Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
PENYEBAB
1. PENYEBAB ANAK MALAS BELAJAR
1.Beban sekolah yang terlalu banyak.
Dalam sehari, anak dicekoki 6-7 pelajaran berbeda yang rata2 diuji secara sangat
superfisial: Menghafal kata demi kata. Ini sangat melelahkan.
2. Sistem mengajar yang tidak menarik atau tidak suka pada pelajaran / guru
Coba diperhatikan, siapa tahu anak malas hanya pada pelajaran tertentu. Jika ya, maka
ini mungkin berhubungan dengan metode mengajar guru yang buruk, anak tak suka
pada pelajaran tersebut atau rasa tak suka pada guru.
3.Anak tersebut bukan anak yang berorientasi akademis.
Tidak semua anak memiliki kemampuan akademis yang tinggi. Yang saya maksud
‘akademis’ di sini adalah pelajaran serius yang mendominasi kurikulum seperti Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, PPKn,dll. Ada anak yang kelak akan
menghabiskan hidup sebagai foto model, pelukis, koreografer, pemain
bola,fotografer,dll. Anak-anak model begini sangat mungkin malas menghabiskan
waktu dengan tekun untuk capek-capek menghafal untuk ulangan, misalnya.
4.Gangguan fisik.
Mungkin ada gangguan pendengaran atau penglihatan. Tentu saja harus dilakukan
observasi dan bahkan pengecekan medis.
5.Masalah keluarga atau problem emosional
Misal, orang tua orang tua hendak bercerai, merasakan bersaing dengan saudara
kandung secara akdamis dan terus-menerus kalah, teman terdekatnya baru pindah ke
sekolah lain,dll.
6.Tak ada panutan
Anak tak punya contoh tentang apa yang dimaksud dengan ‘rajin’. Anak kecil belum
mampu berpikir konkret, mereka butuh contoh nyata untuk hampir semua hal yang
harus mereka lakukan.
2. 7.Orang tua salah bicara saat menasehati anak.
Coba diingat-ingat, pernah ngga bicara,”…Papa Mama tuh kerja biar kamu bisa sekolah.
Jangan kayak Papa dulu, dulu tukang bolos…Suka dipanggil guru…”. Saat bicara,
Bapak/Ibu sudah dalam keadaan punya rumah, mampu berlibur ke Bali, punya mobil 2-
3, misalnya???? Secara sadar atau tidak sadar, mereka akan berpikir,”Ohhh….Bokap
Nyokap gue dulu bandel, malas, sekarang ternyata sukses tuh…Ya udah. Ga papa dong
sekarang gue malas, nanti gue juga berhasil…”. Berhati-hatilah saat bicara.
8.Fasilitas berlebih.
Anak diberi beberapa gadget (HP,IPod,PS,dll) / mainan canggih.
9.Anak tak cocok dengan sekolahnya
Anak pindah ke sekolah baru yang sistem pendidikannya beda padahal dia sudah betah
dengan sistem sebelumnya, misal:Dari sekolah nasional pindah ke sekolah internasional
dan sebaliknya. Hal lain: Apakah dia mengalami bullying ? Bullying, atau olok-olok
baik secara fisik ataupun psikologis, berpotensi bukan hanya menghancurkan area
akademis si anak tapi juga merusak dia secara mental/kejiwaan.
10.Belum tahu cara belajar yang cocok, strategi belajar yang tepat atau lingkungan khas
yang bisa memacu semangat belajarnya
Tipe anak belajar bermacam-macam. Ada anak yang mudah paham jika dia
mendengarkan (audio learner) , ada yang lebih mudah ngerti kalo dikasih lihat gambar
(visual learner),dll. Kemalasan belajar bisa jadi muncul karena anak belajar hanya
dengan cara yang ternyata bukan metode yang cocok dengannya. Ada juga anak yang
baru bisa belajar jika belajar sambil mendengarkan musik atau susah belajar jika ada
orang ngobrol, dll.
11.Lingkungan rumah yang tidak kondusif
Coba dilihat, di mana Bapak/Ibu tinggal? Di perkampungan padat yang berisik padahal
si anak sudah 6 tahun tinggal di perumahan yang tenang sebelumnya sehingga ia biasa
belajar di tempat yang sepi ? Atau pas di sebelah rumah ada warnet ?Atau rumah teman
ngobrolnya hanya berjarak 50 meter dari tempat Bapak/Ibu tinggal dan mereka berdua
tak dibatasi jam bertemunya oleh orang tua sehingga sampai rumah sudah capek? Satu-
satunya cara mengatasi penyebab macam ini adalah mendisiplinkan anak untuk bisa
mengatasi hambatan atau godaan.
3. 12.Terlalu capek
Mis:Jam main terlalu panjang atau terlalu banyak ikut kursus.
13.Kemiskinan
Kemiskinan menyebabkan mereka tak bisa tinggal di rumah yang nyaman. Kemiskinan
mungkin memaksa mereka untuk cari nafkah sepulang sekolah, membuat mereka
minder karena uang sekolah terus ditagih guru di depan kelas atau membuat mereka
tak bisa membeli buku teks (banyak sekolah yang tidak menggunakan buku tulis. Ada
banyak sekali anak yang mampu menerabas keterbatasan ini, dalam arti mereka tetap
bisa rajin kendati situasi amat terbatas, namun harus diakui bahwa keterbatasan ini
bagi banyak anak lainnya sangat mungkin menjadi penyebab mengapa mereka malas
belajar.
Tips atau cara praktis untuk mengatasi anak malas belajar dengan mudah bisa didapat
di buku-buku atau internet. Bagaimanapun, saya yakin bahwa tips tersebut akan sulit
dilakukan secara konsisten jika kita tidak membereskan hal yang sifatnya
fundamental:Kelancaran berkomunikasi yang membuat kita tahu apa keinginan dan
kebutuhan anak, cara berkomunikasi yang membuat anak merasa nyaman dengan
dirinya sendirinya,dengan orang tuanya serta dengan hidupnya secara keseluruhan.
14.Sikap Orang tua
Di masyarakat kita, nilai yang tinggi di sekolah nyatanya masih sangat diagung-
agungkan. Untuk itu para orang tua sangat giat nih menyuruh anak belajar tanpa
mengajarkan kesadaran dan tanggung jawab sebagai pelajar. Dan seringnya, giat
menyuruh ini tidak diiring dengan memberikan perhatian dalam kegiata belajarnya.
Parahnya lagi, kalau nilai si anak jelek, nggak jarang orang tua marah-marah dan
membandingkannya dengan anak lain. Menurut pakar psikologi, sebenarnya hingga
usia Sekolah Dasar jangan diorientasikan pada nilai, tetapi bagaimana membiasakan
anak untuk mampu fokus saat waktunya belajar, berlatih tanggung jawab dan bisa
disiplin terhadap waktu (belajar). Prestasi dalam hidup si kecil nggak hanya diukur dari
berapa nilai yang didapatnya di sekolah, kok. Namun lebih dari bagaimana si anak
tumbuh jadi manusia yang bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Betul?
15. Sikap Guru
Sebagai orang tua, harapan kita tentunya guru bisa menjadi teladan anak dan dengan
kesabarannya mampu menuntun anak dalam berbagai jenjang pendididikan. Namun
yang menjadi pertanyaan, bagaimana sikap guru di sekolah? Apakah mereka sesuai
4. dengan harapan kita? Nggak jarang sikap guru ini yang justru menjadi keluhan para
siswa. Banyak sih penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, guru
yang tidak menguasai materi, atau guru yang lebih senang memberi banyak tugas tanpa
diimbangi dengan cara pengajaran yang efektif.
16. Sikap Teman
Interaksi paling sering yang terjadi dalam keseharian anak adalah bersama teman-
temannya, dan hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku anak di rumah.
Eh, tapi bukan berarti kita bisa menyalahkan teman-temannya saat si kecil ogah belajar,
lho. Interaksi yang meyebabkan suatu keputusan–malas belajar–biasanya bukan dipicu
provokasi dari teman-temannya, namun lebih kepada keputusan bersama saat misalnya
sedang asik bermain. Untuk itu, sebagai orang tua, kita harus pintar mencuri perhatian
si kecil dan teman-temannya. Misalnya nih, waktu sedang asik berpain games, kita
alihkan untuk bermain tapi sambil belajar.
17. Suasana Belajar di Rumah
Sebelumnya ada hal perlu kita sadari sebelum bisa menciptakan suasana belajar yang
nyaman di rumah. Apakah kita tipe pengajar yang baik untuk anak? Karena, sikap kita
sebagai pengajar di rumah sangat memengaruhi suasana belajar anak di rumah. Jika
kita tipe yang mudah terbawa emosi saat mengajar, jangan heran kalau aktivitas belajar
akan jadi mimpi buruk bagi si kecil. Ujung-ujungnya, ya malas belajar. Selain itu, kita
juga harus menerapkan jam belajar yang teratur, dengan begitu si anak sudah terbiasa
dengan pola belajar dan dengan sendirinya tercipta suasana belajar yang nyaman 18.
Sarana Belajar
Faktor sarana ini juga merupakan hal penting nih untuk mendukung kegiatan belajar
anak. Sarana ini bukan berarti harus gadget canggih atau buku mahal, lho. Hal kecil
seperti meja belajar atau alat tulis yang memadai sudah cukup kok menunjang sarana
belajar. Mungkin untuk memotivasi minat belajar anak, alat tulis yang disediakan
berwarna-warni sesuai minat anak.
5. PENYEBAB ANAK MALAS BELAJAR
DISUSUN OLEH:
IIN PUSPITASARI
IIS ANRIFATMA WATI F.
NUR RAHMAWATI SUBUH
NURMIN AL-HIJA