuat
belerang heksafluorida, dengan cara membakar lelehan belerang dalam gas klorin.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
S(l) + 3 F2(g) ==SF6(g)
Kegunaan Fluor
1.Flouspar (CaF2), digunakan sebagai mineral dalam pasta gigi
2.Freon-12 (CCl2F2), digunakan sebagai gas pendingin pada kulkas dan AC
serta sebagai zat pendorong pada semprot aerosol (spray)
3.Asam flourida (HF), digunakan untuk mengukir (mengetra) gelas
4.Natrium heksa flourosilikat (Na2SiF6), digunakan sebagai bahan yang
dicampurkan pada pasta gigi agar gigi menjadi kuat
5.Tetrafloroetilen (C2F4), digunakan sebagai suatu jenis plastik tahan panas
yang banyak digunakan pada peralatan mesin
6.Natrium fluorida (NaF), digunakan untuk mengawetkan kayu dari gangguan
serangga
7.Freon – 22 (CHClF2), digunakan sebagai zat pendingin rendah bahan
makanan
8. Belerang heksafluorida (SF6), digunakan sebagai isolator
9.Klor pentaklorida (CIF5), digunakan sebagai bahan oksidator roket
10.Kriolit (Na3AlF6), digunakan sebagai pelarut dalam pengolahan logam Al
11.Fluorapatit (Ca5(PO4)3F), digunakan sebagai pupuk