SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Ikhtilath Dalam Dunia Pendidikan
(Muhammad Irfan Zain, Lc)
Allah yang maha tahu dan bijaksana telah menurunkan
syari’at Islam yang mulia ini untuk kemaslahatan seluruh
komponen makhluk yang ada di dalamnya. Khususnya manusia,
sebagai makhluk yang telah dilebihkan atas sekalian makhluk
lainnya, maka syariat yang mulia ini berfungsi untuk menjaga lima
hal pokok yang merupakan penopang hidup mereka, yaitu; agama,
akal, jiwa, nasab atau keturunan dan harta.
Salah satu syari’at Allah yang berfungsi untuk menjaga hal
itu adalah pengharaman zina dan seluruh hal yang dapat
menjerumuskan seseorang kepada perilaku keji tersebut. Allah
berfirman;
/‫[اإلسراء‬ ً‫يًل‬ِّ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ َ‫و‬ ً‫َة‬‫ش‬ ِّ‫اح‬َ‫ف‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ ِّ‫الز‬ ‫وا‬ُ‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫َل‬َ‫و‬23]
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”. (al
Israa’; 32). Dalam ayat ini tergambar kemahabijakan Allah yang
tidak saja mengharamkan perbuatan zina, tetapi juga melarang
mendekati perbuatan itu, yaitu dengan melakukan hal-hal yang
dapat menjerumuskan seorang kepada perbuatan keji tersebut.
Diantara hal yang dapat menjerumuskan seorang kepada
perbuatan keji itu –wal ‘iyaadzu billah- adalah ikhtilath, yang
berarti; bercampurnya antara laki-laki dan wanita yang bukan
mahram dalam satu tempat yang memungkinkan mereka untuk
saling melihat dan melakukan interaksi langusng tanpa adanya
batasan. Perbuatan ini –diakui atau tidak- adalah salah satu sebab
terbesar terjerumusnya seseorang dan masyarakat secara umum
kepada perzinahan. Imam Ibnu al Qayyim –rahimahullah- berkata;
‫والزنا‬ ‫الفواحش‬ ‫لكثرة‬ ‫سبب‬ ‫بالنساء‬ ‫الرجال‬ ‫واختًلط‬
“Bercampurnya laki-laki dan wanita yang bukan mahram (ikhtilath)
adalah sebab dari maraknya tindakan keji dan perzinahan.1
”.
Lihatlah gaya hidup bebas orang-orang barat saat ini. Sebuah
gaya hidup yang telah menganggap budaya “kencan” dengan
seluruh ritualnya sebagai sebuah fase yang mesti dilewati oleh
orang-orang yang ingin hidup berumahtangga. Lihat dan
pelajarilah !, niscaya anda akan tahu kebenaran dari pernyataan
imam Ibnu al Qayyim –sebagaimana telah disebutkan-.
Olehnya, maka –secara umum- al Quran dan sunnah telah
mengharamkan ikhtilath. Diantara keterangan al Quran yang
berkenaan dengan itu adalah sebagai berikut;
1. Firman Allah dalam surah Yusuf, ayat 23;
َ‫و‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ِّ َّ‫اَّلل‬ َ‫ذ‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫و‬ َ‫اب‬ َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫األ‬ ِّ‫ت‬َ‫ق‬َّ‫َل‬‫غ‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِّ‫ت‬َّ‫ال‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫او‬ َ‫ر‬‫ي‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ ُ‫ه‬
:‫يوسف‬ _ َ‫ون‬ُ‫م‬ِّ‫ل‬‫ا‬َّ‫الظ‬ ُ‫ح‬ِّ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ي‬ ‫َل‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫اي‬ َ‫و‬ْ‫ث‬َ‫م‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫أ‬32
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup
pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
akan beruntung.”. (Yusuf; 23). Dalam ayat ini digambarkan hal
yang terjadi ketika nabiullah Yusuf berada dalam satu ruangan
dengan istri sang pembesar Mesir kala itu. Hingga hampir-hampir
saja Beliau masuk dalam perangkap syaithan, kalau saja bukan
karena petunjuk dan pertolongan Allah. Allah berfirman;
/‫_يوسف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫َان‬‫ه‬ ْ‫ر‬ُ‫ب‬ ‫ى‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ْ‫و‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ب‬ َّ‫م‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ْ‫ت‬َّ‫َم‬‫ه‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬32
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan
itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula)
dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya.”. (Yusuf; 24)
2. Firman Allah dalam surah an-Nuur, ayat 30-31;
‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ٌ‫ير‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬ َ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ك‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫وج‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫وا‬ُّ‫ض‬ُ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫ين‬ِّ‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ن‬ْ‫ص‬َ‫ي‬
(23/‫[النور‬ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ض‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ِّ‫َات‬‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ )23،23]
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka juga menahan
pandangannya, …”. (an Nuur; 30-31). Dalam ayat ini Allah
memerintahkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk
menahan pandangan mereka terhadap lawan jenisnya, dan
perintah ini –tentu- tidaklah atau akanlah sangat sulit terlaksana
manakala mereka semua berbaur dalam satu ruangan tanpa
batasan (ikhtilath). Syari’at menahan pandangan ini tiada lain
ditujukan untuk menjauhkan orang-orang dari perangkap syaithan.
Olehnya, maka Rasulullah  menyatakan bahwa pandangan
kepada lawan jenis yang bukan mahram secara sengaja adalah
zina yang diharamkan. Rasulullah  bersabda kepada Ali  ;
َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ع‬ِّ‫ب‬ْ‫ت‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ ُّ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِّ‫خ‬ ْ‫اْل‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ُ ْ‫األ‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬
“Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandanganmu yang pertama
(terhadap lawan jenis yang bukan mahram) dengan pandangan
yang kedua. Yang pertama itu adalah untukmu, dan yang
selanjutnya tidaklah halal bagimu.”2
. Dalam hadits lainnya, Beliau
 bersabda;
