SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
99
PENGARUH SENAM DIABETIK TERHADAP PENURUNAN RESIKO
ULKUS KAKI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2 DI
PERKUMPULAN DIABETIK
Tri Sunaryo, Sudiro
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
Abstract: Diabetic Exercise, Diabetic Foot Ulcers. Complications of diabetes
occurs in all organs of the body by 50% the cause of death from coronary heart
disease and 30% of kidney failure. In addition to mortality, diabetes also causes
disability. As many as 30% of blindness due to diabetic retinopathy complications
and 10% underwent leg amputation due to diabetic ulcers. This study aims to
describe the effect of the decrease in the risk of diabetic exercise diabetic foot
ulcers in patients with diabetes mellitus type 2. The results could be used as a
motivator for DM patients in risk prevention efforts diabetic foot ulcers diabetes
through exercise as well as provide input in the development of programs/
diabetic foot ulcer prevention measures. The research method used is descriptive
quantitative study comparing index values Ankle brakhial on 2 groups of
respondents, the group who follows diabetic exercise and the gruop whio does not
follow diabetic exercise. The results P value of 0.001 means that there is an
influence Diabetic exercises to decrease the risk of diabetic foot ulcers.
Furthermore, from the results of simple logistic regression obtained the value of
OR (Odds Ratio) means the 1,238 patients who are diabetic have a chance of
doing exercise lowers the risk of diabetic ulcers 1 time than DM patients who do
not follow diabetic exercise.
Keywords: diabetic exercise, diabetic foot ulcers
Abstrak: Senam Diabetik, Ulkus Kaki Diabetik. Komplikasi diabetes terjadi
pada semua organ tubuh dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung
koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, diabetes juga menyebabkan
kecacatan. Sebanyak 30% penderita diabetes mengalami kebutaan akibat
komplikasi retinopati dan 10% menjalani amputasi tungkai kaki karena ulkus
diabetik. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM Tipe 2. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai motivator bagi pasien DM dalam usaha
pencegahan resiko ulkus kaki diabetik melalui senam diabetes sekaligus dijadikan
masukan dalam pengembangan program/ tindakan pencegahan ulkus kaki
diabetik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan membandingkan nilai Ankle brakhial index pada 2 kelompok responden,
yaitu kelompok yang mengikuti senam diabetik dan yang tidak mengikuti senam
diabetik. Hasil penelitian P value 0,001 berarti terdapat pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik. Selanjutnya dari hasil uji regresi
logistik sederhana diperoleh nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya pasien yang
100 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105
yang mengikuti senam diabetik memiliki peluang menurunkan resiko ulkus
diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam.
Kata Kunci: senam diabetik, ulkus kaki diabetik
Diabetes Mellitus merupakan penyakit
sillent killer yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah dan
kegagalan sekresi insulin atau
penggunaan insulin dalam metabolisme
yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi
atau ketidak adekuatan penggunaan
insulin dalam metabolisme tersebut
menimbulkan gejala hiperglikemia,
sehingga untuk mempertahankan
glukosa darah yang stabil
membutuhkan terapi insulin atau obat
pemacu sekresi insulin (Sudoyo AW,
2006).
Secara klinis terdapat dua tipe
diabetes, yaitu DM tipe 1 yang
disebabkan kurangnya insulin secara
absolute akibat proses autoimun dan
DM tipe 2 yang merupakan kasus
terbanyak (90-95% dari seluruh kasus
diabetes) yang umumnya mempunyai
latar belakang kelainan diawali dengan
resistensi insulin (American council on
exercise, 2001; Smeltzer, 2008).
Diabetes melitus tipe 2 berlangsung
lambat (selama bertahun-tahun) dan
progresif, sehingga berjalan tanpa
terdeteksi karena gejala yang dialami
pasien sering bersifat ringan seperti
kelelahan, irritabilitas, poliuria,
polidipsi, dan luka yang lama sembuh
(Smeltzer & Bare, 2008).
Prevalensi diabetes semakin
meningkat. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan pada tahun
2006 sedikitnya 171 juta orang
mengalami diabetes. Insiden akan
meningkat dua kali lipat pada tahun
2030.Di Indonesia, pada tahun 2000-
an, penduduk yang berusia diatas20
tahun adalah 125 juta jiwa. Jika
prevalensi kejadian DM 4.6 %, maka
jumlah pasien DM 5.6 juta jiwa.
Berdasarkan pola pertambahan
penduduk seperti ini,diperkirakan awal
tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia
yang berusia di atas 20 tahun sekitar
178 juta jiwa dan diasumsikan akan
terjadi kenaikan prevalensi kejadian
DM sekitar 8.2 juta jiwa (Diabetes
Atlas 2000 dalam Sudoyo AW, dkk.,
2006).
Seiring dengan peningkatan
jumlah penderita DM, maka
komplikasi yang terjadi juga semakin
meningkat, satu diantaranya adalah
