SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ARTIKEL
FALSAFAH KESATUAN ILMU
Di susun untuk memenuhi tugas mandiri Filsafat Kesatuan Ilmu
yang dibimbing oleh Dr. Khoirul Anwar, M.Ag
Oleh :
SITI YULIANA
2205056041
PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
Falsafah Kesatuan Ilmu
1. Pengertian Filsafat
Istilah falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philo
artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya
kebijaksanaan, sehingga philo shiopia berarti cinta akan kebijaksanaan. Dalam istilah
Yunani, shopia memiliki makna yang luas, yaitu bukan hanya sekedar kebijaksanaan
pikiran, melainkan juga kebijakan yang bersifat praktis, dan dimaknai sebagai:
pengetauan, kebenaran, akal sehat serta kearifan. Kata filsafat pertama kali digunakan
oleh Pyhthagoras, yang dalam sebuah pengakuannya ia menyatakan bahwa dirinya
adalah seorang Philosophos, pecinta kebijaksanaan. Penggunaan istilah filosof atau
filusuf sebagai orang yang berfilsafat berangkat dari pernyataan Phitagoras tersebut.1
Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-
Farabi mengartikan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari
segala yang ada (ilmu itu ada, dengan kehidupan yang ada). Ibnu Rusyid mengartikan
filsafat sebagai ilmu yang perlu dikaji oleh manusia karena memiliki akal. Immanuel
Kant mengartikan bahwa filsafat sebagi ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan yang ada didalamnya mencakup masalah epistimologi yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui. Menurut Aristoteles, filsafat sebagai ilmu yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi politik, dan estetika. Adapun Rene Descartes berpendaoat bahwa filsafat
sebagai kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikannya2
.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang
menelaah segala sesuatu yang ada secara mendasar dan mendalam dengan
menggunakan akal dan pikiran sampai pada hakiktnya. Filsafat bukannya
mempersoalkan gejala atau fenomena yang ada melainkan mencari hakikat dari
fenomena tersebut dengan kata lain filsafat adalah pangkal dari segala ilmu yang ada
dalam akal dan pemikiran manusia. Filsafat dianggap sebagai induk dari segala ilmu,
walaupun dalam perkembngannya, filsafat dan ilmu(sains) memiliki kekhasan dan
metode masing-masing.
1
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010)
2
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
2. Fungsi Filsafat
Filsafat memang abstrak, namun bukan berarti filsafat sama sekali tidak ada
hubungan apa pun dengan kehidupan nyata sehari-hari. Filsafat merupakan suatu upaya
berpikir yang jelas tentang kenyataan yang ada, upaya ini menghasilkan peranan bagi
manusia. Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak
keterjungkungan pikiran manusia. Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai
pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir
lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia
bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan. 3
Dalam menjalankan perannya, filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran yang asli dan murni.
Tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak seperti agama yang menyadarkaan diri
dan mengajarkan kepatuhan, filsafat menyadarkan diri dan mengendalikan kemampuan
berpikir kritis. Secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat adalah:
1. Filsafat menolong pendidik, membangun diri sendiri mengunakan pikiran yang
lebih mendakam, mengalami dan menyadari kerohanian kita.
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoaln-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari
akunsentrisme (dalam segalahal yang hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan pribadi).
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri dan mempunyai pendirian,
sehingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, menyeleksi akan pandangan umum,
percaya akan setiap berita dalam surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa
yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan
cita-cita mencari kebenaran.
3
Eka Martini, Filsafat Umum. (Palembang: Noer Fikri Offset, 2012)
5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk diri sendiri(terutama dalam etika)
maupun untuk imu-ilmu pengetahuan lainnya. Seprti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebaigainya.4
3. Hubungan Filsafat dan Ilmu
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi ilmu merupakan
rangkuman dari sekumpulan pengetehuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
secara sistematik dapat diuji dengan seperrangkat metode yang diakui oleh bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan merupakan
produk dari epistemologi.5
Ilmu merupakan sebuah pemikiran manusia dalam menjawab persoalan yang
dapat kita ketahui. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya
kita harus mengerti apakah hakekat ilmu sebenarnya. Seperti Bahasa Prancis “mengerti
berarti memaafkan segalanya”. Tujuan utama kegiatan keilmuan adalah mencari
pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas, dan
sebagainya. Dari pendapat tentang ilmu tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah
Sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu sistematik,
rasioal, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif.
Dalam perkembangannya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan
sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami
spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah
menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu dalah
bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu
bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat
relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). Hubungan filsafat dengan ilmu
dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
A. Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu. (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2010)
5
C.A. Van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan
Filsafat Ilmu itu?. (Bandung: Pustaka Sutra, 2008)
1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu
objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/ pemahaman lebih dalam dengan
menunjukkan sebab sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-
sebab, tetapi yang tak begitu mendalam.
3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan
mengkoordinasikannya.
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya
berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.
4. Pendekatan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah perkembangan ilmu
bertujuan: Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi,
menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan rasional agar dapat dipahami dan digunakan
secara umum.6
Pendekatan dalam disiplin ilmu yang disebut filsafat ilmu akan lebih mudah dipahami
arti pengertian bila diajukan pandangan tentang pokok masalah, yaitu tentang permasalahan
filsafat yang berarti hubungan antara filsafat dan ilmu. Pendekatannya antara lain:
1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penarikan kesimpulan
dalam pendekatan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang secara
sederhana digambarkan dalam penyusunan dua buah pernyataan (premis mayor dan
premis minor) dan sebuah kesimpulan.
2. Pendekatan Induktif
6
Ibid, hal. 52
Pendekatan Induktif merupakan pendekatan yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke hal umum. Metode berpikir induktif merupakan cara
berpikir yang dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Oleh karena itu, penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang khusus dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum.
3. Pendekatan Rasionalisme
Rasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan rasio. Paham ini
beranggapan bahwa prinsip-prinsip dasar keilmuan bersumber dari rasio manusia.
Berpikir inilah yang membentuk pengetahuan. Karena hanya manusia yang berpikir,
maka hanya manusia yang mempunyai pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia berbuat dan menentukan tindakannya. Berbeda pengetahuan, berbeda pula
laku perbuatan dan tindakannya. Rasionalisme juga bisa diartikan sebagai doktrin
filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian,
logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran
agama.
4. Pendekatan Empirisme
Empirisme merupakan suatu paham yang mengutamakan pengalaman. Empirisme
adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal
dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
5.Objek Kajian Filsafat Ilmu
Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan
atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode,
dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo adalah sesuatu yang merupakan
bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. 7
Menurut Noeng Muhadjir objek
studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu:8
1. Objek Material
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan
kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua
disiplin ilmu. Menurut Surajiyo objek material adalah suatu bahan yang menjadi
tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal
yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material
mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak.
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta
telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi objek
formal substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formal
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Objek formal adalah sosok objek material yang
dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain
kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang benar.9
Kesimpulan
Filsafat Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat
dibutuhkan dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan substansi karena
dengan filsafatlah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal
bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari filsafat ilmu
sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah
tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
7
Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
8
Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2011)
9
Arif Rohman, Rukiyati, dan L. Andriani, Op. Cit., hlm 20
adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan bukan
sebaliknya.
Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian
tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna
mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana
filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan
dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha
menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan
langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap
berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang
dicari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmoro Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Per
Ihsan, A. Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Renika Cipta
Martini, Eka, 2012, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri Offset
Noeng Muhadjir. 2011. Filsafat ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
Peursen, Vax, C.A. 2008. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Offset
Surajiyo. 2007. Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksarara

More Related Content

Similar to FILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptEFENDIDIANSYAH
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfRoida1
 
Hakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmuHakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmuIkramComputer
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatyudiyunika
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxNela Nahda
 
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideKelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideRinda Fn
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxMichelle943061
 
Ppt hasbi filsafat olahraga
Ppt hasbi filsafat olahragaPpt hasbi filsafat olahraga
Ppt hasbi filsafat olahragaHasbi Asshiddiqi
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptheri146962
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriDimasBimaAndika
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...triadimurwanto
 

Similar to FILSAFAT ILMU (20)

FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Etika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafatEtika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafat
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
 
Science and Knowledge
Science and KnowledgeScience and Knowledge
Science and Knowledge
 
Hakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmuHakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmu
 
36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafat
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideKelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Ppt hasbi filsafat olahraga
Ppt hasbi filsafat olahragaPpt hasbi filsafat olahraga
Ppt hasbi filsafat olahraga
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

FILSAFAT ILMU

  • 1. ARTIKEL FALSAFAH KESATUAN ILMU Di susun untuk memenuhi tugas mandiri Filsafat Kesatuan Ilmu yang dibimbing oleh Dr. Khoirul Anwar, M.Ag Oleh : SITI YULIANA 2205056041 PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2022
  • 2. Falsafah Kesatuan Ilmu 1. Pengertian Filsafat Istilah falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philo artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan, sehingga philo shiopia berarti cinta akan kebijaksanaan. Dalam istilah Yunani, shopia memiliki makna yang luas, yaitu bukan hanya sekedar kebijaksanaan pikiran, melainkan juga kebijakan yang bersifat praktis, dan dimaknai sebagai: pengetauan, kebenaran, akal sehat serta kearifan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pyhthagoras, yang dalam sebuah pengakuannya ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Philosophos, pecinta kebijaksanaan. Penggunaan istilah filosof atau filusuf sebagai orang yang berfilsafat berangkat dari pernyataan Phitagoras tersebut.1 Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al- Farabi mengartikan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada (ilmu itu ada, dengan kehidupan yang ada). Ibnu Rusyid mengartikan filsafat sebagai ilmu yang perlu dikaji oleh manusia karena memiliki akal. Immanuel Kant mengartikan bahwa filsafat sebagi ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang ada didalamnya mencakup masalah epistimologi yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui. Menurut Aristoteles, filsafat sebagai ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika. Adapun Rene Descartes berpendaoat bahwa filsafat sebagai kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya2 . Jadi bisa kita simpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah segala sesuatu yang ada secara mendasar dan mendalam dengan menggunakan akal dan pikiran sampai pada hakiktnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala atau fenomena yang ada melainkan mencari hakikat dari fenomena tersebut dengan kata lain filsafat adalah pangkal dari segala ilmu yang ada dalam akal dan pemikiran manusia. Filsafat dianggap sebagai induk dari segala ilmu, walaupun dalam perkembngannya, filsafat dan ilmu(sains) memiliki kekhasan dan metode masing-masing. 1 Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010) 2 Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
  • 3. 2. Fungsi Filsafat Filsafat memang abstrak, namun bukan berarti filsafat sama sekali tidak ada hubungan apa pun dengan kehidupan nyata sehari-hari. Filsafat merupakan suatu upaya berpikir yang jelas tentang kenyataan yang ada, upaya ini menghasilkan peranan bagi manusia. Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkungan pikiran manusia. Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan. 3 Dalam menjalankan perannya, filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran yang asli dan murni. Tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak seperti agama yang menyadarkaan diri dan mengajarkan kepatuhan, filsafat menyadarkan diri dan mengendalikan kemampuan berpikir kritis. Secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat adalah: 1. Filsafat menolong pendidik, membangun diri sendiri mengunakan pikiran yang lebih mendakam, mengalami dan menyadari kerohanian kita. 2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoaln-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari akunsentrisme (dalam segalahal yang hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan pribadi). 4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri dan mempunyai pendirian, sehingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, menyeleksi akan pandangan umum, percaya akan setiap berita dalam surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. 3 Eka Martini, Filsafat Umum. (Palembang: Noer Fikri Offset, 2012)
  • 4. 5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk diri sendiri(terutama dalam etika) maupun untuk imu-ilmu pengetahuan lainnya. Seprti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebaigainya.4 3. Hubungan Filsafat dan Ilmu Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi ilmu merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetehuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan secara sistematik dapat diuji dengan seperrangkat metode yang diakui oleh bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan merupakan produk dari epistemologi.5 Ilmu merupakan sebuah pemikiran manusia dalam menjawab persoalan yang dapat kita ketahui. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakekat ilmu sebenarnya. Seperti Bahasa Prancis “mengerti berarti memaafkan segalanya”. Tujuan utama kegiatan keilmuan adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas, dan sebagainya. Dari pendapat tentang ilmu tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah Sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu sistematik, rasioal, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif. Dalam perkembangannya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu dalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). Hubungan filsafat dengan ilmu dapat dirumuskan sebagai berikut: 4 A. Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu. (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2010) 5 C.A. Van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu?. (Bandung: Pustaka Sutra, 2008)
  • 5. 1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. 2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/ pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan sebab sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab- sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. 3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan mengkoordinasikannya. 4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri. 4. Pendekatan Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah perkembangan ilmu bertujuan: Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan rasional agar dapat dipahami dan digunakan secara umum.6 Pendekatan dalam disiplin ilmu yang disebut filsafat ilmu akan lebih mudah dipahami arti pengertian bila diajukan pandangan tentang pokok masalah, yaitu tentang permasalahan filsafat yang berarti hubungan antara filsafat dan ilmu. Pendekatannya antara lain: 1. Pendekatan Deduktif Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penarikan kesimpulan dalam pendekatan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan dalam penyusunan dua buah pernyataan (premis mayor dan premis minor) dan sebuah kesimpulan. 2. Pendekatan Induktif 6 Ibid, hal. 52
  • 6. Pendekatan Induktif merupakan pendekatan yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke hal umum. Metode berpikir induktif merupakan cara berpikir yang dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Oleh karena itu, penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang khusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. 3. Pendekatan Rasionalisme Rasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan rasio. Paham ini beranggapan bahwa prinsip-prinsip dasar keilmuan bersumber dari rasio manusia. Berpikir inilah yang membentuk pengetahuan. Karena hanya manusia yang berpikir, maka hanya manusia yang mempunyai pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia berbuat dan menentukan tindakannya. Berbeda pengetahuan, berbeda pula laku perbuatan dan tindakannya. Rasionalisme juga bisa diartikan sebagai doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. 4. Pendekatan Empirisme Empirisme merupakan suatu paham yang mengutamakan pengalaman. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. 5.Objek Kajian Filsafat Ilmu Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode, dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo adalah sesuatu yang merupakan
  • 7. bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. 7 Menurut Noeng Muhadjir objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu:8 1. Objek Material Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua disiplin ilmu. Menurut Surajiyo objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak. 2. Objek Formal Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi objek formal substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formal instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Objek formal adalah sosok objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang benar.9 Kesimpulan Filsafat Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat dibutuhkan dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan substansi karena dengan filsafatlah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan 7 Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2017) 8 Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2011) 9 Arif Rohman, Rukiyati, dan L. Andriani, Op. Cit., hlm 20
  • 8. adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan bukan sebaliknya. Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari. DAFTAR PUSTAKA Asmoro Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Per Ihsan, A. Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Renika Cipta Martini, Eka, 2012, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri Offset Noeng Muhadjir. 2011. Filsafat ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin Peursen, Vax, C.A. 2008. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset Surajiyo. 2007. Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksarara