2. Isitilahnya berasal dari Yunani, axio yang
berarti nilai dan logos yang berarti ilmu atau
tori. Jadi aksiologi adalah ‘teori tentang nilai’.
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu
kepada permasalahan etika dan estetika.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat nilai yang umumnya
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
3. Objek aksiologis, memuat pemikiran tentang
masalah nilai-nilai termasuk nilai tinggi dari
Tuhan.
Aksiologi memberikan jawaban atas beberapa
pertanyaan berikut:
◦ untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan?
◦ Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut
dengan kaidah-kaidah moral?
◦ Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral?
◦ Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan oprasional metode ilmiah dengan norma-
norma atau profesional?
4. Etika sebagai kajian tentang hakikat moral dan
keputusan (kegiatan menilai). Kegiatan moral
telah dibangun berdasarkan toleransi atau
ketidakpastian.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti;
pertama etika merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap
perbuatan-perbuatan manusia. kedua,
merupakan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan
atau manusia-manusia lain.
5. Objek formal etika meliputi norma-norma
kesusuilaan manusia, dan mempelajari tingkah
laku manusia baik buruknya.
Nilai itu subjektif apabila subjek sangat berperan
dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi
tolak ukur segalanya atau eksistensinya,
maknanya dan validitasnya tergantung pada
reaksi subjek melakukan penilaian tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat fisik atau
psikis.
Nilai itu objektif; Objektivisme ini beranggapan
pada tolak ukur suatu gagasan berada pada
objeknya.
6. Estetika merupakan cabang filsafat yg mengkaji
tentang hakikat indah dan buruk
Sifat-sifat dasar mengandung: pembenaran,
sistematik, dan intersubjektif
7. Universal, berarti berlaku umum, lintas ruang
dan waktu.
Ternyata sifat universal mempunyai keterbatasan.
Keterbatasan sifat ini lebih nyata lagi pada ilmu-
ilmu sosail. Ada perbedaan antara karakter
universal ilmu-ilmu sosial dengan karakter ilmu
universal ilmu-ilmu eksakta, misalnya antara
ilmu sejarah dan mekanika. Maka keterbatasan
sifat universal berkaitan dengan karakter
universalnya.
Dapat dikomunikasikan
Progresif, dapat diartikan adanya kemajuan,
perkembangan atau peningkatan.
8. A.Susanto.2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian
dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara.