Model pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model learning cycle terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP 212 Merangin tahun pelajaran 2013/2014.
2. Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani: hypothesis, hypo =
sementara dan thesis = pernyataan/ statement/ dugaan.
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai
sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu,
yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya, (Sudjana, 2005 : 219)
Setyosari (2012:108) menyatakan hipotesis adalah
keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan menyangkut
hubungan variabel-variabel penelitian.
Secara ringkas, hipotesis merupakan dugaan/ pernyataan
sementara yang perlu dibuktikan kebenaranya.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
2
3. Jenis Hipotesis
3
Berdasarkan asal-usulnya (Tuckman, 1988):
Hipotesis induktif
Suatu hubungan ditentukan di antara variabel-
variabel tertentu, kemudian diberikan penjelasan
sementara (tentatif).
Hipotesis memiliki keterbatasan ilmiah karena
hasil penelitian yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasikan.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
4. Jenis Hipotesis
4
Berdasarkan asal-usulnya (Tuckman, 1988):
Hipotesis deduktif
Hipotesis yang disusun berdasarkan fakta tertentu,
kemudian dilakukan pengujian validitasnya.
Hipotesis memberikan bukti-bukti untuk dapat
diterima atau ditolak, atau bahkan memodifikasi
teori yang dijadikan pijakan.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
5. Jenis Hipotesis
5
Berdasarkan posisi hipotesis di tempatkan
(Sukardi, 2011:42):
Hipotesis penelitian (research hypotesis)
Hipotesis penelitian sifatnya proposisional
(verbal), karena itu tidak dapat diuji secara
empirikal. Merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah/ research question :
kalimat deklaratif
isi : interaksi (korelasi/ komparasi) antar
variabel
diuji dengan data empiris
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
6. Jenis Hipotesis
6
Agar hipotesis penelitian bisa
diuji maka harus diterjemahkan
ke dalam hipotesis statistik dan
selanjutnya bisa diuji secara
operasional.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
7. Jenis Hipotesis
7
Berdasarkan posisi hipotesis di tempatkan (Sukardi,
2011:42):
Hipotesis statistik (statistical hypothesis)
Diturunkan dari hipotesis penelitian, statement-nya
lebih singkat. Supaya dapat diuji, caranya :
ubah/ nyatakan dalam simbol parameter populasi,
misal: ρ, µ, σ, dsb.
Gunakan simbol matematika :
= : tidak ada hubungan/ perbedaan
≠
>
<
ρ = 0 : tidak ada hubungan
Ada perbedaan
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
8. Lanjutan.....
8
Diterjemahkan dalam bentuk:
H0 = hipotesis nol
H1/Ha = hipotesis tandingan/ alternatif
Hipotesis yang diuji adalah sesuai
hipotesis yang diarahkan kajian teori,
bisa hipotesis nol (H0 ) atau hipotesis
alternatif (Ha)
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
9. Lanjutan.....
9
Pengujian hipotesis hanya memberikan dua
kemungkinan keputusan, menolak atau
menerima hipotesis nol (H0).
Kesalahan tipe I (α): menolak hipotesis
yang seharusnya diterima.
Kesalahan tipe II (β): menerima hipotesis
yang seharusnya ditolak.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
10. Kesimpulan
Keadaan Sebenarnya
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Hipotesis BENAR (1 - α )
SALAH
( Kesalahan Tipe II / β
)
Tolak Hipotesis
SALAH
(Kesalahan Tipe I / α )
BENAR ( 1- β )
Tipe Kesalahan Ketika Membuat Kesimpulan
Tentang Hipotesis
10
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
11. Lanjutan .....
11
Dalam pengujian hipotesis, para ahli statistika
menunjuk α dan bukan β sebagai kriteria
dalam pengambilan keputusan pengujian
hipotesis.
α sebagai tingkat signifikansi (level of
significance) dan ( 1- α ) sebagai tingkat
kepercayaan atau tingkat keyakinan (level of
confidence) terhadap kebenaran yang diambil.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
12. Lanjutan .....
12
Jadi, ketika seorang peneliti mengambil
keputusan, “pada tingkat singnifikansi
sebesar 0,01 H0 ditolak” berarti “peneliti
berani mengambil keputusan menolak
H0 dengan tingkat keyakinan 99%
benar, dan jika salah maka peluang
membuat kesalahan (yaitu kesalahan
tipe I) hanya sebesar 1%”.
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
13. Lanjutan .....
13
Jika (1 - α) disebut tingkat keyakinan /
kepercayaan, maka (1 - β) disebut
sebagai kuasa uji (power of test) yang
menunjukkan peluang menolak
hipotesis nol seharusnya ditolak,
karena memang dalam keadaan
sebenarnya hipotesis nol itu salah
(Hair, Anderson, Tathan & Black : 1998)
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
14. BAGAN HYPOTHESIS TESTING
(PENGUJIAN HIPOTESIS)
14
Pendapat
kebenarannya
bersifat
sementara
(tentative)
Diuji kebenarannya
Uji hipotesis
Diterima Ditolak
Tesis/statement
Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
15. Hasil Pengujian Hipotesis
15
HO & H1 harus mutually exclusive and exhaustive:
artinya, keduanya (HO & H1 )tidak boleh
terjadi/ muncul bersamaan salah 1 harus
terjadi.
