Teks tersebut membahas tentang falsafah kesatuan ilmu. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa falsafah adalah ilmu yang menelaah segala sesuatu secara mendasar menggunakan akal dan pikiran untuk mencari hakikatnya. Falsafah juga berperan sebagai pendobrak pemikiran dan pembimbing manusia untuk berpikir lebih kritis. Falsafah ilmu membahas hubungan antara falsafah dan ilmu s
1. ARTIKEL
FALSAFAH KESATUAN ILMU
Di susun untuk memenuhi tugas mandiri Filsafat Kesatuan Ilmu
yang dibimbing oleh Dr. Khoirul Anwar, M.Ag
Oleh :
SITI YULIANA
2205056041
PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
2. Falsafah Kesatuan Ilmu
1. Pengertian Filsafat
Istilah falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philo
artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya
kebijaksanaan, sehingga philo shiopia berarti cinta akan kebijaksanaan. Dalam istilah
Yunani, shopia memiliki makna yang luas, yaitu bukan hanya sekedar kebijaksanaan
pikiran, melainkan juga kebijakan yang bersifat praktis, dan dimaknai sebagai:
pengetauan, kebenaran, akal sehat serta kearifan. Kata filsafat pertama kali digunakan
oleh Pyhthagoras, yang dalam sebuah pengakuannya ia menyatakan bahwa dirinya
adalah seorang Philosophos, pecinta kebijaksanaan. Penggunaan istilah filosof atau
filusuf sebagai orang yang berfilsafat berangkat dari pernyataan Phitagoras tersebut.1
Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-
Farabi mengartikan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari
segala yang ada (ilmu itu ada, dengan kehidupan yang ada). Ibnu Rusyid mengartikan
filsafat sebagai ilmu yang perlu dikaji oleh manusia karena memiliki akal. Immanuel
Kant mengartikan bahwa filsafat sebagi ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan yang ada didalamnya mencakup masalah epistimologi yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui. Menurut Aristoteles, filsafat sebagai ilmu yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi politik, dan estetika. Adapun Rene Descartes berpendaoat bahwa filsafat
sebagai kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikannya2
.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang
menelaah segala sesuatu yang ada secara mendasar dan mendalam dengan
menggunakan akal dan pikiran sampai pada hakiktnya. Filsafat bukannya
mempersoalkan gejala atau fenomena yang ada melainkan mencari hakikat dari
fenomena tersebut dengan kata lain filsafat adalah pangkal dari segala ilmu yang ada
dalam akal dan pemikiran manusia. Filsafat dianggap sebagai induk dari segala ilmu,
walaupun dalam perkembngannya, filsafat dan ilmu(sains) memiliki kekhasan dan
metode masing-masing.
1
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010)
2
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
3. 2. Fungsi Filsafat
Filsafat memang abstrak, namun bukan berarti filsafat sama sekali tidak ada
hubungan apa pun dengan kehidupan nyata sehari-hari. Filsafat merupakan suatu upaya
berpikir yang jelas tentang kenyataan yang ada, upaya ini menghasilkan peranan bagi
manusia. Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak
keterjungkungan pikiran manusia. Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai
pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir
lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia
bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan. 3
Dalam menjalankan perannya, filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran yang asli dan murni.
Tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak seperti agama yang menyadarkaan diri
dan mengajarkan kepatuhan, filsafat menyadarkan diri dan mengendalikan kemampuan
berpikir kritis. Secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat adalah:
1. Filsafat menolong pendidik, membangun diri sendiri mengunakan pikiran yang
lebih mendakam, mengalami dan menyadari kerohanian kita.
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoaln-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari
akunsentrisme (dalam segalahal yang hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan pribadi).
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri dan mempunyai pendirian,
sehingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, menyeleksi akan pandangan umum,
percaya akan setiap berita dalam surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa
yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan
cita-cita mencari kebenaran.
3
Eka Martini, Filsafat Umum. (Palembang: Noer Fikri Offset, 2012)
4. 5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk diri sendiri(terutama dalam etika)
maupun untuk imu-ilmu pengetahuan lainnya. Seprti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebaigainya.4
3. Hubungan Filsafat dan Ilmu
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi ilmu merupakan
rangkuman dari sekumpulan pengetehuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
secara sistematik dapat diuji dengan seperrangkat metode yang diakui oleh bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan merupakan
produk dari epistemologi.5
Ilmu merupakan sebuah pemikiran manusia dalam menjawab persoalan yang
dapat kita ketahui. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya
kita harus mengerti apakah hakekat ilmu sebenarnya. Seperti Bahasa Prancis “mengerti
berarti memaafkan segalanya”. Tujuan utama kegiatan keilmuan adalah mencari
pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas, dan
sebagainya. Dari pendapat tentang ilmu tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah
Sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu sistematik,
rasioal, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif.
Dalam perkembangannya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan
sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami
spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah
menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu dalah
bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu
bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat
relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). Hubungan filsafat dengan ilmu
dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
A. Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu. (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2010)
5
C.A. Van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan
Filsafat Ilmu itu?. (Bandung: Pustaka Sutra, 2008)
5. 1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu
objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/ pemahaman lebih dalam dengan
menunjukkan sebab sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-
sebab, tetapi yang tak begitu mendalam.
3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan
mengkoordinasikannya.
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya
berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.
4. Pendekatan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah perkembangan ilmu
bertujuan: Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi,
menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan rasional agar dapat dipahami dan digunakan
secara umum.6
Pendekatan dalam disiplin ilmu yang disebut filsafat ilmu akan lebih mudah dipahami
arti pengertian bila diajukan pandangan tentang pokok masalah, yaitu tentang permasalahan
filsafat yang berarti hubungan antara filsafat dan ilmu. Pendekatannya antara lain:
1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penarikan kesimpulan
dalam pendekatan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang secara
sederhana digambarkan dalam penyusunan dua buah pernyataan (premis mayor dan
premis minor) dan sebuah kesimpulan.
2. Pendekatan Induktif
6
Ibid, hal. 52
6. Pendekatan Induktif merupakan pendekatan yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke hal umum. Metode berpikir induktif merupakan cara
berpikir yang dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Oleh karena itu, penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang khusus dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum.
3. Pendekatan Rasionalisme
Rasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan rasio. Paham ini
beranggapan bahwa prinsip-prinsip dasar keilmuan bersumber dari rasio manusia.
Berpikir inilah yang membentuk pengetahuan. Karena hanya manusia yang berpikir,
maka hanya manusia yang mempunyai pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia berbuat dan menentukan tindakannya. Berbeda pengetahuan, berbeda pula
laku perbuatan dan tindakannya. Rasionalisme juga bisa diartikan sebagai doktrin
filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian,
logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran
agama.
4. Pendekatan Empirisme
Empirisme merupakan suatu paham yang mengutamakan pengalaman. Empirisme
adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal
dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
5.Objek Kajian Filsafat Ilmu
Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan
atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode,
dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo adalah sesuatu yang merupakan
7. bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. 7
Menurut Noeng Muhadjir objek
studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu:8
1. Objek Material
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan
kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua
disiplin ilmu. Menurut Surajiyo objek material adalah suatu bahan yang menjadi
tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal
yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material
mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak.
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta
telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi objek
formal substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formal
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Objek formal adalah sosok objek material yang
dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain
kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang benar.9
Kesimpulan
Filsafat Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat
dibutuhkan dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan substansi karena
dengan filsafatlah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal
bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari filsafat ilmu
sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah
tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
7
Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
8
Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2011)
9
Arif Rohman, Rukiyati, dan L. Andriani, Op. Cit., hlm 20
8. adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan bukan
sebaliknya.
Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian
tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna
mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana
filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan
dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha
menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan
langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap
berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang
dicari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmoro Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Per
Ihsan, A. Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Renika Cipta
Martini, Eka, 2012, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri Offset
Noeng Muhadjir. 2011. Filsafat ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
Peursen, Vax, C.A. 2008. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Offset
Surajiyo. 2007. Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksarara