SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PERENCANAAN PROGRAM
KERJA KESEHATAN
A. Latar belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah
kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal
jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada
tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat
ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul
satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu
orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC
di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

B. Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup
sehat bagi setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit TBC

melalui

terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat
terbatas dari penyakit TBC, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.
C. Kebijaksanaan
Mengingat obat dan vaksin pencegah penyakit TBC hingga dewasa
ini belum ada maka upaya pemberantasan TBC dititik beratkan pada:
1. Kewaspadaan dini terhadap penyakit TBC

dengan melaksanakan

surveilans vektor guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi
KLB/wabah.
2. Pencegahan Berupa pengobatan selama 6 bulan secara teratur
D. Strategi
Karena titik berat program pemberantasan penyakit TBC adalah
penggerakan masyarakat melalui Penyuluhan Kesehatan meliputi:
1. Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu secara
mandiri mencegah penyakit TBC.
2. Penggerakan masyarakat dalan mencegah penyakit TBC agar terhindari
dari

penyakit

TBC

melalui

kerjasama

lintas

program

yang

dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah.
3. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus TBC.
4. Melaksanakan pengobatan/pertolongan penderita TBC

di RS dan

puskesmas.
5. Menanggulangi secepatnya agar penyakit TBC tidak berkelanjutan.
E. Sasaran, Waktu, Tempat Pelayanan, Dan Tenaga Pelaksana.
1. Sasaran
Sasaran adalah seluruh masyarakat di Desa Labaha dan Desa
Dana kecamatan

Watopute yang mempunyai faktor resiko tinggi

terhadap Penyakit TBC.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Labaha dan Desa Dana
Kecamatan Watopute selama 4 minggu pada tanggal 1-28 Februari
2013.
3. Tempat Pelayanan
Program penanggulangan penyakit TBC ini dengan menggunakan
penyuluhan kesehatan

yang baik yang dilaksanakan di seluruh

kediaman warga Desa Labaha dan Desa Dana. Sedangkan tempat
pelayanan penyuluhan adalah di posyandu atau tempat-tempat lain
berdasarkan kesepakatan, misalnya puskesmas, puskesmas pembantu,
polindes, dll.
4. Tenaga
Jumlah tenaga disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga
pelaksana program pemberantasa penyakit TBC ini terdiri atas tenaga
paramedis, non paramedis dan kader dengan tugas sebagai berikut:
Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat baik
penderita TBC maupun yang belum menderita TBC.
Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi kartu,
menyiapkan sarana pelayanan,dll.
Kader untuk melakukan pendataan sasaran, penyuluhan, dan
menyiapkan tempat pelayanan
F. Kegiatan Pokok Program
Untuk mencapai keberhasilan program pemberantasan penyakit
Diare dilakuakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

No
1

Minggu

Kegiatan

I

II

III

IV

Tahap Persiapan (Kewaspadaan Dini)
a.Penyusunan rencana kerja



-

-

-

b.Mobilisasi sumber dana



-

-

-

c. Pelatihan



d. Kunjungan rumah









e. Penemuan dan pelaporan penderita









f. Penyuluhan









g.Penggerakan masyarakat









a.Gerakan 3M









b.Fogging

-

-





c.Abatisasi





-

-

3

Pembinaan (Meningkatkan SDM)









4

Monitoring dan Evaluasi









2

Tahap Pelaksanaan (Penanggulangan KLB)
Pemantauan dan Evaluasi
 Pemantauan Kegiatan
Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan
rencana.
1. Pemantauan dilakukan melalui:
~ Sistem pencatatan dan pelaporan program.
~ Unit pengaduan masyarakat.
~ Kunjungan rumah
2. Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui:
~ Umpan Balik
~ Supervisi
~ Bimbingan teknis
 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa:
a. jumlah penderita TBC yang diberikan pengobatan dan penyuluhan di
desa-desa resiko tinggi.
b. Jumlah fogging yang dipakai.
c. Lokasi dan jumlah pos pelayanan.
d. Masalah pendistribusian bubuk abate.
e. Masalah-masalah lain.
G. Anggaran Kegiatan
Sumber dana dari APBN dan APBD.
- Dana dari APBN berupa penyedian Fogging dan bubuk Abate.
- Dana dari APBD berupa biaya operasional.yakni:
No.

