(1) Dokumen tersebut membahas tentang akhlak sandang dan pangan dalam Islam, termasuk definisi aurat, batasan aurat, adab berpakaian, ketentuan makanan dan minuman, serta pengaruh makanan terhadap jiwa.
(2) Dibahas pula tentang pakaian terbaik adalah yang menutup aurat sesuai syariat Islam dan berakhlak mulia, serta makanan yang dianjurkan adalah yang halal.
(3) Dokumen ini juga menjelaskan tentang
2. Deinisi Aurat
Devinisi aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan oleh orang yang
bukan mahram* (semua orang yang haram dinikahi selamanya karena sebab
keturunan, persusuan, dan pernikahan)
Batasan aurat bagi laki-laki adalah pusar sampai lutut,
Batasan aurat bagi perempuan
Menurut Imam Nawawi = seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan* wajah
adalah batas tumbuhnya rambut sampai dagu yang menghadap ke depan, batas
wajah adalah apa yang muncul atau terlihat diantara 2 telinga. Maka menurut Ibnu
Hajar wajah adalah sesuatu yang tampak serta muncul di permukaaan wajah dan
tidak termasuk aurat yang harus ditutupi.
3. Batasan Aurat
(1) Dalam Islam batasan aurat perempuan yang tidak boleh
diperlihatkan kepada yang bukan mahram adalah seluruh badan kecuali
muka dan telapak tangan
(2) Batasan aurat yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabatnya,
menurut Imam Syafi’I dan Hanafi adalah antara pusar dan lututnya,
sedang menurut madzhab Hambali adalah seluruh badan selain wajah,
kepala, leher, tangan, kaki, dan betis.
4. Adap Berpakaian
1. Menutup Aurat (Lihat Q.S. al-A’raf ayat 26)
Pakaian adalah salah satu nikmat Allah Ta’ala. Allah jadikan manusia memiliki
pakaian-pakaian yang memberikan banyak maslahah untuk manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
اَي
اًشي ِ
ر َو ْمُكِتآ ْوَس ي ِ
ار َوُي اًساَبِل ْمُكْيَلَع َانْل َزْنَأ ْدَق َمَدآ يِنَب
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan” (QS. Al A’raf: 32)
2. Melindungi diri (Lihat Q.S. an-Nahl ayat 81)
3. Perhiasan (Lihat Q.S. al-A’raf ayat 26)
4. Bersih/ Suci* (Lihat Q.S. al-Muddatstsir ayat 4 dan Q.S al-Ma’arij ayat 29-30) ;
Bersih dari najis dan kotor, cara memperolehnya, dan memelihara kesucian dan
kehormatan diri dari perangai yang tercela
5. Adab Berpakaian
Adab Umum Dalam Berpakaian
1. Gunakan pakaian yang halal
2. Tidak menyerupai lawan jenis
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:
َنَعَل
ْنِم َينِهَِبشَتُمْال َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل ُلوُس َر
ِالن ْنِم ِتاَهَِبشَتُمْال َو ، ِاءَسِالنِب ِلاَج ِ
الر
ِاءَس
ِلاَج ِ
الرِب
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).
3. Memulai dari sebelah kananlDari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, ia berkata:
هنَأ
ِف ُنُّمَيهتال ُهُب ِجْعُي َانَك َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص هيِبهنال
ِهِنَْأش يِف ِه ِ
ورُهُط َو ِهِلُّجَرَت َو ِهِلُّعَنَت ي
ِهِلُك
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan
dalam memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya” (HR.
Bukhari no. 168).
4. Tidak menerupai pakaian orang kafir
5. Bukan merupakan pakaian ketenaran
6. berdoa
6. Pakaian Terbaik
Pakaian yang terbaik adalah pakaian taqwa dari segi fisik dan
jiwanya, artinya pakaian yang dikenakan sesuai dengan perintah
Allah yang minimal ada 4 adab kategori utama yang telah disebutkan
dalam berpakain dan juga berperilaku terpuji.
Pakaian yang bagaimanakah yang diperintahkan oleh Allah SWT?
