Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian filsafat dan ilmu pengetahuan, perbedaan antara keduanya, serta ciri-ciri ilmu pengetahuan ilmiah.
2. Filsafat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis dan kritis, sedangkan ilmu pengetahuan bersifat taat fakta dan objektif.
3. Ciri-ciri ilmu penget
1. BAB I
PENDAHULUAN
Secara singkat dapat dikatakan Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal. Refleksi
adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki atau
inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiris atau data fisis melalui observasi
atau eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat
universal. Oleh filsafat hukum-hukum yang bersifat universal tersebut direfleksikan atau
dipikir secara kritis dengan tujuan untuk mendapatkan unsur-unsur yang hakiki, sehingga
dihasilkan pemahaman yang mendalam. Kemudian apa perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan
Filsafat.
Apabila ilmu pengetahuan sifatnya taat fakta, objektif dan ilmiah, maka filsafat
sifatnya mempertemukan berbagai aspek kehidupan di samping membuka dan memperdalam
pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan objeknya dibatasi, misalnya Psikologi objeknya
dibatasi pada perilaku manusia saja, filsafat objeknya tidak dibatasi pada satu bidang kajian
saja dan objeknya dibahas secara filosofis atau reflektif rasional, karena filsafat mencari apa
yang hakikat. Apabila ilmu pengetahuan tujuannya memperoleh data secara rinci untuk
menemukan pola-polanya, maka filsafat tujuannya mencari hakiki, untuk itu perlu
pembahasan yang mendalam. Apabila ilmu pengetahuannya datanya mendetail dan akurat
tetapi tidak mendalam, maka filsafat datanya tidak perlu mendetail dan akurat, karena yang
dicari adalah hakekatnya, yang penting data itu dianalisis secara mendalam.
Persamaan dan perbedaan antara Filsafat dan Agama adalah sebagai berikut.
Persamaan antara Filsafat dan Agama adalah semuanya mencari kebenaran. Sedang
perbedaannya Filsafat bersifat rasional yaitu sejauh kemampuan akal budi, sehingga
kebenaran yang dicapai bersifat relatif. Agama berdasarkan iman atau kepercayaan terhadap
kebenaran agama, karena merupakan wahyu dari Tuhan YME, dengan demikian kebenaran
agama bersifat mutlak.
Kajian filsafat meliputi ruang lingkup yang disusun berdasarkan pertanyaan filosofis
terkenal yaitu Immanuel Kant yaitu, (1) Apa yang dapat saya ketahui, (2) Apa yang harus
saya lakukan, (3) Apa yang dapat saya harapkan. Hakekat ilmu pengetahuan dapat ditelusuri
dari empat hal yaitu, (1) Sumber ilmu pengetahuan berasal dari mana, (2) Batas-batas ilmu
pengetahuan, (3) Strukturnya, (4) Keabsahannya.
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Filsafat
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam
pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian
yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat
menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah
manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang
independen dan bersifat spiritual.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia.
Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan filsafat praktis.
Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi, ilmu
pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3) ilmu tentang ketuhanan
dan metafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusan rumah
tangga; (3) sosial dan politik. Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami
segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah proses
bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara
aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi
suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak.
Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang
seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya,
hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
2
3. 5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan
untuk menyatakan apa yang Anda lihat.
Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat untuk
mencapai kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat
ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Sedangkan filosof lainnya
Cicero (106–043 SM) menyatakan filsafat ialah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya.
Filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya. Menurut
Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikannya. Sedangkan Immanuel Kant (1724–1804)
berpendapat filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang tercakup di dalamnya 4 persoalan:
a. Apakah yang dapat kita ketahui?
Jawabannya termasuk dalam bidang metafisika.
b. Apakah yang seharusnya kita kerjakan?
Jawabannya termasuk dalam bidang etika.
c. Sampai di manakah harapan kita?
Jawabannya termasuk pada bidang agama.
d. Apakah yang dinamakan manusia itu?
Jawabannya termasuk pada bidang antropologi.
Setidaknya ada tiga karakteristik berpikir filsafat yakni:
1. Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu
hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang
lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa
kebahagian dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling
hebat. Di atas langit masih ada langit. contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-
apa.
2. Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa
ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan?
Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan
yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3. Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah
lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik
3
4. sisi proses, analisis maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis
atau tidak.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2.2. Filsafat Ilmu Pengetahuan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalahdasar yang menjiwai
dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat
pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang disebut
ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa; sehingga memenuhi asas pengaturan secara
prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran
ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
2.3. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan pengetahuan semesta alam atau kegiatan yang
dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang lain, tetapi merupakan teori, prinsip, atau dalil yang
berguna bagi pengembangan teori, prinsip, atau dalil lebih lanjut, atau dengan kata lain untuk
menemukan teori, prinsip, atau dalil baru. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dapat
didefinisikan sebagai rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan
telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan
lebih lanjut
Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal
atau masalah.Setelah melihat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat ilmu
pengetahuan sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan harus ada obyeknya adapun obyek ilmu pengetahuan adalah obyek
material dan formal. Obyek matrial adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu
pengetahuan sedangkan obyek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan,
misal: ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kwdua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai
4
5. obek material sama (manusia), akan tetapi obyek formalnya berbeda. Oleh karena itu
obyek material ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya berbeda.
2. Ilmu pengetahuan harus metodis : ilmu pengetahuan dalam mengadakan pembahasan
serta penyelidikan untuk suatu ilnmi pengrtahuan harus menggunakan metode yang
ilmiah.
3. Ilmu pengetahuan harus sistematis.
4. Harus mempunyai dinamika : ilmi pengetajhuan harus tumbuh dan berkembang untuk
mepunyai kesempuranaan.
5. Harus praktis : ilmi pengetahuan harus berguna dan dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Harus diabadikan untuk kesejahteraan manusia.
Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang menelaah baik ciri-ciri
ilmu pengetahuan ilmiah maupun cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan ilmiah. Ciri-ciri
Ilmu Pengetahuan Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Sistematis.
Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu pengetahuan ilmiah dalam
upaya menjelaskan setiap gejala selalu berlandaskan suatu teori. Atau dapat dikatakan bahwa
teori dipergunakan sebagai sarana untuk menjelaskan gejala dari kehidupan sehari-hari.
Tetapi teori itu sendiri bersifat abstrak dan merupakan puncak piramida dari susunan tahap-
tahap proses mulai dari persepsi sehari-hari/ bahasa sehari-hari, observasi/konsep ilmiah,
hipotesis, hukum dan puncaknya adalah teori.
2. Dapat dipertanggungjawabkan.
Ilmu pengetahuan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui 3 (tiga) macam
sistem, yaitu:
a. Sistem axiomatis
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau gejala sehari-hari mulai
dari kaidah atau rumus umum menuju rumus khusus atau konkret. Atau mulai teori umum
menuju fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut deduktif-nomologis. Umumnya yang
menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal, misalnya matematika.
b. Sistem empiris
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari gejala/ fenomena khusus
menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat induktif dan untuk menghasilkan rumus umum
digunakan alat bantu statistik. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu
pengetahuan alam dan sosial.
5
6. c. Sistem semantik/linguistik
Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun proposisi-proposisi secara
ketat. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik).
3. Objektif atau intersubjektif
Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang banyak (intersubjektif).
Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan mandiri, bukan milik perorangan (subjektif)
tetapi merupakan konsensus antar subjek (pelaku) kegiatan ilmiah.
2.4. Pengetahuan
Pengetahuan manusia selalu subyektif atau obyektif subyektif. Subyek dapat
mengetahui obyeknya, karena dalam dirinya memiliki kemampuan-kemampuan, khususnya
kemampuan akal dan indra (Pranarka, 1987). Dalam kenyataan manusia dapat memperoleh
pengetahuan lewat berbagai sumber atau sarana seperti: pengalaman indrawi dan pengalaman
batin (external sense experience and internal sense experience) ; nalar (reason), baik melalui
penalaran deduktif maupun induktif (deductive and inductive reasoning) ; instuisi (intuition) ;
wahyu (revelation) ; keyakinan (faith); authority (orang yang ahli dalam bidangnya); dan
lewat tradisi dan pendapat umum (tradition and common-sense).
Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan benar yaitu pertama,
mendasarkan diri dengan rasio. Kedua, mendasarkan diri dengan pengalaman. Kaum
rasionalis mengembangkan rasionalisme, dan pengalaman mengembangkan empirisme.
Kaum rasionalis mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis
yang dipakai dari ide yang diangapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka
bukan ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum manusia memikirkannya
(idelisme).
2.5. Biologi / Pendidikan Biologi
Belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan,
atau belajar biologi dari aspek empiris (purpose in empirical evidence). Belajar biologi
berarti berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk, atau belajar biologi dari aspek
evaluasi (purpose in human institution). Belajar biologi diharapkan bermanfaat untuk
peningkatan kualitas manusia dan lingkungan atau belajar biologi dari aspek sintas (purpose
in human life).
Peranan biologi dalam membangun pengetahuan dan proses berfikir, bahwa biologi
memberikan sumbangan besar terhadap proses membangun pengetahuan melalui
6
7. pengindraan, adaptasi, dan abstraksi harus menjadi acuan. Artinya dipikirnkan proses
membangun pengetahuan diperoleh dan dikembangkan. Konsep-konsep dalam biologi
digunakan untuk menjelaskan proses tersebut. Keseimbangan antara asimilasi (penerapan
skema yang dimiliki pada situasi baru) dan akomodasi (mengubah skema yang lama
berdasarkan situasi baru) yang termasuk kedalam proses adaptasi diperlukan untuk
mengembangkan penalaran dan pengetahuannya (Nuryani, 2005).
Untuk menguasai dengan baik suatu konsep, siswa mengalami dua macam
penyesuaian. Apabila hal baru yang dipelajarinya, siswa akan menerapkan pengetahuan itu
pada situasi baru. Apablia pengetahuan baru itu sama sekali berbeda dengan yang sudah
dimilikinya, siswa perlu mengubahnya. Umpamanya siswa sudah mengenal bahwa binatang
menyusui berambut. Jika dia bertemu dengan tringgiling yang diantara sisiknya terdapat
rambut makadia hanya melakukan asimilasi. Jika siswa sudah mengetahui bahwa ikan hidup
di air, dan bertemu dengan lumba-lumba, makadia harus mengubah konsepsinya yaitu
melakukan akomodasi, karena lumba-lumba tidak bersisik dan tidak bernapas dengan
ingsang, walaupun hidup di air. Asimilasi sering terjadi pada waktu latihan, sedangkan
akomodasi terjadi saat mempelajari konsep baru. Keseimbangan antara proses asimilasi dan
akomodasi memantapkan penguasaan siswa dalam belajar konsep.
Observasi dan eksperimen penting dalam mempelajari biologi. Kemampuan observasi
sangat mendasar untuk melakukan eksperimen terhadap lingkungan dan menguji gagasan
dengan melibatkan penggunaan semua indra. Observasi amat erat kaitannya dengan
pengamatan. Pengemat yang kurang memiliki rasa kemelitan cenderung kurang termotivasi
untuk melakukan observasi seksama, eksperimen dalam biologi memerlukan kecermatan
dalam memilih obyek untuk dibandingkan setelah diberikan perlakuan pada salah satunya.
Sebagaimana diketahui tidak ada mahluk hidup sejenisyang persis sama, bahkan saudara
kembar sekalipun. Dalam eksperimen biologi seringkali diperlukan dua atau lebih organisme
yang diperkirakan memiliki kemiripan sebanyak mungkin. Jadi seorang biologiwan atau yang
mempelajari biologi memerlukan ketelitian berfikir yang lebih cermat dibandingkan dengan
ilmuwan lain dalam bidang ilmu, bahkan dalam bidang sains sekalipun.
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya,
2. Mengembangkan pengetahuna dan pemahaman konsep-komsep IPA yang memanfaatkan
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
7
8. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan,
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam,
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan,
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan Nya,
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3. Mengambangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap, dan
bertindak ilmiah secara berkomunikasi,
5. Meingkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan serta sumber daya alam,
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan,
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya
Mata pelajaran Biologi pada jenjang SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan
akan serta mengagungkan kesadaran Tuhan Yang Maha Esa,
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama
dengan orang lain,
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis,
8
9. 4. Mengambangkan kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip biologi,
5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya
dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan saling
percaya diri,
6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana
yang berkaitan dengan kebutuhan manusia,
7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam mengaja kelestarian lingkungan
(Sianturi, 2009).
2.6. Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.Kata
"agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama
adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya
1. Definisi Agama
Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan
suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu
terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik
perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya.
Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan,
9
10. Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti
Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan
cara menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya
dan yakin berasal dari Tuhan dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini
berasal dari Tuhan
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia,
penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur
pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
2. Cara Beragama dibedakan menjadi :
a. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara
beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya.
Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru
atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan
demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
b. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya
atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam
beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau
masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika
memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat
meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang
mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
c. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan
pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang
beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
d. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah).
Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu
agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari
10
11. Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan,
mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
3. Unsur-unsur agama antara lain :
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
a. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
b. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
c. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan
hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
d. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami
oleh penganut-penganut secara pribadi.
e. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.
4. Fungsi Agama antara lain :
a. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
b. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
c. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
d. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
e. Pedoman perasaan keyakinan
f. Pedoman keberadaan
g. Pengungkapan estetika (keindahan)
h. Pedoman rekreasi dan hiburan
i. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
11
12. BAB III
KESIMPULAN
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahamisegala sesuatu secara
sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafatmerupakan sebuah proses bukan sebuah produk.
Maka proses yangdilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara aktif, sistematis,
danmengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatuinformasi
dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atauditolak. Dengan demikian
filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu.
Perbedaan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan adalah
kerangka konseptual atau teori uang saling berkaitan yang memberi tempat pengkajian dan
pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama,
dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal.Sedang pengetahuan adalah hasil
pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan
pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak
objektif serta tidak universal.
Belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan,
pembelajaran biologi memberikan sumbangan besar terhadap pengetahuan pengindraan,
adaptasi, dan abstraksi harus menjadi acuan. Observasi dan eksperimen juga penting dalam
pembelajaran biologi karena bertujuan untuk melakukan ekplorasi terhadap lingkungan
dengan melibatkan semua indra.
Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik
yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin
berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai
rohani yang sempurna kesuciannya
12
13. DAFTAR PUSTAKA
Bertens. K. & Nugroho. A. A., (1985),Filsafat Barat Abad XX Jilid II, Jakarta: Gramedia.
Delfgaauw. B. (1987), Filsafat Abad 20 (Alih Bahasa oleh Soeyono Soemargono).
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalam pengembangan-
ilmu-pendidikan/diakses pada 14/07/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama diakses pada 14/07/2012
Nuryani,R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Penerbit Universitas Negeri
Malang.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.%20Achmad%20Dardiri,%20
M.Hu./handout%20-%20FILSAFAT%20PENDIDIKAN.pdfdiakses pada 15/07/2012
Sianturi, P. & Simatupang, Z. (2005), Telaah Kurikulum Biologi SMA, FMIPA : Unimed
http://usupress.usu.ac.id/files/Filsafat%20Ilmu%20dan%20Metode%20Riset_Normal_bab%2
01.pdf diakses pada 15/07/12
13