Biaya Operasional

1

Biaya Tenaga/ Satuan Output
Rp.50.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg

2

Rp.7.500.000

Biaya Transpor/ Satuan Output
Rp.20.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg

3

Jumlah

Rp. 3.000.000

Biaya Snack/ Satuan Output
Rp.15.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg

4

Rp 2.250.000

Biaya tidak tetap/ Satuan Output

Rp.500.000

Biaya Total

Rp.13.250.000
KEGIATAN PENGOBATAN PENYAKIT TBC
A. Kunjungan Rumah Secara Berkala
Kunjungan rumah secara berkala dilaksanakan oleh Kader /
Dasawisma guna menyampaikan informasi tentang TBC dan pencegahannya
kepada keluarga serta melakukan Penyuluhan kesehatan pencegahan
penyakit TBC. Hasil pemeriksaan lingkungan yang ada disetiap rumah dan
pada buku/formulir catatan kader. Selanjutnya, catatan hasil pemeriksaan
lingkungan disampaikan kepada ketua RT yang bersangkutan untuk tindak
lanjut sepenuhnya.
B. Penyuluhan Kesehatan
1. Tujuan
a) Menyebarluaskan pengetahuan/ pengertian yang tepat dan benar
tentang penyakit TBC.
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit TBC
c) Meningkatkan kerjasama antar penderita, keluarga, masyarakat dan
petugas kesehatan kesehatan tentang penanggulangan penyakit
Diare.
2. Sasaran
a) Penderita penyakit TBC
b) Keluarga penderita penyakit TBC
c) Masyarakat
d) Petugas kesehatan
3. Materi-materi penyuluhan
a. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil
yang sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan
penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India
dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan
pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global
Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa
140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan
mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita
harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit
TBC.
b. Penyebab TBC
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari
sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahanbahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang
pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf,
hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie).
Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris,
trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia
lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

C.Penularan
Penyakit

tuberculosis

yang

disebabkan

oleh

kuman

Mycobacterium

Tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien
tuberculosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup
oleh orang lain saat bernafas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat
berhadapan dengan orang lain, basil tuberculosis tersembur dan terhisap ke dalam
paru orang sehat. Masa inkubasinya selama 3-6 bulan.
Risiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan
sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetik dan faktor pejamu
lainnya. Risiko tertinggi berkembangnya penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3
tahun, risiko rendah pada masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja,
dewasa muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran pernafasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah,
pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekatnya.
Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya,
sehingga kemungkinan setiap kontak untuk tertular TBC adalah 17%.hasil studi
lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat (misalnya keluarga serumah)akan 2 kali
lebih berisiko dibandingkan kontak biasa (tidak serumah).
Seseorang penderita dengan BTA (+) yang derajat positifnya tinggi berpotensi
menularkan penyakit ini. Sebaliknya, penderita dengan BTA (-) dianggap tidak
menularkan. Angka risiko penularan infeksi TBC di Amerika Serikat adalah sekitar
10/100.000 populasi. Di Indonesia angka ini sebesar 1-3% yang berarti di antara 100
penduduk terdapat 1-3 warga yang akan terinfeksi TBC. Setengah dari mereka BTAnya akan positif (0,5%). (Widoyono, 2008)

D.Manifestasi Klinis
Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah.
Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis dapat bermacam-macam atau
malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang paling banyak terjadi yaitu :
a.

Demam
Serangan demam pertama dapat sembuh kembali, tetapi kadang-kadang panas

badan mencapai 40-410C. Demam biasanya menyerupai demam influenza sehingga
penderita biasanya tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza.
b.

Batuk
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk biasanya dialami

4

minggu dan bahkan berbulan-bulan. Sifat batuk dimulai dari batuk non produktif.
Keadaan ini biasanya akan berlanjut menjadi batuk darah. Kebanyakan batuk darah
pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding
bronkus.
c.

Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak

napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
meliputi bagian paru-paru.
d.

Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga

menimbulkan pleuritis.
e. Malaise
Tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (BB menurun), sakit
kepala, meriang, nyeri otot, dan berkeringat malam. Gejala malaise ini makin lama
makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Ari Sandi, 2012)

E. Patofisiologi
Port de’entri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui
udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan di inhalasi biasanya terdiri atas satu
sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung
dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada
dalam ruang alveolus, kuman akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit
polimorfonuklear tampak memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh
organisme tersebut.
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal
atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening regional.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu,
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini
biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam. ( Ardiansyah, 2012).

F.Pemeriksaan Diagnosis
a. Pemeriksaan Rontgen Toraks
Pada hasil pemeriksaan rontgen toraks, sering didapatkan adanya suatu lesi
sebelum ditemukan gejala subjektif awal. Sebelum pemeriksaan fisik, dokter juga
menemukan suatu kelainan paru. Pemeriksaan rontgen toraks ini sangat berguna
untuk mengevaluasi hasil pengobatan, di mana hal ini bergantung pada tipe
keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap OAT. Penyembuhan total
sering kali terjadi di beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat muncul pada
sebuah proses penyembuhan yang lengkap.
b. Pemeriksaan CT-scan
Pemeriksaan CT-scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB
inaktif/stabil yang ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler,
pita parenkimal, klasifikasi nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan berkas
bronkhovaskuler, bronkhiektasis, serta emfisema perisikatrisial. Pemeriksaan CTscan sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya pembentukan kavitas dan lebih
dapat diandalkan daripada pemeriksaan rontgen biasa.
c. Radiologis TB Paru Milier
TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara masif/menyeluruh
serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan sering disertai akibat fatal sebelum
penggunaan OAT. Hasil pemeriksaan rontgen toraks bergantung pada ukuran dan
jumlah tuberkel milier. Pada beberapa pasien TB milier, tidak ada lesi yang terlihat
pada hasil rontgen toraks, tetapi ada beberapa kasus dimana bentuk milier klasik
berkembang seiring dengan perjalanan penyakitnya.
d. Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terbaik dari penyakit Tuberculosis diperoleh dengan pemeriksaan
mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Untuk membedakan species Mycobacterium
yang satu dengan lainnya harus dilihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat
biokimia pada berbagai media, perbedaan kepekaan terhadap OAT dan percobaan,
serta perbedaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.
Bahan untuk pemeriksaan isolasi Mycobacterium Tuberculosis adalah sputum
pasien, urine, dan cairan kumbah lambung. Selain itu, ada juga bahan-bahan lain
yang dapat digunakan, yaitu cairan serebrospinal (sum-sum tulang belakang), cairan
pleura, jaringan tubuh, feses, dan swab tenggorokan. Pemeriksaan darah yang dapat
menunjang diagnosis Tuberculosis Paru, walaupun kurang sensitif, adalah
pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan
peningkatan immunoglobulin, terutama IgG dan IgA.

G.Komplikasi
Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi
lanjut :
Komplikasi dini
1. Pleuritis
2. Efusi pleura
3. Empiema
4. Laringitis
Menjalar ke organ lain : Usus
Poncet’s arthropathy
Komplikasi lanjut
1. Obstruksi jalan napas : SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca

Tuberculosis)

2. Kerusakan parenkim berat : SOPT/Fibrosis paru, kor pulmonal
3. Amiloidosis
4. Karsinoma paru
5. Sindrom gagal napas dewasa (ARDS)
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III

RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN
“PENGOBATAN TBC”

DISUSUN OLEH :
1. NURMIN
2. WA ODE ENI
3. WA ODE JALIA
4. SATMA ILAWATI

AKPER PEMKAB MUNA
2014

More Related Content

What's hot

Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Kader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkunganKader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkunganZakiah dr
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)NajMah Usman
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanMimi S Munadi
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanom_wiez
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularLilik Sholeha
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMuklis Bat'Rock
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016Hariyaman Hariyaman
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatCasmadi Casmadi
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidNajMah Usman
 
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKESKUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKESuning wikandari
 
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaStandard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaFahlevi Qalbi
 

What's hot (20)

Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Kader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkunganKader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkungan
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
ICRA.doc
ICRA.docICRA.doc
ICRA.doc
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatan
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatan
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKESKUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
 
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaStandard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
 
Pokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLBPokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLB
 

Similar to TBC PENGOBATAN

Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxApenSigele1
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensSri Mega
 
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfMateri 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfWahyudi Sardi
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxErnaYanti21
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epidbjahboi
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxzakinaoctaviano
 
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxPPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxRiskaAmelia32
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMuhammad Arham
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxRizkaIndayani
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
 

Similar to TBC PENGOBATAN (20)

Satuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbcSatuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailens
 
TB Paru.pptx
TB Paru.pptxTB Paru.pptx
TB Paru.pptx
 
Tb.pdf
Tb.pdfTb.pdf
Tb.pdf
 
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfMateri 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
 
Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epid
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxPPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
Modul inti 2
Modul inti 2Modul inti 2
Modul inti 2
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 

TBC PENGOBATAN

  • 1. PERENCANAAN PROGRAM KERJA KESEHATAN A. Latar belakang Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC . B. Tujuan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit TBC melalui terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat terbatas dari penyakit TBC, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.
  • 2. C. Kebijaksanaan Mengingat obat dan vaksin pencegah penyakit TBC hingga dewasa ini belum ada maka upaya pemberantasan TBC dititik beratkan pada: 1. Kewaspadaan dini terhadap penyakit TBC dengan melaksanakan surveilans vektor guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi KLB/wabah. 2. Pencegahan Berupa pengobatan selama 6 bulan secara teratur D. Strategi Karena titik berat program pemberantasan penyakit TBC adalah penggerakan masyarakat melalui Penyuluhan Kesehatan meliputi: 1. Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu secara mandiri mencegah penyakit TBC. 2. Penggerakan masyarakat dalan mencegah penyakit TBC agar terhindari dari penyakit TBC melalui kerjasama lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah. 3. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus TBC. 4. Melaksanakan pengobatan/pertolongan penderita TBC di RS dan puskesmas. 5. Menanggulangi secepatnya agar penyakit TBC tidak berkelanjutan. E. Sasaran, Waktu, Tempat Pelayanan, Dan Tenaga Pelaksana. 1. Sasaran Sasaran adalah seluruh masyarakat di Desa Labaha dan Desa Dana kecamatan Watopute yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap Penyakit TBC. 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Labaha dan Desa Dana Kecamatan Watopute selama 4 minggu pada tanggal 1-28 Februari 2013. 3. Tempat Pelayanan Program penanggulangan penyakit TBC ini dengan menggunakan penyuluhan kesehatan yang baik yang dilaksanakan di seluruh kediaman warga Desa Labaha dan Desa Dana. Sedangkan tempat pelayanan penyuluhan adalah di posyandu atau tempat-tempat lain berdasarkan kesepakatan, misalnya puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, dll.
  • 3. 4. Tenaga Jumlah tenaga disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga pelaksana program pemberantasa penyakit TBC ini terdiri atas tenaga paramedis, non paramedis dan kader dengan tugas sebagai berikut: Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat baik penderita TBC maupun yang belum menderita TBC. Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi kartu, menyiapkan sarana pelayanan,dll. Kader untuk melakukan pendataan sasaran, penyuluhan, dan menyiapkan tempat pelayanan F. Kegiatan Pokok Program Untuk mencapai keberhasilan program pemberantasan penyakit Diare dilakuakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: No 1 Minggu Kegiatan I II III IV Tahap Persiapan (Kewaspadaan Dini) a.Penyusunan rencana kerja  - - - b.Mobilisasi sumber dana  - - - c. Pelatihan  d. Kunjungan rumah     e. Penemuan dan pelaporan penderita     f. Penyuluhan     g.Penggerakan masyarakat     a.Gerakan 3M     b.Fogging - -   c.Abatisasi   - - 3 Pembinaan (Meningkatkan SDM)     4 Monitoring dan Evaluasi     2 Tahap Pelaksanaan (Penanggulangan KLB)
  • 4. Pemantauan dan Evaluasi  Pemantauan Kegiatan Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan rencana. 1. Pemantauan dilakukan melalui: ~ Sistem pencatatan dan pelaporan program. ~ Unit pengaduan masyarakat. ~ Kunjungan rumah 2. Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui: ~ Umpan Balik ~ Supervisi ~ Bimbingan teknis  Evaluasi Kegiatan Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa: a. jumlah penderita TBC yang diberikan pengobatan dan penyuluhan di desa-desa resiko tinggi. b. Jumlah fogging yang dipakai. c. Lokasi dan jumlah pos pelayanan. d. Masalah pendistribusian bubuk abate. e. Masalah-masalah lain. G. Anggaran Kegiatan Sumber dana dari APBN dan APBD. - Dana dari APBN berupa penyedian Fogging dan bubuk Abate. - Dana dari APBD berupa biaya operasional.yakni: No. Biaya Operasional 1 Biaya Tenaga/ Satuan Output Rp.50.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg 2 Rp.7.500.000 Biaya Transpor/ Satuan Output Rp.20.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg 3 Jumlah Rp. 3.000.000 Biaya Snack/ Satuan Output Rp.15.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg 4 Rp 2.250.000 Biaya tidak tetap/ Satuan Output Rp.500.000 Biaya Total Rp.13.250.000
  • 5. KEGIATAN PENGOBATAN PENYAKIT TBC A. Kunjungan Rumah Secara Berkala Kunjungan rumah secara berkala dilaksanakan oleh Kader / Dasawisma guna menyampaikan informasi tentang TBC dan pencegahannya kepada keluarga serta melakukan Penyuluhan kesehatan pencegahan penyakit TBC. Hasil pemeriksaan lingkungan yang ada disetiap rumah dan pada buku/formulir catatan kader. Selanjutnya, catatan hasil pemeriksaan lingkungan disampaikan kepada ketua RT yang bersangkutan untuk tindak lanjut sepenuhnya. B. Penyuluhan Kesehatan 1. Tujuan a) Menyebarluaskan pengetahuan/ pengertian yang tepat dan benar tentang penyakit TBC. b) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit TBC c) Meningkatkan kerjasama antar penderita, keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan kesehatan tentang penanggulangan penyakit Diare. 2. Sasaran a) Penderita penyakit TBC b) Keluarga penderita penyakit TBC c) Masyarakat d) Petugas kesehatan 3. Materi-materi penyuluhan a. Pengertian TBC Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
  • 6. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC. b. Penyebab TBC Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: 1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh: a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahanbahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya. b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida. 2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh: a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral. b) Kurang kalori protein. c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir. Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu: 1. Faktor infeksi
  • 7. a) Infeksi enteral Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous). b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun. 2. Faktor malaborsi Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein. 3. Faktor makanan 4. Faktor psikologis C.Penularan Penyakit tuberculosis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien tuberculosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernafas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan dengan orang lain, basil tuberculosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa inkubasinya selama 3-6 bulan. Risiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetik dan faktor pejamu lainnya. Risiko tertinggi berkembangnya penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun, risiko rendah pada masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekatnya. Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya, sehingga kemungkinan setiap kontak untuk tertular TBC adalah 17%.hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat (misalnya keluarga serumah)akan 2 kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa (tidak serumah). Seseorang penderita dengan BTA (+) yang derajat positifnya tinggi berpotensi menularkan penyakit ini. Sebaliknya, penderita dengan BTA (-) dianggap tidak menularkan. Angka risiko penularan infeksi TBC di Amerika Serikat adalah sekitar 10/100.000 populasi. Di Indonesia angka ini sebesar 1-3% yang berarti di antara 100
  • 8. penduduk terdapat 1-3 warga yang akan terinfeksi TBC. Setengah dari mereka BTAnya akan positif (0,5%). (Widoyono, 2008) D.Manifestasi Klinis Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang paling banyak terjadi yaitu : a. Demam Serangan demam pertama dapat sembuh kembali, tetapi kadang-kadang panas badan mencapai 40-410C. Demam biasanya menyerupai demam influenza sehingga penderita biasanya tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza. b. Batuk Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk biasanya dialami 4 minggu dan bahkan berbulan-bulan. Sifat batuk dimulai dari batuk non produktif. Keadaan ini biasanya akan berlanjut menjadi batuk darah. Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. c. Sesak napas Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah meliputi bagian paru-paru. d. Nyeri dada Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. e. Malaise Tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (BB menurun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan berkeringat malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Ari Sandi, 2012) E. Patofisiologi Port de’entri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang terinfeksi.
  • 9. Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan di inhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, kuman akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam. ( Ardiansyah, 2012). F.Pemeriksaan Diagnosis a. Pemeriksaan Rontgen Toraks Pada hasil pemeriksaan rontgen toraks, sering didapatkan adanya suatu lesi sebelum ditemukan gejala subjektif awal. Sebelum pemeriksaan fisik, dokter juga menemukan suatu kelainan paru. Pemeriksaan rontgen toraks ini sangat berguna untuk mengevaluasi hasil pengobatan, di mana hal ini bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap OAT. Penyembuhan total sering kali terjadi di beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat muncul pada sebuah proses penyembuhan yang lengkap. b. Pemeriksaan CT-scan Pemeriksaan CT-scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB inaktif/stabil yang ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler, pita parenkimal, klasifikasi nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan berkas bronkhovaskuler, bronkhiektasis, serta emfisema perisikatrisial. Pemeriksaan CTscan sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya pembentukan kavitas dan lebih dapat diandalkan daripada pemeriksaan rontgen biasa. c. Radiologis TB Paru Milier TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara masif/menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan sering disertai akibat fatal sebelum penggunaan OAT. Hasil pemeriksaan rontgen toraks bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier. Pada beberapa pasien TB milier, tidak ada lesi yang terlihat
  • 10. pada hasil rontgen toraks, tetapi ada beberapa kasus dimana bentuk milier klasik berkembang seiring dengan perjalanan penyakitnya. d. Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis terbaik dari penyakit Tuberculosis diperoleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Untuk membedakan species Mycobacterium yang satu dengan lainnya harus dilihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media, perbedaan kepekaan terhadap OAT dan percobaan, serta perbedaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium. Bahan untuk pemeriksaan isolasi Mycobacterium Tuberculosis adalah sputum pasien, urine, dan cairan kumbah lambung. Selain itu, ada juga bahan-bahan lain yang dapat digunakan, yaitu cairan serebrospinal (sum-sum tulang belakang), cairan pleura, jaringan tubuh, feses, dan swab tenggorokan. Pemeriksaan darah yang dapat menunjang diagnosis Tuberculosis Paru, walaupun kurang sensitif, adalah pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan peningkatan immunoglobulin, terutama IgG dan IgA. G.Komplikasi Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut : Komplikasi dini 1. Pleuritis 2. Efusi pleura 3. Empiema 4. Laringitis Menjalar ke organ lain : Usus Poncet’s arthropathy Komplikasi lanjut 1. Obstruksi jalan napas : SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberculosis) 2. Kerusakan parenkim berat : SOPT/Fibrosis paru, kor pulmonal 3. Amiloidosis 4. Karsinoma paru 5. Sindrom gagal napas dewasa (ARDS)
  • 11. TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN “PENGOBATAN TBC” DISUSUN OLEH : 1. NURMIN 2. WA ODE ENI 3. WA ODE JALIA 4. SATMA ILAWATI AKPER PEMKAB MUNA 2014