‫َا‬‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ُ‫د‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ َ‫ًل‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ُ‫ان‬َ‫س‬ِّ‫الل‬ َ‫و‬ ُ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ت‬ْ‫س‬ ِّ‫اَل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ ْ‫األ‬ َ‫و‬ ُ‫ر‬َ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ُ‫ل‬ْ‫ج‬ ِّ‫الر‬ َ‫و‬ ُ‫ش‬ْ‫ط‬َ‫ب‬ْ‫ال‬
ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ق‬ِّ‫د‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬َّ‫ن‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ‫َا‬‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ِّ‫ذ‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬
“Zina mata adalah memandang, zina telinga adalah mendengar,
zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina
kaki adalah melangkah, zina hati dengan berangan-angan, dan
yang membuktikannya adalah kemaluan.”3
. –semoga Allah
menyelamatkan kami dan seluruh kaum muslimin dari fitnah-.
3. Firman Allah dalam surah an Nuur, ayat 31;
/‫النور‬ _ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫ت‬َ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫ز‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ين‬ِّ‫ف‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ِّ‫ل‬ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ِّ‫ب‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ ِّ‫ر‬ْ‫ض‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫و‬23
“Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.”. (an Nuur; 31). Dalam ayat
ini, Allah melarang seorang wanita untuk menghentakkan kakinya,
yang mana dengan hentakkan tersebut akan terdengarlah bunyi
gelang kakinya yang dapat mengundang perhatian lawan jenisnya
hingga terjadilah fitnah. Perhatikan !, sedemikian Allah ingin
menutup sekecil apapun celah yang dapat menjerumuskan
seorang masuk ke dalam kubangan zina. Jika saja hentakan kaki
dengan sifat yang telah disebutkan dinyatakan sebagai hal yang
dapat menjerumuskan seorang ke dalam fitnah, maka bagaimana
dengan interaksi langsung dengan mereka ?!. Sedangkan
Rasulullah  bersabda;
ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ْ‫ت‬َ‫ج‬ َ‫خَر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬
“Wanita itu adalah aurat. Maka bila ia keluar dari rumahnya,
syaithan pun datang menambah elok penampilannya.”4
. Olehnya,
sangatlah wajar bila dalam haditsnya yang lain Rasulullah 
bersabda;
ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ال‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ر‬َ‫ض‬َ‫أ‬ ً‫َة‬‫ن‬ْ‫ت‬ِّ‫ف‬ ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬
“Tiada fitnah terbesar bagi laki-laki sepeninggalku melainkan fitnah
wanita.”5
. Rasulullah  bersabda;
ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ْ‫َت‬‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫يل‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ِّ‫إ‬ ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ب‬ ِّ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِّ‫ف‬ َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬
“Takutlah kalian terhadap fitnah dunia dan fitnah wanita.
Sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Israail adalah
fitnah wanita.”6
.
Adapun keterangan-keterangan dari sunnah Rasulullah 
tentang pengharaman ikhtilath ini sungguh amatlah banyak,
diantaranya adalah beberapa hadits yang telah diutarakan
sebelumnya, dan beberapa keterangan yang lainnya adalah;
1. Pernyataan Rasulullah  menanggapi keinginan dari istri Abu
Humaid as Saaidi –radhiyallahu ‘anhuma- untuk menghadiri
shalat bersama Beliau di masjid Beliau. Menanggapi
keinginan tersebut Rasulullah  bersabda;
َ‫م‬ َ‫ة‬ َ‫ًل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ين‬ِّ‫ب‬ ِّ‫ح‬ُ‫ت‬ ِّ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِّ‫ع‬
ِّ‫ك‬ِّ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫د‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ِّ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫د‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬
ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬‫ي‬ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬
“Sungguh saya telah mengetahui hal tersebut, namun shalat yang
engkau lakukan di kamar tidurmu lebih baik dari shalat yang
engkau kerjakan di kamar-kamar lainnya; dan shalat yang engkau
kerjakan di bagian lain dari kamar tidurmu lebih baik dari shalat
yang engkau laksanakan di halaman rumahmu; dan shalat yang
engkau laksanakan di halaman rumahmu lebih baik dari shalat
yang engkau laksanakan di mesjid kampungmu; dan shalat yang
engkau laksanakan di mesjid kampungmu lebih baik dari shalat
yang engkau laksanakan di mesjidku ini.”. Semenjak itu, Beliau
menyuruh seseorang membangun tempat shalat pada bagian
terdalam dari rumahnya, lantas Beliau terus melaksanakan shalat
di tempat itu hingga berjumpa dengan Allah ta’ala."7
.
2. Hadits Rasulullah  , dari Abu Hurairah  ;
‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ه‬ ُّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ر‬ ِّ‫آخ‬ ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ِّ‫وف‬ُ‫ف‬ُ‫ص‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ر‬ ِّ‫آخ‬ ‫َا‬‫ه‬ ُّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ِّ‫ال‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ ِّ‫وف‬ُ‫ف‬ُ‫ص‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬
“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang terdepan dan seburuk-
buruknya adalah yang terbelakang. Sebaik-baik shaf wanita
adalah yang terbelakang dan seburuk-buruknya adalah yang
terdepan.”8
.
3. Hadits Ibnu Umar  , bahwa Rasulullah  bersabda;
ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫لن‬ِّ‫ل‬ َ‫اب‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫ل‬
“Seandainya kita mengkhusukan pintu ini (pintu masjid) untuk para
wanita (tentu hal itu adalah lebih baik).”9
.
Ketiga riwayat diatas dan masih banyak keterangan lainnya
menyiratkan kepada kita bahwa ikhtilat adalah hal yang tidak
diinginkan di dalam Islam. Sekaligus hal tersebut menegaskan
bahwa semakin jauh seorang wanita dari laki-laki dan demikian
sebaliknya, maka akan semakin amanlah mereka dari syaithan
yang telah siap membinasakannya dengan jaring-jaring mautnya.
Ikhtilath Dalam Dunia Pendidikan
Tidak syak bahwa menuntut ilmu yang bermanfaat adalah
sebuah ibadah yang sifatnya fardhu, baik fardhu ‘ain atau fardhu
kifayah. Namun hal yang perlu untuk selalu diingat bahwa tujuan
menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan untuk
meraih serta memberikan kemaslahatan yang sebesar-besarnya
kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Olehnya itu, hal yang
sangat naïf –tentunya- bila tujuan yang sangat mulia ini pada
akhirnya harus tercoreng dengan melakukan hal yang tidak
diridhai oleh Allah.
Maka setelah memperhatikan keterangan-keterangan umum
yang telah disampaikan berkenaan dengan hukum ikhtilath,
dapatlah dipahami bahwa hukum ini pun berlaku –juga- dalam
dunia pendidikan. Bahkan secara logika, dunia pendidikanlah yang
seharusnya sangat pantas untuk menjadi yang terdepan dalam
penerapan hukum “tidak ikhtilath”. Hal ini disebabkan karena
dunia pendidikan adalah cermin peradaban. Baik dan bersihnya
dunia pendidikan adalah cermin dari tingginya tingkat peradaban.
Sebaliknya, buruk dan kotornya dunia pendidikan adalah cerminan
dari dekadensi dan kemerosotan peradaban.
Menegaskan hal ini adalah riwayat Abu Sa’id  , Beliau
berkata;
َ‫ن‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫اج‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ َ‫و‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬
ِّ‫ه‬‫ي‬ِّ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫ل‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬
“Para sahabat wanita berkata kepada Rasulullah  , ‘Kami tidak
bisa mendatangi majelismu wahai Rasulullah karena banyaknya
laki-laki’. Karenanya sisihkanlah harimu wahai Rasulullah untuk
kami. Maka Rasulullah  pun menyiapkan satu hari buat
mereka.”10
. Diambil pelajaran dari keterangan ini bahwa
pemisahan antara laki-laki dan wanita dalam kegiatan belajar
mengajar –pun adalah bagian dari syari’at Islam. Terlebih di era
ini, dimana perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat
memungkinkan hal tersebut, dan tidak lagi seperti dahulu yang
mesti menggunakan cara manual dengan menyediakan waktu
khusus buat mereka.
Realita dan Solusi
Menimbang hukum syar’I yang telah disebutkan, dan realita
dunia pendidikan formal yang ada di Negara kita tercinta ini yang
hampir seluruhnya menerapkan sistem ikhtilath, serta menimbang
kebutuhan ummat yang sangat besar terhadap orang-orang yang
memiliki kompetensi ilmu secara formal di bidangnya masing-
masing; maka –wallahu a’lam- menjalani pendidikan secara
ikhtilath adalah sebuah hal yang sifatnya darurat dengan beberapa
solusi yang ditawarkan agar keimanan dapat bertahan di tengah
derasnya arus fitnah. Diantara solusi itu adalah;
1. Senantiasa konsisten dalam kegiatan menuntut ilmu agama,
menghadiri majelis ilmu, dan bertanya kepada ulama dalam
setiap permasalahan pelik yang dihadapi –khususnya- dalam
interaksi dalam kampus.
2. Senantiasa berada bersama orang-orang yang memiliki
komitmen dalam menegakkan nilai-nilai Islam pada diri dan
orang-orang selain mereka.
3. Menghindarkan diri dari tempat-tempat atau kegiatan-
kegiatan yang dapat menjerumuskan seorang dalam fitnah.
4. Memperbanyak doa dan ibadah kepada Allah.
Demikianlah beberapasolusi yang ditawarkan, yang diharapkan
bahwa kesemuanya dapat benar-benar efektif dalam menjaga
kemurnian iman seorang, dimana Allah berfirman;
/‫[التغابن‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ِّ َّ‫اَّلل‬ِّ‫ب‬ ْ‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬33]
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya.”. (at Taghaabun; 11)
ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ َ َّ‫اَّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ين‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ُ َّ‫اَّلل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬ِّ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ت‬‫ا‬َ‫ئ‬ِّ‫ي‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِّ‫ف‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ُ‫ف‬ ْ‫م‬
/‫[األنفال‬ ِّ‫يم‬ِّ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬32]
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami
akan memberikan kepadamu Furqaan [petunjuk yang dapat
membedakan antara yang Haq dan yang batil]. dan kami akan
jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.”. (al
Anfaal; 29)
Harapan
Kepada para pemimpin Bangsa dan pihak-pihak yang
berkompeten dalam pengambilan kebijakan dalam dunia
pendidikan; hendaknya kisruh-kisruh yang terjadi di dunia
pendidikan dewasa ini, yang telah banyak mencoreng nama baik
dunia pendidikan secara umum, baik yang dilakukan oleh oknum
Mahasiswa atau –bahkan- yang dilakukan oleh oknum Guru;
hendaknya seluruh hal tersebut semakin mempertebal keyakinan
kita semua akan penting dan urgennya kembali kepada syari’at
Allah yang benar agar cita-cita yang menjadi visi dan misi utama
pendidikan dapat tercapai.
Wallahu waliyyuttaufiiq wa huwa hasbuna wa ni’mal wakiil
1 At Thuruq al Hukmiyyah,oleh Syaikh Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa'd Ibnu Qayyimal
Jauziyyah,hal.379
2 HR. Abu Daud, no. 1837,di Sunan Abi Daud, oleh al Imam Abu Daud Sulaiman bin al Asy'ats bin
Ishak.
3 HR. Muslim,no. 4802,di Al Musnad as Shahiih al Mukhtashar,oleh imamMuslimbin al Hajjaj
4 HR. Tirmidzi,no. 1093,di Sunan at Tirmidzi,oleh Imam Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa at
Tirmidzi.
5 HR. Bukhari,no. 4706,di Al Jaami’e As Shahiih Al Mukhtashaar,oleh ImamMuhammad bin Ismail
Abu Abdillah al Bukhari.
6 HR. Muslim,no. 4925
7 HR. Ahmad, no. 25842,di Musnad imam Ahmad, oleh al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad
bin Hambal.
8 HR. Muslim,no. 664
9 HR. Abu Daud, no. 391
10 HR. Bukhari,no. 99

More Related Content

What's hot (17)

Tanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahanTanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahan
 
Keutamaan bulan muharram
Keutamaan bulan muharramKeutamaan bulan muharram
Keutamaan bulan muharram
 
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih MuamalahFiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
ushul fiqh
ushul fiqhushul fiqh
ushul fiqh
 
Kelompok 1 wakalah
Kelompok 1 wakalahKelompok 1 wakalah
Kelompok 1 wakalah
 
perintah amar ma’ruf nahi mungkar
perintah amar ma’ruf nahi mungkarperintah amar ma’ruf nahi mungkar
perintah amar ma’ruf nahi mungkar
 
Amar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkarAmar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkar
 
Tentang i iaa
Tentang i iaaTentang i iaa
Tentang i iaa
 
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
 
Adab
AdabAdab
Adab
 
BULETIN UKHUWAH vol.2 Isu 2
BULETIN UKHUWAH vol.2 Isu 2BULETIN UKHUWAH vol.2 Isu 2
BULETIN UKHUWAH vol.2 Isu 2
 
Dalil tentang shaum ramadhan
Dalil tentang shaum ramadhanDalil tentang shaum ramadhan
Dalil tentang shaum ramadhan
 
Waktu Sholat Tahajud Jam Berapa?
Waktu Sholat Tahajud Jam Berapa?Waktu Sholat Tahajud Jam Berapa?
Waktu Sholat Tahajud Jam Berapa?
 
Soal kandungan ayat
Soal kandungan ayatSoal kandungan ayat
Soal kandungan ayat
 
40 sholat sunnah
40 sholat sunnah40 sholat sunnah
40 sholat sunnah
 
Sunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utamaSunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utama
 

Viewers also liked

Materi penyelenggaraan jenazah
Materi penyelenggaraan jenazahMateri penyelenggaraan jenazah
Materi penyelenggaraan jenazahsuhardi hardi
 
Penyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahPenyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahamirazzam
 
PAI kelas XI Bab Pengurusan Jenazah
PAI kelas XI Bab Pengurusan JenazahPAI kelas XI Bab Pengurusan Jenazah
PAI kelas XI Bab Pengurusan JenazahZainul Akmal
 
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkapTata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkapMuhammad Zain
 
Penyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan JenazahPenyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan Jenazahummi salamah
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahyasirmaster web.id
 
Pengurusan jenazah
Pengurusan jenazahPengurusan jenazah
Pengurusan jenazahummulzahida
 
Pengurusan jenazah
Pengurusan jenazahPengurusan jenazah
Pengurusan jenazahCiptoSantoso
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointNenk Ajalah
 

Viewers also liked (10)

Materi penyelenggaraan jenazah
Materi penyelenggaraan jenazahMateri penyelenggaraan jenazah
Materi penyelenggaraan jenazah
 
Penyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahPenyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazah
 
PAI kelas XI Bab Pengurusan Jenazah
PAI kelas XI Bab Pengurusan JenazahPAI kelas XI Bab Pengurusan Jenazah
PAI kelas XI Bab Pengurusan Jenazah
 
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkapTata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
 
Penyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan JenazahPenyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan Jenazah
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
 
Presentasi jenazah
Presentasi jenazahPresentasi jenazah
Presentasi jenazah
 
Pengurusan jenazah
Pengurusan jenazahPengurusan jenazah
Pengurusan jenazah
 
Pengurusan jenazah
Pengurusan jenazahPengurusan jenazah
Pengurusan jenazah
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpoint
 

Similar to Ikhtilath dalam dunia pendidikan

Pergaulan Dalam Islam.pptx
Pergaulan Dalam Islam.pptxPergaulan Dalam Islam.pptx
Pergaulan Dalam Islam.pptxNazalFurqonUchon
 
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptx
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptxnot_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptx
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptxmuhammadtaufiq572406
 
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptxgesang2
 
Ilmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaIlmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaHelmon Chan
 
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptx
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptxakhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptx
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptxfakhrurrozi41
 
Syariat islam di perkasa negara maju jaya
Syariat islam di perkasa negara maju jayaSyariat islam di perkasa negara maju jaya
Syariat islam di perkasa negara maju jayamohd zaidi
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islamikhsaniaS
 
FATWA HALAL.pptx
FATWA HALAL.pptxFATWA HALAL.pptx
FATWA HALAL.pptxumam hazard
 
Agar Tidak Terjerat Riba
Agar Tidak Terjerat RibaAgar Tidak Terjerat Riba
Agar Tidak Terjerat RibaBidak 99
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatErwin Wahyu
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anTatik Suwartinah
 
Dalil kewajiban berjilbab
Dalil kewajiban berjilbabDalil kewajiban berjilbab
Dalil kewajiban berjilbabilisthea
 
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanUzairi Azali
 
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Amjad Rana
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniRodliyatamMardliyah1
 
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirAZA Zulfi
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).pptdebujalanan
 
HADIS TEMATIK FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdf
HADIS TEMATIK  FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdfHADIS TEMATIK  FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdf
HADIS TEMATIK FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdfMohd Hassan
 
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptxAKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptxMuhammadAdhan1
 

Similar to Ikhtilath dalam dunia pendidikan (20)