ulserasi yang mengenai tungkai bawah,
dengan atau tanpa infeksi dan
menyebabkan kerusakan jaringan di
bawahnya yang selanjutnya disebut
dengan kaki diabetes (KD). Manifestasi
KD dapat berupa dermopati, selulitis,
ulkus, gangrene, dan osteomyelitis. KD
merupakan masalah yang kompleks
dan menjadi alasan utama mengapa
penderita DM menjalani perawatan di
rumah sakit yang selama rawatan
membutuhkan biaya sangat mahal dan
sering tidak terjangkau oleh
kebanyakan masyarakat umum.
Komplikasi kaki diabetik
merupakan penyebab tersering
dilakukannya amputasi yang didasari
oleh kejadian non traumatik. Risiko
amputasi 15-40 kali lebih sering pada
penderita DM dibandingkan dengan
non-DM. Komplikasi akibat kaki
diabetik menyebabkan lama rawat
penderita DM menjadi lebih panjang.
Lebih dari 25% penderita DM yang
dirawat adalah akibat kaki diabetik.
Sebagian besar amputasi pada kaki
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 101
diabetik bermula dari ulkus pada kulit.
Bila dilakukan deteksi dini dan
pengobatan yang adekuat akan dapat
mengurangi kejadian tindakan
amputasi. Ironisnya evaluasi dini dan
penanganan yang adekuat di rumah
sakit tidak optimal (Decroli E., dkk,
2010).
Resiko Ulkus kaki dapat
dicegah dengan latihan jasmani seperti
senam diabetic. Latihan jasmani
merupakan upaya awal dalam
mencegah, mengontrol, dan mengatasi
diabetes. Dijelaskan Chaveau dan
Kaufman dalam Soegondo (2007)
bahwa secara langsung latihan jasmani
dapat menyebabkan penurunan glukosa
darah karena latihan jasmani dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan
pemakaian glukosa oleh otot yang
aktif. Lebih lanjut Ilyas dalam
Soegondo (2007) menjelaskan latihan
jasmani akan menyebabkan terjadinya
peningkatan aliran darah, menyebabkan
lebih banyak jala-jala kapiler terbuka
sehingga lebih banyak tersedia reseptor
insulin dan reseptor menjadi lebih aktif
yang akan berpengaruh terhadap
penurunan glukosa darah pada pasien
diabetes.
Senam diabetes bertujuan
meningkatkan kesegaran jasmani atau
nilai aerobic yang optimal untuk
penderita diabetes, dengan olah gerak
yang disesuaikan dengan kebutuhan
penderita diabetes tanpa komplikasi-
komplikasi yang berat (Santoso, 2006).
Senam direkomendasikan dilakukan
dengan intensitas moderat (60-70
maksimum heart rate), durasi 30-60
menit dengan frekuensi 3-5 kali/
minggu dan tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut tidak melakukan senam
(American DiabetesAssociation, 2006;
Ilyas dalam Soegondo, 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka peneliti merumuskan masalah
penelitian yaitu bagaimanakah
pengaruh senam diabetik terhadap
penurunan resiko terjadinya ulkus kaki
diabetic.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah
Deskriptif kuantitatif dengan
membandingkan nilai Ankle brakhial
index pada 2 kelompok responden yang
berbeda. Kelompok A merupakan
kelompok responden yang secara medis
terdiagnosa DM tipe 2 dan rutin
melakukan senam diabetik, dan
kelompok B merupakan kelompok
responden yang terdiagnosa secara
medis mengalami DM tipe 2 dan tidak
melakukan senam diabetik. Rancangan
penelitian dapat dilihat dalam skema
sebagai berikut:
Skema .1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
A = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan senam
diabetik
B = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan tanpa
senam diabetik
C = Perbedaan rerata nilai ABI pada kelompok A
dan B
HASIL PENELITIAN
Analisis statistik univariat
bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel
yang diteliti. Hasil analisis statistik
univariat sebagai berikut:
Tabel 1.
Distribusi Responden
Berdasarkan Keikutsertaan Senam
Diabetik
A ABI
C
B ABI
102 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105
Keikutsertaan
Senam
Jumlah Presentase
Senam Diabetik
Tidak Senam
Diabetik
Jumlah
52
49
101
51,5
48,5
100
Jumlah keseluruhan responden
adalah 101 orang yang terdiri atas 49
orang mengikuti senam diabetik dan 52
orang tidak mengikuti senam diabetik.
Distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin pada
kelompok Senam Diabetiki adalah 16
orang (30,8 %) dan perempuan 36
orang (69,2 %). Hasil secara rinci dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Kelompok Senam
Diabetik
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
16
36
52
30,8
69,2
100
Sedangkan Distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin pada
kelompok Responden Yang Tidak
Senam Diabetik adalah 16 orang (32,7
%) dan perempuan 33 (67,3,1%). Hasil
secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Kelompok Tidak
Senam Diabetik
Distribusi Responden
berdasarkan usia pada kelompok
Senam Diabetik dan kelompok Tidak
Senam Diabetik secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Pada Kelompok Senam Diabetik
di Perkumpulan Diabetes
Variabel Mean SD
Minimal-
Maksimal
95 %
C!
Usia 52,88 9,8 30– 70
50,16 –
55,61
Dari uji statistik didapatkan usia
rata-rata responden pada kelompok
intervensi adalah 52,88 tahun dengan
standar deviasi 9,8 dan usia termuda 30
