SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH
QIRAAT AL-QUR’AN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ulumul Qur’an
Dosen pengampu: H. M. Aji Nugroho, Lc. M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. M. Fauzil ’Adzim (111-14-120)
2. Merlina Fitria Muthoharoh (111-14-255)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
Sejumlah ulama’ ahli Al-Qur’an ada yang menganggap bahwa qiraat
merupakan kajian yang kurang menarik, karena kajian ini tidak bersentuhan
langsung dengan kehidupan umat islam sehari-hari. Namun demikian, justru yang
diperhatikan adalah sejauh mana wacana qiraat mampu memberi kita manfaat.
Oleh karena itu kita perlu pemahaman, pengetahuan dan hal-hal yang menyangkut
perkara benar dan batilnya mengenai qiraat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qiraat
Qiraat secara etimologi merupakan isim mashdar dari kata yang artinya
baca, membaca.1
Sedangkan secara terminologi telah dikemukakan oleh para pakar Al-
Qur’an, diantaranya:
1. Menurut az-Zarqani dalam kitab Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an
sebagaimana yang dikutip oleh Hasanuddin AF, qiraat adalah
perbedaan lafal-lafal Al-Qur’an baik menyangkut penyebutan huruf
maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut.2
2. Menurut Imam Syihabbuddin al-Qatalani dalam kitab Lataif al-Isyarat
fi Funun al-Qiraat sebagaimana yang dikutip oleh Nur Faizah,
menjelaskan bahwa qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui
kesepakatan serta perbedaan para ahli qiraat (cara pengucapan lafad
Al-Qur’an) yang menyangkut aspek lughat, i’rab, hadzf, isbat, fasl,
wasl yang diperoleh dengan cara periwayatan.3
3. Menurut Ali as-Sabuni dalam kitab at-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an
qiraat adalah salah satu aliran dalam mengucapkan Al-Qur’an yang
1
Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 2007), hlm. 75.
2
Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam
Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm.111-112.
3
Nur Faizah, Sejarah Al-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), hlm. 133.
2
dipakai oleh salah satu imam qura’ ang berbeda dengan lainnya dalam
hal ucapan berdasarkan sanad-sand sampai kepada Rasul.4
Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa
qiraat adalah ilmu yang membahas tentang perbedaan cara pengucapan
lafadz-lafadz, metode dan riwayat Al-Qur’an yang disandarkan oleh tujuh
imam qurra’ sebagai suatu madzab yang berbeda-beda dengan yang lainnya.
B. Syarat-syarat Qiraat Dikatakan Sahih
Untuk menangkal penyelewengan qiraat yang sudah muncul, para imam
dari kalangan salaf maupun khalaf telah menetapkan syarat qiraat dapat
dikatakan shahih. Menurut Al-Jaziri dalam kitabnya An-Nasyr sebagaimana
yang dikutip oleh Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, sebagai berikut:
1. Qiraat harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab
2. Qiraat tidak menyalahi rasm utsmani
3. Memiliki sanad yang sahih (diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit)
serta diriwayatkan secara mutawatir).5
Jadi apabila ketiga persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka qiraah itu
kualitasnya dhaif (lemah), walaupun berasal dari tujuh imam. Inilah aturan
shahih yang telah ditetapkan oleh imam-imam, baik dari kalangan salaf
maupun khalaf.
C. Macam-Macam Qiraat
Macam-macam tingkatan qiraat menurut Ibnu Al-Jaziri sebagaimana yang
dikutip oleh Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i itu ada enam macam, yaitu
sebagai berikut:
1. adalah qiraat yang diriwayatkan oleh sejumlah periwayatan yang banyak
dari periwayatan yang banyak pula sehingga mereka tidak mungkin
sepakat untuk berdusta. Qiraat yang tergolong mutawatir, yaitu qiraat
sab’ah. Qiraah mutawatir ini adalah qiraat yang sah dan resmi sebagai Al-
Qur’an dan dapat dijadikan hujjah.
4
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia,
1991), hlm. 374.
5
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bandung:
CV Pustaka setia, 1983), hlm. 45-46.
3
2. adalah qiraat yang sanad-nya sahih yang diriwayatkan oleh orang
banyak, akan tetapi tidak sampai tingkatan mutawatir. Disamping itu
sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm utsmani. Qiraat ini
dinisbatkan kepada 3 Imam terkenal yaitu: Abu Ja’far ibn Qa’qa al-
Madani, Ya’qub al-Hadrami, Khalaf al-Bazzar.
3. adalah qiraat yang tidak mencapai derajat masyhur, sanad-nya sahih,
akan tetapi menyalahi rasm utsmani atau pun kaidah bahasa Arab. Qiraat
ini tidak sah dibaca sebagai riwayat yang dikeluarkan oleh hakim dari jalur
Ashil Al-Jahdari dari Abi Bakrah yang menyebutkan bahwa Nabi SAW,
membaca ayat:
Lafadz dan pada qiraat mutawatir dibaca dan .
4. (menyimpang) adalah qiraat yang sanadnya tidak sahih. Seperti qiraat
ibnu Al-Sumaifi’:
Lafadz itu dibaca dengan ha’ bukan dengan jim. Qiraat ini tidak dapat
dijadikan pegangan dalam bacaan dan bukan termasuk Al-Qur’an.
5. (palsu) yaitu qiraat yang hanya dinisbatkan kepada orang seseorang tanpa
asal usul yang pati atau tidak sama sekali. Misalnya qiraat yang
dikumpulkan oleh Muhammad Jafar Al-Khuza’i dan ia mengatakannya
bersumber dari Abu Hanifah yang berbunyi:
Pada ayat diatas sebenarnya pada lafadz itu berharakat fathah dan itu
berharakat dhommah. Lafad itu seharusnya menjadi fa’il (subjek) bukan
maf’ul (obyek).6
Menurut Imam As-Suyuthi yang dikutip oleh Muhammad bin Alawi Al-
Maliki Al-Hasni, beliau menambahkan satu macam qiraat yaitu:
6
Ahmad Syadali dan Ahmad Rafi’i, Ulumul Qur’an I, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 1997),
hlm. 228-230.
4
6. adalah adanya sispan pada bacaan yang berfungsi sebagai tafsir atau
penjelas terhadap suatu ayat. Contoh qiraat Abi Waqqash yaitu:
4:12(
Tambahan kalimat sebagai penjelasan terhadap ayat tersebut.7
Jadi penjelasan diatas menjelaskan macam-macam tingkatan qiraat
berdasarkan jumlah sanad dalam periwayatan qiraat dari Nabi SAW.
D. Tokoh-tokoh Qiraat Sab’ah
Nama-nama tujuh imam qiraat dan dikenal dua orang perawinya, yaitu
sebagai berikut:
1. Imam Ibnu Amir di Damaskus (Syam)
Nama lengkapnya: Abdullah bin Amir al-Yahshabi (8-118 H). Beliau
membaca Al-Qur’an dari Mughirah bin Abi Syihab (dari Utsman bin
Affan) dan Abu al-Darda’.
2. Imam Katsir di Makkah
Nama lengkapnya: Abu Muhammad Abdullah bin Katsir (45-120 H).
Beliau membaca Al-Qur’an dari Abdullah ibn al-Sa’ib (dari Ubay bin
Ka’ab dan Umar bin Khattab), Mujahid ibn Jabar dan Dirbas (dari Ibnu
Abbas dari Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit).
3. Imam Ashim di Kufah
Nama lengkapnya: Abu Bakar Ashim bin Abi Najud al-Asadi (w. 129
H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Abu Abd al-Rahman al-Simi (dari
Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab dan
Zaid bin Tsabit).
4. Imam Abu Amr di Bashrah
Nama lengkapnya: Abu Amir Zabban bin al-Ala’ bin Ammar (68-154
H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Hasan al-Bashri dari Abu al-Aliyah
dari Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab.
5. Imam Hamzah di Kufah
7
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, hlm. 48.
5
Nama lengkap: Hamzah ibn Hubayb ibn al-Ziyyat al-Kufti (80-156
H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Ali Sulaiman al- A’masy, Said Ja’far
As-Shadiq, Hamran ibn A’yan, Manhal ibn Amr dan lain-lain.
6. Imam Nafi’ di Madinah
Nama lengkap: Nafi ibn Abd al-Rahman ibn Abi Nu’aym al-Laysi (w.
169 H). Beliau membaca dari Ali ibn Ja’far, Abd al-Rahman ibn Hurmuz
Muhammad ibn Muslim al-Zuhri dan lain-lain.
7. Imam Al-Kisa’i di Kufah
Nama lengkapnya: Abu Hasan Ali bin Hamzah Al-Kisa’i (w. 187 H).
Beliau membaca dari Hamzah bin Hubaib, Syu’bah, Ismail ibn Ja’far dan
lain-lainnya.8
Tujuh Imam tersebut itulah yang masyhur, kemudian ahli qiraat tersebut
terkenal dengan “Qiraat Sab’ah”, karena masing-masing Imam memang
teliti dalam meriwayatkan qiraat yang berasal dari sahabat Nabi SAW.
E. Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qiraat
Beberapa faktor yang melatar belakangi timbulnya perbedaan qiraat Al-
Qur’an menurut Abdul Hadi al-Fadli dalam kitab Al-Qira’ah Al-Qur’aniyah
sebagaimana yang dikutip oleh Nur Faizah, perbedaan qiraat disebabkan oleh
beberapa hal.
1. Karena perbedaan qiraat Nabi Muhammad dalam membaca dan
mengajarkan Al-Qur’an dengan beberapa versi.
2. Karena adanya taqrir (pengakuan) Nabi Muhammad terhadap berbagai
macam qiraat.
3. Karena berbedanya qiraat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad melalui perantara malaikat Jibril.
4. Karena adanya riwayat dari sahabat menyangkut berbagai versi qiraat
yang ada.
5. Karena adanya perbedaan lahjah atau dialek kebahasan masyarakat Arab
pada masa turunnya Al-Qur’an.9
8
Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam
Al-Qur’an, hlm. 146-149.
9
Nur Faizah, Sejarah Al-Qur’an, hlm. 140-141.
6
Jadi dari kelima penyebab berbedaan qiraat diatas, pada prinsipnya sama
yaitu bahwa sumber penyebab adanya perbedaan qiraat Al-Qur’an adalah
bermuara kepada Nabi SAW.
F. Contoh Perbedaan Qiraat
1. Contoh perbedaan qiraat sebagai penggabungan dua ketentuan hukum
yang berbeda. Seperti firman Allah:
. . . .
222. “...dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
apabila mereka Telah suci....” (Qs. Al-Baqarah: 222)
Ayat tersebut merupakan larangan larangan bagi seorang suami, dari
melakukan hubungan seksual dengan isterinya dalam kedaan haid.
Lafadz menurut beberapa Imam ada 2 qiraah, yaitu:
a. Menurut Imam Nafi’, Imam Abu ‘Amrin, Imam Ibnu Katsir, Imam
Ibnu Amir, Imam ‘Ashim dalam riwayat Imam Hafsh dibaca yang
berarti “darah mereka berhenti”. Jadi isteri yang haid tidak boleh di-
jima’ sampai berenti darah haidnya, meskipun belum mandi jinabah.
b. Menurut Imam Hamzah, Imam Kisai, Imam ‘Ashim dalam riwayat
Abu Bakar dibaca (yathahharna) yang berarti “darah mereka berhenti
dan sudah mandi jinabah”. Jadi isteri yang haid tidah boleh di-jima’
sampai berhenti darah haidnya dan harus sudah mandi.10
Jadi menurut Jumhur Ulama’ Lafadz yang dibaca tasydid
(yathahharna) itu menjelasakan maknanya lafadz yang dibaca takhfif
(yathhurna).
2. Contoh perbedaan qiraat sebagai hujjah bagi sementara ulama’ untuk
memperkuat pendapatnya mengenai sesuatu masalah hukum. Seperti
firman Allah:
. . .
10
Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam
Al-Qur’an, hlm. 203.
7
“. . . atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih). . .” (Qs. al-Maidah: 6)
Ayat diatas menjelaskan, bahwa salah satu penyebab yang
mengharuskan seseorang bertayamum dan dalam kondisi tidak ada air,
yaitu apabila telah menyentuh wanita ().
Sementara itu Imam Ibn Katsir, Nafi, ‘Ashim, Abu Amr dan Ibnu
Amir, membaca (). Sedangkan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, membaca ().
Qiraat () ada tiga versi pendapat para ulama’ mengenai makna () yaitu
bersetubuh, bersentuh, dan bersentuh serta bersetubuh. Demikian pula
makna () menurut kebanyakan ulama’.
Sehubung dengan ini, para ulama’ berbeda pendapat mengenai makna
() yaitu:
a. Ibn Abbas, al-Hasan, Mujahid,Qatadah dan Abu Hanifah berpendapat
bahwa yang dimaksud adalah “bersetubuh”.
b. Ibn Mas’ud, Ibn Umar, al-Nakha’i dan Imam Syafi’i berpendapat
bahwa yang dimaksud adalah “bersentuhan kulit” (baik dalam bentuk
persetubuhan maupun dalam bentuk yang lainnya).
Dalam kaitan ini al-Razi berkomentar yang dikutip oleh Hasanuddin,
bahwa pendapat terakhir lebih kuat, karena kata al-lums dalam qiraat (),
makna hakikinya adalah “menyentuh dengan tangan”. Sementara itu, kata
al-mulamasat ( ) dalam qiraat ( ) makna hakikinya adalah “saling
menyentuh”, dan bukan bersetubuh.
Dari uraian diatas bahwa perbedaan qiraat diatas hanya berpengaruh
terhadap cara istinbath hukum dimana menurut sebagian ulama’, versi
qiraat ( ) sedikit lebih mempertegas pendapat, yang menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan () dalam ayat tersebut adalah al-Lums dalam arti
hakikinya yaitu “bersentuhan kulit”. Hal ini karena kata al-lums tidak
sepopuler kata al-mulamasat dalam kepemilikan arti “bersetubuh”.11
11
Ibid., hlm. 206-209.
8
Dalam hal ini batal wudhu orang yang menyentuh atau bersentuhan
dengan sengaja anggota tubuh laki-laki dan wanita. Hal ini mengingat arti
hakiki dari kata () yaitu “menyentuh” dan arti hakiki dari kata () yaitu
“bersentuhan”.
G. Pengaruh Perbedaan Qiraat dalam Istinbath Hukum
Adapun perbedan qiraat Al-Qur’an yang khusus menyangkut ayat-ayat
hukum dan berpengaruh terhadap istinbath hukum, yaitu
1. Mengukuhkan atau menguatkan ketentuan hukum yang telah disepakati
dan di-ijma’-kan para ulama’.
2. Men-tarjih-kan hukum yang di-ikhtilaf-kan oelh para ulama’.
3. Menggabungkan dua ketentuan hukum yang berbeda.
4. Menunjukkan adanya dua ketentuan hukum yang berbeda, dalam kondisi
yang berbeda pula.
5. Menjadi hujjah bagi sementara ulama’ untuk memperkuat pendapatnya
mengenai sesuatu masalah hukum.
6. Menjelaskan suatu hukum dalam suatu ayat, yang berbeda dengan makna
menurut dhahir-nya.
7. Merupakan penjelas terhadap suatu lafadz dalam Al-Quran, yang mungkin
sulit untuk dipahami maknanya.12
Dibawah ini salah satu contoh dalam mengukuhkan atau menguatkan
ketentuan hukum yang telah disepakati dan di-ijma’-kan para ulama’,
menyangkut firman Allah berikut.
“Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja),
Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.”
(Qs. Al-Nisa’/4: 12)
12
Ibid., hlm. 247-253.
9
Berdasarkan ayat diatas, para ulama’ telah ber-ijma’, bahwa yang
dimaksud dengan saudara laki-laki dan saudara perempuan ( ) dalam ayat
tersebut yaitu saudara laki-laki dan perempuan seibu saja.
Ayat diatas diperkuat dengan qiraat yang lain,yaitu:
Qira’at Syazzat diatas adalah qiraat Said ibn Abi Waqash, terdapat
tambahan ( ) untuk menjelaskan ayat tersebut dan mengukuhkan ketetapan
hukum.13
Dengan demikian, qiraat Sa’ad ibn Abi Waqash tersebut dapat
memperkuat dan mengukuhkan ketetapan hukum yang telah di-ijma’-kan para
ulama’ sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
H. Urgensi Mempelajari Qiraat
Menurut Syekh Manna’ Al-Qaththan dalam kitab Mabahits fi ‘Ulumil
Qur’an mempelajari ilmu qiraat mengandung banyak faedah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui betapa terjaganya dan terpeliharanya Kitab Allah dari
perubahan dan penyimpangan.
2. Dapat mempermudah dalam membaca Al-Qur’an.
3. Dapat mengetahui bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan
makna.
4. Penjelasan terhadap sesuatu yang kemungkinan masih global dalam qiraat
yang lain.14
Dengan demikian mempelajari qiraat sangatlah penting, terutama dalam
memudahkan untuk membaca Al-Qur’an dan juga dapat mengetahui
keragaman bacaan Al-Qur’an.
BAB III
KESIMPULAN
13
Ibid., hlm. 248.
14
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Ashri al-
Hadits, 1973), hlm. 180.
10
Qiraat adalah perbedaan cara pengucapan lafadz, metode dan riwayat Al-
Qur’an yang disandarkan oleh tujuh imam qurra. Syarat qiraah shahih yaitu harus
sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan rasm utsmani, dan memiliki
sanad shahih. Macam-macam tingkatan qiraat yaitu mutawatir, masyhur, ahad,
syadz, maudhu’ dan mudraj. Tokoh qiraat sab’ah ada tujuh yaitu Ibnu ‘Amir, Ibn
Katsir, ‘Ashim, Abu Amr, Hamzah, Nafi’ dan al-Kisa’i.
Timbulnya perbedaan qiraat disebabkan karena perbedaan qiraat dan taqrir
Nabi Muhammad terhadap berbagai qiraat, berbedanya qiraat yang diturunkan
Allah SWT, adanya perbedaan lahjah atau dialek bahasa. Mempelajari perbedaan
qiraat sangatlah penting dan sangat berpengaruh terhadap pengambilan istinbath
hukum dari Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
AF, Hasanuddin. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum
Dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1995.
Al-Maliki, Muhammad Alawi. Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Terjemahan
Rosihon Anwar. Bandung: CV Pustaka Setia. 1983.
Al-Qaththan, Manna’. Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an. Riyadh: Mansyurat al-Ashri
al-Hadits. 1973.
Ash-Shaabuuniy, Muhammad Ali. Studi Ilmu Al-Qur’an. Terjemahan Aminuddin.
Bandung: CV Pustaka Setia. 1991.
Faizah, Nur. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Barat: CV Arta Rivera. 2008.
Munawwir, A W. Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap. Surabaya:
Pustaka Progressif. 2007.
11

More Related Content

What's hot

Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalRatih Aini
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifAzzahra Azzahra
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFKhusnul Kotimah
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemahjuniska efendi
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Amiruddin Ahmad
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihwidya adhy
 
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imamTasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imamMarhamah Saleh
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinIstna Zakia Iriana
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anLutfyHikmah
 

What's hot (20)

Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemah
 
Ppt al qur'an
Ppt al qur'anPpt al qur'an
Ppt al qur'an
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabih
 
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imamTasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'an
 

Similar to MAKALAH QIRAAT

PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptx
PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptxPART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptx
PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptxrukhulamin4
 
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdfAinunSyarifah2
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2iffadewi
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxmengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxBadiSuprio
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ahMythaChan
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfZukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxZukét Printing
 
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YIMuhammad Rizaki
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Amiruddin Ahmad
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
1805026173 atika maslakhatul 'ammah
1805026173 atika maslakhatul 'ammah1805026173 atika maslakhatul 'ammah
1805026173 atika maslakhatul 'ammahAtikaMaslakhatul
 

Similar to MAKALAH QIRAAT (20)

PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptx
PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptxPART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptx
PART 4 QIRA'AH DAN RASMUL QURAN.pptx
 
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf
1280-Article Text-2613-1-10-20160901.pdf
 
Jenis tafsir
Jenis tafsirJenis tafsir
Jenis tafsir
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
UQ MATERI 10.pdf
UQ  MATERI 10.pdfUQ  MATERI 10.pdf
UQ MATERI 10.pdf
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxmengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
 
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Fawatihus suwar
Fawatihus suwarFawatihus suwar
Fawatihus suwar
 
1805026173 atika maslakhatul 'ammah
1805026173 atika maslakhatul 'ammah1805026173 atika maslakhatul 'ammah
1805026173 atika maslakhatul 'ammah
 
Qira’at Al-Quran.pdf
Qira’at Al-Quran.pdfQira’at Al-Quran.pdf
Qira’at Al-Quran.pdf
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

MAKALAH QIRAAT

  • 1. MAKALAH QIRAAT AL-QUR’AN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ulumul Qur’an Dosen pengampu: H. M. Aji Nugroho, Lc. M.Pd.I Disusun Oleh: 1. M. Fauzil ’Adzim (111-14-120) 2. Merlina Fitria Muthoharoh (111-14-255) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015/2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Sejumlah ulama’ ahli Al-Qur’an ada yang menganggap bahwa qiraat merupakan kajian yang kurang menarik, karena kajian ini tidak bersentuhan langsung dengan kehidupan umat islam sehari-hari. Namun demikian, justru yang diperhatikan adalah sejauh mana wacana qiraat mampu memberi kita manfaat. Oleh karena itu kita perlu pemahaman, pengetahuan dan hal-hal yang menyangkut perkara benar dan batilnya mengenai qiraat. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Qiraat Qiraat secara etimologi merupakan isim mashdar dari kata yang artinya baca, membaca.1 Sedangkan secara terminologi telah dikemukakan oleh para pakar Al- Qur’an, diantaranya: 1. Menurut az-Zarqani dalam kitab Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an sebagaimana yang dikutip oleh Hasanuddin AF, qiraat adalah perbedaan lafal-lafal Al-Qur’an baik menyangkut penyebutan huruf maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut.2 2. Menurut Imam Syihabbuddin al-Qatalani dalam kitab Lataif al-Isyarat fi Funun al-Qiraat sebagaimana yang dikutip oleh Nur Faizah, menjelaskan bahwa qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta perbedaan para ahli qiraat (cara pengucapan lafad Al-Qur’an) yang menyangkut aspek lughat, i’rab, hadzf, isbat, fasl, wasl yang diperoleh dengan cara periwayatan.3 3. Menurut Ali as-Sabuni dalam kitab at-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an qiraat adalah salah satu aliran dalam mengucapkan Al-Qur’an yang 1 Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), hlm. 75. 2 Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm.111-112. 3 Nur Faizah, Sejarah Al-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), hlm. 133. 2
  • 3. dipakai oleh salah satu imam qura’ ang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan berdasarkan sanad-sand sampai kepada Rasul.4 Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa qiraat adalah ilmu yang membahas tentang perbedaan cara pengucapan lafadz-lafadz, metode dan riwayat Al-Qur’an yang disandarkan oleh tujuh imam qurra’ sebagai suatu madzab yang berbeda-beda dengan yang lainnya. B. Syarat-syarat Qiraat Dikatakan Sahih Untuk menangkal penyelewengan qiraat yang sudah muncul, para imam dari kalangan salaf maupun khalaf telah menetapkan syarat qiraat dapat dikatakan shahih. Menurut Al-Jaziri dalam kitabnya An-Nasyr sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, sebagai berikut: 1. Qiraat harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab 2. Qiraat tidak menyalahi rasm utsmani 3. Memiliki sanad yang sahih (diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit) serta diriwayatkan secara mutawatir).5 Jadi apabila ketiga persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka qiraah itu kualitasnya dhaif (lemah), walaupun berasal dari tujuh imam. Inilah aturan shahih yang telah ditetapkan oleh imam-imam, baik dari kalangan salaf maupun khalaf. C. Macam-Macam Qiraat Macam-macam tingkatan qiraat menurut Ibnu Al-Jaziri sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i itu ada enam macam, yaitu sebagai berikut: 1. adalah qiraat yang diriwayatkan oleh sejumlah periwayatan yang banyak dari periwayatan yang banyak pula sehingga mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Qiraat yang tergolong mutawatir, yaitu qiraat sab’ah. Qiraah mutawatir ini adalah qiraat yang sah dan resmi sebagai Al- Qur’an dan dapat dijadikan hujjah. 4 Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1991), hlm. 374. 5 Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka setia, 1983), hlm. 45-46. 3
  • 4. 2. adalah qiraat yang sanad-nya sahih yang diriwayatkan oleh orang banyak, akan tetapi tidak sampai tingkatan mutawatir. Disamping itu sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm utsmani. Qiraat ini dinisbatkan kepada 3 Imam terkenal yaitu: Abu Ja’far ibn Qa’qa al- Madani, Ya’qub al-Hadrami, Khalaf al-Bazzar. 3. adalah qiraat yang tidak mencapai derajat masyhur, sanad-nya sahih, akan tetapi menyalahi rasm utsmani atau pun kaidah bahasa Arab. Qiraat ini tidak sah dibaca sebagai riwayat yang dikeluarkan oleh hakim dari jalur Ashil Al-Jahdari dari Abi Bakrah yang menyebutkan bahwa Nabi SAW, membaca ayat: Lafadz dan pada qiraat mutawatir dibaca dan . 4. (menyimpang) adalah qiraat yang sanadnya tidak sahih. Seperti qiraat ibnu Al-Sumaifi’: Lafadz itu dibaca dengan ha’ bukan dengan jim. Qiraat ini tidak dapat dijadikan pegangan dalam bacaan dan bukan termasuk Al-Qur’an. 5. (palsu) yaitu qiraat yang hanya dinisbatkan kepada orang seseorang tanpa asal usul yang pati atau tidak sama sekali. Misalnya qiraat yang dikumpulkan oleh Muhammad Jafar Al-Khuza’i dan ia mengatakannya bersumber dari Abu Hanifah yang berbunyi: Pada ayat diatas sebenarnya pada lafadz itu berharakat fathah dan itu berharakat dhommah. Lafad itu seharusnya menjadi fa’il (subjek) bukan maf’ul (obyek).6 Menurut Imam As-Suyuthi yang dikutip oleh Muhammad bin Alawi Al- Maliki Al-Hasni, beliau menambahkan satu macam qiraat yaitu: 6 Ahmad Syadali dan Ahmad Rafi’i, Ulumul Qur’an I, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm. 228-230. 4
  • 5. 6. adalah adanya sispan pada bacaan yang berfungsi sebagai tafsir atau penjelas terhadap suatu ayat. Contoh qiraat Abi Waqqash yaitu: 4:12( Tambahan kalimat sebagai penjelasan terhadap ayat tersebut.7 Jadi penjelasan diatas menjelaskan macam-macam tingkatan qiraat berdasarkan jumlah sanad dalam periwayatan qiraat dari Nabi SAW. D. Tokoh-tokoh Qiraat Sab’ah Nama-nama tujuh imam qiraat dan dikenal dua orang perawinya, yaitu sebagai berikut: 1. Imam Ibnu Amir di Damaskus (Syam) Nama lengkapnya: Abdullah bin Amir al-Yahshabi (8-118 H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Mughirah bin Abi Syihab (dari Utsman bin Affan) dan Abu al-Darda’. 2. Imam Katsir di Makkah Nama lengkapnya: Abu Muhammad Abdullah bin Katsir (45-120 H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Abdullah ibn al-Sa’ib (dari Ubay bin Ka’ab dan Umar bin Khattab), Mujahid ibn Jabar dan Dirbas (dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit). 3. Imam Ashim di Kufah Nama lengkapnya: Abu Bakar Ashim bin Abi Najud al-Asadi (w. 129 H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Abu Abd al-Rahman al-Simi (dari Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit). 4. Imam Abu Amr di Bashrah Nama lengkapnya: Abu Amir Zabban bin al-Ala’ bin Ammar (68-154 H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Hasan al-Bashri dari Abu al-Aliyah dari Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab. 5. Imam Hamzah di Kufah 7 Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, hlm. 48. 5
  • 6. Nama lengkap: Hamzah ibn Hubayb ibn al-Ziyyat al-Kufti (80-156 H). Beliau membaca Al-Qur’an dari Ali Sulaiman al- A’masy, Said Ja’far As-Shadiq, Hamran ibn A’yan, Manhal ibn Amr dan lain-lain. 6. Imam Nafi’ di Madinah Nama lengkap: Nafi ibn Abd al-Rahman ibn Abi Nu’aym al-Laysi (w. 169 H). Beliau membaca dari Ali ibn Ja’far, Abd al-Rahman ibn Hurmuz Muhammad ibn Muslim al-Zuhri dan lain-lain. 7. Imam Al-Kisa’i di Kufah Nama lengkapnya: Abu Hasan Ali bin Hamzah Al-Kisa’i (w. 187 H). Beliau membaca dari Hamzah bin Hubaib, Syu’bah, Ismail ibn Ja’far dan lain-lainnya.8 Tujuh Imam tersebut itulah yang masyhur, kemudian ahli qiraat tersebut terkenal dengan “Qiraat Sab’ah”, karena masing-masing Imam memang teliti dalam meriwayatkan qiraat yang berasal dari sahabat Nabi SAW. E. Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qiraat Beberapa faktor yang melatar belakangi timbulnya perbedaan qiraat Al- Qur’an menurut Abdul Hadi al-Fadli dalam kitab Al-Qira’ah Al-Qur’aniyah sebagaimana yang dikutip oleh Nur Faizah, perbedaan qiraat disebabkan oleh beberapa hal. 1. Karena perbedaan qiraat Nabi Muhammad dalam membaca dan mengajarkan Al-Qur’an dengan beberapa versi. 2. Karena adanya taqrir (pengakuan) Nabi Muhammad terhadap berbagai macam qiraat. 3. Karena berbedanya qiraat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. 4. Karena adanya riwayat dari sahabat menyangkut berbagai versi qiraat yang ada. 5. Karena adanya perbedaan lahjah atau dialek kebahasan masyarakat Arab pada masa turunnya Al-Qur’an.9 8 Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Qur’an, hlm. 146-149. 9 Nur Faizah, Sejarah Al-Qur’an, hlm. 140-141. 6
  • 7. Jadi dari kelima penyebab berbedaan qiraat diatas, pada prinsipnya sama yaitu bahwa sumber penyebab adanya perbedaan qiraat Al-Qur’an adalah bermuara kepada Nabi SAW. F. Contoh Perbedaan Qiraat 1. Contoh perbedaan qiraat sebagai penggabungan dua ketentuan hukum yang berbeda. Seperti firman Allah: . . . . 222. “...dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka Telah suci....” (Qs. Al-Baqarah: 222) Ayat tersebut merupakan larangan larangan bagi seorang suami, dari melakukan hubungan seksual dengan isterinya dalam kedaan haid. Lafadz menurut beberapa Imam ada 2 qiraah, yaitu: a. Menurut Imam Nafi’, Imam Abu ‘Amrin, Imam Ibnu Katsir, Imam Ibnu Amir, Imam ‘Ashim dalam riwayat Imam Hafsh dibaca yang berarti “darah mereka berhenti”. Jadi isteri yang haid tidak boleh di- jima’ sampai berenti darah haidnya, meskipun belum mandi jinabah. b. Menurut Imam Hamzah, Imam Kisai, Imam ‘Ashim dalam riwayat Abu Bakar dibaca (yathahharna) yang berarti “darah mereka berhenti dan sudah mandi jinabah”. Jadi isteri yang haid tidah boleh di-jima’ sampai berhenti darah haidnya dan harus sudah mandi.10 Jadi menurut Jumhur Ulama’ Lafadz yang dibaca tasydid (yathahharna) itu menjelasakan maknanya lafadz yang dibaca takhfif (yathhurna). 2. Contoh perbedaan qiraat sebagai hujjah bagi sementara ulama’ untuk memperkuat pendapatnya mengenai sesuatu masalah hukum. Seperti firman Allah: . . . 10 Hasanuddin Af, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Qur’an, hlm. 203. 7
  • 8. “. . . atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih). . .” (Qs. al-Maidah: 6) Ayat diatas menjelaskan, bahwa salah satu penyebab yang mengharuskan seseorang bertayamum dan dalam kondisi tidak ada air, yaitu apabila telah menyentuh wanita (). Sementara itu Imam Ibn Katsir, Nafi, ‘Ashim, Abu Amr dan Ibnu Amir, membaca (). Sedangkan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, membaca (). Qiraat () ada tiga versi pendapat para ulama’ mengenai makna () yaitu bersetubuh, bersentuh, dan bersentuh serta bersetubuh. Demikian pula makna () menurut kebanyakan ulama’. Sehubung dengan ini, para ulama’ berbeda pendapat mengenai makna () yaitu: a. Ibn Abbas, al-Hasan, Mujahid,Qatadah dan Abu Hanifah berpendapat bahwa yang dimaksud adalah “bersetubuh”. b. Ibn Mas’ud, Ibn Umar, al-Nakha’i dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa yang dimaksud adalah “bersentuhan kulit” (baik dalam bentuk persetubuhan maupun dalam bentuk yang lainnya). Dalam kaitan ini al-Razi berkomentar yang dikutip oleh Hasanuddin, bahwa pendapat terakhir lebih kuat, karena kata al-lums dalam qiraat (), makna hakikinya adalah “menyentuh dengan tangan”. Sementara itu, kata al-mulamasat ( ) dalam qiraat ( ) makna hakikinya adalah “saling menyentuh”, dan bukan bersetubuh. Dari uraian diatas bahwa perbedaan qiraat diatas hanya berpengaruh terhadap cara istinbath hukum dimana menurut sebagian ulama’, versi qiraat ( ) sedikit lebih mempertegas pendapat, yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan () dalam ayat tersebut adalah al-Lums dalam arti hakikinya yaitu “bersentuhan kulit”. Hal ini karena kata al-lums tidak sepopuler kata al-mulamasat dalam kepemilikan arti “bersetubuh”.11 11 Ibid., hlm. 206-209. 8
  • 9. Dalam hal ini batal wudhu orang yang menyentuh atau bersentuhan dengan sengaja anggota tubuh laki-laki dan wanita. Hal ini mengingat arti hakiki dari kata () yaitu “menyentuh” dan arti hakiki dari kata () yaitu “bersentuhan”. G. Pengaruh Perbedaan Qiraat dalam Istinbath Hukum Adapun perbedan qiraat Al-Qur’an yang khusus menyangkut ayat-ayat hukum dan berpengaruh terhadap istinbath hukum, yaitu 1. Mengukuhkan atau menguatkan ketentuan hukum yang telah disepakati dan di-ijma’-kan para ulama’. 2. Men-tarjih-kan hukum yang di-ikhtilaf-kan oelh para ulama’. 3. Menggabungkan dua ketentuan hukum yang berbeda. 4. Menunjukkan adanya dua ketentuan hukum yang berbeda, dalam kondisi yang berbeda pula. 5. Menjadi hujjah bagi sementara ulama’ untuk memperkuat pendapatnya mengenai sesuatu masalah hukum. 6. Menjelaskan suatu hukum dalam suatu ayat, yang berbeda dengan makna menurut dhahir-nya. 7. Merupakan penjelas terhadap suatu lafadz dalam Al-Quran, yang mungkin sulit untuk dipahami maknanya.12 Dibawah ini salah satu contoh dalam mengukuhkan atau menguatkan ketentuan hukum yang telah disepakati dan di-ijma’-kan para ulama’, menyangkut firman Allah berikut. “Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.” (Qs. Al-Nisa’/4: 12) 12 Ibid., hlm. 247-253. 9
  • 10. Berdasarkan ayat diatas, para ulama’ telah ber-ijma’, bahwa yang dimaksud dengan saudara laki-laki dan saudara perempuan ( ) dalam ayat tersebut yaitu saudara laki-laki dan perempuan seibu saja. Ayat diatas diperkuat dengan qiraat yang lain,yaitu: Qira’at Syazzat diatas adalah qiraat Said ibn Abi Waqash, terdapat tambahan ( ) untuk menjelaskan ayat tersebut dan mengukuhkan ketetapan hukum.13 Dengan demikian, qiraat Sa’ad ibn Abi Waqash tersebut dapat memperkuat dan mengukuhkan ketetapan hukum yang telah di-ijma’-kan para ulama’ sebagaimana yang telah disebutkan diatas. H. Urgensi Mempelajari Qiraat Menurut Syekh Manna’ Al-Qaththan dalam kitab Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an mempelajari ilmu qiraat mengandung banyak faedah sebagai berikut. 1. Dapat mengetahui betapa terjaganya dan terpeliharanya Kitab Allah dari perubahan dan penyimpangan. 2. Dapat mempermudah dalam membaca Al-Qur’an. 3. Dapat mengetahui bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan makna. 4. Penjelasan terhadap sesuatu yang kemungkinan masih global dalam qiraat yang lain.14 Dengan demikian mempelajari qiraat sangatlah penting, terutama dalam memudahkan untuk membaca Al-Qur’an dan juga dapat mengetahui keragaman bacaan Al-Qur’an. BAB III KESIMPULAN 13 Ibid., hlm. 248. 14 Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Ashri al- Hadits, 1973), hlm. 180. 10
  • 11. Qiraat adalah perbedaan cara pengucapan lafadz, metode dan riwayat Al- Qur’an yang disandarkan oleh tujuh imam qurra. Syarat qiraah shahih yaitu harus sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan rasm utsmani, dan memiliki sanad shahih. Macam-macam tingkatan qiraat yaitu mutawatir, masyhur, ahad, syadz, maudhu’ dan mudraj. Tokoh qiraat sab’ah ada tujuh yaitu Ibnu ‘Amir, Ibn Katsir, ‘Ashim, Abu Amr, Hamzah, Nafi’ dan al-Kisa’i. Timbulnya perbedaan qiraat disebabkan karena perbedaan qiraat dan taqrir Nabi Muhammad terhadap berbagai qiraat, berbedanya qiraat yang diturunkan Allah SWT, adanya perbedaan lahjah atau dialek bahasa. Mempelajari perbedaan qiraat sangatlah penting dan sangat berpengaruh terhadap pengambilan istinbath hukum dari Al-Qur’an. DAFTAR PUSTAKA AF, Hasanuddin. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1995. Al-Maliki, Muhammad Alawi. Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Terjemahan Rosihon Anwar. Bandung: CV Pustaka Setia. 1983. Al-Qaththan, Manna’. Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an. Riyadh: Mansyurat al-Ashri al-Hadits. 1973. Ash-Shaabuuniy, Muhammad Ali. Studi Ilmu Al-Qur’an. Terjemahan Aminuddin. Bandung: CV Pustaka Setia. 1991. Faizah, Nur. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Barat: CV Arta Rivera. 2008. Munawwir, A W. Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif. 2007. 11