SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asal kata halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti produksi garam
dengan reaksi langsung dengan logam, karena kereaktifannya yang sangat tinggi,
halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa. Konfigurasi elektron
halogen adalah ns2np5, dan halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk
struktur gas muliayang merupakan kulit tertutup, jadi atom halogen mengeluarkan
energi bila menangkap satu elektron. Jadi, perubahan entalpi reaksi X(g) + e →
X-(g) bernilai negatif. Walaupun afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan
energi penangkapan elektron, tanda positif biasanya digunakan, agar konsisten
dengan perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat.1
Empat dari unsur dalam grup VIIA, flour, brom dan iod dikenal sebagai
unsur keluarga halogen bahkan sebelum ada perumusan teori yang
mengelompokkan bersama-sama pada tabel berkala. Selain kempat unsur VIIA
yang umum, ada pula sebuah halogen yang langka, astatin yang dibuat pada tahun
1940 dengan eksperiment pemboman. Sejak itu, astatin telah ditemukan dalam
alam, tetapi hanya dalam jumlah yang sangat sedikit sekali.2 Berdasarkan latar
belakang di atas maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat fisik dan
kimia unsur halogen serta pembentukan garam halida.
1Muki Kagaku, Kimia Anorganik, terj. Taro Saito (Tokyo: Iwanami Publishing Company,
1996), h. 93.
2Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 228
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur
halogen?
2. Bagaimana cara mengetahui pembentukan garam halida?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur halogen.
2. Untuk mengetahui pembentukan garam halida?
D. Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur halogen.
2. Dapat mengetahui pembentukan garam halida?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII
atau VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F),
klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang
belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam
jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis
dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halogen juga merupakan
golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan
paling non-logam. Ahli kimia Swedia Baron Jons Jakob Berzelius mengistilahkan
"halogen" yang dibentuk dari kata-kata Yunani "garam" atau "laut", dan dari
(gígnomai), "membentuk" sehingga berarti "unsur yang membentuk garam".
Halogen akan membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur
halogen secaram alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2). Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya,
sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini
disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Lampu
halogen adalah lampu pijar berisi gas mulia yang dicampur dengan sedikit gas
unsur halogen.1
1”Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei
2014).
3
4
Unsur-unsur yang menyusun dua golongan utama terakhir dalam tabel
berkala sangat berlawanan sifatnya. Halogen merupakan yang paling reaktif dari
semua unsur dan ditemukan didaratan hanaya dalam kombinasi (senyawa) dengan
unsur lain, kecuali oksigen, halogen adalah satu-satunya unsur yang tergolong
sebagai zat pengoksida. Sebaliknya, gas mulia sangat tidak reaktif sehingga
dijumpai di alam hanya dalam bentuk unsur.2
Beberapa sifat fisika yang penting dari halogen yaitu setiap sifat tertentu
berubah dengan teratur dari satu unsur ke unsur berikutnya. Kenaikan titik leleh
dan titik didih dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa
molekul-molekul yang lebih besar, mempunyai gaya tarik-menarik van der waals
yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang labih kecil.
Halogen mempunyai energi pengionan dan keelekktronegatifan yang paling tinggi
dari keluarga unsur-unsur yang manapun, dari unsur grup VIIA, flourlah yang
paling erat memegang elektron-elektronnya dan iod yang paling lemah.3
Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari flour sampai
iod sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidanya
molekul flour yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksida yang lebih
kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik flour
maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang seperti oksigen.
Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas itu dengan
membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas flour yang lebih besar dibandingkan
klor, terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa, termasuk kayu dan
2David W. Oxtoby, Kimia Modern (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 246.
3Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas, h. 228.
5
beberapa plastik, akan menyala dalam atmosfer flour, bahkan asbes yang tahan api
terbakar dalam flour. Beberapa gas mulia bergabung dengan flour membentuk
senyawa kovalen yang stabil.4
Flour paling reaktif secara kmia dari sekalian unsure dan segera bergabung
pada suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua unsure selain O2, He, Ne, Kr
seringkali sangat kuat. Flour juga menyerang banyak senyawaan dan
memecahkannya menjadi flourida yang merupakan bahan organik yang sangat
mudah menyala dan terbakar. Klor adalah gas yang kehijauan, klor melarut
sedang dalam air dan sanga bereaksi. Brom terdapat sebagai bromida dalam
jumlah yang cukup lebih kecil dari klorida. Brom diperoleh dari air laut yang
disapu dengan aliran udara. Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna
merah tua pada suhu kamar dan melarut sedang dalam air. Iod terdapat sebagai
ioda dalam air laut dan sebagai iodat dalam gas chili (guano). Iod adalah padatan
hitam dengan sedikit kilap logam.5
Fluorin unsur diproduksi dari hidrogen flourida melalui suatu metode yang
serupa dengan metode yang digunakan oleh Moissan- elektrolisis lelehan kalium
hidrogen flourida (KF-2HF) yaitu larutan KF dalam cairan HF. Dalam larutan ion
F-bersosiasi kuat dengan HF membentuk FHF- (ion hidrogen diflourida) yakni
spesies yang benar-benar kehilangan elektronnya:6
4Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas, h. 229.
5F. Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, terj. Sahati Suharto
(Jakarta: UI-Press, 2007), h. 274-275.
6David W. Oxtoby, Kimia Modern, h. 257.
6
FHF- F2(g) + H+ + 2e- (anode, oksidasi)
2H+ +2e- H2 (g) (katoda, reduksi)
2 HF H+ + FHF- F2 (g) + H2 (g)
Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida, karena terdapat berbagai
jenis halida. Halida biner bisa membentuk tatanan tidak terhingga dari
molekul-molekul sederhana atau kompleks. Senyawa halida jenis lain meliputi
oksida seperti VOCl3, haida hidroksi, halida organo, dan sebagainya. Interaksi
langsung unsur-unsur dengan halogen biasanya untuk kebanyakan unsur halogen
digunakan HF, HCl, HBr bisa juga untuk logam-logam. Flourinasi langsung
biasanya menghasilkan flourida dalam keadaan oksidasi lebih tinggi. Kebanyakan
logam dan non logam bereaksi sangat kuat dengan F2. Bagi pembentukan cepat
dalam reaksi kering dari klorida, bromida, dan iodida biasanya diperlukan suhu
yang tinggi. Bagi logam, reaksi dengan Cl2 dan Br2 bisa jadi lebih cepat bila
sebagai medium reaksi digunakan tetrahidrofuran atau beberapa eter lainya.7
Lampu halogen adakan sebuah lampu pijar dimana sebuah filamen
wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas
lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin. Putaran halogen
menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan
mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke filamen.
Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi
dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efisiensi
7F. Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson, Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati
Suharto, Kimia Anorganik Dasar, h. 375.
7
yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan
cahaya dengan suhu warna yang lebih tinggi8.
Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk membalik reaksi kimia
penguapan wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram
biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih
dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Pada suhu sedang,
halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida wolfram(V) bromin yang
terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam. Pada suatu saat ini akan
mencapai daerah bersuhu tinggi (filamen yang memijar), dimana ini akan
berpisah, melepaskan wolfram dan membebaskan halogen untuk mengulangi
proses. Untuk membuat reaksi tersebut, suhu keseluruhan bola lampu harus lebih
tinggi daripada lampu pijar biasa. Bola lampu harus dibuat dari kuarsa leburan