tahun serta usia tertua 70 tahun.
Sedangkan distribusi responden
kelompok tidak senam diabetik
berdasarkan umur dijelaskan dalam
tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Pada Kelompok Tidak Senam
Usia rata-rata responden
kelompok kontrol adalah 55 tahun
dengan standar deviasi 8,21 dan usia
termuda 34 tahun serta usia tertua 70
tahun.
Distribusi responden
berdasarkan frekuensi mengikuti senam
dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan
Frekuensi Mengikuti Senam Diabetik
Pada Kelompok Senam Diabetik di
Perkumpulan Diabetes
Dari tabel di atas bahwa
sebagian besar responden mengikuti
senam diabetik dengan frekuensi 4 kali
dalam satu bulan yaitu sebesar 22
responden (42,3%), 18 responden
(34,6%) dengan frekuensi 3 kali dalam
sebulan, 10 responden (19,2%) dengan
frekuensi 2 kali dalam sebulan dan 2
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
16
33
49
32,7
67,3
100
Variabel Mean SD
Minimal-
Maksimal
95 %
C!
Usia 55,45 8,06 34–70
53,14 –
57,76
Frekuensi
Senam Diabetik
Jumlah Presentase
1 Kali Dalam 1 Bulan
2 Kali Dalam 1 Bulan
3 Kali Dalam 1 Bulan
4 Kali Dalam 1 Bulan
Jumlah
2
10
18
22
52
3,8
19,2
34,6
42,3
100
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 103
responden dengan frekuensi 1 kali
dalam satu bulan.
Responden yang memiliki
resiko ulkus kaki diabetik berdasarkan
nilai ABI pada kelompok responden
yang tidak senam diabetik adalah 3
orang (6,1%) beresiko sedang, 34
orang (69,4%) beresiko ringan,
sedangkan 12 orang (24,5%) tidak
beresiko ulkus kaki diabetik. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan
Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik
Pada Kelompok Tidak Senam Diabetik
Resiko
Ulkus
Kaki
Diabetik
Jumlah
(orang)
Presentase
Normal
Beresiko
Ringan
Beresiko
Sedang
Beresiko
Berat
12
34
3
0
24,5
69,4
6,1
0
Jumlah 49 100
Sedangkan distribusi responden
kelompok senam diabetik berdasarkan
resiko terjadinya ulkus kaki diabetik
adalah 30 orang (57,7%) tidak beresiko
mengalami ulkus kaki diabetik dan 22
(47.3%) sebagaimana tertuang dalam
tabel 8.
Tabel 8.
Distribusi Responden Berdasarkan
Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik
Pada Kelompok Senam Diabetik di
Perkumpulan Diabetes
Resiko
Ulkus
Kaki
Diabetik
Jumlah
(orang)
Presentase
Normal
Beresiko
Ringan
Beresiko
Sedang
Beresiko
Berat
30
22
0
0
57,7
42,3
0
0
Jumlah 52 100
Uji statistik dengan
menggunakan Non Parametrik Chi
Square didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 9.
Hasil Uji Statistik Pengaruh Senam
Diabetik Dan Resiko Ulkus Kaki
Diabetik
Senam
Diabetik
Resiko Ulkus Kaki Diabetik
Normal Ringan Sedang
N % N % N %
Tdk
Senam
12 24,5 34 69,4 3 6,1
Senam 30 57,7 22 42,3 0 0
Jumlah 42 41,6 56 55,4 3 3,0
Hasil analisis hubungan antara
senam diabetik dengan resiko ulkus
kaki diabetik diperoleh bahwa pada
responden yang tidak mengikuti senam
diabetik terdapat 3 orang (6,1%)
memiliki resiko ulkus diabetik sedang,
34 orang (69,4%) memiliki resiko
ringan, dan 12 orang tidak beresiko.
Pada kelompok responden senam
diabetik, sebanyak 30 orang (57,7%)
normal atau tidak beresiko ulkus kaki
diebetik dan 22 orang (43,3%)
memiliki resiko ringan mengalami
ulkus kaki diabetik.
Hasil uji statistik Pearson Chi
Square diperoleh P value 0,001 berarti
terdapat pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki
diabetik. Selanjutnya dari hasil uji
regresi logistik sederhana diperoleh
nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya
pasien yang yang mengikuti senam
diabetik memiliki peluang menurunkan
resiko ulkus diabetik sebanyak 1 kali
dibandingkan penderita DM yang tidak
mengikuti senam.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada 101 orang
penderita DM tipe 2 diperoleh 52 orang
(51,5%) telah mengikuti senam secara
rutin, dan sisanya belum mengikuti
senam diabetik. Keikutsertaan dalam
senam diabetik didasari oleh berbagai
104 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105
alasan antara lain kesadaran pasien
untuk meningkatkan kesehatan dan
mengontrol gula darah, mengisi
kesibukan dan anjuran dokter. Hampir
setengah jumlah responden belum
mengikuti senam diabetik, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain faktor pengetahuan atau
persepsi terhadap penanganan dan
perawatan diabetes, motivasi diri, dan
informasi.
Sebagian besar masyarakat di
Indonesia masih beranggapan bahwa
penanganan diabetik hanya dengan
pengobatan saja, sehingga tidak
mengetahui manfaat latihan fisik dalam
pencegahan komplikasi diabetik
(Suryanto, Peran Olahraga Senam
Diabetes Indonesia Bagi Penderita
Diabetes Mellitus, 2008). Hasil analisis
statistik diperoleh P value 0,001 berarti
terdapat pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki
diabetik dengan nilai OR (Odds Rasio)
1,238 artinya pasien yang yang
mengikuti senam diabetik memiliki
peluang menurunkan resiko ulkus
diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan
penderita DM yang tidak mengikuti
senam.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan konsep teori bahwa Latihan