Lihat Q.S. an-Nur ayat 30-31 dan Q.S. al-Ahzab ayat 59
7. 3 Aurat Waktu
Ada 3 waktu anggota/pembantu keluarga jika memasuki kamar harus
minta izin terlebih dahulu karena termasuk aurat waktu (Lihat Q.S.
an-Nur ayat 58-60)
1. Sebelum subuh
2. Tengah hari
3. Setelah isya’
8. Ketentuan Makanan dan Minuman
1. Makanan itu halal dan baik (Lihat Q.S. al-Baqoroh ayat 168 , an-Nahl
ayat 114, al-A’raf ayat 157)
2. Bukan termasuk hewan/minuman yang diharamkan (Lihat Q.S. al-
Maidah ayat 3-4 dan al-Maidah ayat 90)
3. disembelih atas nama Allah, disembelihnya dengan membaca basmalah
(Q.S. al-An’am ayat 118 dan 141)
4. Cara memperolehnya dengan cara yang halal, dan tidak melampaui batas
(Q.S. Toha ayat 81)
5. Jangan dihabiskan sendirian, berbagilah Q.S. al-Hajj ayat 28 dan 36)
9. Adab Makan dan Minum
Hendaklah makan dan minum diawali dengan doa
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Jangan berdiri atau jalan.
Menggunakan tangan kanan
Duduk tegak lurus dan tidak bersandar saat makan
Minum dengan 3x tegukan dan tidak bernafas dalam gelas
Hendaknya makan bersama-sama tidak sendiri-sendiri
Dianjurkan sambil berbincang
Jangan makan secara berlebihan, tetapi makanlah sesuai anjuran Rasulullah saw. yakni 1/3 untuk makanan,1/3 untuk
air dan 1/3 untuk udara. Pada dasarnya seseorang harus membiasakan diri memiliki serta membangun akhlak yang
terpuji dan menghindari perbuatan tercela (Mazmumah). Perlu kita sadari bahwa perbuatan yang tercela sudah pasti
berpengaruh terhadap pandangan seseorang terkait akhlak orang tersebut.
Hendaklah makan sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
Hendaknya makan buah-buahan terlebih dahulu
Jangan mencela makanan.
Menghormati budaya
Mengambil makanan yang terdekat dari tempat duduknya
10. Pengaruh Makanan terhadap Jiwa
Makanan mempunyai pengaruh yang dominan bagi diri orang yang
memakannya, artinya : makanan yang halal, bersih dan baik akan
membentuk jiwa yang suci dan jasmani yang sehat. Sebaliknya,
makanan yang haram akan membentuk jiwa yang keji dan hewani.
Oleh karena itulah, Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk
memilih makanan yang halal serta menjauhi makanan yang haram.
11. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang
baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min
sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman : “Hai rasul-rasul,
makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firmanNya
yang lain : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia
telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan
kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan
yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum
dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana
mungkin akan diterima do’anya” [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]
12. Perlu kita tegaskan bahwa asal hukum segala jenis makanan baik dari hewan,
tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal.
Allah berfirman. اَهُّيَأ اَي
اًبِيَط ً
ًل َ
َلَح ِ
ض ْرَ ْ
اْل يِف اهمِم واُلُك ُاسهنال
“ Hai sekalian manusia, makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” [Al-Baqarah/2 : 168]. Tidak
boleh bagi seorang untuk mengharamkan suatu makanan kecuali berlandaskan dalil
dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih. Apabila seorang mengharamkan tanpa dalil,
maka dia telah membuat kedustaan kepada Allah.
Sebagaimana firmanNya. َ
َلَح اَذََٰه َِبذَكْال ُمُكُتَنِسْلَأ ُف ِ
صَت اَمِل واُلوُقَت َ
ًل َو
ىَلَع واُرَتْفَتِل ٌما َرَح اَذََٰه َو ٌل
ِ ه
اَّلل
َونُحِلْفُي َ
ًل َِبذَكْال ِ ه
اَّلل ىَلَع َونُرَتْفَي َِينذهال هنِإ ۚ َِبذَكْال
“ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan lebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung” [An-Nahl/16 : 116]
13. Hewan yang Diharamkan
Menurut Hadits
1. Binatang Buas Bertaring.
Hal ini berdasarkan hadits, dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ُّلُك
ٌماَرَح ُهُلْكَأَف ِاعَبِالس َنِم ٍبَان ِيذ
“ Setiap binatang buas yang bertaring adalah
haram dimakan” [Hadits Riwayat. Muslim no. 1933]
14. 2. Burung Yang Berkuku Tajam.
Hal ini berdasarkan hadits. ِ ه
اَّلل ُلوُسَىرَهَن َلاَق ٍ
هاسبَع ِْنبا ِنَع
-
ص
وسلم عليه هللا لى
-
ْيهالط َنِم ٍبَلْخِم ِىذ ِلُك ْنَع َوِعاَبِسال َنِم ٍبَان ِىذ ِلُك ْنَع
ِ
ر
“ Dari Ibnu Abbas berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari setiap hewan
buas yang bertaring dan berkuku tajam” [Hadits Riwayat Muslim no.
1934]
15. 3. Khimar Ahliyyah (Keledai Jinak).
