1. JUDUL
Tujuan
Nama Anggota Kelompok
Novita Elida
Lessi Nurhesa
Eka Sastrawati
Eci Heliza
Mardian
Zaman sekarang, sepertinya sekolah itu identik dengan pekerjaan rumah (PR). Bukan sekolah
namanya kalau tidak ada PR dari guru di sekolah. Banyak orang tua resah karena PR yang
diberikan oleh guru terlalu membebani anak karena jumlah PR yang cukup banyak.
Terkadang Orang tua tidak mampu membimbing siswa dalam menyelesaikan pekerjaan
rumah tersebut. Akhirnya orang tua mengambil keputusan untuk memberi tambahan
pelajaran diluar jam sekolah.
Hal ini didukung oleh fakta dilapangan dengan semakin menjamurnya bimbingan-bimbingan
belajar dan privat sehingga orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya. Akibatnya
anak tidak memiliki banyak waktu untuk bermain dan berkomunikasi dengan orang tua,
dampaknya kemampuan anak dalam berinteraksi kurang.
Selain itu, banyak orang tua mengeluh tidak bis aberinteraksi dengan anaknya karena mereka
masih sibuk mengerjakan PR dirumah. Bahkan tidak jarang
Saat ini terjadi pro dan kontra terhadap pemberian PR bagi siswa. Ada salah satu daerah yang
telah menerapkan pola PR menjadi tugas kreatif produktif untuk siswa SD sampai SMA, hal
ini dipertegas dengan surat edaran Bupati Purwakarta No 423.1.7/2014/disdikpora Tentang
Pemberian Tugas Kreatif Produktif Pengganti Pekerjaan Rumah dan Larangan
Penyelenggaraan Karya Wisata, Kompas (5 Sep 2016).
Pekerjaan rumah adalah sejumlah aktivitas tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa
untuk dikerjakan di luar kelas atau sekolah. Pekerjaan rumah diberikan dengan tujuan untuk :
Pertama, siswa mereview kembali materi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
Mengerjakan PR berarti harus membuka kembali buku pelajaran. Ini akan membantu anak
mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari di sekolah. Selain itu, PR juga membuat anak
jadi lebih banyak membaca dan mencari tahu referensi tambahan misalnya dari kamus,
ensiklopedi, atlas, dan lain sebagainya.
Kedua, PR menjadikan anak memahami pelajaran. juga dapat untuk mengukur tingkat
pemahaman anak terhadap materi yang telah dikerjakan. Melalui PR akan menjadikan
seorang anak bisa melakukan praktek lebih banyak. Mengerjakan PR akan mencerminkan sejauh
mana informasi yang mereka terima ketika belajar di sekolah.
Ketiga, PR menumbuhkan rasa tanggungjawab. PR bisa menjadi cara untuk menunjukkan
tanggung jawab siswa kepada guru. Kalau bisa mengerjakan PR dengan baik, maka kita sudah bisa
menyelesaikan tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Apalagi PR dikumpulkan tepat waktu,
ini akan semakin menunjukkan siswa yang bisa dipercaya untuk melakukan tugas-tugas lainnya.
Kebiasaan untuk menyelesaikan tanggung jawab dengan baik akan sangat bermanfaat ketika
2. sudah bekerja. Mereka akan bekerja dengan baik dan bisa mempertanggungjawabkan tugas yang
diembannya. Semakin bertanggung jawab, bos akan semakin mempercayai anda untuk
melakukan tugas pentingdan besar lainnya. Jikasukses,makaposisi yangtinggi dan gaji yang besar
bukanlah angan-angan lagi.
Keempat, PR menumbuhkan minat anak. PR membantu siswa membangun minat pada subjek
yang membuat mereka lebih baik di kelas. Selain itu, komentar positif guru berfungsi sebagai
dorongan untuk proses belajar mereka. Anak-anak juga belajar untuk mengikuti instruksi yang
datang di setiap tugas. Sebagai hasilnya, mereka mencoba untuk mengeksplorasi lebih banyak
tentang masalah yang membantu mereka mendapatkan yang lebih baik pada proses belajar.