fisik seperti senam diabetik merupakan
faktor dominan dalam usaha
pencegahan ulkus kaki diabetik
(Waspadji, dalam Sudoyo AW, dkk,
2006). Menurut Santoso, (2006) bahwa
latihan jasmani dapat membantu
memperbaiki profil lemak darah,
menurunkan kolesterol total, Low
Density Lipoprotein (LDL), trigliserida
dan menaikkan High Density
Lipoprotein (HDL) 45-46% serta
memperbaiki sistem hemostatik dan
tekanan darah. Kondisi tersebut dapat
menghambat terjadinya arteriosklerosis
dan penyakit-penyakit vaskuler yang
berbahaya seperti penyakit jantung
koroner, stroke, penyakit pembuluh
darah perifer. Efek aktifitas fisik
terhadap penurunan tingkat tekanan
darah telah ditunjukkan secara
konsisten pada pasien hiperinsulinemia
(American Diabetes Association,
2004). Senam diabetik secara rutin
secara significan mempengaruhi
vaskulerisasi ekstremitas bawah dan
mencegah Peripheral Arterial Disease
serta mempertahankan nilai normal
Ankle Brachial Index (Mohler ER,
et.al, Impaired Exercise-Induced Blood
Volume in Type 2 Diabetes With or
Without Peripheral Arterial Disease
Measured by Continuous-Wave Near-
Infrared Spectroscopy, 2013)
Gangguan mikrosirkulasi akan
menyebabkan berkurangnya aliran
darah dan hantaran oksigen pada
serabut saraf yang kemudian
menyebabkan degenarasi dari serabut
saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan
neuropati. Di samping itu, dari kasus
ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50%
akan mengalami infeksi akibat
munculnya lingkungan gula darah yang
subur untuk berkembanguya bakteri
patogen. Karena kekurangan suplai
oksigen, bakteri-bakteri yang akan
tumbuh subur terutama bakteri
anaerob. Hal ini karena plasma darah
penderita diabetes yang tidak terkontrol
baik mempunyai kekentalan
(viskositas) yang tinggi. Sehingga
aliran darah menjadi melambat.
Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan
tidak cukup. Ini menyebabkan luka
sukar sembuh dan kuman anaerob
berkembang biak (Misnadiarly.
Permasalahan Kaki Diabetes dan
Upaya Penanggulangannya. 2005.
http://horison_kaki diabetik.htm.
Diakses tanggal 27 Juli 20013)
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 105
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan Sebagian besar
responden pada kelompok tidak senam
memiliki tingkat resiko ulkus kaki
deabetik pada tingkat sedang sebesar
34 responden (69,4%) dan tidak
beresiko ulkus kaki diabetik 12
responden (24,5%). Sedangkan pada
kelompok tidak senam sebanyak 30
responden (57,7%) adalah tidak
beresiko ulkus kaki diabetik dan 22
responden (42,3%) memliki resiko
ringan ulkus kaki diabetik. Hasil
analisis didapatkan p value 000,1
berarti terdapat pengaruh senam
diabetik terhadap penurunan resiko
ulkus kaki diabetik, dengan odds rasio
1,283 sehingga penyandang diabetes
melitus yang mengikuti senam diabetik
berpeluang menurunkan resiko ulkus
kaki diabetik sebesar 1 (satu) kali
dibandingkan penyandang diabetes
yang tidak mengikuti senam diabetik.
Saran untuk hasil penelitian ini adalah
Manager keperawatan di tatanan
pelayanan kesehatan dapat
memprogramkan senam diabetes
minimal 3 kali perminggu atau
diprogramkan tiap hari sehingga pasien
mempunyai alternatif pilihan waktu
sesuai kemampuan dan kondisinya.
Program dievaluasi dengan
pemantauan Angkle Brakhial Index
(ABI) pada pasien secara berkala
minimal 1 (satu) kali setiap sebulan.
Senam diabetes dimasukkan sebagai
terapi komplementer di rumah sakit
untuk pencegahan ulkus kaki diabetik
dengan dibentuk sistem rujukan yang
terstuktur dari poliklinik diabetes ke
koordinator program senam diabetes.
Penelitian ini dijadikan landasan
aplikasi praktik promosi kesehatan
pada pendidikan profesi keperawatan
dengan dibentuk sarana latihan
jasmani. Sarana latihan dipersiapkan
untuk meningkatkan motivasi pasien
dalam mencapai tingkat imtensitas
latihan yang optimal.
DAFTAR RUJUKAN
American Council on Exercise, (2001),
Exercise & type 2 diabetes,
http://www.acefitness.org/fitfacts
/pdfs/fitfacts/itemid_29.pdf.
American Diabetes Association,
(2004), Physical activity/
exercise and diabetes.
http://www.uhs.wisc.edu.
Diperoleh 4 Juli 2013.
Ilyas, E.I,. (2007)., Olahraga bagi
diabetesi, dalam S. Soegondo., P.
Soewondo., & I. Subekti. (Eds),
Penatalaksanaan diabetes
mellitus terpadu (hlm 67-83).
Jakarta: FKUI
Misnadiarly, Diabetes Mellitus, (2006),
Ulcer, Infeksi, Ganggren.
Penerbit Populer Obor, Jakarta,
Santoso, M., (2006), Senam diabetes
seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes
Indonesia
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G, (2008),
Brunner & Suddarth’s: Texbook
of medical surgical nursing.
Philadelphia: Lippincott.
Soegondo, S., (2006), Farmakologi
pada pengendalian glikemia
diabetes mellitus tipe 2, dalam
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. (3rd Ed.).
Jakarta: Pusat Penerbit
Departemen Penyakit Dalam
FKUI
Sudoyo A.W., Setyohadi B., Alwi I.,
Simadibrata M., Setiati S.,
(2006). Ilmu penyakit dalam, 3,
Jakarta, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.

