SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pelestarian keotentikan hadis Nabi Muhammad SAW., telah dilakukan
sejak masa sahabat dengan menggunakan metode kompirmasi. Setelah Rasulullah
wafat, kegiatan kompirmatif ini tentu tidak lagi dilakukan oleh para sahabat. Tetapi
selanjutnya, para sahabat menanyakan kepada orang lain yang ikut hadir mendengar
dan menyaksikan hadist itu terjadi. Kegiatan penghimpunan hadis secara resmi dan
massal, barulah dilakukan dipenghujung abad ke-1 H, atas inisiatif dan kebijakan
Khalifah Umar bin Abd Aziz.1 Pada masa yang cukup panjang itu setelah wafatnya
Rasulullah, telah terjadi pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan oleh beberapa
golongan dengan tujuan tertentu. Atas kenyataan inilah, ulama hadis berupaya
menghimpun hadis Nabi. Selain harus melakukan perlawatan untuk menghubungi
para periwayat hadist yang tersebar di berbagai daerah, juga mengadakan penelitian
identitas periwayat dan menyeleksi semua hadist yang mereka himpun.
Pada perkembangan selanjutnya para ulama hadist berusaha melakukan
klasifikasi terhadap hadis baik berdasarkan kuantitas maupun berdasarkan kualitas
hadist. Hadits jika ditinjau dari segi kuantitas perawinya, maka akan di dapatkan dua
bagian terbesar yaitu, hadist mutawatir, masyhur dan hadist ahad, sedangkan hadist
jika ditinjau dari segi kualitas perawinya, maka dapat diklasifikasi pada tiga bagian
yaitu hadist shahih, hasan dan hadist dhaif. 2
Kami sebagai pemakalah akan membahas masalah hadist dhaif beserta
pembagiannya, sebagai upaya menambah pemahaman kita akan hadist Rasulullah
SAW.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari pada hadits dhaif ?
2. Sebutkan pembagian hadist dhaif ?
1
Muhammad Abu Zahw, al-Hadis wa al-Muhaddizun (Mesir: Mathba’at al-Misriyah,
t.th.), h. 245.
2
‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadis, diterjemahkan oleh Qadirun-Nur dengan judul Ushul
alHadis (cet.I; Jakarta : Gaya Media, 1998), h. 271.
2
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah pada makalah ini adalah :
1. Menjelaskan definisi hadits dhaif.
2. Menjelaskan pembagian-pembagian hadits dhaif.
3. Menambah wawasan dalam menuntut ilmu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits Dhaif
Definisi yang paling baik untuk hadits dhaif adalah sebagai berikut.
ْ‫ن‬ِ‫ام‬ً‫ط‬ ْ‫ر‬َ‫ش‬ َ‫د‬ِ‫ق‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ش‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ق‬َ‫م‬‫ال‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ا‬ ِ‫ط‬
Artinya : Hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist makbul (yang
dapat diterima).3
Syarat-syarat hadits makbul ada enam, yaitu :
1. Rawinya adil ;
2. Rawinya Dhabith, meskipun tidak sempurna ;
3. Sanadnya bersambung ;
4. Padanya tidak terdapat suatu kerancuan ;
5. Padanya tidak terdapat ‘illat yang merusak ;
6. Padanya saat dibutuhkan, hadist yang bersangkutan menguntungkan (tidak
mencelakakan).
Demikian, al-Baqa’i dan al-Suyuthi serta yang lainnya menghitung syarat-
syarat diterimanya Hadits tersebut.4 Akan tetapi sehubungan dengan kriteria yang
kedua mereka tidak menambahkan kata-kata “meskipun tidak sempurna”. Ini adalah
suatu masalah, sebab apabila seorang rawi tidak sempurna ke-dhabith-annya, maka
haditsnya adalah hadits hasan, bukan dhaif. Oleh karena itu ungkapan untuk kriteria
yang kedua ini adalah dengan menambahkan kata-kata “meskipun tidak sempurna”
Alasan pemberian predikat dhaif kepada hadits yang tidak memenuhi salah
satu syarat diterimanya sebuah hadits adalah apabila pada suatu hadits telah terpenuhi
syarat-syarat di atas, maka hal itu menunjukkan bahwa hadits tersebut telah
diriwayatkan sesuai dengan keadaan semula dan sebaliknya apabila salah satu
syaratnya tersebut tidak terpenuhi, maka tidak ada yang menunjukkan demikian.
3 Dr. Nuruddin ‘Itr, ‘Ulumul Hadis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, januari
2012), h.291.
4 Al-Tadrib, h. 105; Taudhihal al-Afkar, 1:248; Syarh al-Zarqani, h. 30; Hasyiyah al-Abyar, h.
25.
4
B. Pembagian Hadits Dhaif
Menurut Ajjaj al-Khatib, pembagian hadis dhaif sebagai berikut :
1. Hadits-hadits daif karena ketidak muttashilan sanad :
a. Hadits Mursal
Hadits mursal yaitu hadits yang dimarfu’kan oleh seoarng tabi’i kepada rasul
SAW., baik berupa sabda, perbuatan maupun taqrir, dengan tidak menyebutkan orang
yang menceritakan kepadanya: contoh hadis berikut ini :
‫الكتاب‬ ‫فى‬ ‫أن‬ ‫حزم‬ ‫بن‬ ‫بكرى‬ ‫أبى‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫مالك‬ ‫عن‬‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫كتبه‬ ‫الذي‬
‫القرأن‬ ‫اليمس‬ ‫ان‬ : ‫حزم‬ ‫بن‬ ‫و‬ ‫لعمر‬‫طاهر‬ ‫اال‬
Abdullah bin Abi Bakr pada hadis di atas merupakan seorang Tabi’i,
sedangkan seorang tabi’i tidak semasa dan tidak bertemu dengan Nabi Saw. Akan
tetapi di tidak menyebutkan orang yang mengabarkan kepadanya sehingga dinamakan
mursal.5
b. Hadits Munqathi’
Hadits munqathi yaitu dalam sanadnya gugur satu orang perawi dalam satu
tempat atau lebih, atau didalamnya disebutkanmseorang perawi yang mubham.
Dari segi gugurnya seorang perawi ia sama dengan hadits mursal. Hanya saja, kalu
hadits mursal gugurnya perawi dibatasi oelh tingkatan sahabat, sementara dalam
hadits munqathi seperti itu. Jadi setiap hadits yang sanadnya gugur satu orang
perawi baik awal, ditengah ataupun diakhir disebut munqathi. Adapun contohnya
sebagai berikut :
Berkata Ahmad bin Syu’ib; telah mengabarkan kepada kami. Qutaibah bin
Sa’id, telah ceritakan kepada kami. Abu ‘Awanah, telah menceritakan kepada kami,
Hisyam bin Urwah, dari Fatimah binti Mundzir, dari Ummi Salamah , ummil
Mu’minin, ia berkata; telah bersabda Rasulullah Saw:
‫ال‬‫الفطام‬ ‫قبل‬ ‫وكان‬ ‫الثدي‬ ‫فى‬ ‫األمعاء‬ ‫االمافتق‬ ‫الرضاع‬ ‫من‬ ‫يحرم‬
Pada hadits tersebut di atas Fatimah tidak mendengar hadis tersebut dari
Ummu Salamah, waktu Ummu salamah meninggal Fatimah ketika itu masih kecil
dan tidak bertemu dengannya.6
5 A. Qadir Hasan, op.cit, h. 108
6 Ibid, h. 95
5
c. Hadits Mu’dhal
Yaitu hadis dari sanadnya gugur dua atau lebih perawinya secara
berturutturut.hadits ini sama, bahkan lebih rendah dari hadits munqathi. Sama dari
segi keburukan kualitasnya, bila munqathi’annya lebih dari satu tempat. Contohnya
sebagai berikut:
kata Syafi’I; telah mengabarkan kepada kami, Sa’id bin Salim, dari Ibnu
Juraij, bahwa :
‫يديه‬ ‫رفع‬ ‫البيت‬ ‫رأى‬ ‫أذا‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬
Ibnu Juraij pada hadis tersebut tidak sesaman dengan Nabi, bahkan
masanyaitu di bawah tabi’in, jadi antara dia dengan Rasul Saw diantarai oleh dua
perantara yaitu tabi’in dengan sahabat. 7
d. Hadits Mudallas
Kata “tadlis” secara etimologis berasal dari akar kata “ad-Dalas” yang berarti
“adz-Dzhulman” (kedzaliman). Tadlis dalam jual-beli berarti menyembunyikan aib
barang dari pembelinya. Dari sinilah disinilah diambil dalam pengertian dalam sanad.
Karena keduanya memiliki kesamaan alasan, yakni menyembunyikan sesuatu dengan
cara diam tanpa menyebutkan.
Tadlis terdiri dari dua jenis, yaitu tadlis al- Isnad dan tadlis asy-syuyukh.
Pertama, Tadlis al- isnad yaitu seseorang perawi (mengatakan) meriwiyatkan sesuatu
dari sesamanya yang tidak pernah ia bertemu dengan orang itu, atau pernah bertemu
tetapi diriwiyatkannya itu tidak didengar dari orang tersebut, dengan cara
menimbulkan dugaan mendengar langsung.
Diriwayatkan oleh an-Nu’man oleh an-Nu’man bin Rasyid, dari Zuhri, dari
‘Urwah, dari Aisyah, bahwa :
‫هللا‬ ‫سبيل‬ ‫فى‬ ‫يجاهد‬ ‫أن‬ ‫اال‬ ‫جادما‬ ‫وال‬ ‫قط‬ ‫أة‬ ‫أمر‬ ‫يضرب‬ ‫لم‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬
Imam Abu Khatim berkata bahwa: Zuhri tidak pernah mendengar hadis ini
dari Urwah, ini berarti ada seorang yang tidak disebutkan oleh zuhri. Sehingga
menjadi samar.
Kedua. Tadlis asy- syuyukh jenis ini lebih ringan dari pada tadlis al-isnad.
Karena perawi tidak sengaja mengugurkan salah seorang dari sanad dan tidak sengaja
7 Ibid, h. 94
6
pula menyamarkan dan tidak mendengar langsung dengan ungkapan yang
menunjukkan mendengar langsung. Perawi hanya menyebut gurunya, memberi kun-
ya atau memberikan nisbat ataupun memberikan sifat yang tidak lazim dikenal.
Contohnya :
Berkata Ibnu Adi; telah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abi
Nashr al-Humaidi, telah mengabarkan kepada kami, Abdurrahim bin Ahmad
anNajjari, telah megabarkan kepada kami, Abdul Ghani bin Sa’id al-Hafish, telah
menceritakan kepada kami, Abu Hasan Ali bin Abdillah bin Fadil atTamimi, telah
meceritakan kepada kami, Abdullah bin Zaidan, telah menceritakan kepada kami,
Harun bin Abi Burdah, telah menceritakan kepada ku, Saudaraku Husain, dari
Yahya bin Ya’la, dari Abdullah bin Musa, dari Zuhri dari Sa-ib bin Yazid , Nabi
bersabda :
‫علي‬ ‫اال‬ ‫أوعورتي‬ ‫دي‬ ‫تجر‬ ‫يرى‬ ‫أن‬ ‫لمسلم‬ ‫اليحل‬
Dalam sanad tersebut ada seorang rawi bernama ‘Abdullah bin Musa.
Namanya yang sebenarnya dan yang masyhur adalah ‘Umar bin Musa arRahibi.
Maksudnya agar riwayatnya dapat diterima, karena jika disebut Umar bin Musa maka
tentu orang tidak akan menerima karena dia seorang pemalsu hadis. 8
2. Hadis-hadis daif karena sebab selain ketidak muttashilan sanad :
a. Hadits Mudha’af
Yaitu hadis yang tidak disepakati kedaifannya. Sebagian ahli hadis
menilainya mengandung kedaifan, baik di dalam sanad maupun matan, dan sebagian
lainnya menilainya kuat. Akan tetapi penilaian daif itu lebih kuat.
b. Hadits Mudhtharib
Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan beberapa bentuk yang saling berbeda,
yang tidak mungkin mentarjihkan sebagiannya atas bagian yang lainnya.
Kemudhthariban mengakibatkan kedhaifan suatu hadis, karena menunjukkan ketidak
dhabitan. Contoh hadits mudhthorib seperti hadits Abu Bakar RA berakata : ya
Rasulullah aku melihat engkau beruban. Rasulullah menjawab:
‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ً‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ب‬ِِّ‫ي‬َ‫ش‬
Artinya : Yang membuat rambutku beruban Surah Hud dan saudara-saudaranya.
8 Ibid, h. 99-100
7
Ad-Daruquthni berkata: hadits ini mudhtharib, karena hanya diriwayatkan
melalui Abu Ishaq dan diperselisihkan dalam sekitar 10 segi masalah. Di antara
mereka ada yang menjadikannya dari musnad Abu Bakar, Musnad ‘Aisyah, Musnad
Sa’ad, dan lain-lain.
c. Hadits Maqlub
Yaitu hadis yang mengalami pemutar balikan dari diri perawi, kadang-kadang
keterbalikan itu terjadi pada sanad, yaitu terbaliknya nama seorang perawi. Misalnya
Murrah ibn Ka’b dan Ka’b bin Murrah. Sedang maqlub pada matan misalanya adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA berkata:
‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ِ‫ام‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫س‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬
Artinya : Maka ketika itu aku bersama Nabi SAW, beliau duduk diatas bangku
menghadap qiblat dan membelakangi syam.
Hadits diatas di-maqlub-kan menjadi :
ْ‫س‬ُ‫م‬ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ام‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬
Artinya : Menghadap syam dan membelakangi kiblat
d. Hadits Syadz
Imam Syafi’ilah yang mula-mula memperkenalkan hadis syadz ini
menurutnya bila diantara perawi tziqat ada diantara mereka yang menyimpang dari
lainnya. Selanjutnya generasi setelahnya sepakat bahwa hadis syadz ialah hadis yang
diriwayatkan oleh perawi maqbul dalam keadaan menyimpang dari perawi lain yang
lebih kuat darinya. Sebagaimana hadits dha’if lainnya, hadits syadz juga dapat terjadi
pada sanad dan bisa terjadi pada matan.
Contoh hadits syadz pada sanad : Hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, An-
Nasa’I, dan ibnu Majah melalui jalan Ibnu Uyaynah dari Amr bin Dinar dari Aisyah
dari Ibnu Abbas, bahwa seorang laki-laki wafat pada masa Rasulullah SAW dan
tidak meninggalkan pewaris kecuali budak yang ia merdekakan. Nabi bertanya:
“Apakah ada seorang yang menjadi pewarisnya?” mereka menjawab: Tidak, kecuali
seorang budak yang telah dimerdekakannya, kemudian Nabi menjadikannya sebagai
pewaris baginya.
Hammad bin Ziad ( seorang tsiqah, adil dan dhabith) juga meriwayatkan
hadits diatas dari Amr bin Dinar dari Ausajah, tetapi tidak menyebutkan Ibnu Abbas.
8
Maka periwayatan Hammad bin Ziad syadzi sedangkan periwayatan Ibnu Uyaynah
mahfudz.9
Contoh hadits syadz pada matan : Hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan
At-Tirmidzi melalui Abdul Wahid bin Zayyad dari Al-A’masy dari Abu Shalih dari
Abu hurairah secara marfu’ Rasulullah SAW bersabda :
ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬ ِ‫ج‬َ‫ط‬ْ‫ض‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َي‬‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ه‬
Artinya : Jika salah seorang di antara kamu telah melakukan shalat dua rakaat fajar
maka hendaklah ia berbaring pada lambung kanannya.
Al-Baihaqiy berkata mengatakan : Periwayatan Abdul Wahid bin Zayyad
adalah syadz karena menyalahi mayoritas perawi yang meriwayatkannya. Orang-
orang meriwayatkan dari segi perbutan Nabi SAW, bukan sabdanya. Abdul Wahid
juga melakukan penyendirian di antara para murid Al-A’masy mengenai redaksinya.
e. Hadits Munkar
Hadis munkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi daif yang banyak
kesalahannya, banyak kelengahannya, atau jelas kefasikannya. Oleh karena itu
kriteria hadis munkar adalah penyendirian perawinya daif dan mukhalafah.
Contoh Hadits Munkar Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui
Usamah bin Zaid Al-Madani dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman
bin Auf dari ayahnya secara marfu’ :
‫ر‬َ‫ض‬‫لح‬ْ‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ف‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ُ‫م‬ِ‫ئ‬ ‫ا‬َ‫ص‬
Artinya : Seorang puasa Ramadhan dalam perjalanan seperti orang berbuka dalam
tempat tinggalnya.
Hadits tersebut munkar karena periwayatan Usamah bin Zaid Al-Madani
secara marfu’ (dari Rasulullah), bertentangan dengan periwayatan Ibn Abi Dzi’bin
yang tsiqah, hadits tersebut mauquf pada abdurrahaman bin Auf.
f. Hadits Matruk dan Mathruh
Hadis matruk ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dituduh
berdusta dalam hadis nabawiy, atau sering bersdusta dalam pembicaraannya, atau
9 Abdul Majid Khon, Op cit, h. 198
9
yang terlihat kefasikannya melalui perbuatan maupun kata-katanya. Atau yang sering
sekali salah dan lupa. Misalnya hadis-hadis Amr ibn Syamr dari Jabir al-Ja’fiy.
Sedangkan hadis mathruh ialah hadis yang terlempar hadisnya karena cacatnya
perawinya.10Jadi tidak ada perbedaan yang perlu ditonjolkan pada hadits matruk dan
mathruh.
Contoh Hadits Matruk : Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ad-Daud
dalam Qadha’ Al-Hawa’ij melalui Juwaibir bin Sa’ad Al-Azdi dari Adh-Dhahhak
dari Ibnu Abbas dari nabi SAW, bersabda :
ِ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫َاع‬‫ن‬ِ‫ط‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ئ‬ِ‫ف‬ْ‫ط‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِِّ‫ِر‬‫س‬‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ‫ء‬ ْ‫و‬ُّ‫س‬‫ال‬ َ‫ع‬ ِ‫ار‬َ‫ص‬َ‫م‬ ُ‫ع‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
َ‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ب‬َ‫ض‬َ‫غ‬
Artinya : Wajib atas kamu berbuat yang ma’ruf, sesungguhnya ia mencegah
pergulatan kejahatan dan wajib atas kamu shadaqah asamaran (sirr), sesungguhnya
ia mematikan murka Allah azza wa jalla.
Pada isnad hadits tersebut terdapat Juwaibir bin Sa’id Al-Azdi, An-Nasa’i,
dan Ad-Daruquthni berkata, bahwa ia matruk al-hadits, menurut Ibnu Ma’in tidak ada
apa-apa.
10 Ajjaj al-Khatib, op.cit, h. 311-315
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist makbul (yang dapat
diterima).
2. Hadits-hadits daif karena ketidak muttashilan sanad :
a. Hadits Mursal
b. Hadits Munqathi
c. Hadits Mu’dhal
d. Hadits Mudallas
3. Hadits-hadits daif karena sebab selain ketidak muttashilan sanad :
a. Hadits Mudha’af
b. Hadits Mudhtharib
c. Hadits Maqlub
d. Hadits Syadz
e. Hadits Munkar
f. Hadits Matruk dan Mathruh
11
DAFTAR PUSTAKA
‘Ajjaj Al-khathib Muhammad, ushulu al-hadits; Pokok-Pokok Ilmu Hadits,
Gaya Media Partama, (jakarta, 1998).
Dr. Nuruddin ‘Itr, ‘Ulumul Hadis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,
januari 2012)
Internet :
http://kumpulanmakalahterbatas.blogspot.co.id/2014/06/dhaif-disebabkan-
cacat-selain.html

More Related Content

What's hot

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Nana Cahmaxcy
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyasholihiyyah
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyahrismariszki
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaRisma Amalia
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekatLela Warni
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 

What's hot (20)

Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
mafhum mukhalafah
mafhum mukhalafahmafhum mukhalafah
mafhum mukhalafah
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablana
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 

Similar to MENYELIDIKI HADIS DHAIF

Hadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahHadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahA Budi Pakdije
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fixKinza_com
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadistMar Tabi'ah
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxRaefanggaAngga
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 
Bhan hadis palsu
Bhan hadis palsuBhan hadis palsu
Bhan hadis palsuMawar Pink
 
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptx
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptxULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptx
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptxmohamadnorzamree1
 
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulBenarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulR&R Darulkautsar
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis harifrahman87863
 
Hadis shohih, hasan dan dhoif
Hadis shohih, hasan dan dhoifHadis shohih, hasan dan dhoif
Hadis shohih, hasan dan dhoifAdilah126
 

Similar to MENYELIDIKI HADIS DHAIF (20)

Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Hadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahHadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalah
 
Hadits Maudlu
Hadits MaudluHadits Maudlu
Hadits Maudlu
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
makalah studi hadis
makalah studi hadismakalah studi hadis
makalah studi hadis
 
Hadith
HadithHadith
Hadith
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadist
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
Bhan hadis palsu
Bhan hadis palsuBhan hadis palsu
Bhan hadis palsu
 
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptx
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptxULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptx
ULUM AL-HADITH DPQS_SESI 3 (2).pptx
 
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulBenarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
 
Hadis shohih, hasan dan dhoif
Hadis shohih, hasan dan dhoifHadis shohih, hasan dan dhoif
Hadis shohih, hasan dan dhoif
 
Hadis Dhaif
Hadis DhaifHadis Dhaif
Hadis Dhaif
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (9)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

MENYELIDIKI HADIS DHAIF

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pelestarian keotentikan hadis Nabi Muhammad SAW., telah dilakukan sejak masa sahabat dengan menggunakan metode kompirmasi. Setelah Rasulullah wafat, kegiatan kompirmatif ini tentu tidak lagi dilakukan oleh para sahabat. Tetapi selanjutnya, para sahabat menanyakan kepada orang lain yang ikut hadir mendengar dan menyaksikan hadist itu terjadi. Kegiatan penghimpunan hadis secara resmi dan massal, barulah dilakukan dipenghujung abad ke-1 H, atas inisiatif dan kebijakan Khalifah Umar bin Abd Aziz.1 Pada masa yang cukup panjang itu setelah wafatnya Rasulullah, telah terjadi pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan oleh beberapa golongan dengan tujuan tertentu. Atas kenyataan inilah, ulama hadis berupaya menghimpun hadis Nabi. Selain harus melakukan perlawatan untuk menghubungi para periwayat hadist yang tersebar di berbagai daerah, juga mengadakan penelitian identitas periwayat dan menyeleksi semua hadist yang mereka himpun. Pada perkembangan selanjutnya para ulama hadist berusaha melakukan klasifikasi terhadap hadis baik berdasarkan kuantitas maupun berdasarkan kualitas hadist. Hadits jika ditinjau dari segi kuantitas perawinya, maka akan di dapatkan dua bagian terbesar yaitu, hadist mutawatir, masyhur dan hadist ahad, sedangkan hadist jika ditinjau dari segi kualitas perawinya, maka dapat diklasifikasi pada tiga bagian yaitu hadist shahih, hasan dan hadist dhaif. 2 Kami sebagai pemakalah akan membahas masalah hadist dhaif beserta pembagiannya, sebagai upaya menambah pemahaman kita akan hadist Rasulullah SAW. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah : 1. Apa definisi dari pada hadits dhaif ? 2. Sebutkan pembagian hadist dhaif ? 1 Muhammad Abu Zahw, al-Hadis wa al-Muhaddizun (Mesir: Mathba’at al-Misriyah, t.th.), h. 245. 2 ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadis, diterjemahkan oleh Qadirun-Nur dengan judul Ushul alHadis (cet.I; Jakarta : Gaya Media, 1998), h. 271.
  • 2. 2 C. Tujuan Makalah Adapun tujuan makalah pada makalah ini adalah : 1. Menjelaskan definisi hadits dhaif. 2. Menjelaskan pembagian-pembagian hadits dhaif. 3. Menambah wawasan dalam menuntut ilmu.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hadits Dhaif Definisi yang paling baik untuk hadits dhaif adalah sebagai berikut. ْ‫ن‬ِ‫ام‬ً‫ط‬ ْ‫ر‬َ‫ش‬ َ‫د‬ِ‫ق‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ش‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ق‬َ‫م‬‫ال‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ا‬ ِ‫ط‬ Artinya : Hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist makbul (yang dapat diterima).3 Syarat-syarat hadits makbul ada enam, yaitu : 1. Rawinya adil ; 2. Rawinya Dhabith, meskipun tidak sempurna ; 3. Sanadnya bersambung ; 4. Padanya tidak terdapat suatu kerancuan ; 5. Padanya tidak terdapat ‘illat yang merusak ; 6. Padanya saat dibutuhkan, hadist yang bersangkutan menguntungkan (tidak mencelakakan). Demikian, al-Baqa’i dan al-Suyuthi serta yang lainnya menghitung syarat- syarat diterimanya Hadits tersebut.4 Akan tetapi sehubungan dengan kriteria yang kedua mereka tidak menambahkan kata-kata “meskipun tidak sempurna”. Ini adalah suatu masalah, sebab apabila seorang rawi tidak sempurna ke-dhabith-annya, maka haditsnya adalah hadits hasan, bukan dhaif. Oleh karena itu ungkapan untuk kriteria yang kedua ini adalah dengan menambahkan kata-kata “meskipun tidak sempurna” Alasan pemberian predikat dhaif kepada hadits yang tidak memenuhi salah satu syarat diterimanya sebuah hadits adalah apabila pada suatu hadits telah terpenuhi syarat-syarat di atas, maka hal itu menunjukkan bahwa hadits tersebut telah diriwayatkan sesuai dengan keadaan semula dan sebaliknya apabila salah satu syaratnya tersebut tidak terpenuhi, maka tidak ada yang menunjukkan demikian. 3 Dr. Nuruddin ‘Itr, ‘Ulumul Hadis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, januari 2012), h.291. 4 Al-Tadrib, h. 105; Taudhihal al-Afkar, 1:248; Syarh al-Zarqani, h. 30; Hasyiyah al-Abyar, h. 25.
  • 4. 4 B. Pembagian Hadits Dhaif Menurut Ajjaj al-Khatib, pembagian hadis dhaif sebagai berikut : 1. Hadits-hadits daif karena ketidak muttashilan sanad : a. Hadits Mursal Hadits mursal yaitu hadits yang dimarfu’kan oleh seoarng tabi’i kepada rasul SAW., baik berupa sabda, perbuatan maupun taqrir, dengan tidak menyebutkan orang yang menceritakan kepadanya: contoh hadis berikut ini : ‫الكتاب‬ ‫فى‬ ‫أن‬ ‫حزم‬ ‫بن‬ ‫بكرى‬ ‫أبى‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫مالك‬ ‫عن‬‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫كتبه‬ ‫الذي‬ ‫القرأن‬ ‫اليمس‬ ‫ان‬ : ‫حزم‬ ‫بن‬ ‫و‬ ‫لعمر‬‫طاهر‬ ‫اال‬ Abdullah bin Abi Bakr pada hadis di atas merupakan seorang Tabi’i, sedangkan seorang tabi’i tidak semasa dan tidak bertemu dengan Nabi Saw. Akan tetapi di tidak menyebutkan orang yang mengabarkan kepadanya sehingga dinamakan mursal.5 b. Hadits Munqathi’ Hadits munqathi yaitu dalam sanadnya gugur satu orang perawi dalam satu tempat atau lebih, atau didalamnya disebutkanmseorang perawi yang mubham. Dari segi gugurnya seorang perawi ia sama dengan hadits mursal. Hanya saja, kalu hadits mursal gugurnya perawi dibatasi oelh tingkatan sahabat, sementara dalam hadits munqathi seperti itu. Jadi setiap hadits yang sanadnya gugur satu orang perawi baik awal, ditengah ataupun diakhir disebut munqathi. Adapun contohnya sebagai berikut : Berkata Ahmad bin Syu’ib; telah mengabarkan kepada kami. Qutaibah bin Sa’id, telah ceritakan kepada kami. Abu ‘Awanah, telah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah, dari Fatimah binti Mundzir, dari Ummi Salamah , ummil Mu’minin, ia berkata; telah bersabda Rasulullah Saw: ‫ال‬‫الفطام‬ ‫قبل‬ ‫وكان‬ ‫الثدي‬ ‫فى‬ ‫األمعاء‬ ‫االمافتق‬ ‫الرضاع‬ ‫من‬ ‫يحرم‬ Pada hadits tersebut di atas Fatimah tidak mendengar hadis tersebut dari Ummu Salamah, waktu Ummu salamah meninggal Fatimah ketika itu masih kecil dan tidak bertemu dengannya.6 5 A. Qadir Hasan, op.cit, h. 108 6 Ibid, h. 95
  • 5. 5 c. Hadits Mu’dhal Yaitu hadis dari sanadnya gugur dua atau lebih perawinya secara berturutturut.hadits ini sama, bahkan lebih rendah dari hadits munqathi. Sama dari segi keburukan kualitasnya, bila munqathi’annya lebih dari satu tempat. Contohnya sebagai berikut: kata Syafi’I; telah mengabarkan kepada kami, Sa’id bin Salim, dari Ibnu Juraij, bahwa : ‫يديه‬ ‫رفع‬ ‫البيت‬ ‫رأى‬ ‫أذا‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬ Ibnu Juraij pada hadis tersebut tidak sesaman dengan Nabi, bahkan masanyaitu di bawah tabi’in, jadi antara dia dengan Rasul Saw diantarai oleh dua perantara yaitu tabi’in dengan sahabat. 7 d. Hadits Mudallas Kata “tadlis” secara etimologis berasal dari akar kata “ad-Dalas” yang berarti “adz-Dzhulman” (kedzaliman). Tadlis dalam jual-beli berarti menyembunyikan aib barang dari pembelinya. Dari sinilah disinilah diambil dalam pengertian dalam sanad. Karena keduanya memiliki kesamaan alasan, yakni menyembunyikan sesuatu dengan cara diam tanpa menyebutkan. Tadlis terdiri dari dua jenis, yaitu tadlis al- Isnad dan tadlis asy-syuyukh. Pertama, Tadlis al- isnad yaitu seseorang perawi (mengatakan) meriwiyatkan sesuatu dari sesamanya yang tidak pernah ia bertemu dengan orang itu, atau pernah bertemu tetapi diriwiyatkannya itu tidak didengar dari orang tersebut, dengan cara menimbulkan dugaan mendengar langsung. Diriwayatkan oleh an-Nu’man oleh an-Nu’man bin Rasyid, dari Zuhri, dari ‘Urwah, dari Aisyah, bahwa : ‫هللا‬ ‫سبيل‬ ‫فى‬ ‫يجاهد‬ ‫أن‬ ‫اال‬ ‫جادما‬ ‫وال‬ ‫قط‬ ‫أة‬ ‫أمر‬ ‫يضرب‬ ‫لم‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬ Imam Abu Khatim berkata bahwa: Zuhri tidak pernah mendengar hadis ini dari Urwah, ini berarti ada seorang yang tidak disebutkan oleh zuhri. Sehingga menjadi samar. Kedua. Tadlis asy- syuyukh jenis ini lebih ringan dari pada tadlis al-isnad. Karena perawi tidak sengaja mengugurkan salah seorang dari sanad dan tidak sengaja 7 Ibid, h. 94
  • 6. 6 pula menyamarkan dan tidak mendengar langsung dengan ungkapan yang menunjukkan mendengar langsung. Perawi hanya menyebut gurunya, memberi kun- ya atau memberikan nisbat ataupun memberikan sifat yang tidak lazim dikenal. Contohnya : Berkata Ibnu Adi; telah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abi Nashr al-Humaidi, telah mengabarkan kepada kami, Abdurrahim bin Ahmad anNajjari, telah megabarkan kepada kami, Abdul Ghani bin Sa’id al-Hafish, telah menceritakan kepada kami, Abu Hasan Ali bin Abdillah bin Fadil atTamimi, telah meceritakan kepada kami, Abdullah bin Zaidan, telah menceritakan kepada kami, Harun bin Abi Burdah, telah menceritakan kepada ku, Saudaraku Husain, dari Yahya bin Ya’la, dari Abdullah bin Musa, dari Zuhri dari Sa-ib bin Yazid , Nabi bersabda : ‫علي‬ ‫اال‬ ‫أوعورتي‬ ‫دي‬ ‫تجر‬ ‫يرى‬ ‫أن‬ ‫لمسلم‬ ‫اليحل‬ Dalam sanad tersebut ada seorang rawi bernama ‘Abdullah bin Musa. Namanya yang sebenarnya dan yang masyhur adalah ‘Umar bin Musa arRahibi. Maksudnya agar riwayatnya dapat diterima, karena jika disebut Umar bin Musa maka tentu orang tidak akan menerima karena dia seorang pemalsu hadis. 8 2. Hadis-hadis daif karena sebab selain ketidak muttashilan sanad : a. Hadits Mudha’af Yaitu hadis yang tidak disepakati kedaifannya. Sebagian ahli hadis menilainya mengandung kedaifan, baik di dalam sanad maupun matan, dan sebagian lainnya menilainya kuat. Akan tetapi penilaian daif itu lebih kuat. b. Hadits Mudhtharib Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan beberapa bentuk yang saling berbeda, yang tidak mungkin mentarjihkan sebagiannya atas bagian yang lainnya. Kemudhthariban mengakibatkan kedhaifan suatu hadis, karena menunjukkan ketidak dhabitan. Contoh hadits mudhthorib seperti hadits Abu Bakar RA berakata : ya Rasulullah aku melihat engkau beruban. Rasulullah menjawab: ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ً‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ب‬ِِّ‫ي‬َ‫ش‬ Artinya : Yang membuat rambutku beruban Surah Hud dan saudara-saudaranya. 8 Ibid, h. 99-100
  • 7. 7 Ad-Daruquthni berkata: hadits ini mudhtharib, karena hanya diriwayatkan melalui Abu Ishaq dan diperselisihkan dalam sekitar 10 segi masalah. Di antara mereka ada yang menjadikannya dari musnad Abu Bakar, Musnad ‘Aisyah, Musnad Sa’ad, dan lain-lain. c. Hadits Maqlub Yaitu hadis yang mengalami pemutar balikan dari diri perawi, kadang-kadang keterbalikan itu terjadi pada sanad, yaitu terbaliknya nama seorang perawi. Misalnya Murrah ibn Ka’b dan Ka’b bin Murrah. Sedang maqlub pada matan misalanya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA berkata: ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ِ‫ام‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫س‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ Artinya : Maka ketika itu aku bersama Nabi SAW, beliau duduk diatas bangku menghadap qiblat dan membelakangi syam. Hadits diatas di-maqlub-kan menjadi : ْ‫س‬ُ‫م‬ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِ‫ام‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ Artinya : Menghadap syam dan membelakangi kiblat d. Hadits Syadz Imam Syafi’ilah yang mula-mula memperkenalkan hadis syadz ini menurutnya bila diantara perawi tziqat ada diantara mereka yang menyimpang dari lainnya. Selanjutnya generasi setelahnya sepakat bahwa hadis syadz ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi maqbul dalam keadaan menyimpang dari perawi lain yang lebih kuat darinya. Sebagaimana hadits dha’if lainnya, hadits syadz juga dapat terjadi pada sanad dan bisa terjadi pada matan. Contoh hadits syadz pada sanad : Hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, An- Nasa’I, dan ibnu Majah melalui jalan Ibnu Uyaynah dari Amr bin Dinar dari Aisyah dari Ibnu Abbas, bahwa seorang laki-laki wafat pada masa Rasulullah SAW dan tidak meninggalkan pewaris kecuali budak yang ia merdekakan. Nabi bertanya: “Apakah ada seorang yang menjadi pewarisnya?” mereka menjawab: Tidak, kecuali seorang budak yang telah dimerdekakannya, kemudian Nabi menjadikannya sebagai pewaris baginya. Hammad bin Ziad ( seorang tsiqah, adil dan dhabith) juga meriwayatkan hadits diatas dari Amr bin Dinar dari Ausajah, tetapi tidak menyebutkan Ibnu Abbas.
  • 8. 8 Maka periwayatan Hammad bin Ziad syadzi sedangkan periwayatan Ibnu Uyaynah mahfudz.9 Contoh hadits syadz pada matan : Hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi melalui Abdul Wahid bin Zayyad dari Al-A’masy dari Abu Shalih dari Abu hurairah secara marfu’ Rasulullah SAW bersabda : ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬ ِ‫ج‬َ‫ط‬ْ‫ض‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َي‬‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ه‬ Artinya : Jika salah seorang di antara kamu telah melakukan shalat dua rakaat fajar maka hendaklah ia berbaring pada lambung kanannya. Al-Baihaqiy berkata mengatakan : Periwayatan Abdul Wahid bin Zayyad adalah syadz karena menyalahi mayoritas perawi yang meriwayatkannya. Orang- orang meriwayatkan dari segi perbutan Nabi SAW, bukan sabdanya. Abdul Wahid juga melakukan penyendirian di antara para murid Al-A’masy mengenai redaksinya. e. Hadits Munkar Hadis munkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi daif yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya, atau jelas kefasikannya. Oleh karena itu kriteria hadis munkar adalah penyendirian perawinya daif dan mukhalafah. Contoh Hadits Munkar Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui Usamah bin Zaid Al-Madani dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf dari ayahnya secara marfu’ : ‫ر‬َ‫ض‬‫لح‬ْ‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ف‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ُ‫م‬ِ‫ئ‬ ‫ا‬َ‫ص‬ Artinya : Seorang puasa Ramadhan dalam perjalanan seperti orang berbuka dalam tempat tinggalnya. Hadits tersebut munkar karena periwayatan Usamah bin Zaid Al-Madani secara marfu’ (dari Rasulullah), bertentangan dengan periwayatan Ibn Abi Dzi’bin yang tsiqah, hadits tersebut mauquf pada abdurrahaman bin Auf. f. Hadits Matruk dan Mathruh Hadis matruk ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dituduh berdusta dalam hadis nabawiy, atau sering bersdusta dalam pembicaraannya, atau 9 Abdul Majid Khon, Op cit, h. 198
  • 9. 9 yang terlihat kefasikannya melalui perbuatan maupun kata-katanya. Atau yang sering sekali salah dan lupa. Misalnya hadis-hadis Amr ibn Syamr dari Jabir al-Ja’fiy. Sedangkan hadis mathruh ialah hadis yang terlempar hadisnya karena cacatnya perawinya.10Jadi tidak ada perbedaan yang perlu ditonjolkan pada hadits matruk dan mathruh. Contoh Hadits Matruk : Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ad-Daud dalam Qadha’ Al-Hawa’ij melalui Juwaibir bin Sa’ad Al-Azdi dari Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas dari nabi SAW, bersabda : ِ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫َاع‬‫ن‬ِ‫ط‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ئ‬ِ‫ف‬ْ‫ط‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِِّ‫ِر‬‫س‬‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ‫ء‬ ْ‫و‬ُّ‫س‬‫ال‬ َ‫ع‬ ِ‫ار‬َ‫ص‬َ‫م‬ ُ‫ع‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ب‬َ‫ض‬َ‫غ‬ Artinya : Wajib atas kamu berbuat yang ma’ruf, sesungguhnya ia mencegah pergulatan kejahatan dan wajib atas kamu shadaqah asamaran (sirr), sesungguhnya ia mematikan murka Allah azza wa jalla. Pada isnad hadits tersebut terdapat Juwaibir bin Sa’id Al-Azdi, An-Nasa’i, dan Ad-Daruquthni berkata, bahwa ia matruk al-hadits, menurut Ibnu Ma’in tidak ada apa-apa. 10 Ajjaj al-Khatib, op.cit, h. 311-315
  • 10. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah : 1. Hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist makbul (yang dapat diterima). 2. Hadits-hadits daif karena ketidak muttashilan sanad : a. Hadits Mursal b. Hadits Munqathi c. Hadits Mu’dhal d. Hadits Mudallas 3. Hadits-hadits daif karena sebab selain ketidak muttashilan sanad : a. Hadits Mudha’af b. Hadits Mudhtharib c. Hadits Maqlub d. Hadits Syadz e. Hadits Munkar f. Hadits Matruk dan Mathruh
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA ‘Ajjaj Al-khathib Muhammad, ushulu al-hadits; Pokok-Pokok Ilmu Hadits, Gaya Media Partama, (jakarta, 1998). Dr. Nuruddin ‘Itr, ‘Ulumul Hadis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, januari 2012) Internet : http://kumpulanmakalahterbatas.blogspot.co.id/2014/06/dhaif-disebabkan- cacat-selain.html