2. Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS Ali Imran :
185).
Memandikan Jenazah
3. Cara Memandikan Jenazah
1. Jenazah diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-
balai atau ranjang dan ditempat yang sunyi, tidak banyak
orang masuk atau keluar.
2. Siapkan air secukupnya. Disunatkan air dicampur dengan
daun bidara atau suatu yang dapat menghilangkan daki
seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus untuk
digunakan pada siraman terakhir nanti.
3. Jenazah diberi pakaian mandi yang tertutup aurotnya
sejauh tidak menyulitkan orang yang memandikan.
4. Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-
kotoran dibagian tubuh yang lain dengan cara yang halus
dan sopan.
4. 5. Bersihkan mulut dan giginya, barulah dibasuh
kepalanya seraya disisir rambut dan jenggotnya jika
ada lalu di baringkan ke sebelah kiri untuk dibasuh
sebelah kanannya, sesudah itu baringkan ke sebelah
kanan untuk dibasuh sebelah kirinya. Serangkaian
pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan di-
pandang cukup, namun disunahkan 3 kali atau 5 kali.
6. Meratakan air keseluruh badan jenazah dari atas
kepala sampai ke kaki.
7. Mewudhukan jenazah.Dikeringkan dengan kain
handuk
5. Hukum memandikan jenazah
adalah Fardhu Kifayah atas
orang yang hidup.
Orang yang berhak
memandikan Jenazah :
• Suami atau istri mayat dan
muhrimnya.
• Bila muhrimnya tidak ada,
maka bisa diserahkan kepada
orang yang mengerti dan
dipercaya.
• Jenis kelaminnya sejenis dan
jika tidak ada muhrim atau
yang sejenis dengan si mayat
maka boleh ditayamumkan
Syarat mengkafani Jenazah :
• Sekurang-kurangnya satu lapis
yang menutup seluruh
tubuhnya.
• Mengkafaninya sesudah
dimandikan.
• Diutamakan berwarna putih.
Bagi laki-laki disunatkan 3
lapis yang terdiri dari kain
sarung dan dua lapis yang
menutup seluruh tubuhnya.
Sedangkan bagi perempuan
disunahkan 5 lapis yaitu : kain
basahan (kain bawah),
selembar kerudung (tutup
kepala), selembar baju kurung
dan tiga lapis yang menutup
seluruh tubuh.
6. Mengkafani Jenazah
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan
yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3
lapis, sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus
atau mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi
wangi-wangian terlebih dahulu.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
7. Mengsholati Jenazah
Rukun shalat jenazah ialah:
1. Berniat menshalatkan jenazah. Niat shalat jenazah dilakukan
dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT. Sebelum shalat jenazah
dilakukan maka kepada imam dan seluruh makmum hendaknya
berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan mayat laki-laki
imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan untuk
mayat perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si
mayat.
2. Takbir empat kali. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat
tangan dan membaca Al-Fatihah. Takbir kedua membaca shalawat.
Takbir ketiga dan membaca do’a untuk si Jenazah. Takbir keempat
lalu diam sejenak dan membaca do’a
3. Berdiri bagi yang kuasa.
8. Mengubur Jenazah
Syarat Mengubur Jenazah :
• Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah
yang di panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.
• Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke pemakaman
tanpa harus tergesa-gesa.
• Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum
jenazah diletakkan.
• Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si
mayit terjaga dari jangkauan binatang buas, dan agar
baunya tidak merebak keluar.
• Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik
daripada syaq.
9. Langkah-langkah Mengubur Jenazah :
• Jenazah siap untuk dikubur
• Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam
kubur.
• Jenazah dimasukkan ke dalam kubur.
• Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada
sisi kanan jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap
kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali kepala dan kedua
kaki.
• Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di
bawah kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang
menyebutkannya.
• Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan
tali-tali selain kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang
lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau papan
kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
10. • Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan
tanah liat agar menghalangi sesuatu yang masuk
sekaligus untuk menguatkannya.
• Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga
genggaman tanah ke dalam liang kubur setelah jenazah
diletakkan di dalamnya.
• Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal
sebagai tanda agar tidak dilanggar kehormatannya,
dibuat gundukan seperti punuk unta.
• Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda
sebuah makam dan diperciki air
• Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan
• Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan
bagi si Jenazah.