More Related Content

What's hot

Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-sAndrew Hidayat
 
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Rini Wahyuni
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2lody mamesah
 
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...Universitas Katolik Musi Charitas
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoHubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoivanho86
 
Bab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmBab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmCeria Pradana
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusArif Al-Amin
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1EggaRafika
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...Sii AQyuu
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Rini Wahyuni
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusSeptian Muna Barakati
 

What's hot (18)

Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
 
Dislipidemiaaaa pdf
Dislipidemiaaaa pdfDislipidemiaaaa pdf
Dislipidemiaaaa pdf
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoHubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
 
Bab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmBab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmm
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Ppt sidang
Ppt sidangPpt sidang
Ppt sidang
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 

Similar to 81 141-1-sm

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
 
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxPROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxKPSRSUI
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2Mshidqyarvino17
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016Responiel Halawa
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Daniel Gani
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jmialing2
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanAulia Amani
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew Hidayat
 
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalKelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalSafira Sahida
 

Similar to 81 141-1-sm (20)

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
 
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxPROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2
bismillah sempro diabetess mellitus tipe 2
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Olahraga dm.pdf
 Olahraga dm.pdf Olahraga dm.pdf
Olahraga dm.pdf
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul Kegemukan
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalKelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
 
BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docxBAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 