Kelima, PR melatih anak belajar mengatasi masalah. PR terkadang membantu anak untuk
berlatih memecahkan masalah. Jika PR yang diberikan oleh guru mereka di sekolah mempunyai
tingkat kesulitan yang lumayan tinggi, anak ‘dituntut’ untuk berusaha mencari jawaban atas
persoalan tersebut. Ini akan membuat anak terbiasa memecahkan atau mengatasi masalah.
Keenam, PR menjadikan anak terampil mengatur waktu. Mereka akan menggunakan waktunya
seefisien mungkin agar tetap bisa bermain dengan teman-temannya dan akan mencari cara untuk
menyelesaikan PR mereka dengan cepat.
Ketujuh, pemberian PR dapat meningkatkan keterampilan. PR membuat anak akan terbiasa
dengan kegiatan sekolah. Dengan mengerjakan PR, anak-anak belajar untuk mengubah kesalahan
mereka,meningkatkan keterampilan mereka, dan menerapkannya untuk manfaat yang lebih baik.
Selain itu, akan membangun sikap pada siswa untuk mengeksplorasi dan belajar.
Mengulang Pelajaran Di Rumah
Dengan mengerjakan PR anak akan membuka kembali buku pelajaran untuk mengulang
membaca dan mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah.
Melatih Kemandirian
Saat mendapatkan tugas sekolah berupa PR, anak akan berusaha mengerjakan PR-nya
sendiri. Orang tua dapat membatu jika anak mendapatkan kesulitan saat mengerjakan PR
tersebut.
Untuk menyelesaikan PR anak harus memiliki keinginan kuat. Anak mungkin harus
mengulang membaca pelajaran sebelumnya atau mencari referensi tambahan misalnya dari
kamus, ensiklopedi, atlas, dan lain sebagainya.
Melatih Disiplin
Membuat PR sekolah dapat melatih anak untuk berdisiplin. Pada dasarnya PR adalah
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh anak sehingga ia akan berusaha mematuhi instruksi
guru untuk melakukannya dengan sebaik-baiknya.
Melatih Anak Mengatur Jadwal Kegiatan
Anak telah mempunyai aktivitas rutin harian seperti belajar, menonton TV, bermain, les
musik, dan lain sebagainya. Saat diberikan PR untuk dikerjakan di rumah, anak akan belajar
menyesuaikan jadwal kegiatan harian yang ada supaya ia dapat menyelesaikan PR-nya.
3. Memotivasi Anak Memproritaskan Pendidikan
Mengerjakan PR mungkin bukan merupakan aktivitas yang menyenangkan dibandingkan
dengan kegiatan rutin harian lainnya seperti bermain sepeda, menonton TV, latihan musik,
merawat tanaman, dan lain sebagainya. Anak akan berusaha untuk mengerjakan PR karena
sebagai sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi
anak untuk mengutamakan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
Memotivasi Keterlibatan Orangtua dalam Membantu Anak Belajar
Orang tua dapat membimbing anak dalam mengerjakan PR anak. Orangtua dapat
berpartisipasi mengecek pekerjaan rumah anak dan membantu mengajari anak saat ia
mengalami kesulitan. Orangtua juga dapat memantau perkembangan kemampuan anak dan
mengenali kekurangan anak pada pelajaran tertentu sehingga dapat memberikan perhatian
lebih.
Selain dampak positif yang telah diuraikan sebelumnya, pemberian PR yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan siswa jenuh untuk belajar, bosan dengan materi yang
dipelajari dan pada akhirnya berakumulasi menjadi tertekan dan stress. Hal ini tidak
akan terjadi jika guru membuat rancangan tugas yang baik, dengan jumlah soal atau
tugas tidak terlalu banyak tetapi bisa mewakili materi yang telah dipelajari.
Guru perlu mengetahui akan hal ini