Hal ini berdasarkan hadits. ْيَخ َم ْوَي ىَهَن َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل َلوُس َر هنَأ
ِف َِنذَأ َو ِةهيِلْهَ ْ
اْل ِ
رُمُحْال ِومُحُل ْنَع َرَب
ي
ِومُحُل
ِلْيَخْال
“ Dari Jabir berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang pada perang khaibar
dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan daging kuda“. [Hadits Riwayat Bukhori no.
4219 dan Muslim no. 1941]
Dalam hadits di atas terdapat dua masalah :Pertama : Haramnya keledai jinak. Ini merupakan
pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama setelah mereka berdasarkan
hadits-hadits shahih dan jelas seperti di atas. Adapaun keledai liar, maka hukumnya halal
dengan kesepakatan ulama. [Lihat Sailul Jarrar (4/99) oleh Imam Syaukani]Kedua : Halalnya
daging kuda. Ini merupakan pendapat Zaid bin Ali, Syafi’i, Ahmad, Ishaq bin Rahawaih dan
mayoritass ulama salaf berdasarkan hadits-hadits shahih dan jelas di atas. Ibnu Abi Syaiban
meriwayatkan dengan sanadnya yang sesuai syarat Bukhari Muslim dari Atha’ bahwa beliau
berkata kepada Ibnu Juraij: ” Salafmu biasa memakannya (daging kuda)”. Ibnu Juraij berkata:
“Apakah sahabat Rasulullah ? Jawabnya : Ya. (Lihat Subulus Salam (4/146-147) oleh Imam As-
Shan’ani]
16. 4. Al-JalalahHal ini berdasarkan hadits.“Dari Ibnu Umar berkata:
Rasulullah melarang dari jalalah unta untuk dinaiki”. [Hadits Riwayat.
Abu Daud no. 2558 dengan sanad shahih]Dalam riwayat lain
disebutkan: ِ ه
اَّلل ُلوُسَر ىَهَن
-
عليهوسلم هللا صلى
-
ِةَلهَلَجْال ِلْكَأ ْنَع
اَهِناَبْلَأ َو Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memakan jallalah dan
susunya.” [Hadits Riwayat. Abu Daud : 3785, Tirmidzi: 1823 dan Ibnu
Majah: 3189]
17. 5. Ad-Dhab (Hewan Sejenis Baiawak) Bagi Yang Merasa Jijik.
Berdasarkan hadits .“Dari Abdur Rahman bin Syibl berkata: Rasulullah
melarang dari makan dhab (hewan sejenis biawak). [Hasan. HR Abu Daud
(3796), Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa Tarikh (2/318), Baihaqi (9/326) dan
dihasankan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam FathulBari (9/665) serta disetujui
oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 2390)]Benar terdapat beberapa hadits
yang banyak sekali dalam Bukhari Muslim dan selainnya yang menjelaskan
bolehnya makan dhab baik secara tegas berupa sabda Nabi maupun taqrir
(persetujuan Nabi). Diantaranya , Hadits Abdullah bin Umar secara marfu’
(sampai pada nabi). َلاَقَف ،ِبهضال ِلْكَأ ْنَع ِ ه
اَّلل َلوُس َر ٌلُج َر َلَأَس
:
َ
ًل
هُم ِ
رَحأ َ
ًل َو ُهُلُكآ
“ Dhab,
saya tidak memakannya dan saya juga tidak mengharamkannya.” [Hadits
Riwayat Bukhari no.5536 dan Muslim no. 1943]
18. 6. Hewan Yang Diperintahkan Agama Supaya Dibunuh
ٌسَْمخ
َنْلَتْقُي ُقِسا َوَف
ِم َرَحْىالِف
َدُحْال َو ، ُب َرْقَعْال َو ، ُة َرْأَفْال
ُبْلَكْال َو، ُاب َرُُْال َو ، هاي
ُورُقَعْال
“
Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik yang hendaknya
dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, tikus, anjing hitam.”
[Hadits Riwayat Muslim no. 1198 dan Bukhari no. 1829 dengan lafadz
“kalajengking: gantinya “ular”]Imam ibnu Hazm mengatakan dalam Al-
Muhalla (6/73-74): “Setiap binatang yang diperintahkan oleh Rasulullah
supaya dibunuh maka tidak ada sembelihan baginya, karena Rasulullah
melarang dari menyia-nyiakan harta dan tidak halal membunuh binatang yang
dimakan” [Lihat pula Al-Mughni (13/323) oleh Ibnu Qudamah dan Al-
Majmu’ Syarh Muhadzab (9/23) oleh Nawawi] ٍيك ِ
َرش ِمُأْنَع
–
هنَأ عنها هللا رضى
َلوُس َر
ِ ه
اَّلل
–
وسلم عليه هللا صلى
-
َلاَق َو ِغ َز َوْال ِلْتَقِب َرَمَأ
“ Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi
memerintahkan supaya membunuh tokek/cecak” [Hadits Riwayat. Bukhari
no. 3359 dan Muslim 2237). Imam Ibnu Abdil Barr berkata dalam At-Tamhid
(6/129) : “Tokek/cecak telah disepakati keharaman memakannya”.
