1. Filsafat membantu memahami diri sendiri, dunia, dan ilmu pengetahuan melalui pertanyaan-pertanyaan mendasar secara multi dimensi.
2. Belajar dari para filsuf membuka cakrawala berpikir baru dan memecahkan masalah secara kreatif dan logis.
3. Filsafat melatih berpikir rasional, sistematis, kritis, dan analitis.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
1. Kelompok 1
1. Arif Muhammad Syukron (213-14-096)
2. Tika Yuliani (213-14-172)
3. Nurul Azizah (213-14-235)
2. Filsafat adalah ilmu penegtahuan yang
menyelidiki hakikat akan segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran dan ilmu pengetahuan
tentang hakikat menanyakan apa hakikat atau
inti sari dari segala sesuatu.
Sedangkan filsafat ilmu merupakan suatu
bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi
ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan
pada seluruh pengalaman manusia.
3. 1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan
atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
3. Menambah pandangan dan cakrawala yang
lebih luas agar tidak berfikir dan bersikap
sempit maupun tertutup.
4. 4. Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut
serta menyusun hasil pikiran tersebut secara
sistematis.
5. Menjadikan manusia lebih taat kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
6. Memberikan ajaran tentang moral dan etika
yang berguna dalam kehidupan.
7. Dan menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik,
hukum dan sebagainya.
5. 1. Fakta atau Kenyataan
Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang
beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis
yang melandasinya.
a. Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang
nyata bila ada korespondensi antara yang sensual
satu dengan sensual lainnya.
b. Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini.
c. Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata,
bila ada koherensi antara empirik dengan skema
rasional
6. d. Realisme-metafisik berpendapat bahwa
sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara
empiri dengan obyektif.
e. Pragmatisme memiliki pandangan bahwa
yang ada itu yang berfungsi.
7. a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian
atau keharmonisan antara sesuatu yang lain
dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik
berupa skema, sistem, atau pun nilai.
b. Kebenaran korespondensi
Berfikir benar korespondensial adalah berfikir
tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu lain.
8. c. Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan
segalanya dalam tampilan aktual dan
menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik
yang praktis yang teoritik, maupun yang
filosofik, orang mengetengahkan kebenaran
tampilan aktual.
d. Kebenaran pragmatic
Yang benar adalah yang konkret, yang
individual dan yang spesifik dan memiliki
kegunaan praktis.
9. e. Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi
banyak konsep kompleks, yang merentang dari
yang subyektif individual sampai yang obyektif.
f. Kebenaran struktural paradigmatic
Sesungguhnya kebenaran struktural
paradigmatik ini merupakan perkembangan dari
kebenaran korespondensi.
10. Fungsi ilmu adalah menjelaskan,
memprediksi proses dan produk yang akan
datang, atau memberikan pemaknaan.
Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan
sebagai konfirmasi absolut atau probalistik.
4. Logika inferensi
Menurut kamus besar logika adalah jalan
berfikir yang masuk akal sedangkan inferensi
adalah kesimpulan. Jadi logika inferensi
merupakan cara berfikir dengan akal yang
sehat untuk memperoleh kesimpulan.
11. Dalam filsafat, maka rasa ingin tahu itu akan
selalu muncul dalam diri kita. Adapun yang dicari
dalam filsafat adalah kebenaran. Demikian juga,
ilmu pengetahuan dan agama. Kebenaran dalam
filsafat dan ilmu pengetahuan yaitu kebenaran
akal. Sedangkan kebenaran menurut agama
adalah kebenaran wahyu. Meskipun filsafat dan
ilmu pengetahuan itu mencari kebenaraan akal,
namun hasil yang diperoleh juga beragam.
12. Terdapat beragam agama, yang masing-
masing mempunyai peraturan dan yang
pastinya mengajarkan kebenaran. Dalam
agama tersebut, yang penting adalah
bagaimana agar aliran yang bermacam-macam
dalam filsafat dan ilmu pengetahuan itu tidak
saling bertabrakan satu dengan lain.
Harapannya adalah dapat saling membantu
dan bekerjasama.
13. Berfikir secara filosofis adalah berfikir
dengan sistematis dan ketat, dengan
mempertimbangkan penalaran atau penarikan
kesimpulan secara hati-hati. Berpikir filosofis
menuntut kejelasan, keruntutan, konsistensi
dan sistematika. Ciri berpikir konsistensi
maksudnya adalah berpikir secara filsafat itu
yang runtut atau konsisten antara satu gagasan
(pernyataan bahkan proporsi) dengan gagasan
yang lain.
14. Sedangkan sistematik disini maksudnya
adalah berpikir meengikuti aturan atau alur
(sistem) tertentu. Di samping itu, berpikir
filosofis juga ditandai dengan sifat pemikiran
yang menyeluruh (komprehensif) yang artinya
melihat sesuatu secara tidak terpisah.
Berpikir secara filosofis itu adalah
memberikan penjelasan tentang dunia, tentang
manusia, tentang segala sesuatu termasuk
tentang bagaimana cara manusia tersebut
mengetahui.
15. 1. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat
segala sesuatu secara multi dimensi.
2. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk
mengerti tentang diri sendiri dan dunia, ilmu
ini akan membantu memahami diri dan
sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.
16. 3. Belajar dari para ffilsuf lewat karya-karya besar
mereka, kita akan semakin tahu betapa besarnya
filsafat dalam mempengaruhi perkembangan ilmu
penegtahuan, pendidikan, agama, karya seni,
pemerintahan, dan bidan-bidang lainnya.
4. Filsafat memabntu untuk dapat berpikir rasional,
membangun cara berpikir yang luas dan mendalam
dengan integral dan koheren, serta dengan
sistematis, metode kritis, analitis, dan logis.
5. Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang
baru, ide-ide yang lebih kreatif dalam memecahkan
setiap persoalan lmelalui penalaran secara logis,
tindakan, dan pemikiran yang koheren, juga penilaian
argument dan asumsi secara kritis.