Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang larangan bergaul dengan wanita di luar nikah berdasarkan beberapa hadis Nabi, serta larangan wanita bersolek dan memakai wewangian ketika keluar rumah menurut pandangan tokoh salaf.
1. d o s a p er g a u l a
n w a n i t a
doddy al jambary 0818 884 844 jambary67@gmail.com
2. Wanita adalah fitnah terbesar
Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari
Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
اَمُتْك َرَتيِدْعَبُةَنْتِفُرَضَأىَلَعُِلاَجِِّالرَُنِمُِاءَسِِّنال
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan
para lelaki selain fitnah wanita.”
(HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
3. wanita lebih banyak di neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa
beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang
wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah
pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang
durhaka kepada suaminya. (HR Bukhari Muslim)
4. wanita adalah aurat
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُةَأ ْرَمْلَاُة َر ْوَع،اَهنِإ َواَذِإُْتَج ََرخُْنِماَهِتْيَباَهَف َرْشَتْسِاُْيالشُانََط،اَهنِإ َوُن ْوكَتَالَُب َرْقَأىَلِإُِللااَهْنِمُِفُْيُِرْعَقاَهِتْيَب
Wanita itu aurat, jika ia keluar dari rumahnya maka setan mengikutinya.
Dan tidaklah ia lebih dekat kepada Allâh (ketika shalat) melainkan di
dalam rumahnya
At-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausâth, no. 2911 dari Shahabat Ibnu
‘Umar Radhiyallahu anhuma
5. Wanita bodoh vs Pria Perkasa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kepada para
wanita di zaman beliau,
اَمُتْيَأ َرُْنِمُِتاَصِقاَنُلْقَعُينِد َوَُبَهْذَأُِِّبلِلالرجلالحازممنإحداكن
“Aku tidak melihat ada manusia yang kurang akal dan agamanya,
namun mampu meluluhkan nalar lelaki perkasa selain kalian”
6. QS Yusuf
12:24
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan
Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata
dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami
memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf
itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
[750]. Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk
terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata dia
tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu dia jatuh ke dalam kemaksiatan.
7. Perhiasan Termahal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الدنيامتاع،وخيرمتاعالدنياالمرأةالصالحة
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah
wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)
8. Segerakan Suami
QS 4:59
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
9. “Sujud kepada Suami”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang
untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para
istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah
menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri).
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.”
10. tabarruj - bersolek
َُن ْرَق َويِفُنكِتويبَُال َوَُنْجرَبَتَُجُّرَبَتُِةيِلِهاَجْالَُلو ْاْلى
”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah
kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang
dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)
11. wanita wangi = pelacur
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَمُّيَأُةَأ َرْامُْت َرََطْعَتْساُْترَمَفىَلَعُم ْوَقواد ِجَيِلُْنِمَُه ِيح ِراَُيِهَفُةَيِنا َز
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui
sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai
maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i,
Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul
Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
12. Dari Yahya bin Ja’dah, “Di masa pemerintahan Umar bin Khatab ada
seorang perempuan yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di
tengah jalan, Umar mencium bau harum dari perempuan tersebut maka
Umar pun memukulinya dengan tongkat. Setelah itu beliau berkata,
تخرجنمتَطيباتفيجدالرجالريحكنوإنماقلوبالرجالعندأنوفهماخرجنتفالت
“Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian
sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian?! Sesungguhnya hati laki-
laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari
rumah dengan tidak memakai wewangian”. (HR. Abdurrazaq dalam al
Mushannaf no 8107)
13. Dari Ibrahim, Umar (bin Khatab) memeriksa shaf shalat jamaah
perempuan lalu beliau mencium bau harum dari kepala seorang
perempuan. Beliau lantas berkata,
لوأعلمأيتكنهيلفعلتولفعلتلتَطيبإحداكنلزوجهافإذاخرجتلبستأَطماروليدتها
“Seandainya aku tahu siapa di antara kalian yang memakai wewangian
niscaya aku akan melakukan tindakan demikian dan demikian. Hendaklah
kalian memakai wewangian untuk suaminya. Jika keluar rumah hendaknya
memakai kain jelek yang biasa dipakai oleh budak perempuan”. Ibrahim
mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa perempuan yang memakai
wewangian itu sampai ngompol karena takut (dengan Umar)”. (HR. Abdur
Razaq no 8118)
Editor's Notes
maa taroktu ba’di fitnatan adhorro ‘alal rijaali minan nisaa
Al Mar’atu aurot, wa innaha idza khorojat min baitiha istasyrofahaa saytonu wa innaha laa takuunu aqroba ilallah minha fii qo’ribaitiha
2. at-Tirmidzi, no. 1173
3. Ibnu Khuzaimah, no. 1685, 1686
4. Ibnu Hibbân, no. 5559, 5570-at-Ta’lîqâtul Hisân), dari Shahabat Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu
5. at-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausâth, no. 8092
Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata, ”Hadits ini hasan shahîh gharib.” Dishahihkanoleh Imam al-Mundziri, beliau mengatakan, “Hadits ini diriwayatkan oleh at-Thabrani rahimahullah dalam al-Mu’jamul Ausâth dan rawi-rawinya yang shahih.” Lihat Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb (I/260, no. 344). Dishahihkan juga oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2688) dan Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb (no. 344, 346).
Maa roaytu min naqishooti aqlin wa diyniin adzhaba lilub bir rijaal al hazm min ihadikun
tabaruj
ghibah
namimah
Wa qorna fii buyutikunna wa laa tubarojna tabarrujal jahiliyatil awwal
Al-Qurthubi menjelaskan makna at-tabarruj secara bahasa, beliau mengatakan,
وَالتَّبَرُّجُ: التَّكَشُّفُ وَالظُّهُورُ لِلْعُيُونِ، وَمِنْهُ: بُرُوجٌ مُشَيَّدَةٌ. وَبُرُوجُ السَّمَاءِ وَالْأَسْوَارِ، أَيْ لَا حَائِلَ دُونَهَا يَسْتُرُهَا
Tabarruj artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Contohnya kata: ’buruj musyayyadah’ (benteng tinggi yang kokoh), atau kata: ’buruj sama’ (bintang langit), artinya tidak penghalang apapun di bawahnya yang menutupinya. (Tafsir al-Qurthubi, 12/309).
Sementara makna tabbaruj seperti yang disebutkan dalam ayat, Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan dua keterangan ulama tentang makna tabarruj,
Pertama, Abu ubaidah,
التبرُّج: أن يُبْرِزن محاسنهن
“Tabarruj: wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram).”
Kedua, keterangan az-Zajjaj,
التبرُّج: إِظهار الزِّينة وما يُستدعى به شهوةُ الرجل
“Tabarruj: menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (non mahram).”
[Zadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, 3/461].