Inferensi statistik adalah proses membuat kesimpulan umum tentang populasi berdasarkan sampel. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan interval kepercayaan atau menguji hipotesis nihil untuk menolak atau menerima klaim tentang populasi. Peneliti harus mempertimbangkan resiko kesalahan dalam analisis.
1. INFERENSI STATISTIK
Inferensi adalah (studi tentang metode dan prosedur) membuat generalisasi dari statistik
sampel (ke arah parameter populasi). Inferensi dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Menentukan interval kepercayaan (confidence interval)
2. Menguji hipotesis nihil (null hypothesis).
Jika menggunakan interval kepercayaan maka peneliti menetapkan rentangan nilai yang
diperhitungkan dari sampel—dengan rumus tertentu—sehingga parameter populasi
tercakup di dalamnya. Rentangan kepercayaan ini dibatasi oleh batas-batas rentangan
kepercayaan (confidence limits). Untuk menghitung interval kepercayaan dan batas-batas
kepercayaan—misalnya dalam memperkirakan rerata populasi (µ) digunakan rumus
berikut:
µ = X +/- z. SE di mana SE = SD/√n
z dipilih sedemikian rupa yang mencerminkan resiko kesalahan yang diambil peneliti.
Makin besar nilai z makin kecil kemungkinan peneliti membuat kesalahan, tetapi kualitas
inferensi (estimasi) menjadi rendah.
Dalam pengujian hipotesis, hipotesis alternatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan peneliti,
dirubah lebih dulu menjadi hipotesis nihil (null hypothesis), H0, yaitu hipotesis yang
menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara kelompok-kelopok sampel.
Misalnya:
H1: Hasil belajar berhubungan dengan motivasi yang dimiliki siswa pada saat mereka belajar.
diubah terlebih dahulu menjadi.
H0: Hasil belajar tidak berhubungan dengan motivasi siswa ketika mereka belajar.
Setelah dikaitkan dengan hasil analisis data yang terkait peneliti mungkin akan menolak
atau menerima hipotesis nihil.
Di dalam menolak atau menerima hipotesis nihil ini peneliti mungkina akan berbuat salah
satu kesalahan (error) seperti di bawah ini.
Kesalahan tipe I: Peneliti menolak H0 yang seharusnya diterima.
Kesalahan tipe II: Peneliti menerima H0 yang seharusnya ditolak.
Kesalahan tipe III: Peneliti menolak H0 yang seharusnya ditolak, tetapi ‘pilihan arah
hipotesis’ salah.
2. Besarnya resiko kesalahan yang berani diambil oleh peneliti ditentukan oleh Level of
Significance yang ditetapkan peneliti. Biasanya peneliti menentukan level of significance (p)
sebesar 5 %. Ini bermakna bahwa peneliti akan menolak bukti hubungan atau perbedaan
yang ditunjukkan oleh sampel jika probabilitasnya untuk membuat kesalahan—karena
menolak atau menerima Ho tersebut—tidak lebih dari 5% (lima kali dalam 100 x
pengambilan sampel).