Recently uploaded (18)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 

81 141-1-sm

  • 1. 99 PENGARUH SENAM DIABETIK TERHADAP PENURUNAN RESIKO ULKUS KAKI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2 DI PERKUMPULAN DIABETIK Tri Sunaryo, Sudiro Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Diabetic Exercise, Diabetic Foot Ulcers. Complications of diabetes occurs in all organs of the body by 50% the cause of death from coronary heart disease and 30% of kidney failure. In addition to mortality, diabetes also causes disability. As many as 30% of blindness due to diabetic retinopathy complications and 10% underwent leg amputation due to diabetic ulcers. This study aims to describe the effect of the decrease in the risk of diabetic exercise diabetic foot ulcers in patients with diabetes mellitus type 2. The results could be used as a motivator for DM patients in risk prevention efforts diabetic foot ulcers diabetes through exercise as well as provide input in the development of programs/ diabetic foot ulcer prevention measures. The research method used is descriptive quantitative study comparing index values Ankle brakhial on 2 groups of respondents, the group who follows diabetic exercise and the gruop whio does not follow diabetic exercise. The results P value of 0.001 means that there is an influence Diabetic exercises to decrease the risk of diabetic foot ulcers. Furthermore, from the results of simple logistic regression obtained the value of OR (Odds Ratio) means the 1,238 patients who are diabetic have a chance of doing exercise lowers the risk of diabetic ulcers 1 time than DM patients who do not follow diabetic exercise. Keywords: diabetic exercise, diabetic foot ulcers Abstrak: Senam Diabetik, Ulkus Kaki Diabetik. Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ tubuh dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, diabetes juga menyebabkan kecacatan. Sebanyak 30% penderita diabetes mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% menjalani amputasi tungkai kaki karena ulkus diabetik. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM Tipe 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivator bagi pasien DM dalam usaha pencegahan resiko ulkus kaki diabetik melalui senam diabetes sekaligus dijadikan masukan dalam pengembangan program/ tindakan pencegahan ulkus kaki diabetik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan membandingkan nilai Ankle brakhial index pada 2 kelompok responden, yaitu kelompok yang mengikuti senam diabetik dan yang tidak mengikuti senam diabetik. Hasil penelitian P value 0,001 berarti terdapat pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik. Selanjutnya dari hasil uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya pasien yang
  • 2. 100 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105 yang mengikuti senam diabetik memiliki peluang menurunkan resiko ulkus diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam. Kata Kunci: senam diabetik, ulkus kaki diabetik Diabetes Mellitus merupakan penyakit sillent killer yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan kegagalan sekresi insulin atau penggunaan insulin dalam metabolisme yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi atau ketidak adekuatan penggunaan insulin dalam metabolisme tersebut menimbulkan gejala hiperglikemia, sehingga untuk mempertahankan glukosa darah yang stabil membutuhkan terapi insulin atau obat pemacu sekresi insulin (Sudoyo AW, 2006). Secara klinis terdapat dua tipe diabetes, yaitu DM tipe 1 yang disebabkan kurangnya insulin secara absolute akibat proses autoimun dan DM tipe 2 yang merupakan kasus terbanyak (90-95% dari seluruh kasus diabetes) yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan diawali dengan resistensi insulin (American council on exercise, 2001; Smeltzer, 2008). Diabetes melitus tipe 2 berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, sehingga berjalan tanpa terdeteksi karena gejala yang dialami pasien sering bersifat ringan seperti kelelahan, irritabilitas, poliuria, polidipsi, dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare, 2008). Prevalensi diabetes semakin meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada tahun 2006 sedikitnya 171 juta orang mengalami diabetes. Insiden akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.Di Indonesia, pada tahun 2000- an, penduduk yang berusia diatas20 tahun adalah 125 juta jiwa. Jika prevalensi kejadian DM 4.6 %, maka jumlah pasien DM 5.6 juta jiwa. Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti ini,diperkirakan awal tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sekitar 178 juta jiwa dan diasumsikan akan terjadi kenaikan prevalensi kejadian DM sekitar 8.2 juta jiwa (Diabetes Atlas 2000 dalam Sudoyo AW, dkk., 2006). Seiring dengan peningkatan jumlah penderita DM, maka komplikasi yang terjadi juga semakin meningkat, satu diantaranya adalah ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dan menyebabkan kerusakan jaringan di bawahnya yang selanjutnya disebut dengan kaki diabetes (KD). Manifestasi KD dapat berupa dermopati, selulitis, ulkus, gangrene, dan osteomyelitis. KD merupakan masalah yang kompleks dan menjadi alasan utama mengapa penderita DM menjalani perawatan di rumah sakit yang selama rawatan membutuhkan biaya sangat mahal dan sering tidak terjangkau oleh kebanyakan masyarakat umum. Komplikasi kaki diabetik merupakan penyebab tersering dilakukannya amputasi yang didasari oleh kejadian non traumatik. Risiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada penderita DM dibandingkan dengan non-DM. Komplikasi akibat kaki diabetik menyebabkan lama rawat penderita DM menjadi lebih panjang. Lebih dari 25% penderita DM yang dirawat adalah akibat kaki diabetik. Sebagian besar amputasi pada kaki