Pergaulan Dalam Islam.pptx
Pergaulan Dalam Islam.pptxPergaulan Dalam Islam.pptx
Pergaulan Dalam Islam.pptx
 
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptx
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptxnot_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptx
not_upgraded_KI1_ADAB_PERGAULAN_DLM_ISL.pptx
 
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
 
Ilmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaIlmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemula
 
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptx
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptxakhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptx
akhlak kjfdskfkdfkhsfsdgsgfgbermedia sosial.pptx
 
Syariat islam di perkasa negara maju jaya
Syariat islam di perkasa negara maju jayaSyariat islam di perkasa negara maju jaya
Syariat islam di perkasa negara maju jaya
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
MODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docxMODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docx
 
FATWA HALAL.pptx
FATWA HALAL.pptxFATWA HALAL.pptx
FATWA HALAL.pptx
 
Agar Tidak Terjerat Riba
Agar Tidak Terjerat RibaAgar Tidak Terjerat Riba
Agar Tidak Terjerat Riba
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
 
Dalil kewajiban berjilbab
Dalil kewajiban berjilbabDalil kewajiban berjilbab
Dalil kewajiban berjilbab
 
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
 
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
 
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
 
HADIS TEMATIK FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdf
HADIS TEMATIK  FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdfHADIS TEMATIK  FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdf
HADIS TEMATIK FESYEN BERHIAS TABARRUJ (1).pdf
 
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptxAKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
 

More from Muhammad Zain

Fatwa 026 wabah covid 19 (1)
Fatwa 026 wabah covid 19 (1)Fatwa 026 wabah covid 19 (1)
Fatwa 026 wabah covid 19 (1)Muhammad Zain
 
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)Muhammad Zain
 
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1Muhammad Zain
 
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapa
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapaKado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapa
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapaMuhammad Zain
 
H 12 syar'i semester1
H 12 syar'i semester1H 12 syar'i semester1
H 12 syar'i semester1Muhammad Zain
 
H 10 syar'i semester1
H 10 syar'i semester1H 10 syar'i semester1
H 10 syar'i semester1Muhammad Zain
 
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kita
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kitaHikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kita
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kitaMuhammad Zain
 
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandang
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandangNukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandang
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandangMuhammad Zain
 
Majalah santri edisi 2
Majalah santri edisi 2 Majalah santri edisi 2
Majalah santri edisi 2 Muhammad Zain
 
Materi 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMateri 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMuhammad Zain
 
Materi 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMateri 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMuhammad Zain
 
modul Hadits_12 ashri
modul Hadits_12 ashrimodul Hadits_12 ashri
modul Hadits_12 ashriMuhammad Zain
 
majalah albinaa-edis-5
majalah albinaa-edis-5majalah albinaa-edis-5
majalah albinaa-edis-5Muhammad Zain
 
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015Muhammad Zain
 
majalah albinaa-edisi-3
majalah albinaa-edisi-3majalah albinaa-edisi-3
majalah albinaa-edisi-3Muhammad Zain
 
majalah albinaa-edisi-ke-4
majalah albinaa-edisi-ke-4majalah albinaa-edisi-ke-4
majalah albinaa-edisi-ke-4Muhammad Zain
 
majalah-al-binaa-edisi-kedua
majalah-al-binaa-edisi-keduamajalah-al-binaa-edisi-kedua
majalah-al-binaa-edisi-keduaMuhammad Zain
 

More from Muhammad Zain (20)

Fatwa 026 wabah covid 19 (1)
Fatwa 026 wabah covid 19 (1)Fatwa 026 wabah covid 19 (1)
Fatwa 026 wabah covid 19 (1)
 
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)
Surat keputusan dan imbauan terkait virus korona (1)
 
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1
Penjelasan Matan Abi Syuja'_vol 1
 
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapa
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapaKado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapa
Kado spesial ramadhan 1438 h albinaamenyapa
 
H 12 syar'i semester1
H 12 syar'i semester1H 12 syar'i semester1
H 12 syar'i semester1
 
Hadits11_semester1
Hadits11_semester1Hadits11_semester1
Hadits11_semester1
 
H 10 syar'i semester1
H 10 syar'i semester1H 10 syar'i semester1
H 10 syar'i semester1
 
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kita
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kitaHikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kita
Hikmah ramadhan 02 rancang kembali niat kita
 
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandang
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandangNukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandang
Nukilan pernyataan ulama tentang hukum makan ketika adzan berkumandang
 
Majalah santri edisi 2
Majalah santri edisi 2 Majalah santri edisi 2
Majalah santri edisi 2
 
Materi 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMateri 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie hadits
 
H 10 syar'i akhwat
H 10 syar'i   akhwatH 10 syar'i   akhwat
H 10 syar'i akhwat
 
Materi 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie haditsMateri 11 syar'ie hadits
Materi 11 syar'ie hadits
 
modul Hadits_12 ashri
modul Hadits_12 ashrimodul Hadits_12 ashri
modul Hadits_12 ashri
 
H 12 syar'i
H 12 syar'iH 12 syar'i
H 12 syar'i
 
majalah albinaa-edis-5
majalah albinaa-edis-5majalah albinaa-edis-5
majalah albinaa-edis-5
 
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015
majalah-edisi-ke-6-vol-1-tahun-2015
 
majalah albinaa-edisi-3
majalah albinaa-edisi-3majalah albinaa-edisi-3
majalah albinaa-edisi-3
 
majalah albinaa-edisi-ke-4
majalah albinaa-edisi-ke-4majalah albinaa-edisi-ke-4
majalah albinaa-edisi-ke-4
 
majalah-al-binaa-edisi-kedua
majalah-al-binaa-edisi-keduamajalah-al-binaa-edisi-kedua
majalah-al-binaa-edisi-kedua
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Ikhtilath dalam dunia pendidikan

  • 1. Ikhtilath Dalam Dunia Pendidikan (Muhammad Irfan Zain, Lc) Allah yang maha tahu dan bijaksana telah menurunkan syari’at Islam yang mulia ini untuk kemaslahatan seluruh komponen makhluk yang ada di dalamnya. Khususnya manusia, sebagai makhluk yang telah dilebihkan atas sekalian makhluk lainnya, maka syariat yang mulia ini berfungsi untuk menjaga lima hal pokok yang merupakan penopang hidup mereka, yaitu; agama, akal, jiwa, nasab atau keturunan dan harta. Salah satu syari’at Allah yang berfungsi untuk menjaga hal itu adalah pengharaman zina dan seluruh hal yang dapat menjerumuskan seseorang kepada perilaku keji tersebut. Allah berfirman; /‫[اإلسراء‬ ً‫يًل‬ِّ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ َ‫و‬ ً‫َة‬‫ش‬ ِّ‫اح‬َ‫ف‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ ِّ‫الز‬ ‫وا‬ُ‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫َل‬َ‫و‬23] “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”. (al Israa’; 32). Dalam ayat ini tergambar kemahabijakan Allah yang tidak saja mengharamkan perbuatan zina, tetapi juga melarang mendekati perbuatan itu, yaitu dengan melakukan hal-hal yang dapat menjerumuskan seorang kepada perbuatan keji tersebut. Diantara hal yang dapat menjerumuskan seorang kepada perbuatan keji itu –wal ‘iyaadzu billah- adalah ikhtilath, yang berarti; bercampurnya antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram dalam satu tempat yang memungkinkan mereka untuk saling melihat dan melakukan interaksi langusng tanpa adanya
  • 2. batasan. Perbuatan ini –diakui atau tidak- adalah salah satu sebab terbesar terjerumusnya seseorang dan masyarakat secara umum kepada perzinahan. Imam Ibnu al Qayyim –rahimahullah- berkata; ‫والزنا‬ ‫الفواحش‬ ‫لكثرة‬ ‫سبب‬ ‫بالنساء‬ ‫الرجال‬ ‫واختًلط‬ “Bercampurnya laki-laki dan wanita yang bukan mahram (ikhtilath) adalah sebab dari maraknya tindakan keji dan perzinahan.1 ”. Lihatlah gaya hidup bebas orang-orang barat saat ini. Sebuah gaya hidup yang telah menganggap budaya “kencan” dengan seluruh ritualnya sebagai sebuah fase yang mesti dilewati oleh orang-orang yang ingin hidup berumahtangga. Lihat dan pelajarilah !, niscaya anda akan tahu kebenaran dari pernyataan imam Ibnu al Qayyim –sebagaimana telah disebutkan-. Olehnya, maka –secara umum- al Quran dan sunnah telah mengharamkan ikhtilath. Diantara keterangan al Quran yang berkenaan dengan itu adalah sebagai berikut; 1. Firman Allah dalam surah Yusuf, ayat 23; َ‫و‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ِّ َّ‫اَّلل‬ َ‫ذ‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫و‬ َ‫اب‬ َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫األ‬ ِّ‫ت‬َ‫ق‬َّ‫َل‬‫غ‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِّ‫ت‬َّ‫ال‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫او‬ َ‫ر‬‫ي‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ ُ‫ه‬ :‫يوسف‬ _ َ‫ون‬ُ‫م‬ِّ‫ل‬‫ا‬َّ‫الظ‬ ُ‫ح‬ِّ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ي‬ ‫َل‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫اي‬ َ‫و‬ْ‫ث‬َ‫م‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫أ‬32 “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.”. (Yusuf; 23). Dalam ayat ini digambarkan hal yang terjadi ketika nabiullah Yusuf berada dalam satu ruangan dengan istri sang pembesar Mesir kala itu. Hingga hampir-hampir
  • 3. saja Beliau masuk dalam perangkap syaithan, kalau saja bukan karena petunjuk dan pertolongan Allah. Allah berfirman; /‫_يوسف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫َان‬‫ه‬ ْ‫ر‬ُ‫ب‬ ‫ى‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ْ‫و‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ب‬ َّ‫م‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ْ‫ت‬َّ‫َم‬‫ه‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬32 “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.”. (Yusuf; 24) 2. Firman Allah dalam surah an-Nuur, ayat 30-31; ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ٌ‫ير‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬ َ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ك‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫وج‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫وا‬ُّ‫ض‬ُ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫ين‬ِّ‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ن‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ (23/‫[النور‬ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ض‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ِّ‫َات‬‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ )23،23] “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka juga menahan pandangannya, …”. (an Nuur; 30-31). Dalam ayat ini Allah memerintahkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk menahan pandangan mereka terhadap lawan jenisnya, dan perintah ini –tentu- tidaklah atau akanlah sangat sulit terlaksana manakala mereka semua berbaur dalam satu ruangan tanpa batasan (ikhtilath). Syari’at menahan pandangan ini tiada lain ditujukan untuk menjauhkan orang-orang dari perangkap syaithan. Olehnya, maka Rasulullah  menyatakan bahwa pandangan kepada lawan jenis yang bukan mahram secara sengaja adalah zina yang diharamkan. Rasulullah  bersabda kepada Ali  ; َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ع‬ِّ‫ب‬ْ‫ت‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ ُّ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِّ‫خ‬ ْ‫اْل‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫و‬ُ ْ‫األ‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬
  • 4. “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandanganmu yang pertama (terhadap lawan jenis yang bukan mahram) dengan pandangan yang kedua. Yang pertama itu adalah untukmu, dan yang selanjutnya tidaklah halal bagimu.”2 . Dalam hadits lainnya, Beliau  bersabda; ‫َا‬‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ُ‫د‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ َ‫ًل‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ُ‫ان‬َ‫س‬ِّ‫الل‬ َ‫و‬ ُ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ت‬ْ‫س‬ ِّ‫اَل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ ْ‫األ‬ َ‫و‬ ُ‫ر‬َ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ُ‫ل‬ْ‫ج‬ ِّ‫الر‬ َ‫و‬ ُ‫ش‬ْ‫ط‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ق‬ِّ‫د‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬َّ‫ن‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ‫َا‬‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ِّ‫ز‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ِّ‫ذ‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬ “Zina mata adalah memandang, zina telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah, zina hati dengan berangan-angan, dan yang membuktikannya adalah kemaluan.”3 . –semoga Allah menyelamatkan kami dan seluruh kaum muslimin dari fitnah-. 3. Firman Allah dalam surah an Nuur, ayat 31; /‫النور‬ _ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫ت‬َ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫ز‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ين‬ِّ‫ف‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ِّ‫ل‬ َّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ِّ‫ب‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ ِّ‫ر‬ْ‫ض‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫و‬23 “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”. (an Nuur; 31). Dalam ayat ini, Allah melarang seorang wanita untuk menghentakkan kakinya, yang mana dengan hentakkan tersebut akan terdengarlah bunyi gelang kakinya yang dapat mengundang perhatian lawan jenisnya hingga terjadilah fitnah. Perhatikan !, sedemikian Allah ingin menutup sekecil apapun celah yang dapat menjerumuskan seorang masuk ke dalam kubangan zina. Jika saja hentakan kaki dengan sifat yang telah disebutkan dinyatakan sebagai hal yang dapat menjerumuskan seorang ke dalam fitnah, maka bagaimana dengan interaksi langsung dengan mereka ?!. Sedangkan Rasulullah  bersabda;
  • 5. ُ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ْ‫ت‬َ‫ج‬ َ‫خَر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ “Wanita itu adalah aurat. Maka bila ia keluar dari rumahnya, syaithan pun datang menambah elok penampilannya.”4 . Olehnya, sangatlah wajar bila dalam haditsnya yang lain Rasulullah  bersabda; ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ال‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ر‬َ‫ض‬َ‫أ‬ ً‫َة‬‫ن‬ْ‫ت‬ِّ‫ف‬ ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ “Tiada fitnah terbesar bagi laki-laki sepeninggalku melainkan fitnah wanita.”5 . Rasulullah  bersabda; ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ْ‫َت‬‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫يل‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ِّ‫إ‬ ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ب‬ ِّ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِّ‫ف‬ َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ “Takutlah kalian terhadap fitnah dunia dan fitnah wanita. Sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Israail adalah fitnah wanita.”6 . Adapun keterangan-keterangan dari sunnah Rasulullah  tentang pengharaman ikhtilath ini sungguh amatlah banyak, diantaranya adalah beberapa hadits yang telah diutarakan sebelumnya, dan beberapa keterangan yang lainnya adalah; 1. Pernyataan Rasulullah  menanggapi keinginan dari istri Abu Humaid as Saaidi –radhiyallahu ‘anhuma- untuk menghadiri shalat bersama Beliau di masjid Beliau. Menanggapi keinginan tersebut Rasulullah  bersabda; َ‫م‬ َ‫ة‬ َ‫ًل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ين‬ِّ‫ب‬ ِّ‫ح‬ُ‫ت‬ ِّ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِّ‫ع‬ ِّ‫ك‬ِّ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫د‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ِّ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫د‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ِّ‫ك‬ِّ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ُ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬‫ي‬ِّ‫د‬ ِّ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ِّ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ “Sungguh saya telah mengetahui hal tersebut, namun shalat yang engkau lakukan di kamar tidurmu lebih baik dari shalat yang
  • 6. engkau kerjakan di kamar-kamar lainnya; dan shalat yang engkau kerjakan di bagian lain dari kamar tidurmu lebih baik dari shalat yang engkau laksanakan di halaman rumahmu; dan shalat yang engkau laksanakan di halaman rumahmu lebih baik dari shalat yang engkau laksanakan di mesjid kampungmu; dan shalat yang engkau laksanakan di mesjid kampungmu lebih baik dari shalat yang engkau laksanakan di mesjidku ini.”. Semenjak itu, Beliau menyuruh seseorang membangun tempat shalat pada bagian terdalam dari rumahnya, lantas Beliau terus melaksanakan shalat di tempat itu hingga berjumpa dengan Allah ta’ala."7 . 2. Hadits Rasulullah  , dari Abu Hurairah  ; ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ه‬ ُّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ر‬ ِّ‫آخ‬ ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ِّ‫وف‬ُ‫ف‬ُ‫ص‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ر‬ ِّ‫آخ‬ ‫َا‬‫ه‬ ُّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ِّ‫ال‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ ِّ‫وف‬ُ‫ف‬ُ‫ص‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ “Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang terdepan dan seburuk- buruknya adalah yang terbelakang. Sebaik-baik shaf wanita adalah yang terbelakang dan seburuk-buruknya adalah yang terdepan.”8 . 3. Hadits Ibnu Umar  , bahwa Rasulullah  bersabda; ِّ‫اء‬َ‫س‬ِّ‫لن‬ِّ‫ل‬ َ‫اب‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ “Seandainya kita mengkhusukan pintu ini (pintu masjid) untuk para wanita (tentu hal itu adalah lebih baik).”9 . Ketiga riwayat diatas dan masih banyak keterangan lainnya menyiratkan kepada kita bahwa ikhtilat adalah hal yang tidak diinginkan di dalam Islam. Sekaligus hal tersebut menegaskan bahwa semakin jauh seorang wanita dari laki-laki dan demikian sebaliknya, maka akan semakin amanlah mereka dari syaithan yang telah siap membinasakannya dengan jaring-jaring mautnya.
  • 7. Ikhtilath Dalam Dunia Pendidikan Tidak syak bahwa menuntut ilmu yang bermanfaat adalah sebuah ibadah yang sifatnya fardhu, baik fardhu ‘ain atau fardhu kifayah. Namun hal yang perlu untuk selalu diingat bahwa tujuan menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan untuk meraih serta memberikan kemaslahatan yang sebesar-besarnya kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Olehnya itu, hal yang sangat naïf –tentunya- bila tujuan yang sangat mulia ini pada akhirnya harus tercoreng dengan melakukan hal yang tidak diridhai oleh Allah. Maka setelah memperhatikan keterangan-keterangan umum yang telah disampaikan berkenaan dengan hukum ikhtilath, dapatlah dipahami bahwa hukum ini pun berlaku –juga- dalam dunia pendidikan. Bahkan secara logika, dunia pendidikanlah yang seharusnya sangat pantas untuk menjadi yang terdepan dalam penerapan hukum “tidak ikhtilath”. Hal ini disebabkan karena dunia pendidikan adalah cermin peradaban. Baik dan bersihnya dunia pendidikan adalah cermin dari tingginya tingkat peradaban. Sebaliknya, buruk dan kotornya dunia pendidikan adalah cerminan dari dekadensi dan kemerosotan peradaban. Menegaskan hal ini adalah riwayat Abu Sa’id  , Beliau berkata; َ‫ن‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫اج‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِّ‫الر‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ َ‫و‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬ ِّ‫ه‬‫ي‬ِّ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫ل‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬
  • 8. “Para sahabat wanita berkata kepada Rasulullah  , ‘Kami tidak bisa mendatangi majelismu wahai Rasulullah karena banyaknya laki-laki’. Karenanya sisihkanlah harimu wahai Rasulullah untuk kami. Maka Rasulullah  pun menyiapkan satu hari buat mereka.”10 . Diambil pelajaran dari keterangan ini bahwa pemisahan antara laki-laki dan wanita dalam kegiatan belajar mengajar –pun adalah bagian dari syari’at Islam. Terlebih di era ini, dimana perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat memungkinkan hal tersebut, dan tidak lagi seperti dahulu yang mesti menggunakan cara manual dengan menyediakan waktu khusus buat mereka. Realita dan Solusi Menimbang hukum syar’I yang telah disebutkan, dan realita dunia pendidikan formal yang ada di Negara kita tercinta ini yang hampir seluruhnya menerapkan sistem ikhtilath, serta menimbang kebutuhan ummat yang sangat besar terhadap orang-orang yang memiliki kompetensi ilmu secara formal di bidangnya masing- masing; maka –wallahu a’lam- menjalani pendidikan secara ikhtilath adalah sebuah hal yang sifatnya darurat dengan beberapa solusi yang ditawarkan agar keimanan dapat bertahan di tengah derasnya arus fitnah. Diantara solusi itu adalah; 1. Senantiasa konsisten dalam kegiatan menuntut ilmu agama, menghadiri majelis ilmu, dan bertanya kepada ulama dalam setiap permasalahan pelik yang dihadapi –khususnya- dalam interaksi dalam kampus.
  • 9. 2. Senantiasa berada bersama orang-orang yang memiliki komitmen dalam menegakkan nilai-nilai Islam pada diri dan orang-orang selain mereka. 3. Menghindarkan diri dari tempat-tempat atau kegiatan- kegiatan yang dapat menjerumuskan seorang dalam fitnah. 4. Memperbanyak doa dan ibadah kepada Allah. Demikianlah beberapasolusi yang ditawarkan, yang diharapkan bahwa kesemuanya dapat benar-benar efektif dalam menjaga kemurnian iman seorang, dimana Allah berfirman; /‫[التغابن‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ِّ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ِّ َّ‫اَّلل‬ِّ‫ب‬ ْ‫ن‬ِّ‫ؤْم‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬33] “Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.”. (at Taghaabun; 11) ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ َ َّ‫اَّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ين‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ُ َّ‫اَّلل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬ِّ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ت‬‫ا‬َ‫ئ‬ِّ‫ي‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِّ‫ف‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ُ‫ف‬ ْ‫م‬ /‫[األنفال‬ ِّ‫يم‬ِّ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬32] “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan [petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.”. (al Anfaal; 29) Harapan Kepada para pemimpin Bangsa dan pihak-pihak yang berkompeten dalam pengambilan kebijakan dalam dunia pendidikan; hendaknya kisruh-kisruh yang terjadi di dunia
  • 10. pendidikan dewasa ini, yang telah banyak mencoreng nama baik dunia pendidikan secara umum, baik yang dilakukan oleh oknum Mahasiswa atau –bahkan- yang dilakukan oleh oknum Guru; hendaknya seluruh hal tersebut semakin mempertebal keyakinan kita semua akan penting dan urgennya kembali kepada syari’at Allah yang benar agar cita-cita yang menjadi visi dan misi utama pendidikan dapat tercapai. Wallahu waliyyuttaufiiq wa huwa hasbuna wa ni’mal wakiil 1 At Thuruq al Hukmiyyah,oleh Syaikh Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa'd Ibnu Qayyimal Jauziyyah,hal.379 2 HR. Abu Daud, no. 1837,di Sunan Abi Daud, oleh al Imam Abu Daud Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishak. 3 HR. Muslim,no. 4802,di Al Musnad as Shahiih al Mukhtashar,oleh imamMuslimbin al Hajjaj 4 HR. Tirmidzi,no. 1093,di Sunan at Tirmidzi,oleh Imam Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa at Tirmidzi. 5 HR. Bukhari,no. 4706,di Al Jaami’e As Shahiih Al Mukhtashaar,oleh ImamMuhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari. 6 HR. Muslim,no. 4925 7 HR. Ahmad, no. 25842,di Musnad imam Ahmad, oleh al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hambal. 8 HR. Muslim,no. 664 9 HR. Abu Daud, no. 391 10 HR. Bukhari,no. 99