Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak-anak di Indonesia. Tercatat angka kesakitan diare meningkat dari tahun ke tahun, terutama di beberapa kabupaten tertentu. Gejala utama diare adalah buang air besar yang sering dan cair. Pencegahan diare meliputi perbaikan lingkungan hidup dan sanitasi serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program, diperoleh angka
kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka ini
meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar
280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada tahun
2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan
angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika
dibandingkan 12 tahun sebelumnya.
Kabupaten/kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (86,87-135,91 per
1000 penduduk) yaitu Kabupaten Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo, Soppeng,
Enrekang dan Luwu Timur. Sedangkan terendah (9,82-31,93 per 1000 penduduk)
yaitu Kabupaten Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai, Maros, Bone, Sidrap,
Parepare, Luwu dan Palopo.
Jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember 2004 sebanyak 21
kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian
sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada 10 kabupaten, 15 kecamatan dan
24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-
Desember sebanyak 8 kejadian, 8 Kabupaten/Kota dengan jumlah penderita sebanyak
443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun
2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465
orang dan CFR sebesar 2,15%.
Tindakan dalam pencegahan diare ini antara lain dengan perbaikan
keadaan lingkungan, seperti penyediaan sumber air minum yang bersih, penggunaan
jamban, pembuangan sampah pada tempatnya, sanitasi perumahan dan penyediaan
tempat pembuangan air limbah yang layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita
seperti pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih,
kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang tinja anak
pada tempat yang tepat, memberikan imunisasi morbilitas. Masyarakat dapat terhindar
dari penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga
perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat.
2. Kasus diare selama tahun 2005 tercatat sebanyak 188.168 kasus (72,87%)
dengan kematian sebanyak 57 orang (CFR=0,03%). Jumlah kasus tertinggi pada
kelompok umur > 5 tahun (100.347 kasus) dengan kematian 19 orang dan kelompok
umur 1-4 tahun (60.794 kasus) kematian 13 orang sedang jumlah kasus terendah pada
kelompok umur < 1 tahun (27.029 kasus) dengan kematian 25 org.
Situasi pemberantasan penyakit diare pada tahun 2006 tercatat sebanyak
173.359 kasus dengan cakupan tertinggi di Kabupaten Enrekang (179,46%), Kota
Palopo (154,50%), Kota Makassar (142,86%) dan Kabupaten Soppeng (109,10%).
Bila dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi
berada pada kelompok umur > 5 tahun (92.241 orang) dengan kematian terbanyak
pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 17 orang, pada tahun 2007 penyakit diare
tercatat mengalami penurunan yaitu sebanyak 209.435 kasus dengan jumlah kasus
tertinggi di Kab. Gowa (12.089 kasus). Bila di kelompokkan ke dalam kelompok
umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur < 5 tahun
sebanyak 93.560 kasus.
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2008, kasus diare
kembali mengalami penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi masih di Kota Makassar
(45.929 kasus) dan terendah di Kabupaten Enrekang (400 kasus), pada tahun 2009
sebanyak 226,961 kasus, tertinggi di Kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di
Kabupaten Selayar.
Pada tahun 2010 dari hasil pengumpulan data profil kesehatan jumlah
perkiraan kasus diare sebesar 339.871 kasus yaitu 166.003 laki laki dan 173.868
perempuan, tertinggi masih tetap di kota Makassar 56.625 kasus dan terendah di
kabupaten Selayar sebesar 5.163 kasus, sedangkan yang ditangani sebesar 195.801
kasus (57,61%).
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu diare?
b. Mengapa diare bisa terjadi pada anak-anak?
c. Apa gejala dari penyakit diare?
d. Bagaimanakah diare dapat ditularkan?
e. Hal apakah yang dapat mencegah terkenanya diare?
f. Bagaimanakah cara untuk mengobati diare?
3. C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis karena untuk memenuhi tugas akhir praktikum mikrobiologi
yang tentunya bertujuan juga Untuk mengetahui masalah diare yang terjadi pada anak
anak di Indonesia. Karena sekarang masih banyak kasus diare yang menyerang anak-
anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KONSEP SEHAT SECARA UMUM
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry
Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah
kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa
saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan
kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti
Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan'
dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan
pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
1. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus.
4. • Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat
dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana
alam atau wabah penyakit menular.
• Tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara
luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi
penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah
tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan
2. Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk
tercapainya tujuan utama sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. 5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera.
B. KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Sejak dahulu sekitar abad 1 bahwa konsep sehat sakit telah dipergunakan
walaupun pengertian masih sangat terbatas. Pada saat ini sehat banyak diartikan
dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada individu dalam arti bahwa
individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan
yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing
yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat
disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu penyakit.
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial
serta tidak hanya terbebas atau kelemahan. Sebagian besar individu dan masyarakat
memandang sehat dan sakit sebagai suatu hitam dan putih. Dimana kesehatan
merupakan kebalikan dari penyakit atau kondisi terbebas dari penyakit. Anggapan
atau sikap yang sederhana itu tentu dapat diterapkan dengan mudah akan tetapi
mengabaikan adanya tentang sehat sakit.
Sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan pada waktu tertentu,
yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal dengan energi yang
paling meksimum, disamping kondisi kematian yang menandakan habisnya energi
total. Sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus-menerus sesuai dengan
adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingungan internal dan
eksternalnyauntuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan rentang sakit adalah proses
dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan
atau penuruna bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Ada beberapa pengemuka tentang konsep sehat sakit seperti WHO yang
berpendapat bahwa sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang
berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki
atau juga dapat diartikan dengan suatu keadaan yang sempurna dari aspek, mental,
sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan dan sakit adalah suatu
keadaan yang tidak seimbamg/sempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental,
sosial,psisikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
Sedangkan menurut perkins sehat itu adalah suatu keadaan keseimbangan yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor yang berusaha
6. mempengaruhinya dan sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifatas sehari-hari baik
aktifitas jasmani, rohani, dan sosial.
Seseorang mengalami proses sakit dapat ditandai dengan adanya perasaan
tidak nyaman terhadap dirinya karna timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi
gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri, panas, dan lain sebagainya. Setelah
seseorang merasa hal demikian mak dia akan melakukan interprestasi sakit yang
dialami dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang
dirasakan pada tubuhnya. Setelah menginterprestasi gejala itu, maka seseorang akan
merespon dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut seperti merasakan ketakutan
atau kecemasan yang membuat seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasihat dari profesi kesehatan sepeti doktor, perawat atau yang lainnya agar
dapat mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya sehingga jika terdapat penyakit
seseorang akan melakukan pengobatan agar dapat menyembuhkan penyakit yang
menyerangnya.
C. DIARE
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris =
diarrhea) adalah sebuahpenyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit,alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit
perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi
tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara
berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget. Hal ini terjadi
ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
prosesdigestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar
air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus
besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang
setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya
adalah kotoran yang berair.
7. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum
dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau
kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa
bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis sepertipenyakit Crohn.
Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala
umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama
dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih
baik makan terlebih dahulu.
Gejala yang biasanya ditemukan pada orang yang terkena diare adalah buang
air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual
dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,
dan perut sering berbunyi.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang
mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan
elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan
tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan
50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan
medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
Diare pada balita
Diare menengah atau berat pada anak-anak
Diare yang bercampur dengan darah.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain.
Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti
parasit)
Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang sering
mengenai bayi dan balita. Apa itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa
8. sajakah penyebab diare? Dapatkah diare ini dicegah? Bagaimana penanganan diare
yang sebaiknya?
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar
dari biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan keluar
dalam konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari
sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air
masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu
saja. Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau
anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.
BAB III
PEMBAHASAN
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris =
diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
A. Penyebab Diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi
pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
1. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
2. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
3. Pemanis buatan
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu
kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di
antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat
diare satu di antaranya juga karena rotavirus.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini
9. mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak
dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding
usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat
sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja
berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga
elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki
intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki
enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami
intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI
terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu
formula dengan botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain
itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet
serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon
yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
rapuhnya tulang.
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan
balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak
terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat
terkontaminasi bakteri dan virus.
B. Gejala Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai:
• Muntah
• Badan lesu atau lemah
• Panas
• Tidak nafsu makan
• Darah dan lendir dalam kotoran
10. Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,
demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain
seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan
bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam
tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun
perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-
ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang.
C. Penularan penyakit diare
Diare dapat ditularkan dengan berbagai cara yang mengakibatkan timbulnya
infeksi antara lain:
- Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
- Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan
tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan
dipermukaan udara sampai beberapa hari.
- Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
- Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
- Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang.
D. Pencegahan Diare
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting
disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa.
Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang
paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
• Pemakaian botol susu yang tidak bersih
11. • Menggunakan sumber air yang tercemar
• Buang air besar disembarang tempat
• Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai
dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air
besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut
anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan
dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan
secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia,
khususnya balita
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam
ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum
ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa
mencegah diare,” tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A.
“Penyebab utama diare pada orang dewasa adalah bakteri yang
mengkontaminasi makan dan minuman, sehingga mencegah diare pada orang dewasa
adalah dengan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman. Jadi pilihlah
makanan yang tetap dalam keadaan baik,” saran dr. Ari Fahrial Syam, SP.PD, KGEH,
MMB.
Suntikan Vaksin Rotavirus
Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian
anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat
rotavirus. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare
dari rotavirus.
Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di
Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh
manusia bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.
Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus
per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada.
Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1,
G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.
12. Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang
meski sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa,
Cina, India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di
Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.
Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan
2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500
ribu satu kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis
B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di
BPOM.
Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya
menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya
Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus.
Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus.
E. Cara Mengobati Diare
1. Mengubah apa yang kita makan. Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan
diare, dan yang lain dapat membantu menghentikannya.
Kurangi makan:
• produk susu (susu atau keju)
• masakan yang digoreng
• makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang
• makanan pedas
• makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-
buahan atau sayur-mayur mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji
buahan
2. Pengobatan
Obat dipakai untuk mengobati diare tergantung pada jenisnya. Dokter tidak dapat
meresepkan obat kecuali dia mengetahui penyebab diare kita.
• Beberapa obat dapat diperoleh tanpa resep, di antaranya ada yang sangat baik untuk
diare, termasuk asam amino L-glutamin, bismut subsalisilat, atapulgit dan loperamid.
Sebuah pengobatan baru untuk diare terkait HIV adalah krofelemer. Obat ini sedang diuji
coba.
13. • Beberapa produk lain yang biasanya dijual untuk mengobati sembelit juga dapat
membantu dengan diare. Produk ini mengandung serat larut, yang menambah besarnya
kotoran dan menyerap air. Produk ini termasuk produk yang mengandung psilium.
3. Terapi penunjang untuk diare.
Kapsul asidofilus (yang mengandung bakteri yang membantu) dapat memulihkan
pencernaan, terutama bila kita memakai antibiotik. Beberapa macam yoghurt
mengandung ‘biakan hidup’ asidofilus yang bekerja dengan cara sama.
• Peppermint, jahe dan pala dianggap membantu masalah pencernaan, jadi teh
peppermint atau jahe, atau soda dengan jahe adalah pilihan yang baik untuk ‘cairan
bening’. Coba tambah pala pada makanan atau minuman.
• Penelitian menunjukkan bahwa tambahan kalsium bantu meringankan diare pada orang
yang memakai nelfinavir. Ini mungkin berhasil dengan diare yang disebabkan obat lain.