  • 3. Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 101 diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Bila dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang adekuat akan dapat mengurangi kejadian tindakan amputasi. Ironisnya evaluasi dini dan penanganan yang adekuat di rumah sakit tidak optimal (Decroli E., dkk, 2010). Resiko Ulkus kaki dapat dicegah dengan latihan jasmani seperti senam diabetic. Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi diabetes. Dijelaskan Chaveau dan Kaufman dalam Soegondo (2007) bahwa secara langsung latihan jasmani dapat menyebabkan penurunan glukosa darah karena latihan jasmani dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Lebih lanjut Ilyas dalam Soegondo (2007) menjelaskan latihan jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes. Senam diabetes bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani atau nilai aerobic yang optimal untuk penderita diabetes, dengan olah gerak yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita diabetes tanpa komplikasi- komplikasi yang berat (Santoso, 2006). Senam direkomendasikan dilakukan dengan intensitas moderat (60-70 maksimum heart rate), durasi 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali/ minggu dan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan senam (American DiabetesAssociation, 2006; Ilyas dalam Soegondo, 2007). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko terjadinya ulkus kaki diabetic. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif dengan membandingkan nilai Ankle brakhial index pada 2 kelompok responden yang berbeda. Kelompok A merupakan kelompok responden yang secara medis terdiagnosa DM tipe 2 dan rutin melakukan senam diabetik, dan kelompok B merupakan kelompok responden yang terdiagnosa secara medis mengalami DM tipe 2 dan tidak melakukan senam diabetik. Rancangan penelitian dapat dilihat dalam skema sebagai berikut: Skema .1 Rancangan Penelitian Keterangan : A = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan senam diabetik B = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan tanpa senam diabetik C = Perbedaan rerata nilai ABI pada kelompok A dan B HASIL PENELITIAN Analisis statistik univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Hasil analisis statistik univariat sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Senam Diabetik A ABI C B ABI
  • 4. 102 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105 Keikutsertaan Senam Jumlah Presentase Senam Diabetik Tidak Senam Diabetik Jumlah 52 49 101 51,5 48,5 100 Jumlah keseluruhan responden adalah 101 orang yang terdiri atas 49 orang mengikuti senam diabetik dan 52 orang tidak mengikuti senam diabetik. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok Senam Diabetiki adalah 16 orang (30,8 %) dan perempuan 36 orang (69,2 %). Hasil secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Kelompok Senam Diabetik Jenis Kelamin Jumlah Presentase Laki-laki Perempuan Jumlah 16 36 52 30,8 69,2 100 Sedangkan Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok Responden Yang Tidak Senam Diabetik adalah 16 orang (32,7 %) dan perempuan 33 (67,3,1%). Hasil secara rinci dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Kelompok Tidak Senam Diabetik Distribusi Responden berdasarkan usia pada kelompok Senam Diabetik dan kelompok Tidak Senam Diabetik secara rinci dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Kelompok Senam Diabetik di Perkumpulan Diabetes Variabel Mean SD Minimal- Maksimal 95 % C! Usia 52,88 9,8 30– 70 50,16 – 55,61 Dari uji statistik didapatkan usia rata-rata responden pada kelompok intervensi adalah 52,88 tahun dengan standar deviasi 9,8 dan usia termuda 30 tahun serta usia tertua 70 tahun. Sedangkan distribusi responden kelompok tidak senam diabetik berdasarkan umur dijelaskan dalam tabel 5. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Kelompok Tidak Senam Usia rata-rata responden kelompok kontrol adalah 55 tahun dengan standar deviasi 8,21 dan usia termuda 34 tahun serta usia tertua 70 tahun. Distribusi responden berdasarkan frekuensi mengikuti senam dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Senam Diabetik Pada Kelompok Senam Diabetik di Perkumpulan Diabetes Dari tabel di atas bahwa sebagian besar responden mengikuti senam diabetik dengan frekuensi 4 kali dalam satu bulan yaitu sebesar 22 responden (42,3%), 18 responden (34,6%) dengan frekuensi 3 kali dalam sebulan, 10 responden (19,2%) dengan frekuensi 2 kali dalam sebulan dan 2 Jenis Kelamin Jumlah Presentase Laki-laki Perempuan Jumlah 16 33 49 32,7 67,3 100 Variabel Mean SD Minimal- Maksimal 95 % C! Usia 55,45 8,06 34–70 53,14 – 57,76 Frekuensi Senam Diabetik Jumlah Presentase 1 Kali Dalam 1 Bulan 2 Kali Dalam 1 Bulan 3 Kali Dalam 1 Bulan 4 Kali Dalam 1 Bulan Jumlah 2 10 18 22 52 3,8 19,2 34,6 42,3 100
  • 5. Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 103 responden dengan frekuensi 1 kali dalam satu bulan. Responden yang memiliki resiko ulkus kaki diabetik berdasarkan nilai ABI pada kelompok responden yang tidak senam diabetik adalah 3 orang (6,1%) beresiko sedang, 34 orang (69,4%) beresiko ringan, sedangkan 12 orang (24,5%) tidak beresiko ulkus kaki diabetik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik Pada Kelompok Tidak Senam Diabetik Resiko Ulkus Kaki Diabetik Jumlah (orang) Presentase Normal Beresiko Ringan Beresiko Sedang Beresiko Berat 12 34 3 0 24,5 69,4 6,1 0 Jumlah 49 100 Sedangkan distribusi responden kelompok senam diabetik berdasarkan resiko terjadinya ulkus kaki diabetik adalah 30 orang (57,7%) tidak beresiko mengalami ulkus kaki diabetik dan 22 (47.3%) sebagaimana tertuang dalam tabel 8. Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik Pada Kelompok Senam Diabetik di Perkumpulan Diabetes Resiko Ulkus Kaki Diabetik Jumlah (orang) Presentase Normal Beresiko Ringan Beresiko Sedang Beresiko Berat 30 22 0 0 57,7 42,3 0 0 Jumlah 52 100 Uji statistik dengan menggunakan Non Parametrik Chi Square didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 9. Hasil Uji Statistik Pengaruh Senam Diabetik Dan Resiko Ulkus Kaki Diabetik Senam Diabetik Resiko Ulkus Kaki Diabetik Normal Ringan Sedang N % N % N % Tdk Senam 12 24,5 34 69,4 3 6,1 Senam 30 57,7 22 42,3 0 0 Jumlah 42 41,6 56 55,4 3 3,0 Hasil analisis hubungan antara senam diabetik dengan resiko ulkus kaki diabetik diperoleh bahwa pada responden yang tidak mengikuti senam diabetik terdapat 3 orang (6,1%) memiliki resiko ulkus diabetik sedang, 34 orang (69,4%) memiliki resiko ringan, dan 12 orang tidak beresiko. Pada kelompok responden senam diabetik, sebanyak 30 orang (57,7%) normal atau tidak beresiko ulkus kaki diebetik dan 22 orang (43,3%) memiliki resiko ringan mengalami ulkus kaki diabetik. Hasil uji statistik Pearson Chi Square diperoleh P value 0,001 berarti terdapat pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik. Selanjutnya dari hasil uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya pasien yang yang mengikuti senam diabetik memiliki peluang menurunkan resiko ulkus diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 101 orang penderita DM tipe 2 diperoleh 52 orang (51,5%) telah mengikuti senam secara rutin, dan sisanya belum mengikuti senam diabetik. Keikutsertaan dalam senam diabetik didasari oleh berbagai