19. 7. Hewan Yang Dilarang Untuk Dibunuh َلاَق ، ٍ
هاسبَع ِْنبا ِنَع
:
ُسَىرَهَن
ِهللا ُلو
ِبا َوهدَالنِم ٍعَب ْرَأ ِلْتَق ْنَع َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص
:
ِدَرُّصال َو ، ِدُهْدُهْال َو ، ِةَلْحهنال َو ، ِةَلْمهنال
“ Dari
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang membunuh 4 hewan : semut,
tawon, burung hud-hud dan burung surad ” [Hadits Riwayat Ahmad
(1/332,347), Abu Daud (5267), Ibnu Majah (3224), Ibnu Hibban
(7/463) dan dishahihkan Baihaqi dan Ibnu Hajar dalam At-Talkhis
4/916]Imam syafi’i dan para sahabatnya mengatakan: “Setiap hewan
yang dilarang dibunuh berarti tidak boleh dimakan, karena seandainya
boleh dimakan, tentu tidak akan dilarang membunuhnya.” [Lihat Al-
Majmu’ (9/23) oleh Nawawi]Haramnya hewan-hewan di atas
merupakan pendapat mayoritas ahli ilmu sekalipun ada perselisihan di
dalamnya kecuali semut, nampaknya disepakati keharamannya.
20. ِْنب ِنَمْحهالر ِدْبَع ْنَع
َلاَق َانَمْثُع
:
ُسَر َدْنِع ٌيبِبَطَرَكَذ
َد َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِهللا ِلو
ًءا َو
ُ ه
اَّلل ىهلَص ِهللا ُلوُسَر ىَهَنَف ، ِهيِف ُلَعْجُي َعَدْفُّضال َرَكَذ َو،
ْفُّضال ِلْتَق ْنَع َمهلَس َو ِهْيَلَع
ِعَد
(
أخرجه
و ماجه ابن و أحمد
الدارمي
Dari Abdur Rahman bin Utsman Al-Qurasyi bahwasanya seorang
tabib pernah bertanya kepada Rasulullah tentang kodok/katak
dijadikan obat, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang membunuhnya [Hadits Riwayat Ahmad (3/453), Abu Daud
(5269), Nasa’i (4355), Al-Hakim (4/410-411), Baihaqi (9/258,318)
dan dishahihkan Ibnu Hajar dan Al-Albani]
21. 8. Binatang Yang Hidup Di Dua Alam
Ada sebuah pertanyaan : “Adakah ayat Qur’an atau Hadits shahih yang
menyatakan bahwa binatang yang hidup di dua alam haram hukum
memakannya seperti kepiting, kura-kura, anjing laut dan
kodok?”.Jawab secara umum : Perlu kita ingat lagi kaidah penting
tentang makanan yaitu asal segala jenis makanan adalah halal kecuali
apabila ada dalil yang mengharamkannya. Dan sepanjang pengetahuan
kami tidak ada dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih yang
menjelaskan tentang haramnya hewan yang hidup di dua alam (laut dan
darat). Dengan demikian binatang yang hidup di dua alam dasar
hukumnya “asal hukumnya adalah halal kecuali ada dalil
yangmengharamkannya.
22. Jawaban pertanyan di atas secara terperinci sebagai berikut :
Kepiting – hukumnya halal sebagaimana pendapat Atha’ dan Imam Ahmad.
[Lihat Al-Mughni 13/344 oleh Ibnu Qudamah dan Al-Muhalla 6/84 oleh
Ibnu Hazm]
Kura-kura dan Penyu – juga halal sebagaimana madzab Abu Hurairah,
Thawus, Muhammad bin Ali, Atha’, Hasan Al-Bashri dan fuqaha’ Madinah.
[Lihat Al-Mushannaf (5/146) Ibnu Abi Syaibah dan Al-Muhalla (6/84]
Anjing laut – juga halal sebagaimana pendapat Imam Malik, Syafi’i, Laits,
Sya’bi dan Al-Auza’i [Lihat Al-Mughni 13/346]
Katak/kodok – hukumnya haram secara mutlak menurut pendapat yang
rajih karena termasuk hewan yang dilarang dibunuh sebagaimana
penjelasan di atas. Wallahu A’lam bishshawab