atau gelas dengan titik lebur tingi seperti alumina. Karena gelas kuarsa sangat
kuat, tekanan gas dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi laju penguapan dari
filamen, memungkinkan untuk beroperasi pada suhu yang lebih tinggi untuk umur
yang sama, sehingga menambah efisiensi dan keluaran cahaya. Wolfram yang
diuapkan dari bagian filamen yang lebih panas tidak selalu dikembalikan pada
tempatnya semula, jadi bagian tertentu dari filamen menjadi sangat tipis dan
akhirnya gagal. Regenerasi juga mungkin dilakukan dengan fluorin, tetapi reaksi
kimianya terlalu kuat sehingga bagian lain dari bola lampu ikut direaksikan.9
8“Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16
Mei 2014).
9“Prinsip operasi Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org
/w/index (16 Mei 2014).
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Mei 2014
Pukul : 07.30-10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Sains dan
Teknologi Uin Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Alat yang digunakan
pada percobaan ini yaitu gelas kimia 100 mL dan 250 mL, tabung reaksi,
bunsen, pipet tetes, rak tabung, pinset, gegep, dan botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquadest (H2O),
fluoresein, fluoresein-KBr, kalium iodida (KI), kertas saring, natrium
bromida (NaBr), natrium klorida (NaCl), perak nitrat (AgNO3), timbal (II)
nitrat (Pb(NO3)2), dan tissue.
8
9
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Uji halogen bebas
a. Merendam masing-masing kertas saring dengan larutan flouresein dan
flouresein-KBr.
b. Mengeringkan kertas saring tersebut.
c. Menetesi larutan NaCl, Br2 dan KI2.
d. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi.
2. Penentuan garam halida
a. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium klorida (NaCl), menambahkan
tetes demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3).
b. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium klorida (NaCl), menambahkan
tetes demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2), kemudian memanaskan.
c. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium bromida (NaBr), menambahkan
tetes demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3).
d. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium bromida (NaBr), menambahkan
tetes demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2).
e. Kedalam tabung reaksi yang berisi kalium iodida (KI), menambahkan tetes
demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3).
f. Kedalam tabung reaksi yang berisi kalium iodida (KI), menambahkan tetes
demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2).
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini dapat dilihat pada table berikut:
1. Uji halogen bebas
No Perlakuan
Hasil
Pengamatan
Keterangan Gambar
1
Kertas flouresein
+ NaCl
berwarna biru (-)
2
Kertas flouresein
+ NaBr
berwarna biru
pudar
(-)
3
Kertas flouresein
+ KI
berwarna
merah
(+)
4
Kertas
flouresein-KBr +
NaCl
berwarna biru (-)
5
Kertas
flouresein-KBr +
NaBr
berwarna biru (-)
6
Kertas
flouresein-KBr +
KI
berwarna
merah
(+)
10
11
2. Uji pembentukan garam halida
No Perlakuan Hasil pengamatan Keterangan Gambar
1
NaCl +
AgNO3
larutan berwarna
keruh kebiruan
(-)
2
NaCl +
Pb(NO3)2
larutan sedikit keruh
(sebelum pemanasan)
(-)
larutan bening
(setelah pemanasan)
(-)
3
NaBr +
AgNO3
larutan keruh (-)
4
NaBr +
Pb(NO3)2
laurtan keruh (-)
5
KI +
AgNO3
larutan putih (-)
6
KI +
Pb(NO3)2
Larutan kuning (+)
12
B. Reaksi
Reaksi yang terbentuk dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
2. 2NaCl + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NaNO3
3. NaBr + AgNO3 AgBr + NaNO3
4. 2NaBr + Pb(NO3)2 PbBr2 + 2NaNO3
5. KI + AgNO3 AgI + KNO3
6. 2KI + Pb(NO3)2 PbI2 + 2KNO3
C. Pembahasan
Halogen merupakan golongan VIIA pada unsur periodik yang terdiri dari
F, Cl, Br, I dan At. Percobaan yang pertama dilakukan uji halogen bebas dengan
fluoresein ataupun flouresin-KBr dimana reaksi akan memberikan warna merah
pada kertas fluoresein yang menandakan positif. fluoresein ataupun flouresin-KBr
berfungsi sebagai penguji. Merendaman kertas saring dalam larutan fluoresein dan
fluoresein-KBr. Perendaman dilakukan sebanyak satu kali untuk masing-masing
larutan dengan kertas saring berfungsi sebagai wadah penotolan, digunakan dua
kertas saring kertas saring yang satu direndam dengan fluoresin dan kertas saring
