Filsafat adalah kegiatan berpikir secara mendalam, kritis, dan sistematis untuk mencari kebenaran tentang segala sesuatu. Obyek kajian filsafat meliputi manusia, alam semesta, dan agama yang dipelajari dari berbagai perspektif. Terdapat berbagai cabang dan pendekatan dalam mempelajari filsafat.
2. Pengantar Filsafat
• Apakah mungkin manusia berhenti berpikir? Tak ada yang
dipikirkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya tidak, karena
manusia itu makhluk yang gemar bertanya dan selalu
mencari terus menerus jawaban yang benar atau yang
dianggap benar.
• Manusia itu makhluk yang cenderung dan mencintai
kebenaran itulah awal dari arti filsafat atau Philoshopia
yang merupakan rangkaian dari asal kata “Philos atau
philein” dan “Shopia atau sofein” yang memiliki arti
“mencintai kebijaksanaan/ kebenaran”
3. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan dan hasil berpikir
dengan perenungan mendalam, radikal, kritikal dan sistematik
untuk memperoleh pengetahuan yang hakiki dari segala sesuatu
Secara etimologi (philein/Philo = cinta, sofia=kebijaksanaan)
3
4. Arti praktis filsafat
• Filsafat adalah alam berfikir atau alam pikiran, berfilsafat
adalah berfikir.
• Langeveld berpendapat bahwa filsafat adalah suatu
perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam
secara sistematis sampai ke akar-akarnya.
• Sebuah wacana atau perbincangan mengenai segala hal
secara sistematis sampai konsekwensi terakhir bertujuan
menemukan hakekatnya (kebenaran, kebaikan dan
keindahan).
5. Penjelasan Definisi Filsafat
• Bahwa filsafat memiliki ciri kegiatan berupa pembicaraan yang
mengandalkan pada pemikiran, tanpa verifikasi uji empiris.
“Perbincangan dengan menutup mata” kata Martinus Antonius
Weselinus (MAW) Brouwer, artinya keputusan atau pendapat filsafat
tidak perlu didasari bukti kebenaran, baik melalui ekperimentasi
maupun pencarian data lapangan.
• Bahwa apa yang dibicarakan (materi) filsafat adalah segala hal yang
menyangkut keseluruhan sarwa yang ada sehingga disebut
perbincangan universal. Tidak ada yang tidak dibicarakan oleh
filsafat. Ada atau tidak ada permasalahan, semua diperbincangkan
oleh filsafat.
6. • Perbincangan filsafat dilakukan secara teratur menurut sistem
yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti.
Perbincangan tersebut tepat atau tidak dapat diikuti dan diuji
oleh orang lain.
• Perbincangan sampai ke akar-akarnya permasalahan, sampai
pada konsekwensinya yang terakhir, yang merupakan ciri khas
berfikir filsafat. Kalau ilmu bertitik tolak dari asumsi (keyakinan
filsafati) maka filsafat membangun atau memperbincangkan
asumsi tersebut.
7. Pythagoras menyebut dirinya philosophos “lover of
wisdom”
Encyclopedia Britannica “ philosophy is derived from
the composite greek noun philosophia means the love
of pursuit wisdom”
Clarence I. Lewis, filsafat merupakan suatu proses
refleksi dari bekerjanya akal yang bersifat
kontemplatif, yang tidak dibarengi dengan observasi
empirik maupun pengujian empirik
8. DEFINISI-
DEFINISI (1)
• Sokrates dan Plato (427 – 347 SM), filsafat
adalah pengetahuan tentang segala
sesuatu yang ada.
• Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, di dalamnya terkandung ilmu:
matematika, logika, retorika, etika,
politik, ekonomi, estetika. Dalam hal ini
filsafat menyelidiki sebab dan azas segala
sesuatu
• Marcus T. Cicero (106 – 43 SM), filsafat
adalah pengetahuan tentang sesuatu yang
maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
8
9. 9
DEFINISI-DEFINISI (2)
• Al Farabi (950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
• Imanuel Kant (1724 – 1804 M), filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup (misalnya):
• apakah yang dapat kita ketahui? dijawab oleh metafisika,
• apakah yang dapat kita kerjakan? dijawab oleh etika,
• sampai dimanakah pengaharapan kita? dijawab oleh
antropologi.
10. TUGAS DAN DEFINISI UMUM FILSAFAT 10
Tugas filsafat bukanlah
menjawab pertanyaan
kita, namun
mempersoalkan
jawaban yang diberi
oleh kita (Socrates).
Filsafat adalah ilmu
yang mempelajari
dengan sungguh-
sungguh hakikat
kebenaran segala
sesuatu.
11. • Ciri pemikiran filsafat:
1. Universal (manusia, keadilan, kebebasan dsb)
2. Tidak faktual, membuat dugaan yang masuk
akal (spekulatif) mengenai sesuatu dengan
tidak berdasarkan bukti
3. Bersangkutan dengan nilai
4. Berkaitan dengan arti, penggunaan kalimat
yang logis dan bahasa yang tepat
12. Ciri-ciri Berpikir Filsafat
Radikal; sampai ke
akar persoalan
Kritis; tanggap thd
persoalan yg
berkembang
Rasional; sejauh
dpt dijangkau akal
manusia
Reflektif;
mencerminkan
pengalaman
pribadi.
Konseptual; hasil
konstruksi
pemikiran
Koheren; runtut,
berurutan.
Konsisten; berpikir
lurus/tdk
berlawanan.
Sistematis; saling
berkaitan.
Metodis; ada cara
utk memperoleh
kebenaran.
Komprehensif;
menyeluruh
Bebas &
bertanggungjawab
13. Tujuan Filsafat
•Tujuan filsafat adalah mencari, menggali
dan mengumpulkan pengetahuan sebanyak
mungkin, mengajukan kritik dan menilai
pengetahuan ini, menemukan hakekatnya
dan mengaturnya dalam bentuk yang
sistematis
14. Obyek Filsafat
•Obyek filsafat adalah segala sesuatu yang
ada, baik yang secara kongkrit dapat
diamati, maupun yang hanya dapat
ditangkap atau diketahui dengan berpikir
secara abstrak
15. OBYEK MATERIAL FILSAFAT
Mengungkapkan pengembangan manusia sebagai
materi (bahan) yang dikupas/dipelajari. Obyek
material ini dipelajari juga oleh berbagai sudut
(ilmu), misal: fisika, sejarah, agama dan sastra.
Obyek material filsafat ilmu:
manusia, dunia, dan akhirat
15
16. OBYEK FORMAL FILSAFAT
mempelajari “berbagai sudut (ilmu)” obyek formal
ialah cara pendekatan pada suatu obyek material
yang khas/unik, sehingga mengkhususkan bidang
bersangkutan seperti fisika, sejarah, sastra
(pengetahuan).
Obyek formal filsafat ilmu:
cara pendekatan tentang manusia (filsafat manusia),
dunia, dan akhirat (filsafat ketuhanan)
16
18. 18
CABANG-CABANG FILSAFAT (1)
1. Filsafat etika (menyoroti tingkah laku manusia agar ia hidup
dan berperilaku baik)
2. Filsafat pengetahuan (menyoroti/membahas atas manusia,
alam, ketuahanan dan patokan-patokan: yang benar)
menurut faktanya/ kenyataannya disadari dengan tepat.
* Tugas Filsafat Pengetahuan adalah menyoroti gejala
pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab
musabab pertama.
19. 19
CABANG-CABANG FILSAFAT (2)
3. Fokusnya pada (a) apakah suatu pengetahuan
itu benar, tepat, terpercaya, tidak berubah? (b)
atau apakah suatu pengetahuan itu berubah-
ubah terus, bergerak, berkembang? (c) jika
berkembang kemana arahnya?
4. Gejala pengetahuan dilihat sebagai obyek
material Filsafat Pengetahuan; sedangkan
Filsafat Ilmu pengetahuan mempelajari gejala
ilmu-ilmu pengetahuan
20. 20
CABANG-CABANG FILSAFAT (3)
4. Gejala pengetahuan dilihat sebagai obyek
material Filsafat Pengetahuan; sedangkan
Filsafat Ilmu pengetahuan mempelajari
gejala ilmu-ilmu pengetahuan
21. ALIRAN FILSAFAT 21
• Hedonisme, menurut kodratnya manusia mengusahakan kenikmatan.
Kenikmatan merupakan sesuatu yang paling tinggi nilainya bagi
manusia.
• Utilisme, sesuatu itu dikatakan baik/benar bila bermanfaat atau
berguna.
• Deontologi, sesuatu itu baik karena orang bersedia melakukan apa yang
menjadi kewajibannya, ia berkehendak baik. Ia bertindak sesuai dengan
kewajibannya – saya bertindak, karena saya berkehendak untuk
bertindak, karena bertindak itu menjadi kewajiban moral (baik)
22. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT
• Menurut Dony Gahral Adian (2002) terdapat
empat pendekatan dalam memahami
filsafat:
• Pendekatan Definisi
• Pendekatan Sistimatika
• Pendekatan Tokoh
• Pendekatan Sejarah
24. Metode dialektis
• Metode Dialektika Hegel Metode yg melihat kemajuan
(progress) pengetahuan atas dasar solusi di mana di
dalamnya terdapat perubahan krn adanya kontradiksi
• Dasar metode Hegel:
tesis – antitesis – sintesis ( tesa-antitesa-sintesa)
26. Sudut pandang Terhadap Filsafat
Terdapat tiga sudut pandang dalam melihat filsafat,
yaitu:
1.Filsafat sebagai metode berfikir (Philosophy as a
method of thought)
2.Filafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a
way of life)
3.Filsafat sebagai ilmu (Philosophy as a science)
27. Filsafat sebagai metode
berfikir berarti filsafat
dipandang sebagai suatu cara
manusia dalam memikirkan
tentang segala sesuatu secara
radikal dan menyeluruh.
28. Filsafat sebagai Pandangan Hidup,
Mengacu pada suatu keyakinan
yang menjadi dasar dalam
kehidupan, baik intelektual,
emosional, maupun praktikal.
29. Sudut pandang Terhadap Filsafat
Filsafat sebagai Ilmu, Artinya
melihat filsafat sebagai suatu
disiplin ilmu yang mempunyai
karakteristik yang khas sesuai
dengan sifat suatu ilmu.
30. Kebenaran Filsafat
• Setiap manusia bertanya, mesti membutuhkan jawaban yang benar,
permasalahannya adalah apakah kebenaran itu? Ini merupakan
masalah penting dalam filsafat pada umumnya, khususnya dalam
filsafat ilmu. Kebenaran merupakan hasil penilaian, lalu apa yang
menjadi dasar penilaian itu?. Boleh jadi subyektif, yaitu berdasarkan
norma, nilai dan keyakinan orang. Boleh jadi juga obyektif, yaitu
berdasarkan ukuran-ukuran, manfaat, dan lain-lain terhadap
obyeknya sendiri.
• Ada dua kemungkinan dasar pengukuran kebenaran, yaitu kebenaran
apriori atau hipotesis, yaitu kebenaran berdasarkan akal semata,
secara logika tanpa memerlukan bukti empiris, dan kebenaran
aposteriori atau empiris yaitu, kebenaran yang ditemukan
dilapangan melalui suatu abstraksi berupa ukuran-ukuran dari wujud
apa yang ingin diketahui
31. • Immanuel Kant berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus
berdasar sintetis apriori dan analitis aposteriori. Maksudnya,
bahwa kebenaran ilmu pengetahuan itu harus berdasarkan
penggunaan akal atau pemikitan teoritis yang disebut hipotesis
dan teruji oleh bukti faktual yang menguatkan berupa hasil
pengukuran obyektif. Jika hipotesis telah terbukti didukung fakta
dilapangan maka kebenaran ilmiyah dinilai telah sah.
• Kebenaran filsafat tidak demikian, karena wacana filsafat
berdasar penggunaan atau pengembaraan akal semata, yaitu
sebuah kebanaran yang hakiki bersifat subyektif, hasil pandangan
pemikiran dari berbagai sudut pandang pemikiran. Oleh karena
itu tak bisa dibandingkan dalam arti baik, buruk dan benar-
salahnya.
32. • Suatu pemikiran yang mendalam dan jernih
sangat mungkin mencapai kebenaran tertinggi,
lebih tinggi daripada hasil pengukuran
dilapangan. Pengukuran dilapanganpun boleh
jadi kurang baik nilainya karena alat ukur yang
tidak canggih dan pengkurannya sendiri yang
tidak akurat.
• Adapun yang dimaksud dengan subyektif adalah
suatu pendapat berdasarkan kemampuan atau
keadaan dan sudut pandang subyek, sedangkan
obyektif adalah sesuai dengan keadaan obyek
atau wujudnya.