1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI Gastritis berada pada urutan
ke enam dengan jumlah kasus sebesar 33.580 kasus pasien rawat inap di rumah
sakit 60,86%. Kasus Gastritis pada pasien rawat jalan dengan kasus 201.083 dan
berada pada urutan ketujuh. Angka kejadian Gastritis di beberapa daerah cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk atau
sebesar 40,8%. Presentase kasus Gastritis di kota-kota Indonesia yaitu,
Jakarta 50%, Palembang 35,5%, Bandung 32%, Denpasar 46%, Surabaya 31,2%,
Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%, sedangkan angka kejadian Gastritis di Medan
mencapai 91,6% (Kemenkes, 2017).
Menurut Huzaifah (2017), sampai saat ini resiko penyakit Gastritis ini masih
sangat tinggi dan masalahnya belum terpecahkan, namun yang terjadi di kalangan
usia muda maupun masyarakat luas ternyata masih banyak yang tidak terlalu
memperhatikan kesehatan dan menjaga gaya hidup terutama dari apa yang
dikonsumsi, penggunaan obat-obatan, stres, infeksi bakteri, serta pola makan dan
minum yang kurang baik.
Menurut Soetjiningsih (2010), usia adalah salah satu faktor resiko terjadinya
Gastritis, terutama pada masa remaja adalah masa peralihan dari yang sangat
bergantung dengan orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan
untuk hidup mandiri dan usia tersebut cenderung kurang memperhatikan kesehatan
mereka, karena alasan kesibukan dan remaja memiliki aktifitas yang sangat padat.
2. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinnya
Gastritis akut
C. Latar Belakang
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahuin “Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya
Gastritis akut pada remaja siswa/siswi”.
D. Mamfaat Penelitian
1. Mamfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya Gastritis dan menambah ilmu pengetahuan
pencegahan kekambuhan Gastritis.
2. Mamfaat Praktis
a. Bagi Responden
Untuk menambah wawasan bagi para responden atau masyrakat supaya
lebih mengerti tentang faktor-faktor mempengaruhi Gastritis sehingga para
responden dapat menghindari faktor-faktor apa saja dapat mempengaruhi
Gastritis.
BAB II
3. TINJAUAN PUSTAKA
a. Klasifikasi Gastritis
Menurut (Brunner & Suddarth, 2014), klasifikasi Gastritis
adalah Gastritis akut dan Gastritis kronik.
1) Gastritis Akut
Gastritis akut berlangsung dari beberapa hingga beberapa jam dan
sering disebabkan oleh makanan yang mengiritasi atau penggunaan aspirin
yang berlebihan dan penggunaan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan
nekrosis dinding lambung.
2) Gastritis kronis
Dapat menyebabkan kondisi dengan salah satu kelenjar lambung dan
kondisi mukosa dimana terdapat bercak penebalan berwarna abu-abu.
Hilangnya mukosa lambung pada akhirnya akan menyebabkan kurangnya
sekresi lambung dan munculnya anemia pernisiosa .
Gastritis kronis di bagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B Gastritis
kronis disebabkan oleh benigna atau maglinadari lambung atau oleh bakteri
Helicobacter pylori (H.pylory) (Smeltzer & Bare, 2002).
1). Tipe A (Gastritis autoimun) seperti anemia
2). Tipe B (Gastritis H. Pylori): faktor diet minum panas, pedas, alkohol,
merokok, refluk isi usus kedalam lambung.
b. Etiologi Gastritis
1) Pola Makan
Gastritis biasanya dimulai dengan makan yang tidak sehat sehingga perut
menjadi lunak ketika asam lambung meningkat (Tussakinah & Rahmah
Burhan, 2018).
2) Setres
Menurut Rukmana (2018), stres biasanya diawali dengan perasaan
jengkel dan marah, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, sering mengalami
jantung berdebar-debar saat keadaan cemas, rasa sakit kepala sehingga
selera makan berkurang.
3) Merokok
4. Menurut Rukmana (2018), dalam gaya hidup merokok ternyata secara
tidak langsung dapat merangsang produksi asam lambung secara
berlebihan dan penurunan daya tahan tubuh juga.
4) Hubungan Dengan Minum Kopi
Hasil penelitian Suarnianti (2013) dalam Lumiwu dkk (2015), yang
menemukan dan menyatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi kopi
memiliki risiko 9,609 kali lebih besar menderita Gastritis dibandingkan
dengan responden yang tidak mengkonsumsi kopi.
Pola makan terdiri dari:
a) Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan adalah sebuah perilaku manusia terhadap suatu
makanan seperti sikap, kepercayaan, pemilihan dalam mengonsumsi
makanan yang diperoleh secara berulang-ulang (Khumaidi, 1989).
Keluarga mempengaruhi frekuensi makan. Seseorang yang
menjadikan keluarga sebagai kelompok acuannya memiliki peluang
yang lebih besar untuk memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari.
Keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan pola perilaku
makan. Mahasiswa yang tinggal sendiri atau kost cenderung tidak
terbiasa untuk melakukan kebiasaan sarapan (Putri et al., 2010).
b) Frekuensi Makan
Hasil penelitian menjelaskan bahwa frekuensi makan, jumlah dan
jenis makanan menjadi penyebab seseorang terjadi Gastritis, dengan ini
hal tersebut perlu diperhatikan untuk meringankan kinerja saluran
pencernaan dan sebaiknya makan 3 kali dalam sehari dan tidak
memakan jenis makanan yang dapat merangsang terjadinya Gastritis.
c) Jenis Makanan
Jenis makanan merupakan variasi bahan makan yang dicerna dan
diserap akan menghasilkan susunan menu sehat dan seimbang. Variasi
makanan bergantung pada individu dalam menentukan makanan yang
dapat menyebabkan ganguan pencernaan seperti halnya makanan pedas
(Okviani, 2011).
Mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam
seminggu selama 6 bulan secara terus menerus dapat menyebabkan
irirtasi pada lambung. Sehingga pada penderita Gastritis atau maag
5. disarankan untuk mempertimbangkan makanan yang dapat mengurangi
nyeri pada lambung seperti kentang, pisang, brokoli, kol, dan bubur
(Okviani, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi deskriptif korelasi dengan tujuan
untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel
lain (Notoatmojo, 2010). Dalam hal ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
kekambuhan gastritis akut.