Kriteria keputusan pengujian :
Ho diterima karena dianggap benar
atau
Ho ditolak karena dianggap salah
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
16. 16
Jadi kalau:
Ho diterima maka H1 ditolak
sebaliknya
Ho ditolak maka H1 diterima
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
17. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
17
Menurut Harun Al Rasyid (2004: 4) langkah-
langkah pengujian hipotesis secara umum
adalah :
1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1/Ha)
yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang
diajukan.
2. Menentukan taraf nyata/keberartian α (level
of significance α)
3. Kumpulkan data melalui sampel peluang
(probability sample/random sample)
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
18. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
18
4. Gunakan uji statistik yang tepat.
5. Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah
penolakan) H0 .
6. Hitung nilai uji statistik berdasarkan data yang
dikumpulkan. Perhatikan apakah nilai hitung uji
statistik jatuh di daerah penerimaan atau daerah
penolakan.
7. Membandingkan hasil perhitungan penelitian
dengan tabel statistik
8. Berikan kesimpulan statistik (statistic conclusion).
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
19. Judul :
Pengaruh Sikap dan Tingkat Intelegensi
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
X SMA Abu-Abu Tahun 2014.
Variabel :
Pada judul tersebut variabelnya adalah :
X1 = Sikap
X2 = Tingkat Intelegensi
Y = Hasil Belajar
19
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
21. Rumusan masalah :
Karena merupakan penelitian korelasional maka
penelitian difokuskan pada :
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara
sikap dengan hasil belajar siswa kelas X
SMA Abu-Abu tahun 2014 ?
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara
tingkat intelegensi dengan hasil belajar siswa
kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014 ?
21
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
22. Rumusan masalah :
3. Adakah pengaruh yang signifikan antara
sikap belajar dengan tingkat intelegensi
siswa kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014 ?
4. Adakah pengaruh yang signifikan antara
sikap belajar dan tingkat intelegensi siswa
terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014 ?
22
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
23. Tujuan Penelitian :
1. Mendeskripsikan pengaruh yang
signifikan antara sikap dengan hasil
belajar siswa kelas X SMA Abu-Abu
tahun 2014.
2. Mendeskripsikan pengaruh yang
signifikan antara tingkat intelegensi
dengan hasil belajar siswa kelas X
SMA Abu-Abu tahun 2014.
23
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
24. Tujuan Penelitian :
3. Mendeskripsikan pengaruh yang signifikan
antara sikap belajar dengan tingkat
intelegensi siswa kelas X SMA Abu-Abu
tahun 2014.
4. Mendeskripsikan pengaruh yang signifikan
antara sikap belajar dan tingkat intelegensi
siswa terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014.
24
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
25. Hipotesis Penelitian :
(1)
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
sikap dengan hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap
dengan hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Abu-Abu tahun 2014.
25
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
26. Hipotesis Penelitian :
(2)
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
tingkat intelegensi dengan hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Abu-Abu tahun
2014.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat
intelegensi dengan hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014.
26
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
27. Hipotesis Penelitian :
(3)
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
sikap dengan tingkat intelegensi siswa kelas X
SMA Abu-Abu tahun 2014.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap
dengan tingkat intelegensi siswa kelas X SMA
Abu-Abu tahun 2014.
27
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
28. Hipotesis Penelitian :
(4)
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara sikap dan tingkat intelegensi terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Abu-Abu tahun 2014.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara
sikap dan tingkat intelegensi terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Abu-
Abu tahun 2014.
28
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
29. Populasi dan Sampel :
Populasi pada penelitian ini adalah siswa
kelas X SMA Abu-Abu tahun 2014.
Misalkan terdiri dari 4 kelas dan jumlah
seluruh siswa 102 orang.
Size sampel ditentukan dengan rumus
Isaac Michel/ Taro Yamane dengan presisi
10 %, dari populasi yaitu sebanyak 51
orang
29
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
30. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data:
1. Angket atau kuesioner, yaitu untuk memperoleh
data mengenai sikap belajar. Instrumen pernyataan /
pertanyaan angket/kuesioner.
2. Tes, yaitu digunakan untuk memperoleh data
tentang tingkat intelegensi. Instrumen soal-soal tes.
3. Tes/dokumentasi, digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar matematika. Instrumen :
dokumen ulangan harian/ujian semester/nilai rapor
dll.
30
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
31. Uji Persyaran Analisis Data:
1. Transformasi data variabel sikap
2. Uji normalitas untuk variabel sikap,
intelegensi dan hasil belajar, misalnya
menggunakan rumus Kolmogorv-
Smirnov.
3. Uji linearitas menggunakan uji – F
/ringkasan tabel anova.
31
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
32. Teknik Analisis Data:
1. Korelasi Product-Moment (alternatif: Rho)
2. Uji-t untuk signifikansi
3. Kofisien Determinasi /Penentu (KP)
4. Korelasi ganda
5. Uji-F untuk signifikansi korelasi ganda
6. Regresi linear sederhana
7. Regresi linear ganda
8. Uji signifikanis regresi
32
Contoh Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
34. Judul penelitian:
Pengaruh Model Learning Cycle terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran
2013/2014.
Variabel:
Independent : model learning cycle
: Pembelajaran konvensional
Dependent : kemampuan pemecahan masalah
matematis
Judul penelitian:
Pengaruh Model Learning Cycle terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran
2013/2014.
Variabel:
Independent : model learning cycle
: Pembelajaran konvensional
Dependent : kemampuan pemecahan masalah
matematis
34
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
35. Rumusan masalah :
Rumusan masalah penelitian adalah: apakah
kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan pembelajaran model learning cycle
lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa
kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran
2013/2014?
Note:
Pengaruh yang dimaksud adalah efek faktor yang
diterapkan/ perlakuan/ treatment didasarkan
atas model yang diteliti/ diterapkan.
Rumusan masalah :
Rumusan masalah penelitian adalah: apakah
kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan pembelajaran model learning cycle
lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa
kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran
2013/2014?
Note:
Pengaruh yang dimaksud adalah efek faktor yang
diterapkan/ perlakuan/ treatment didasarkan
atas model yang diteliti/ diterapkan.
35
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
36. Tujuan Penelitian:
Untuk mendeskripsikan: kemampuan pemecahan
masalah matematis menggunakan pembelajaran
model learning cycle lebih baik daripada
pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP 212
Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014.
Hipotesis:
Kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan pembelajaran model learning cycle
lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa
kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tujuan Penelitian:
Untuk mendeskripsikan: kemampuan pemecahan
masalah matematis menggunakan pembelajaran
model learning cycle lebih baik daripada
pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP 212
Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014.
Hipotesis:
Kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan pembelajaran model learning cycle
lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa
kelas VIII SMP 212 Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014.
36
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
37. 1. Uji persyaratan analisis:
Normalitas : Kolmogorov-Smirnov
Homogenitas : Levene Test
2. Uji hipotesis menggunakan uji – t (jika
memenuhi syarat, jika tidak memakai
uji – U).
Analisis dibantu software IBM SPSS 22
For Windows
1. Uji persyaratan analisis:
Normalitas : Kolmogorov-Smirnov
Homogenitas : Levene Test
2. Uji hipotesis menggunakan uji – t (jika
memenuhi syarat, jika tidak memakai
uji – U).
Analisis dibantu software IBM SPSS 22
For Windows 37
Teknik Analisis Data
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
38. Uji normalitas data kemampuan pemecahan
masalah matematis:
Uji normalitas data kemampuan pemecahan
masalah matematis:
38
Pengujian Persyaratan Analisis
Kelas Sig Keterangan
Eksperimen 0,119 0,05 Normal
Kontrol 0,063 0,05 Normal
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
39. Uji homogenitas variansi kemampuan
pemecahan masalah matematis:
Uji homogenitas variansi kemampuan
pemecahan masalah matematis:
39
Pengujian Persyaratan Analisis
No. Kelas Sig α Kriteria
1 Eksperimen
0,854 0,05 Homogen
2 Kontrol
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
40. Hipotesis
Berdasarkan perhitungan dengan uji – t diperoleh thitung = 2,716
untuk α = 0,05 dan dk = 67 diperoleh ttabel = 1,668. Karena thitung
> ttabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima,
dapat disimpulkankan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis menggunakan pembelajaran Learning Cycle lebih baik
daripada pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP 212
Merangin TA. 2013/2014.
Hipotesis
Berdasarkan perhitungan dengan uji – t diperoleh thitung = 2,716
untuk α = 0,05 dan dk = 67 diperoleh ttabel = 1,668. Karena thitung
> ttabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima,
dapat disimpulkankan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis menggunakan pembelajaran Learning Cycle lebih baik
daripada pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP 212
Merangin TA. 2013/2014.
40
Pengujian Hipotesis
Kelas N Mean thitung ttabel
Eksperimen 34 70,29
2,716 1,668
Kontrol 35 61,89
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd
41. Uji Hipotesis Satu Pihak (kanan)Uji Hipotesis Satu Pihak (kanan)
Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd 41
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah
Penolakan Ho
1,668 2,716
Titik Kritis (ttabel)
α (0,05)
Wilayah Kritis