yang satunya lagi direndam dengan menggunakan fluoresin KBr, adapun fungsi
dari perendaman ini adalah untuk membandingkan warna larutan yang terbentuk.
Larutan yang digunakan yaitu natrium klorida (NaCl), natrium bromida
(NaBr) dan kalium iodida (KI) untuk ditotolkan pada kedua kertas saring tersebut,
yang berfungsi untuk mengetahui kandungan fluorin, bromin, dan iodin pada
13
larutan. Saat penambahan larutan kalium iodida (KI) pada kertas saring fluoresein
dan fluoresein-KBr positif mengandung iodin karena terbentuk warna merah pada
kertas saring, sedangakan pada penambahan larutan natrium klorida (NaCl) pada
kertas saring fluoresein dan fluoresein-KBr negatif tidak mengandung klorin
karena terbentuk warna biru dan pada penambahan larutan natrium bromida
(NaBr) pada kertas saring fluoresein dan fluoresein-KBr negatif tidak
mengandung bromin karena terbentuk warna biru.
Percobaan kedua yaitu pembentukan garam halida digunakan beberapa
asam halida sebagai reaktan atau sebagai pereaksi. Pertama-tama perak nitrat
(AgNO3) direaksikan dengan natrium klorida (NaCl) menghasilkan larutan
berwarna keruh kebiruan dan tidak terdapat endapan, hal ini tidak sesuai dengan
teori dimana reaksi antara klorida dan perak akan menghasilkan endapan perak
klorida, penambahan timbal nitrat (Pb(NO3)2) dengan natrium klorida (NaCl)
menghasilkan larutan berwarna sedikit keruh sebelum dipanaskan dan berwarna
bening setelah dipanaskan hal ini tidak sesuai dengan teori dimana reaksi antara
timbal dan klorida akan menghasilkan endapan putih. Penambahan perak nitrat
(AgNO3) dengan larutan natrium bromida (NaBr) menghasilkan larutan keruh dan
tidak terbentuk endapan, hal ini tidak sesuai dengan teori dimana reaksi perak
dengan larutan bromida akan membentuk endapan. Penambahan timbal nitrat
(Pb(NO3)2) dengan larutan natrium bromida (NaBr) menghasilkan larutan keruh
dan tidak terbentuk endapan.
Penambahan perak nitrat (AgNO3) dengan larutan kalium iodida (KI)
menghasilkan larutan berwarna putih dan tidak terbentuk endapan, hal ini tidak
14
sesuai dengan teori dimana seharusnya perak iodida (AgI) menghasilkan endapan
yang berwarna kuning dan pada saat penambahan timbal nitrat (Pb(NO3)2) pada
larutan kalium iodida (KI) menghasilkan larutan berwarna kuning dan terdapat
endapan kuning akibat terbentuknya timbal iodida (PbI2), hasil yang diperoleh ini
sudah sesuai dengan teori dimana timbal iodida (PbI2) berupa endapan kuning.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Halogen bebas dapat dideteksi dengan kertas fluoresein dimana kalium
iodida (KI) membentuk warna merah dan pada fluoresin KBr membentuk
warna merah.
2. Reaksi natrium klorida (NaCl) dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan
larutan berwarna keruh kebiruan, reaksi natrium klorida (NaCl) dengan
timbal nitrat (Pb(NO3)2) yang dipanaskan menghasilkan larutan berwarna
bening. Reaksi natrium bromida (NaBr) dengan perak nitrat (AgNO3)
menghasilkan larutan keruh, reaksi natrium bromida (NaBr) dengan timbal
nitrat (Pb(NO3)2) menghasilkan larutan keruh. Reaksi kalium iodida (KI)
dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan berwarna putih. Reaksi
kalium iodida (KI) dengan timbal nitrat (Pb(NO3)2) menghasilkan larutan
berwarna kuning dan memiliki endapan.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya
dilakukan uji sifat pada golongan VIII A (gas mulia) untuk membedakan sifat dari
golongan VII A (halogen).
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert. Kimia Anorganik Dasar, terj. Sahati Suharto. Jakarta: UI-Press,
2007.
”Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16
Mei 2014).
Kagaku, Muki, Kimia Anorganik, terj. Taro Saito. Tokyo: Iwanami Publishing
Company, 1996
Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1984.
“Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index
(16 Mei 2014).
“Prinsip operasi Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas
http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014).
Oxtoby, David W., Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2003.
17
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pengujian Halogen”
yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, Mei 2014
Koordinator Asisten Asisten
Nur Amalia P. Muh. Tasjiddin Teheni S.Si
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Syamsidar HS, S.T., M.Si
NIP: 19760330 200912 2 002