  • 6. 104 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105 alasan antara lain kesadaran pasien untuk meningkatkan kesehatan dan mengontrol gula darah, mengisi kesibukan dan anjuran dokter. Hampir setengah jumlah responden belum mengikuti senam diabetik, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor pengetahuan atau persepsi terhadap penanganan dan perawatan diabetes, motivasi diri, dan informasi. Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih beranggapan bahwa penanganan diabetik hanya dengan pengobatan saja, sehingga tidak mengetahui manfaat latihan fisik dalam pencegahan komplikasi diabetik (Suryanto, Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes Mellitus, 2008). Hasil analisis statistik diperoleh P value 0,001 berarti terdapat pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik dengan nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya pasien yang yang mengikuti senam diabetik memiliki peluang menurunkan resiko ulkus diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep teori bahwa Latihan fisik seperti senam diabetik merupakan faktor dominan dalam usaha pencegahan ulkus kaki diabetik (Waspadji, dalam Sudoyo AW, dkk, 2006). Menurut Santoso, (2006) bahwa latihan jasmani dapat membantu memperbaiki profil lemak darah, menurunkan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida dan menaikkan High Density Lipoprotein (HDL) 45-46% serta memperbaiki sistem hemostatik dan tekanan darah. Kondisi tersebut dapat menghambat terjadinya arteriosklerosis dan penyakit-penyakit vaskuler yang berbahaya seperti penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer. Efek aktifitas fisik terhadap penurunan tingkat tekanan darah telah ditunjukkan secara konsisten pada pasien hiperinsulinemia (American Diabetes Association, 2004). Senam diabetik secara rutin secara significan mempengaruhi vaskulerisasi ekstremitas bawah dan mencegah Peripheral Arterial Disease serta mempertahankan nilai normal Ankle Brachial Index (Mohler ER, et.al, Impaired Exercise-Induced Blood Volume in Type 2 Diabetes With or Without Peripheral Arterial Disease Measured by Continuous-Wave Near- Infrared Spectroscopy, 2013) Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak (Misnadiarly. Permasalahan Kaki Diabetes dan Upaya Penanggulangannya. 2005. http://horison_kaki diabetik.htm. Diakses tanggal 27 Juli 20013)
  • 7. Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 105 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar responden pada kelompok tidak senam memiliki tingkat resiko ulkus kaki deabetik pada tingkat sedang sebesar 34 responden (69,4%) dan tidak beresiko ulkus kaki diabetik 12 responden (24,5%). Sedangkan pada kelompok tidak senam sebanyak 30 responden (57,7%) adalah tidak beresiko ulkus kaki diabetik dan 22 responden (42,3%) memliki resiko ringan ulkus kaki diabetik. Hasil analisis didapatkan p value 000,1 berarti terdapat pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik, dengan odds rasio 1,283 sehingga penyandang diabetes melitus yang mengikuti senam diabetik berpeluang menurunkan resiko ulkus kaki diabetik sebesar 1 (satu) kali dibandingkan penyandang diabetes yang tidak mengikuti senam diabetik. Saran untuk hasil penelitian ini adalah Manager keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan dapat memprogramkan senam diabetes minimal 3 kali perminggu atau diprogramkan tiap hari sehingga pasien mempunyai alternatif pilihan waktu sesuai kemampuan dan kondisinya. Program dievaluasi dengan pemantauan Angkle Brakhial Index (ABI) pada pasien secara berkala minimal 1 (satu) kali setiap sebulan. Senam diabetes dimasukkan sebagai terapi komplementer di rumah sakit untuk pencegahan ulkus kaki diabetik dengan dibentuk sistem rujukan yang terstuktur dari poliklinik diabetes ke koordinator program senam diabetes. Penelitian ini dijadikan landasan aplikasi praktik promosi kesehatan pada pendidikan profesi keperawatan dengan dibentuk sarana latihan jasmani. Sarana latihan dipersiapkan untuk meningkatkan motivasi pasien dalam mencapai tingkat imtensitas latihan yang optimal. DAFTAR RUJUKAN American Council on Exercise, (2001), Exercise & type 2 diabetes, http://www.acefitness.org/fitfacts /pdfs/fitfacts/itemid_29.pdf. American Diabetes Association, (2004), Physical activity/ exercise and diabetes. http://www.uhs.wisc.edu. Diperoleh 4 Juli 2013. Ilyas, E.I,. (2007)., Olahraga bagi diabetesi, dalam S. Soegondo., P. Soewondo., & I. Subekti. (Eds), Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu (hlm 67-83). Jakarta: FKUI Misnadiarly, Diabetes Mellitus, (2006), Ulcer, Infeksi, Ganggren. Penerbit Populer Obor, Jakarta, Santoso, M., (2006), Senam diabetes seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia Smeltzer, S.C. & Bare, B.G, (2008), Brunner & Suddarth’s: Texbook of medical surgical nursing. Philadelphia: Lippincott. Soegondo, S., (2006), Farmakologi pada pengendalian glikemia diabetes mellitus tipe 2, dalam Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (3rd Ed.). Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI Sudoyo A.W., Setyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S., (2006). Ilmu penyakit dalam, 3, Jakarta, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.