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docaufia w
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 

What's hot (20)

Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Senyawa Brom
Senyawa BromSenyawa Brom
Senyawa Brom
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
unsur unsur halogen
unsur unsur halogenunsur unsur halogen
unsur unsur halogen
 
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahayaReduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 

Similar to Halogen

PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENShafrinaLee
 
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurUnsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurAbraham Putranindra
 
Halogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII AHalogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII Attanitaaprilia
 
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5BagasH1
 
SlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia HalogenSlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia HalogenDika Fiqri Jatmiko
 
Halogen
HalogenHalogen
HalogenSu To
 
Sifat-sifat Unsur_03.pptx
Sifat-sifat Unsur_03.pptxSifat-sifat Unsur_03.pptx
Sifat-sifat Unsur_03.pptxRetySetyawaty
 
KIMIA UNSUR Golongan Utama
KIMIA UNSUR Golongan UtamaKIMIA UNSUR Golongan Utama
KIMIA UNSUR Golongan Utamajhnstwn1
 
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas muliaKimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas muliaHariyani P
 
makalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyamakalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyaNur'aini Dalimunthe
 
Sifat fisik dan sifat kimia
Sifat fisik dan sifat kimiaSifat fisik dan sifat kimia
Sifat fisik dan sifat kimiakevin_w
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsurmfebri26
 

Similar to Halogen (20)

Makalah halogen
Makalah halogenMakalah halogen
Makalah halogen
 
Fluor naurah afifah
Fluor naurah afifahFluor naurah afifah
Fluor naurah afifah
 
PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGEN
 
Kimia halogen 5
Kimia halogen 5Kimia halogen 5
Kimia halogen 5
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurUnsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
 
Halogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII AHalogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII A
 
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5
Kimia Unsur Halogen XII MIPA 5
 
SlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia HalogenSlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia Halogen
 
Unsur Kimia Halogen
Unsur Kimia HalogenUnsur Kimia Halogen
Unsur Kimia Halogen
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Sifat-sifat Unsur_03.pptx
Sifat-sifat Unsur_03.pptxSifat-sifat Unsur_03.pptx
Sifat-sifat Unsur_03.pptx
 
Halogen
Halogen Halogen
Halogen
 
KIMIA UNSUR Golongan Utama
KIMIA UNSUR Golongan UtamaKIMIA UNSUR Golongan Utama
KIMIA UNSUR Golongan Utama
 
Chemistry of halogen
Chemistry of halogenChemistry of halogen
Chemistry of halogen
 
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas muliaKimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
 
Tugas kimia merry
Tugas kimia merryTugas kimia merry
Tugas kimia merry
 
makalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyamakalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannya
 
Sifat fisik dan sifat kimia
Sifat fisik dan sifat kimiaSifat fisik dan sifat kimia
Sifat fisik dan sifat kimia
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsur
 

More from UIN Alauddin Makassar

Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerUIN Alauddin Makassar
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)UIN Alauddin Makassar
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]UIN Alauddin Makassar
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasUIN Alauddin Makassar
 

More from UIN Alauddin Makassar (18)

Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Asam lemak
Asam lemakAsam lemak
Asam lemak
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Anodasi aluminium
Anodasi aluminiumAnodasi aluminium
Anodasi aluminium
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Halogen

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asal kata halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan logam, karena kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa. Konfigurasi elektron halogen adalah ns2np5, dan halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk struktur gas muliayang merupakan kulit tertutup, jadi atom halogen mengeluarkan energi bila menangkap satu elektron. Jadi, perubahan entalpi reaksi X(g) + e → X-(g) bernilai negatif. Walaupun afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan energi penangkapan elektron, tanda positif biasanya digunakan, agar konsisten dengan perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat.1 Empat dari unsur dalam grup VIIA, flour, brom dan iod dikenal sebagai unsur keluarga halogen bahkan sebelum ada perumusan teori yang mengelompokkan bersama-sama pada tabel berkala. Selain kempat unsur VIIA yang umum, ada pula sebuah halogen yang langka, astatin yang dibuat pada tahun 1940 dengan eksperiment pemboman. Sejak itu, astatin telah ditemukan dalam alam, tetapi hanya dalam jumlah yang sangat sedikit sekali.2 Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat fisik dan kimia unsur halogen serta pembentukan garam halida. 1Muki Kagaku, Kimia Anorganik, terj. Taro Saito (Tokyo: Iwanami Publishing Company, 1996), h. 93. 2Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 228 1
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur halogen? 2. Bagaimana cara mengetahui pembentukan garam halida? C. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur halogen. 2. Untuk mengetahui pembentukan garam halida? D. Manfaat Percobaan Manfaat percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur halogen. 2. Dapat mengetahui pembentukan garam halida?
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan paling non-logam. Ahli kimia Swedia Baron Jons Jakob Berzelius mengistilahkan "halogen" yang dibentuk dari kata-kata Yunani "garam" atau "laut", dan dari (gígnomai), "membentuk" sehingga berarti "unsur yang membentuk garam". Halogen akan membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secaram alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Lampu halogen adalah lampu pijar berisi gas mulia yang dicampur dengan sedikit gas unsur halogen.1 1”Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014). 3
  • 4. 4 Unsur-unsur yang menyusun dua golongan utama terakhir dalam tabel berkala sangat berlawanan sifatnya. Halogen merupakan yang paling reaktif dari semua unsur dan ditemukan didaratan hanaya dalam kombinasi (senyawa) dengan unsur lain, kecuali oksigen, halogen adalah satu-satunya unsur yang tergolong sebagai zat pengoksida. Sebaliknya, gas mulia sangat tidak reaktif sehingga dijumpai di alam hanya dalam bentuk unsur.2 Beberapa sifat fisika yang penting dari halogen yaitu setiap sifat tertentu berubah dengan teratur dari satu unsur ke unsur berikutnya. Kenaikan titik leleh dan titik didih dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar, mempunyai gaya tarik-menarik van der waals yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang labih kecil. Halogen mempunyai energi pengionan dan keelekktronegatifan yang paling tinggi dari keluarga unsur-unsur yang manapun, dari unsur grup VIIA, flourlah yang paling erat memegang elektron-elektronnya dan iod yang paling lemah.3 Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari flour sampai iod sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidanya molekul flour yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksida yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik flour maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas itu dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas flour yang lebih besar dibandingkan klor, terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa, termasuk kayu dan 2David W. Oxtoby, Kimia Modern (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 246. 3Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas, h. 228.
  • 5. 5 beberapa plastik, akan menyala dalam atmosfer flour, bahkan asbes yang tahan api terbakar dalam flour. Beberapa gas mulia bergabung dengan flour membentuk senyawa kovalen yang stabil.4 Flour paling reaktif secara kmia dari sekalian unsure dan segera bergabung pada suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua unsure selain O2, He, Ne, Kr seringkali sangat kuat. Flour juga menyerang banyak senyawaan dan memecahkannya menjadi flourida yang merupakan bahan organik yang sangat mudah menyala dan terbakar. Klor adalah gas yang kehijauan, klor melarut sedang dalam air dan sanga bereaksi. Brom terdapat sebagai bromida dalam jumlah yang cukup lebih kecil dari klorida. Brom diperoleh dari air laut yang disapu dengan aliran udara. Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar dan melarut sedang dalam air. Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut dan sebagai iodat dalam gas chili (guano). Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam.5 Fluorin unsur diproduksi dari hidrogen flourida melalui suatu metode yang serupa dengan metode yang digunakan oleh Moissan- elektrolisis lelehan kalium hidrogen flourida (KF-2HF) yaitu larutan KF dalam cairan HF. Dalam larutan ion F-bersosiasi kuat dengan HF membentuk FHF- (ion hidrogen diflourida) yakni spesies yang benar-benar kehilangan elektronnya:6 4Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas, h. 229. 5F. Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, terj. Sahati Suharto (Jakarta: UI-Press, 2007), h. 274-275. 6David W. Oxtoby, Kimia Modern, h. 257.
  • 6. 6 FHF- F2(g) + H+ + 2e- (anode, oksidasi) 2H+ +2e- H2 (g) (katoda, reduksi) 2 HF H+ + FHF- F2 (g) + H2 (g) Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida, karena terdapat berbagai jenis halida. Halida biner bisa membentuk tatanan tidak terhingga dari molekul-molekul sederhana atau kompleks. Senyawa halida jenis lain meliputi oksida seperti VOCl3, haida hidroksi, halida organo, dan sebagainya. Interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen biasanya untuk kebanyakan unsur halogen digunakan HF, HCl, HBr bisa juga untuk logam-logam. Flourinasi langsung biasanya menghasilkan flourida dalam keadaan oksidasi lebih tinggi. Kebanyakan logam dan non logam bereaksi sangat kuat dengan F2. Bagi pembentukan cepat dalam reaksi kering dari klorida, bromida, dan iodida biasanya diperlukan suhu yang tinggi. Bagi logam, reaksi dengan Cl2 dan Br2 bisa jadi lebih cepat bila sebagai medium reaksi digunakan tetrahidrofuran atau beberapa eter lainya.7 Lampu halogen adakan sebuah lampu pijar dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin. Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efisiensi 7F. Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson, Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati Suharto, Kimia Anorganik Dasar, h. 375.
  • 7. 7 yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan cahaya dengan suhu warna yang lebih tinggi8. Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk membalik reaksi kimia penguapan wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Pada suhu sedang, halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida wolfram(V) bromin yang terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam. Pada suatu saat ini akan mencapai daerah bersuhu tinggi (filamen yang memijar), dimana ini akan berpisah, melepaskan wolfram dan membebaskan halogen untuk mengulangi proses. Untuk membuat reaksi tersebut, suhu keseluruhan bola lampu harus lebih tinggi daripada lampu pijar biasa. Bola lampu harus dibuat dari kuarsa leburan atau gelas dengan titik lebur tingi seperti alumina. Karena gelas kuarsa sangat kuat, tekanan gas dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi laju penguapan dari filamen, memungkinkan untuk beroperasi pada suhu yang lebih tinggi untuk umur yang sama, sehingga menambah efisiensi dan keluaran cahaya. Wolfram yang diuapkan dari bagian filamen yang lebih panas tidak selalu dikembalikan pada tempatnya semula, jadi bagian tertentu dari filamen menjadi sangat tipis dan akhirnya gagal. Regenerasi juga mungkin dilakukan dengan fluorin, tetapi reaksi kimianya terlalu kuat sehingga bagian lain dari bola lampu ikut direaksikan.9 8“Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014). 9“Prinsip operasi Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014).
  • 8. 8 BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Mei 2014 Pukul : 07.30-10.00 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Sains dan Teknologi Uin Alauddin Makassar. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas kimia 100 mL dan 250 mL, tabung reaksi, bunsen, pipet tetes, rak tabung, pinset, gegep, dan botol semprot. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquadest (H2O), fluoresein, fluoresein-KBr, kalium iodida (KI), kertas saring, natrium bromida (NaBr), natrium klorida (NaCl), perak nitrat (AgNO3), timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2), dan tissue. 8
  • 9. 9 C. Prosedur Kerja Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Uji halogen bebas a. Merendam masing-masing kertas saring dengan larutan flouresein dan flouresein-KBr. b. Mengeringkan kertas saring tersebut. c. Menetesi larutan NaCl, Br2 dan KI2. d. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi. 2. Penentuan garam halida a. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium klorida (NaCl), menambahkan tetes demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3). b. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium klorida (NaCl), menambahkan tetes demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2), kemudian memanaskan. c. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium bromida (NaBr), menambahkan tetes demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3). d. Kedalam tabung reaksi yang berisi natrium bromida (NaBr), menambahkan tetes demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2). e. Kedalam tabung reaksi yang berisi kalium iodida (KI), menambahkan tetes demi tetes larutan perak nitrat (AgNO3). f. Kedalam tabung reaksi yang berisi kalium iodida (KI), menambahkan tetes demi tetes larutan timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2).
  • 10. 10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada percobaan ini dapat dilihat pada table berikut: 1. Uji halogen bebas No Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan Gambar 1 Kertas flouresein + NaCl berwarna biru (-) 2 Kertas flouresein + NaBr berwarna biru pudar (-) 3 Kertas flouresein + KI berwarna merah (+) 4 Kertas flouresein-KBr + NaCl berwarna biru (-) 5 Kertas flouresein-KBr + NaBr berwarna biru (-) 6 Kertas flouresein-KBr + KI berwarna merah (+) 10
  • 11. 11 2. Uji pembentukan garam halida No Perlakuan Hasil pengamatan Keterangan Gambar 1 NaCl + AgNO3 larutan berwarna keruh kebiruan (-) 2 NaCl + Pb(NO3)2 larutan sedikit keruh (sebelum pemanasan) (-) larutan bening (setelah pemanasan) (-) 3 NaBr + AgNO3 larutan keruh (-) 4 NaBr + Pb(NO3)2 laurtan keruh (-) 5 KI + AgNO3 larutan putih (-) 6 KI + Pb(NO3)2 Larutan kuning (+)
  • 12. 12 B. Reaksi Reaksi yang terbentuk dari percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 2. 2NaCl + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NaNO3 3. NaBr + AgNO3 AgBr + NaNO3 4. 2NaBr + Pb(NO3)2 PbBr2 + 2NaNO3 5. KI + AgNO3 AgI + KNO3 6. 2KI + Pb(NO3)2 PbI2 + 2KNO3 C. Pembahasan Halogen merupakan golongan VIIA pada unsur periodik yang terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Percobaan yang pertama dilakukan uji halogen bebas dengan fluoresein ataupun flouresin-KBr dimana reaksi akan memberikan warna merah pada kertas fluoresein yang menandakan positif. fluoresein ataupun flouresin-KBr berfungsi sebagai penguji. Merendaman kertas saring dalam larutan fluoresein dan fluoresein-KBr. Perendaman dilakukan sebanyak satu kali untuk masing-masing larutan dengan kertas saring berfungsi sebagai wadah penotolan, digunakan dua kertas saring kertas saring yang satu direndam dengan fluoresin dan kertas saring yang satunya lagi direndam dengan menggunakan fluoresin KBr, adapun fungsi dari perendaman ini adalah untuk membandingkan warna larutan yang terbentuk. Larutan yang digunakan yaitu natrium klorida (NaCl), natrium bromida (NaBr) dan kalium iodida (KI) untuk ditotolkan pada kedua kertas saring tersebut, yang berfungsi untuk mengetahui kandungan fluorin, bromin, dan iodin pada
  • 13. 13 larutan. Saat penambahan larutan kalium iodida (KI) pada kertas saring fluoresein dan fluoresein-KBr positif mengandung iodin karena terbentuk warna merah pada kertas saring, sedangakan pada penambahan larutan natrium klorida (NaCl) pada kertas saring fluoresein dan fluoresein-KBr negatif tidak mengandung klorin karena terbentuk warna biru dan pada penambahan larutan natrium bromida (NaBr) pada kertas saring fluoresein dan fluoresein-KBr negatif tidak mengandung bromin karena terbentuk warna biru. Percobaan kedua yaitu pembentukan garam halida digunakan beberapa asam halida sebagai reaktan atau sebagai pereaksi. Pertama-tama perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan natrium klorida (NaCl) menghasilkan larutan berwarna keruh kebiruan dan tidak terdapat endapan, hal ini tidak sesuai dengan teori dimana reaksi antara klorida dan perak akan menghasilkan endapan perak klorida, penambahan timbal nitrat (Pb(NO3)2) dengan natrium klorida (NaCl) menghasilkan larutan berwarna sedikit keruh sebelum dipanaskan dan berwarna bening setelah dipanaskan hal ini tidak sesuai dengan teori dimana reaksi antara timbal dan klorida akan menghasilkan endapan putih. Penambahan perak nitrat (AgNO3) dengan larutan natrium bromida (NaBr) menghasilkan larutan keruh dan tidak terbentuk endapan, hal ini tidak sesuai dengan teori dimana reaksi perak dengan larutan bromida akan membentuk endapan. Penambahan timbal nitrat (Pb(NO3)2) dengan larutan natrium bromida (NaBr) menghasilkan larutan keruh dan tidak terbentuk endapan. Penambahan perak nitrat (AgNO3) dengan larutan kalium iodida (KI) menghasilkan larutan berwarna putih dan tidak terbentuk endapan, hal ini tidak
  • 14. 14 sesuai dengan teori dimana seharusnya perak iodida (AgI) menghasilkan endapan yang berwarna kuning dan pada saat penambahan timbal nitrat (Pb(NO3)2) pada larutan kalium iodida (KI) menghasilkan larutan berwarna kuning dan terdapat endapan kuning akibat terbentuknya timbal iodida (PbI2), hasil yang diperoleh ini sudah sesuai dengan teori dimana timbal iodida (PbI2) berupa endapan kuning.
  • 15. 15 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Halogen bebas dapat dideteksi dengan kertas fluoresein dimana kalium iodida (KI) membentuk warna merah dan pada fluoresin KBr membentuk warna merah. 2. Reaksi natrium klorida (NaCl) dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan berwarna keruh kebiruan, reaksi natrium klorida (NaCl) dengan timbal nitrat (Pb(NO3)2) yang dipanaskan menghasilkan larutan berwarna bening. Reaksi natrium bromida (NaBr) dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan keruh, reaksi natrium bromida (NaBr) dengan timbal nitrat (Pb(NO3)2) menghasilkan larutan keruh. Reaksi kalium iodida (KI) dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan berwarna putih. Reaksi kalium iodida (KI) dengan timbal nitrat (Pb(NO3)2) menghasilkan larutan berwarna kuning dan memiliki endapan. B. Saran Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan uji sifat pada golongan VIII A (gas mulia) untuk membedakan sifat dari golongan VII A (halogen). 15
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Cotton, F. Albert. Kimia Anorganik Dasar, terj. Sahati Suharto. Jakarta: UI-Press, 2007. ”Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014). Kagaku, Muki, Kimia Anorganik, terj. Taro Saito. Tokyo: Iwanami Publishing Company, 1996 Keenan, dkk, Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1984. “Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014). “Prinsip operasi Lampu Halogen” Wikipedia Ensiklopedia Bebas http://id.wikipedia.org /w/index (16 Mei 2014). Oxtoby, David W., Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2003.
  • 17. 17 LEMBAR PENGESAHAN Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pengujian Halogen” yang disusun oleh: Nama : Riskayanti Nim : 60500112028 Kelompok : IV (Empat) telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan diterima. Samata, Mei 2014 Koordinator Asisten Asisten Nur Amalia P. Muh. Tasjiddin Teheni S.Si Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Syamsidar HS, S.T., M.Si NIP: 19760330 200912 2 002